Minggu, 30 Mei 2010

[daarut-tauhiid] Resep Berani Menghadapi Mati

 

Resep Berani Menghadapi Mati
Oleh Dr H Mujar Ibnu Syarif MAg

Inna lillahi wa inna ilaihi raji`un. Indonesia kembali berduka. Dalam
satu minggu terakhir ini bangsa dan negara Indonesia kehilangan dua
orang putra dan putri terbaiknya. Pertama, Gesang Martohartono, sang
maestro atau komponis kawakan Indonesia pada Kamis (20/5).

Kedua, mantan ibu negara, Ny Hasri Ainun Habibie, almarhumah istri
tercinta mantan presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie, yang
wafat pada Sabtu (23/5). Kematian merupakan suatu keniscayaan, yang
pasti akan datang menjemput setiap makhluk yang bernyawa. Dan ketika
jadwal kematian telah tiba, tidak ada seorang pun yang dapat
menundanya.

"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian." (QS Ali Imran [3]: 183).
"Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan),
tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula
mereka dapat mendahulukannya." (QS An-Nahl [16]: 61).

Kematian bukanlah cara Allah SWT untuk menimpakan sesesuatu yang
menyakitkan kepada umat manusia. Tetapi, kematian adalah undangan
Allah, agar hamba-hamba-Nya yang beriman untuk segera datang
menjumpai-Nya.

Imam al-Ghazali menuturkan, ketika Malaikat Izrail datang hendak
mencabut nyawanya, Nabi Musa AS, berkata, "Bagaimana mungkin Sang
Kekasih akan tega menyakiti kekasih yang dicintai dan disayangi-Nya?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Malaikat Izrail segera menghadap Allah
guna memohon petunjuk-Nya untuk menjawab pertanyaan kritis Nabi Musa
itu. Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail untuk kembali lagi
menemui Nabi Musa. Ketika Nabi Musa mengajukan pertanyaan yang sama,
malaikat Izrail menjawab, "Kekasih mana yang tidak sudi bertemu
Kekasihnya, ketika Kekasihnya itu memintanya untuk segera menemuinya?"
Mendengar jawaban itu, dengan penuh keceriaan, Nabi Musa mengikhlaskan
nyawanya kembali ke hadirat-Nya.

Dari narasi tersebut jelas tergambar bahwa pada hakikatnya kematian
merupakan undangan Allah, supaya orang-orang beriman yang
dikasihi-Nya, segera datang menjumpai-Nya. Karena itu, pada suatu
pagi, ketika dikunjungi Malaikat Izrail di saat sakit, Nabi Muhammad
SAW dengan bertanya kepada Malaikat Izrail, "Maksud kedatanganmu ke
rumahku pagi ini, hanya untuk berziarah ataukah untuk mencabut
nyawaku?"

"Aku datang untuk berziarah sekaligus juga untuk menjemputmu, bila
engkau mengizinkannya. Tapi aku akan segera kembali, bila engkau
keberatan kujemput hari ini. Ya, Rasul Allah, sampaikanlah kepadaku,
apa yang kau ingin kulakukan untukmu hari ini," pinta Malaikat Izrail.
"Pertemukanlah aku dengan Tuhanku sekarang juga!" jawab Nabi SAW tanpa
ragu.

Orang yang bertakwa kepada Allah, tak perlu merasa takut dengan
kematian. Sebab, saat itu pasti akan tiba. Dan saat kematian datang,
maka mereka akan tersenyum bahagia, kendati ia akan dilepas dengan
derai air mata oleh orang-orang yang menyayanginya.

Bagi orang yang bertakwa, kematian merupakan kesempatan terbaik untuk
bertemu dengan Allah. Karena, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.
"Sesungguhnya akhirat itu lebih baik untukmu daripada dunia" (QS
Al-Dhuha ;93]: 4).
Red: irf

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/05/29/117607-resep-berani-menghadapi-mati

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: