Messages In This Digest (9 Messages)
- 1a.
- Re: [Catcil] Setelah Menikah ... From: hadian.kasep
- 2.
- E-Magazine #2 The Hermes - Hermes For soccer From: galuh pramono
- 3.
- Anagram: Cerdas Bermain Kata-Kata From: Bang Aswi
- 4a.
- Re: Artikel: Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya? From: asep nugraha
- 5a.
- (Resensi) Resensi Novel Bunian Karya Sutan Malaka From: ad_athif
- 6.
- Artikel: Hari Ketika Setiap Jiwa Dibangkitkan Kembali From: Dadang Kadarusman
- 7a.
- Re: coming soon : PARTISI HATI From: ihwan xerografer
- 8.
- Gema suara anak negeri di HARI KEBANGKITAN NASIONAL (200510) From: Tata Sutabri
- 9a.
- Re: [Need info] Penerbit From: Yons
Messages
- 1a.
-
Re: [Catcil] Setelah Menikah ...
Posted by: "hadian.kasep" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Wed May 19, 2010 7:34 pm (PDT)
Wah... dalem banget ya?
Saya selalu teringat dengan pesan salah seorang sahabat saya pada saat menjelang pernikahan saya. Intinya seperti ini: "Akhi, pernikahan itu bukan untuk mencari persamaan perasaan kita dengan istri, tapi bagaimana kita bisa memahami perbedaan yang ada."
Satu kalimat yang sederhana sekali tampaknya, namun sungguh butuh energi besar untuk menjalankannya. Ya, memang diusia pernikahan saya yang masih baru (baru menginjak 6 tahun hehehe) lika-liku perjalanan akan selalu ada.
Bahkan ada satu nasihat seorang ustadz (saya tidak akan menyebutkan namanya adalah Ust. Jalaluddin Asy-Syatibi) yang sudah cukup dekat dengan saya dan istri, pada saat awal pernikahan (memang kami merencanakan di pekan pertama pasca akad nikah -istilahnya honey moon- diisi dengan mendatangi para ustadz/ah untuk mendapatkan nasihat). Nasihatnya seperti ini: "Akh Hadian, kita sebagai seorang suami dan ke depannya antum sebagai ayah benar-benar dituntut untuk dapat membimbing istri dan anak-anak. bahkan ketika istri dan anak-anak antum melakukan kesalahan maka antum pun turut bertanggungjawab atas kesalahannya itu".
Nasihat ini selalu hadir di saat saya sedang sensi dengan prilaku istri atau anak-anak. Ya begitulah manusia, kadang selalu berharap orang lain mengikuti kehendak kita.
So... nikmati saja yang ada dan jalankan sesuai dengan yang telah digariskanNya.
Semangat ya sin... ini bukan akhir dari tujuan, melainkan awal dari babak baru kehidupan Sinta dan Yayan.
- 2.
-
E-Magazine #2 The Hermes - Hermes For soccer
Posted by: "galuh pramono" galoeh11_arch@yahoo.com galoeh11_arch
Wed May 19, 2010 10:10 pm (PDT)
Hai semua!
The Hermes -Komunitas penulis baru aja launching emagazine kedua kami.. yang bertitelHERMES FOR SOCCER.
Dapetin cerita-cerita pendek seru yang berkisah seputaran sepakbola, dapetin juga bonus lagu mp3 ost Satu-Kosong by Blue Summer.
Caranya gampang tinggal klik link berikut ini>> Hermes For Soccer
Feel free to download jangan lupa testimonialnya ya...
Follow us on twitter : @TheHermes
Blog: http://hermesian.wordpress. com
Best Regards
Galuh Parantri
vidatra 2000
- 3.
-
Anagram: Cerdas Bermain Kata-Kata
Posted by: "Bang Aswi" bangaswi@yahoo.com bangaswi
Wed May 19, 2010 10:10 pm (PDT)
Pada
satu malam, saya kedatangan tamu istimewa dari Jakarta. Salah satunya
adalah Mbak Magda yang sedang mengadakan penelitian tentang kebiasaan
menulis di kalangan FLP, dan saya adalah salah satu dari 30 orang yang
dipilihnya. Penelitian ini berhubungan dengan tesisnya di UI. Tak lupa,
ia pun mengajak putra bungsunya (Iqbal) dan seorang psikiater dari UI.
Setelah berakrab ria, saya pun diwajibkan mengisi beberapa kuesioner
yang luar biasa melelahkan pikiran. Salah satu dari kuesioner itu
adalah menuliskan sebuah kata yang diawali oleh dua huruf.
Kedengarannya mudah, tapi di sinilah tantangan yang sebenarnya.
Dua huruf itu tidak boleh merupakan suku kata yang berdiri sendiri,
tetapi bagian dari suku kata yang lebih dari dua huruf. Jika misalnya
dua huruf itu adalah K dan A, maka kata yang dipilih tidak boleh KAMAR,
KADAL, atau KARUNG (kata KAMAR terdiri dari suku kata KA dan MAR). Kata
yang dipilih sebaiknya adalah seperti KAMBING, KARNO, atau KANCIL (kata
KAMBING terdiri dari suku kata KAM dan BING). Semudah itu? Tidak juga.
Setelah itu, saya pun harus memilih kata selain nama orang, nama merek,
atau nama hewan. Wih! Dalam waktu tiga menit, saya pun berpikir keras
untuk mendapatkan kata-kata seperti KAKTUS, KALDU, KAMPER, KARTU,
KARDUS, KASTI, dan lain-lain.
Alhamdulillah, saya pun tidak kesulitan
karena hal ini telah menjadi kebutuhan saya sehari-hari, yaitu bermain
dengan kata. Otomatis, kata yang dipilih adalah harus terdiri dari tiga
huruf yang lazim dipakai. Berdasarkan urutan abjad, saya pun
menggunakan KAK, KAL, KAM, KAN, dan seterusnya. Bagi seorang penulis,
bermain dengan kata-kata adalah syarat yang harus dikuasai. Penguasaan
kata-kata akan terlihat jika seorang penulis memang telah menulis
setiap hari. Sama halnya dengan bersepeda atau berenang yang dilakukan setiap hari, tentu pelakunya akan semakin ahli.
Tentang permainan kata-kata ini, saya pun jadi teringat dengan anagram dan scrabble. Anagram
adalah permainan kata-kata dengan cara mengatur hurufnya sedemikian
rupa dengan jumlah yang sama sehingga didapatkan kata-kata lain yang
berbeda arti. Contohnya adalah KAPAL, LAPAK, PALAK, dan KALAP. Seorang
ahli anagram biasa disebut anagrammatist. Jenis permainan kata lainnya adalah scrabble
yang melibatkan 2-4 orang pemain di atas sebuah papan bujur sangkar
yang berisi 225 kotak. Masing-masing pemain secara bergiliran
meletakkan huruf-huruf yang dipunyai ke kotak-kotak tersebut secara
mendatar atau menurun agar terbentuk kata-kata umum yang disepakati.
Menurut sejarahnya, anagram dikenal sejak zaman Nabi Musa karena
adanya istilah "Themuru" yang digunakan untuk mencari arti yang
tersembunyi dari beberapa nama. Akan tetapi, anagram yang paling
terkenal adalah istilah yang diperkenalkan oleh Pilates (dalam bahasa
Latin), yaitu "Quid est veritas?" dan jawabannya adalah "Est vir qui
adest". Terjemahan bebasnya adalah apa (sebenarnya) kebenaran itu?
(Kebenaran) adalah seseorang yang (saat ini) berada di sini.
Sebagai seorang "sufi", rasanya tak pantas kalau saya tidak
menyebutkan beberapa film yang menggunakan anagram sebagai daya
tariknya. Ya, saya adalah seorang sufi alias suka film ^_^. Ada tiga
film yang akan saya ceritakan; dua film sangat terkenal sedangkan yang
satu lagi termasuk film baru dengan tokoh utama seorang aktor terkenal.
Ketiga film itu adalah "Da Vinci Code" yang merupakan adaptasi dari
novel Dan Brown, "Harry Potter and The Secret of Chamber" yang juga
adaptasi dari novel J.K. Rowling, dan "Shutter Islands" yang tokoh
utamanya diperankan oleh Leonardo Di Caprio.
Pada film "Da Vinci Code", anagram yang paling dikenal adalah 'O,
Draconian Devil' dan 'Oh, Lame Saint' yang ternyata adalah misteri kata
dari 'Leonardo Da Vinci' dan 'The Monalisa'. Pada film "Harry Potter
and The Secret of Chamber", anagram yang paling dikenal adalah 'Tom
Marvolo Riddle' yang merupakan nama asli dari 'I Am Lord Voldemort'.
Sedangkan pada film "Shutter Islands", Di Caprio memerankan tokoh
polisi bernama Edward Daniels yang sedang menyelidiki hilangnya Rachel
Solando di pulau terpencil yang hanya berisi penjara misterius semacam
sanatorium. Namun, dia pun dituduh sebagai pasien yang sudah tinggal di
pulau tersebut selama dua tahun, kendati baru tinggal di sana selama
dua hari. Dia dituduh sebagai pasien bernama 'Andrew Laeddis' (anagram
dari 'Edward Daniels') yang telah membunuh istrinya, 'Dolores Chanal'
(anagram dari 'Rachel Solando'). Kalimat menarik yang ada pada bagian
akhir film ini adalah: Mana yang lebih buruk? Hidup sebagai monster atau mati sebagai orang baik? Tertarik menonton film ini? Atau sobat baraya memiliki anagram lainnya yang lebih menarik?[]
Sent from my BikeBerry® smartride from Dengkul Bagus GR, Gowes Teruuusss...!
Bang Aswi - Pekerja Buku
Blog: http://bangaswi.com
YM: bangaswi
Hotline: 081394725394
- 4a.
-
Re: Artikel: Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya?
Posted by: "asep nugraha" asep_ari2@yahoo.com asep_ari2
Wed May 19, 2010 10:11 pm (PDT)
Kang Dadang,
Menarik sekali membaca tulisan akang ini. Namun sebelumny saya ingin katakan "kaya" seperti apa yang dimaksud? Kaya harta, ilmu atau yang lainnya? Namun saya sepakat dengan akang bahwa syukur adalah prioritas keseharian kita. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan sendiri2.. Allah sebagai Sang Khalik pun mengatakan bahwa sesorang mempunyai kadar iman yang berbeda2. maka tanggung jawabnya pun akan beda2. Tidak semua orang bisa memegang uang banyak, sehingga dia akan dikasih rezeki sekemampuan dia mengelolanya. Sehingga dunia ini akan terus berputar kang..
Salam
Asep Nugraha
--- On Mon, 5/17/10, Dadang Kadarusman <dkadarusman@yahoo.com > wrote:
From: Dadang Kadarusman <dkadarusman@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] Artikel: Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya?
To: dkadarusman@yahoo.com
Date: Monday, May 17, 2010, 12:11 AM
Artikel: Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya?
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
Maaf, judul bagian ini bukanlah iklan sebuah pelatihan untuk menjadikan anda orang kaya. Selain karena saya tidak memiliki program pelatihan semacam itu, saya juga tidak tahu bagaimana caranya membuat seseorang menjadi kaya. Sampai saat ini saya baru memiliki kesempatan untuk sama-sama mengajak merenungkan tentang bagaimana cara kita memandang kekayaan. Konon, dari hal sederhana semacam ini saja sudah bisa ketahuan apakah seseorang berbakat untuk menjadi manusia kaya atau tidak. Makanya, Anda bisa mengerti mengapa sampai sekarang saya belum menjadi orang kaya.
Saya baru selesai melakukan aktivitas di fitness center. Setelah membersihkan diri, saya menuju ke loby untuk menanti istri saya yang menjemput. Di loby itu terdapat sebuah kursi panjang yang bisa diduduki oleh tiga orang. Saya mendapati seorang Bapak tengah duduk disana. Setelah mengucapkan permisi, saya duduk disampingnya. Lalu membuka laptop kembali. "Wah, kerja terus, nih...." beliau menyapa ramah begitu layar notebook saya menyala. Saya bilang, "Sambil menunggu istri saya memjemput, Pak." begitu saya menjawab.
"Bekerja dalam bidang apa?" lanjutnya. Sesaat kemudian beliau mengetahui kalau saya menjalani profesi sebagai penulis jika sedang tidak ada tugas untuk memfasilitasi program pelatihan.
"Oh, Anda seorang trainer, ya?"
Saya mengangguk. "Jika Bapak lebih senang menyebutnya demikian...."
"Motivator, begitu?" orang ini menjadi semakin menyenangkan.
"Nah, kalau itu bukan....." Saya bilang. "Soalnya saya tidak tahu bagaimana cara memotivasi orang." saya melanjutkan "Saya sendiri masih sangat membutuhkan motivasi."
"Tapi, buku-buku Anda kelihatannya menunjukkan itu." Seseorang yang penuh perhatian.
Saya menjelaskan kalau memang kadang-kadang saya diminta untuk membawakan topik training semacam itu. Jika saya mampu, ya ayo saja. Tetapi sebenarnya program utama yang saya bawakan berhubungan dengan Management, Leadership, Communication, dan Productivity Enhancement. Untuk memperkuat itu, lalu saya menyerahkan kartu nama. Ketika beliau membalas dengan sebuah kartu nama juga, saya jadi tahu kalau ternyata beliau adalah seorang trainer juga. Karena merasa diri lebih muda, secara otomatis saya memposisikan diri untuk lebih mendengar dari beliau. Siapa tahu dari pertemuan ini saya bisa belajar suatu ilmu. Benar saja. Tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan insight dari beliau. Sebuah ciri khas trainer yang
handal.
"Saya punya sebuah teka-teki," katanya. "Tolong Mas Dadang jawab ya." Saya mengiyakan, selama saya mampu untuk melakukannya. Lalu pada selembar kertas kecil beliau menuliskan tujuh kata. Berani, Kaya, Kasih, Memberi, Syukur, Menerima, Sehat. Kira-kira begitulah. Kemudian beliau meminta saya untuk mengurutkan berdasarkan prioritas diri saya sendiri. Nomor satu prioritas tertinggi, sedangkan nomor 7 untuk prioritas terendah. Setelah memberikan skor berdasarkan prioritas pribadi, saya mengembalikan kertas itu kepadanya.
"Mas Dadang," katanya. "Berdasarkan penelitian, sekitar sembilan puluh persen orang yang ditanya dengan daftar ini menempatkan kata 'kaya' pada urutan yang paling rendah. Dinomor 6 atau nomor 7." katanya. Seketika itu juga saya menyadari kalau kata 'kaya' menjadi prioritas saya yang nomor 6. Berarti saya termasuk kebanyakan orang, dan saya segera mengerti konsekuensinya. "Saya pernah membaca buku," lanjut beliau. "Dalam buku itu dijelaskan seandainya seluruh uang yang ada di dunia ini dikumpulkan lalu dibagi rata kepada semua orang maka setiap orang akan kebagian sekitar 25 Milyar." Saya mengangguk-anggukan kepala.
Lalu beliau melanjutkan, "Namun setahun kemudian, sekitar 90% uang itu akan kembali dimiliki oleh 5% orang. Anda mengerti maksudnya?" Hmmh, sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Rupanya itulah kaitan antara meletakan kata 'kaya' pada prioritas rendah dengan kepemilikikan uang. Mungkin itu juga alasannnya mengapa sampai sekarang saya belum kaya juga, haha.
Bagaimanapun juga, segala sesuatunya bisa masuk akal. Mari kita lupakan soal seerapa akuratnya angka-angka yang tadi kita sebutkan. Tapi, fakta bahwa saya menempatkan kata 'kaya' siurutan ke-6 dalam prioritas hidup menegaskan jika saya tidak mungkin mengalokasikan sebagian besar potensi dan kapasitas yang saya miliki untuk mencari uang. Jika saya tidak mengerahkan seluruh atau sebagian besar daya hidup untuk mencari uang, mana mungkin saya bisa mewujudkan pencapain tertinggi dalam bentuk kekayaan? Begitulah logikanya. Anda pun pasti demikian bukan? Jadi, pelajaran penting yang saya dapatkan dari pertemuan ini berbunyi, "Kalau kamu mau kaya, jadikanlah kata 'kaya' sebagai prioritas hidupmu."
Apakah saya tidak ingin kaya? Sejujurnya saya tidak tahu. Soalnya yang melekat dalam diri saya dari dulu sederhana saja, yaitu ingin serba berkecukupan. Jika saya ingin ini uang saya cukup, jika ingin itu juga cukup. Padahal, banyak hal yang ingin saya lakukan dalam hidup. Sehingga untuk mewujudkannya tidaklah mungkin kecuali jika saya memiliki dana yang cukup. Apakah itu termasuk ingin kaya? Entahlah. Yang jelas, sampai sekarangpun jika saya harus memilih 'kaya' atau 'syukur' tetap saja saya memilih syukur diurutan tertinggi. Soalnya, setiap kali saya memperhatikan jemari tangan saya memijit key board laptop disana saya melihat keajaiban. Saya tidak bisa membayangkan jika Tuhan mengurangi jari-jari tangan ini. Saya tidak tahu lagi mesti bagaimana menuangkan
gagasan tanpa jemari tangan.
Lalu saya membayangkan kedua mata ini. Saya belum menemukan harga yang tepat seandainya boleh ditukar dengan sejumlah uang. Jantung ini. Sepasang telinga. Kaki, paru-paru dan segala sesuatu yang Tuhan lekatkan didalam diri saya. Istri, anak-anak, ayah dan ibu kami. Semuanya. Jika saya harus mendahulukan 'kaya' dari 'syukur' dan 'kasih' maka itu bertentangan dengan panggilan hati saya. Saya beruntung hari ini bisa bertemu dengan kenalan baru itu. Sebab dari pertemuan itu saya jadi semakin menyadari betapa banyaknya hal yang mesti saya syukuri.
Ketika kendaraan yang menjemput saya tiba, saya segera pamit kepada beliau. Sebelum berpisah, saya mengatakan sesuatu yang sungguh-sungguh saya rasakan dihari itu. Saya bilang,"Saya belum kaya, Pak. Masih sering pusing memikirkan bagaimana cara menafkahi keluarga. Tapi entah mengapa, sewaktu saya sembahyang Ashar tadi saya kok merasa seperti orang yang sangat kaya." Kami bersalaman, lalu berpisah dengan kesepakatan untuk terus menjalin silaturahmi.
Saya terkenang Firman Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Suci. "Jika kamu bersyukur, maka akan Aku tambah nikmatku lebih banyak lagi." demikian kata Tuhan. "Tetapi jika kamu tidak bersyukur, sesungguhnya siksaanku sangatlah pedih." Sekarang saya tahu bagaimana caranya untuk kaya hanya dengan dua langkah sederhana. Langkah pertama berusaha, langkah kedua bersyukur. Apapun yang kita dapatkan dari hasil ikhtiar merupakan modal untuk memperoleh kepemilikan berikutnya seperti yang Tuhan janjikan. Sesuai janji Tuhan, ikhtiar tanpa henti akan mengantarkan kita kepada sebuah pencapaian. Sedang rasa syukur yang terus menerus menjamin tambahan dari Tuhan. Dengan demikian, kekayaan yang kita dapatkan nanti bukan hanya banyak dalam hal jumlah. Namun nilainya juga penuh dengan
berkah.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Penulis Buku dan Training Facilitator
www.bukudadang. com/ dan www.dadangkadarusma n.com/
Catatan Kaki:
Sangatlah penting untuk menjadi orang kaya dengan harta dan kekayaan yang penuh berkah. Namun berkah, tetap lebih bernilai daripada jumlah.
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan kunjungi www.bukudadang. com
------------ --------- --------- --
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah bisa dipesan di http://www.bukudada ng.com/
- 5a.
-
(Resensi) Resensi Novel Bunian Karya Sutan Malaka
Posted by: "ad_athif" ad_athif@yahoo.com ad_athif
Wed May 19, 2010 10:11 pm (PDT)
Hidup Bersama Orang Bunian
Judul : Bunian; Musnahnya Sebuah Peradaban
Penulis : Sutan Malaka
Penerbit : Masmedia Buana Pustaka
Tebal : 238 halaman
Peresensi : M. Adioska
Sekelompok pendaki itu tersesat. Niat awal mereka untuk menyaksikan fajar pertama tahun itu pupus sudah. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang sangat tidak bersahabat. Pendakian malam, ditambah gerimis yang kian lama kian menjelma hujan menyebabkan malam semakin pekat. Jalan setapak kian lanyah. Mereka terpaksa mencari jalan lain yang ternyata berujung entah dimana. Masih dalam gelap, dalam belantara gunung merapi. Dan, itulah awal dari segala yang menakutkan dan tak terduga. Menguji nyali dan menegakkan bulu roma.
Bara, Bayu, Adi, Sam, Maya dan anggie begitulah mereka dipanggil. Diawali dengan hilangnya arah dan tujuan, para pendaki tersebut memutuskan untuk beristirahat. Pembekalan yang kian menipis semakin memberi tekanan pada kelompok pendaki itu. Lalu akhirnya kelompok tersebut harus berpisah lantaran ulah Bayu dan Anggie yang melakukan sesuatu yang terlalu intim, meski pada kenyataannya mereka sedang tersesat dalam rimba lebat. Bara merah. Tim terpisah sesuatu yang tak seharusnya terjadi dalam sebuah kelompok pendakian. Masing-masing harus mencari jalan pulang sendiri-sendiri.
Untuk mempertahankan hidup, Bara, Sam dan Maya yang tergabung dalam tim yang sama mulai berburu. Sayangnya, sudahlah buruan yang didapat sedikit dan bersusah payah pula, mereka juga harus menyaksikan inyiak (harimau) sedang menyantap teman mereka yang baru saja memisahkan diri. Tragis.
Lalu pada saat istirahat, setelah berlari dari kejaran si inyiak, tanpa diduga, dibalik semak, muncul lagi inyiak yang lain, atau, inyiak yang baru saja mengejar mereka. Entahlah.
Sam bergulat dengan si inyiak dengan perut yang telah terburai. Ia memerintahkan Bara dan Maya untuk lari. Ia melawan inyiak sendirian untuk menyelamatkan rekan-rekannya. Barangkali itulah gunanya teman. Sam tewas. Dan, cerita sebenarnya baru saja dimuali.
Orang-orang bunian memamng ada. Orang yang katanya hidup di dunia lain; dunia gaib. Namun katanya dan nyatanya, mereka memilki kehidupan yang sama dengan manusia kebanyakan. Mereka beranak-beristri, mempunyai kepala suku, mempunyai perkampungan bahkan hidup dengan berladang dan bersawah. Paling tidak, itulah yang dirasakan Bara dan Maya setelah mereka tinggal bersama orang Bunian kalau tidak karena orang Bunian, mereka tidak akan selamat dari kejaran inyiak.
Hidup sebagai orang tawanan memaksa Bara dan Maya berinteraksi dengan penduduk asli Bunian. Hal ini lantaran hukuman yang diberikan bukan berupa kurungan namun berdasarkan pada tatanan kehidupan orang Bunian itu sendiri.
Membaca Bunian; Musnahnya Sebuah Peradaban, seperti menyelami ganasnya alam Merapi yang telah banyak memakan korban para pendaki. Selain itu, novel dengan alur yang mengalir ini, kembali mengingatkan pembaca tentang cerita kanak-kanak mengenai orang Bunian; orang yang jahat, yang sakti, yang suka menculik orang biasa kemudian memberinya makan dengan sarang semut atau kotoran sapi, sedang minumannya adalah air kencing orang Bunian itu sendiri. Barangkali itulah penyebabnya kenapa orang yang telah diculik orang Bunian kehilanagn kewarasan, kurus dan tak tahu apa-apa. Atau cerita kanak-kanak lain yang mengisahkan orang Bunian yang berbelanja di pasar dengan menggunakan uang yang terbuat dari daun, dan itu baru disadari jika orang bunian tersebut emninggalkan pasar dengan barang belanjaannya.
Mengangkat tema lingkungan; penebangan hutan dan usaha-usaha pencegahan yang dilakukan oleh para karakternya, novel Bunian memberikan tawaran baru tentang sudut pandang yang berbeda dalam banyak hal. Mulai dari sudut pandang tentang arti alam, sudut pandang tentang kehidupan orang Bunian dan sudut pandang lain yang dinyatakan tersirat. Selain itu, Bunian juga memberikan sudut pandang lain tentang tambo minangkabau yang diolah secara ilmiah yang apad akhirnya menjadi inti dari novel ini.
Dengan kepiawaian yang apik, Sutan Malaka menceritakan Bunian dengan cara mengalir begitu saja, menggambarkan dengan mudah dan memaparkan semua kejadian dan fenomena kegaiban orang Bunian secara logis. Apalagi, Bunian ditutup dengan ending yang tak terduga, hingga melibatkan senajata AK-47. Tak lupa, kisah percintaan juga mewarnai cerita ini.
M. Adioska: Alumni Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang.
- 6.
-
Artikel: Hari Ketika Setiap Jiwa Dibangkitkan Kembali
Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusman
Wed May 19, 2010 10:12 pm (PDT)
Artikel: Hari Ketika Setiap Jiwa Dibangkitkan Kembali
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
Tidak semua negara didunia memiliki momentum yang disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional alias Harkitnas. Bangsa Indonesia memiliki dan merayakannya setiap tanggal 20 Mei. Sayangnya, kita sering terlampau jauh memaknai kebangkitan sebagai agenda sebuah bangsa. Padahal, kebangkitan yang paling hakiki bermula dari proses bangkitnya nilai-nilai positif sebuah pribadi. Sebuah bangsa bisa bangkit, hanya jika sebagai individu kita mampu bangkit. Jika dihadapkan kepada kesulitan hidup, kita bangkit untuk mencari solusi yang konstruktif. Kalau mengalami kegagalan, kita bangkit untuk terus mengerahkan segenap kemampuan. Saat patah hati, kita bangkit dari kesedihan lalu meneruskan perjuangan. Jika dihadapkan kepada persaingan bisnis yang semakin keras, kita bangkit untuk terus gigih. Kita juga perlu bangkit dengan cara mengurangi perilaku buruk untuk kemudian memperbanyak tindakan-tindakan yang lebih bermartabat. Sebagai individu, bukankah makna bangkit yang
seperti itu jauh lebih konkrit?
Jika setiap individu berhasil bangkit, secara otomatis bangsa ini juga akan bangkit. Sedangkan kebangkitan individu itu adalah urusan pribadi. Tidak ada kaitannya dengan demo dan parade di jalan-jalan ibu kota. Juga tidak ada hubungannya dengan tanggal atau peringatan hari-hari tertentu dalam catatan sejarah. Kebangkitan pribadi terjadi setiap hari. Sebab, tidak ada artinya kita bangkit kemarin jika hari ini terpuruk lagi. Jika hari ini kita memiliki perilaku positif, maka besok kita harus menjaga perilaku positif itu agar tetap menjadi penghias perangai kita. Jika kita gagal menjaga momentum itu untuk menjadi karakter kepribadian dan identitas diri kita, maka boleh jadi kita hanya bisa bangkit sehari. Sedangkan sisa-sisa hari dalam hidup kita diisi dengan keterpurukan. Dari sudut pandang religi hal semacam itu disebut su'ul khatimah. Artinya, akhir yang buruk.
Kalau kita baik kemarin tapi sekarang dan besok buruk, maka kita termasuk menderita su'ul khatimah. Kondisi seperti itu sangat membahayakan. Sebab dalam keadaan seperti itu, sangat sulit bagi kita untuk menutup hidup dalam keadaan 'sedang baik'. Makanya, kebangkitan itu mesti terjadi terus menerus. Jika kita jatuh, bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit saja lagi. Itulah yang sering kita sebut sebagai persistensi. Yaitu sikap pantang menyerah untuk melakukan sesuatu yang positif dan konstruktif. Sikap seperti itu disebut istiqamah. Seorang pribadi yang istiqamah tidak berarti selalu benar, tapi segera menyadari kesalahannya lalu kembali ke jalur yang benar. Mereka yang istiqamah juga bukanlah orang-orang yang selalu berhasil, karena tidak ada bentuk kehidupan yang hanya terdiri dari keberhasilan saja. Mereka yang istiqamah itu adalah orang-orang yang gigih untuk terus berjuang sampai bisa mewujudkan keberhasilan.
Oleh karena itu, orang-orang yang terjebak kisah nostalgis dimasa lalu tidak termasuk bangkit. Apalagi mereka yang menyalahkan keadaan. Atau menimpakan penyebab segala kesialan kepada orang lain. Mereka yang gemar melakukan kecurangan juga bukan pribadi yang terbangkitkan. Ciri bangkitnya seorang pribadi adalah mampu mendayagunakan modal yang telah Tuhan berikan dalam proses penciptaan dirinya. Apa sajakah modal itu? Pertama, Tuhan telah meniupkan ruh yang condong kepada kebaikan. Jadi, ciri pribadi yang bangkit pastilah cenderung kepada kebaikan dan selalu berusaha menghindari perilaku buruk. Mengapa? Karena perilaku buruk itu karakter syetan. Bukan piranti lunak manusia.
Kedua, Tuhan telah menciptakan kita dengan keunikan masing-masing. Jadi, pribadi yang terbangkitkan juga dicirikan oleh keberaniannya untuk mengeksplorasi potensi dirinya. Kita tahu bahwa sesuatu yang unik itu bernilai tinggi. Makanya toko-toko yang menjual pernak pernik unik selalu diserbu oleh konsumen. Penyedia jasa yang memiliki keunikan layanan selalu dicintai pelanggan. Anehnya, kita sering ragu jika keunikan diri yang kita miliki ini akan laku di pasaran. Kita takut menampilkan keunikan yang kita miliki dalam menjalani aktivitas keseharian. Sebagai gantinya, kita lebih suka meniru-niru perilaku orang lain. Kita mengira dengan meniru orang lain bisa berhasil seperti mereka.
Ada yang harus ditiru, memang. Dalam NLP itu disebut modeling. Premisnya, jika kita bisa meniru plek ketiplek orang lain, maka kita bisa meraih pencapaian yang mereka dapatkan. Ini hanya benar jika menyangkut metode atau cara kerja. Misalnya, jika kita ingin berhasil meraih pencapaian seperti si A, maka cara berbicara, cara berpikir, cara bekerja, cara berpakaian dan semua cara kita mesti sama dengan si A. Mirroring, jika Anda lebih suka menyebutnya demikian. Dalam konteks pencapaian material, kita bisa melakukan modeling atau miroring seperti itu. Namun dalam tatanan kejiwaan, kita tidak bisa begitu saja menerapkannya. Why? Because. You. Are. Simply. Unique. Memangnya Anda bersedia untuk hanya menjadi 'cangkang' saja. Wujud badaninya adalah Anda, namun 'dalemannya' adalah orang lain. Tentu saja tidak. Lagipula, siapa sih yang betah berlama-lama menggunakan karakter pribadi orang lain dengan menanggalkan karakter dirinya sendiri? No. You are you.
Not somebody else.
Tidak perlu takut gagal jika Anda bersedia menerima keunikan pribadi Anda sendiri. Sebab, yang paling penting adalah bagaimana kita mengelola keunikan itu untuk menjadi sebuah nilai berharga bagi diri sendiri maupun orang lain. Meniru orang lain juga tidak akan menjamin keberhasilan, jika kita gagal memberi makna atas apa yang kita tiru itu. Bisakah kita menjadi pribadi yang bernilai tinggi? Begitulah tantangannya. Jika kita bisa, maka dengan sendirinya keberhasilan akan menjadi milik kita. Tanpa harus meniru orang lain. Begitu lho, ciri pribadi yang terbangkitkan itu.
Tunggu dulu. Fakta menunjukkan bahwa dengan meniru orang lain kita berhasil. Padahal, waktu kita berjuang dengan keunikan yang kita miliki malah gagal. Selain dari sudut pandang materialisme seperti sudah kita bahas diatas, hal itu juga benar dari sudut pandang sosial. Sudah menjadi kodrat manusia untuk menyukai kemiripan. Makanya, kita lebih suka berkumpul dengan orang-orang yang memiliki gagasan yang sama, kesukaan yang sama, minat yang sama, dan hal-hal yang sama lainnya. Benar, kita memiliki banyak kesamaan dengan orang lain. Namun kesamaan yang ada pada kita, sama sekali tidak membatalkan keunikan yang masing-masing miliki. Jika segala sesuatu yang kita miliki ini benar-benar sama 100% dengan orang lain, bagaimana kita menjalani hidup? Tidak mungkin kita memiliki pacar yang berbeda. Mustahil kita mempunyai tempat tinggal yang berbeda. Justru karena adanya perbedaan itulah maka kita bisa berdamai dengan pihak lain.
Kesamaan aspek sosial ini juga bisa dibangun dan direkayasa. Artinya, kita menyesuaikan diri agar bisa lebih diterima oleh orang lain, atau komunitas tertentu. Secara umum kita menyebutnya 'keluar dari comfort zone'. Sedangkan dalam terminologi disiplin ilmu Social Style Personality, hal semacam itu disebut Versatility. Apapun landasan ilmu yang Anda gunakan, keluar dari comfort zone itu sifatnya situasional, kondisional, dan temporer. Bukan sesuatu yang permanen. Sesuatu 'didalam diri' selalu memanggil kita untuk 'kembali'. Sang pemanggil itu tiada lain selain 'kepribadian' kita. Kemampuan untuk keluar dari comfort zone merupakan salah satu fondasi penting, namun tidak berdiri sendiri dan bukan satu-satunya. Hal ini diperkuat oleh fakta lain yang tidak terbantahkan, yaitu; tidak ada seorang manusia pun yang bisa hidup dengan kepribadian orang lain.
Mengapa bisa begitu? Karena dalam setiap pribadi, Tuhan telah memberikan keunikannya masing-masing. Mengapa Tuhan memberi kita keunikan? Boleh jadi karena Tuhan ingin hidup kita memiliki daya saing. Bukankah tidak ada daya saing tanpa keunikan? Oleh karenanya, janganlah sekali-kali menyalahkan Tuhan jika kita selalu kalah dalam persaingan. Tanyakanlah kepada diri sendiri, apakah saya sudah menggunakan keunikan yang Tuhan anugerahkan ini untuk meningkatkan nilai jual dan keunggulan pribadi kita? Jika kita sudah menjadi pribadi yang unggul, mana mungkin kita tersisihkan begitu saja?
Jadi, jelas sekali kalau Tuhan memberi keunikan itu untuk membantu setiap insan akan mampu mengangkat martabat dirinya sendiri. Lebih dari itu, desain keberhasilan yang Tuhan rancang tidak dalam konteks persaingan. Melainkan saling melengkapi. Bayangkan, jika setiap orang mampu menjadikan keunikan pribadinya masing-masing untuk kehidupan. Maka setiap orang bisa berkontribusi kepada orang lain tanpa harus menihilkan kontribusi pihak lain. Mana ada persaingan jika demikian? Yang ada hanyalah harmoni. Karena melalui keunikan yang masing-masing miliki, kita bisa saling melengkapi. Bukankah seperti itu konteks kebangkitan yang lebih konstruktif?
Supaya bisa menata makna kebangkitan hakiki itu, kita perlu bercermin kepada nasihat Rasulullah SAW tentang esensi kebangkitan setiap insan. Beliau menasihatkan agar kita selalu mengingat suatu hari, ketika semua manusia dibangkitkan. Yaitu, hari ketika anak-anak yang kita banggakan dan harta yang kita kumpulkan tidak lagi berguna. Ketika jabatan dan kehormatan tidak lagi memiliki arti. Hari dimana kita akan dimintai pertanggungjawaban secara pribadi. Pada hari kebangkitan itu, setiap perbuatan kita selama hidup akan dievaluasi. Untuk menentukan tempat yang akan kita tinggali. Dalam kehidupan yang abadi.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
WTS – Writer, Trainer, and Speaker
www.bukudadang.com/ dan www.dadangkadarusma n.com/
Catatan Kaki:
Kebangkitan yang hakiki itu adalah ketika kita berhasil memberi makna kepada penciptaan dan kehadiran kita didunia, agar menjadi bekal saat semua jiwa dibangkitkan kembali oleh pemiliknya.
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan kunjungi www.bukudadang.com
--------------------- --------- --
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah bisa dipesan di http://www.bukudadang.com/
- 7a.
-
Re: coming soon : PARTISI HATI
Posted by: "ihwan xerografer" nagrem@yahoo.com nagrem
Wed May 19, 2010 10:13 pm (PDT)
Amin, makasih atas doanya.
ini saya cantumkn sinopsisnya:
Partisi Hati adalah novel kedua saya yang berkisah tentang pencarian jati diri dan cinta tiga orang muda yang hidup di kota dingin Malang yaitu Rahman, Cahaya dan Afri. Mereka Mereka punya lagu `kebangsaan' yang sama yaitu How Soon Is Now. Namun yang tidak mereka sadari, pencarian itu membawa mereka pada pilihan yang sulit: siapa diantara mereka bertiga yang harus dikorbankan?
Rahman: Aku bukanlah tipe pria yang mudah jatuh cinta pada setiap wanita yang hadir dalam hidupku. Namun sekali saja hatiku tergetar oleh seorang wanita maka akan kuberikan seluruh hidup, jiwa dan ragaku untuknya.
Cahaya: Aku tuh paling nggak bisa liat cowok cakep dikit. Bawaannya selalu curi-curi pandang gitu deh. Pengin ngajak kenalan, ngobrol dan kalau emang cocok langsung jalan juga nggak masalah. Buatku, love is just simply thing.
Afri: Aku nggak tahu harus gimana lagi untuk ngilangin rasa cinta ini. Aku bener-bener tersiksa tau nggak, hanya bisa memendam cintaku di dalam hati saja. Salahkah jika aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri?
- 8.
-
Gema suara anak negeri di HARI KEBANGKITAN NASIONAL (200510)
Posted by: "Tata Sutabri" tatasutabri@yahoo.com
Wed May 19, 2010 10:13 pm (PDT)
Puisi untuk HARI KEBANGKITAN NASIONAL
BANGKITLAH DARI KETERPURUKAN
Situasi
& Kondisi silih BERGANTI
Nasib Anak
Negeri seakan MATI SURI
Terkontaminasi
oleh EMOSI & KORUPSI
Terperangkap
dalam TIRANI ANARKI
Hai…Anak
Negeri, jangan LARI dari MIMPI
Kejar PRESTASI
& Bakar AMBISI
Pimpin
Negeri ini dengan NIAT yang SUCI
Semoga
mendapat Rahmat & Ridho ILAHI
Hai…Anak
Negeri, Bangkitlah dari KETERPURUKAN
Bersikap
NEGARAWAN dan RELA BERKORBAN
Jadilah
PEJUANG & Angkatlah Derajat INDONESIAN
Demi cita-cita dan MASA DEPAN
Tunaikan
Janji BAKTI demi IBU PERTIWI
Kibarkan
semangat sang saka MERAH PUTIH
Sinergikan
HATI untuk membangun NEGERI
Untuk
membangun hidup HAKIKI & MANDIRI
Menuju
bangsa yang GEPAH RIPAH LOJINAWI
[tatasutabri/190510/sentra. edukasi.anak. bangsa]Visit MY BLOG : tatasutabri. blog.com & tatasutabri. wordpress. com
- 9a.
-
Re: [Need info] Penerbit
Posted by: "Yons" kolumnis@gmail.com freelance_corp
Thu May 20, 2010 12:59 am (PDT)
coba aja ke Elek Media bro
grupnya gramedia dia :-)
salam
yons
http://penakayu.blogspot. com
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Nurhadi <hadynur@...com > wrote:
>
> Dear all:
>
> Mohon info penerbit yang menerima naskah buku dengan tema manajemen operasi
> (contoh: manajemen produksi, manajemen pergudangan dan sejenisnya).
>
> Via JAPRI saja. Thanks !
>
> Regards,
> Nurhadi
>
> Professional networking
> http://www.linkedin.com/in/Nurhadi
>
>
> Sent from my PC...it's free always........
>
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar