Kamis, 27 Mei 2010

[daarut-tauhiid] Jalan Menuju Khusnul Khatimah

Jalan Menuju Khusnul Khatimah

Oleh Emmy Hamidiyah, Sekretaris Umum Baznas

Dalam keseharian, kita kerap jumpai nilai-nilai kepedulian jauh
membumi di kalangan masyarakat biasa. Bahkan, dari mereka banyak yang
secara ekonomi kurang mampu. Tapi lihatlah cara hidupnya, saling
berbagi satu dengan lainnya. Dua liter beras, kadang dibagi dengan
tetangganya. Bahkan, ada yang diam-diam menunaikan zakat dan sedekah
ke sebuah lembaga tanpa mau disebut namanya.

Pada suatu kesempatan, saya bertanya pada orang-orang itu. Apa sebab
nuraninya begitu hidup. Mereka mengatakan, kami tahu rasanya lapar,
kerasnya bertahan hidup, dan lemahnya jadi orang tidak berdaya. Maka,
saat ada kelebihan, tak mungkin kami tega melihat mereka merasakan apa
yang juga kami rasakan.

Tapi, Allah SWT telah menghitung dengan adil. Mereka yang mengiklaskan
miliknya untuk berbagi dan sedekah, tak akan mengurangi harta
miliknya. Orang-orang yang beruntung itu, tampak hidupnya berkah dan
selalu cukup. Dalam sejarah Islam, kita kenal Fatimah Az-Zahra RA yang
ikhlas bersedekah seuntai kalung warisan. Kalung itu ia sedekahkan
kepada musafir yang tiga hari tidak makan karena kehabisan bekal.
Kalung itu, kemudian dijual si musafir kepada Abdurrahman bin Auf ra.

Setelah cukup bekal, musafir melanjutkan perjalannya lagi. Tapi,
setelah mengetahui keikhlasan Fatimah dalam bersedekah, Abdurrahman
segera menghadiahkan kalung tadi kepada Nabi SAW, ayahanda Fatimah,
sebagai pemilik awalnya. Pada kenyataannya, setelah melewati tiga
orang kalung itu kembali ke Fatimah kembali.

Semua itu karena keikhlasan Fatimah menyedekahkan kalungnya. Ia
memetik amalan sedekah secara tunai. Allah menjanjikan jalan yang
mudah bagi orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan mendapat
balasan berlipat ganda.

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." [Al Baqarah 261]

Bahkan di antara rahasia dan keutamaan orang yang rajin bersedekah,
yaitu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis: "Orang yang pemurah
itu dekat dari Allah, dekat dari manusia, dekat dari surga dan jauh
dari neraka. Adapun orang yang kikir, maka jauh dari Allah, jauh dari
manusia, jauh dari surga dan dekat kepada neraka (siksaan Allah). "
(HR Tirmidzi dan Baihaqi) "Sesungguhnya shadaqah itu dapat memadamkan
murka Allah dan dapat menolak cara mati yang buruk." (H.R. Tirmidzi,
lbnu Hibban, lbnu 'Adi, dan Baihaqi). Semua kita, tentu berdoa mati
dalam keadaan husnul khotimah bukan? Sedekah bisa menjadi jalannya.

Red: irf

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/05/10/115022-jalan-menuju-khusnul-khatimah


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: