Kamis, 27 Mei 2010

[daarut-tauhiid] Rebab dan Cinta

 


Rebab Dan Cinta
Penulis  :andre wongso
==========

Alkisah, sayup-sayup terdengar suara merdu musik gesek di tengah
keramaian jalan di sebuah kota. Orang-orang terhanyut mendengar alunan
musik yang terasa menyedihkan di telinga. Selesai memainkan musiknya,
terdengar tepuk tangan orang-orang di situ. Pemuda itu pun berdiri dan
membungkukkan badannya, mengucap terima kasih atas penghargaan yang
diberikan.

Salah seorang penonton setengah baya, yang telah beberapa saat mengamati
si pemuda bermain musik, bertanya kepadanya, "Anak muda, engkau
tampaknya bukan penduduk sini. Permainan musikmu bagus sekali! Apa yang
hendak kamu sampaikan lewat lagu sedih yang kamu mainkan tadi?"

"Saya memang bukan penduduk sini Tuanku, saya dari desa sebelah yang
sedang tertimpa musibah."

"Kamu ingin uang receh sebagai gantinya?"

"Tidak Tuanku, tidak. Saya tidak menjual musik demi uang recehan..."

"Lalu untuk apa kamu bermain musik di tengah keramaian ini?" lanjutnya
bertanya.

"Sebenarnya, saya bermaksud ingin menjual alat musik ini. Saya sengaja
bermain musik agar calon pembeli bisa mendengarkan merdunya alat musik
kesayangan saya ini," jawab si pemuda seraya mengangsurkan alat musiknya
kepada tuan penanya.

Sambil menerima dan meneliti alat musik tersebut, sang tuan kembali
berkata, "Bila alat musik ini kesayanganmu, kenapa engkau rela untuk
menjualnya?"

"Tolong saya Tuan, istri saya sedang menunggu kelahiran anak kami.
Walaupun alat musik ini adalah harta terakhir yang sangat saya sayangi,
tetapi saya tahu, saya pasti lebih mencintai istri dan anak saya. Demi
sebuah kehidupan baru, rasanya layaklah pengorbanan ini," jawabnya
dengan mata berkaca-kaca.

Setelah menimbang beberapa saat, sang tuan merogoh kantong bajunya dan
mengeluarkan kepingan emas. "Terimalah uang ini untuk membantu kelahiran
anakmu!"

Segera diterimanya uang itu, dan si pemuda berseru gembira: "Terima
kasih banyak Tuan!
Sebagai hadiah, saya berjanji akan mengajar memainkan
alat musik ini kepada Tuan."

Dengan tangan yang lain, alat musik dikembalikan kepada si pemusik.

Si pemuda kebingungan bertanya, "Apa yang salah, Tuan? Anda tadi sudah
mendengar suaranya yang merdu kan?"

"Hahaha, saya sengaja membayarmu untuk menyimpan alat musik ini. Karena
alat ini tempatnya adalah di tanganmu. Saya yakin, tak seorang pun
mengenal dan bisa memainkannya sebagus dirimu. Kerelaan menyerahkan
hartamu yang paling berharga, demi cinta yang kau berikan adalah layak
untuk upah yang saya berikan kepada kamu."

Si pemuda terbata-bata bertanya, "Tuan, bagaimana saya membalas kebaikan
ini?"

"Anak muda, berikan cinta kepada anakmu dan limpahkan kasih sayang
kepada istrimu, dengan begitu kamu telah melunasi kebaikanku," ucap tuan
penolong sambil beranjak pergi meninggalkan si pemuda yang masih
terkesima.

Pembaca yang Luar Biasa,

Mauberkorban bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Lebih
lebih, mengorbankan apa yang paling kita senangi. Bisa memberi, apalagi
memberi tanpa mengharapkan balasan, ini juga sikap luhur yang tidak
mudah untuk dilakukan. Kita memerlukan latihan dan membiasakan diri
dalam kesempatan yang ada.

Saya jadi ingat kata-kata mutiara dalam bahasa Inggris: We make a
living by what we get but, we make a life by what we give. Kita
menjalanikehidupan
dengan apa yang kita
dapatkan, tetapi kita membuat
hidup dari apa yang kita berikan.

Mari kita tumbuh kembangkan sikap luhur ini dalam praktik di kehidupan
kita.

Saya yakin dan percaya, (dari) apa yang kita beri, pasti ada kelimpahan
yang akan kita dapatkan.

Salam sukses luar biasa!!

==============sumber:cyberMQ.motivasi.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: