Bismillahirrahmanirrahim
Disarikan dari tulisan al-Ustadz Abu Hudzaifi di blog beliau.
-----------
Dari 'Ubadah bin Ash Shaamit Radhiallahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ Bukan termasuk umatku, orang yang tidak menghormati orang besar kami (orang tua, pen), tidak menyayangi anak kecil kami, dan tidak mengetahui hak ulama kami." (HR. Ahmad No. 22755, Al Bazzar No. 2718, Ath Thahawi dalam Syarh Musykilul Atsar No. 1328, Asy Syaasyi dalam Musnadnya No. 1272. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan: shahih lighairih. Lihat Tahqiq Musnad Ahmad No. 22755. Syaikh Al Albani menghasankan. Lihat Shahihul Jami' No. 5443)
Imam
Ibnu 'Asakir memberikan nasihat buat kita, khususnya orang yang
merendahkan ulama (karena merasa sudah jadi ulama sehingga
merendahkannya!): يا
أخي وفقنا الله وإياك لمرضاته وجعلنا ممن يغشاه ويتقيه حق تقاته أن لحوم
العلماء مسمومة وعادة الله في هتك أستارمنتقصيهم معلومة وأن من أطلق لسانه
في العلماء بالثلب ابتلاه الله تعالى قبل موته بموت القلب فليحذر الذين
يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة أو يصيبهم عذاب أليم Wahai
saudaraku –semoga Allah memberikan taufiq kepada saya dan anda untuk
mendapatkan ridhaNya dan menjadikan kita termasuk orang yang bertaqwa
kepadaNYa dengan sebenar-benarnya- dan Ketahuilah, bahwa daging–daging
ulama itu beracun, dan sudah diketahui akan kebiasaan Allah dalam
membongkar tirai orang-orang yang meremehkan mereka, dan sesungguhnya
barang siapa siapa yang melepaskan mulutnya untuk mencela ulama maka
Allah akan mengujinya dengan kematian hati sebelum ia mati: maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (Imam An Nawawi, At Tibyan, Hal. 30. Mawqi' Al Warraq) Ya, janganlah menyalahi perintah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan merendahkan para ulama. Sungguh
telah lama berlalu, para ulama yang lebih utama dibanding ulama-ulama sekarang, mereka pun pernah mengeluarkan pernyataan yang lebih parah
dibanding sebagian ulama yang dicel sedemikian rupa saat ini. Seperti Imam Yahya bin Ma'in, Imam Al
Baihaqi, dan lainnya, namun para imam kita, seperti Imam Adz Dzahabi
memberikan ta'wil dan 'udzur dalam rangka berbaik sangka terhadap mereka. Sebagai
contoh, Imam Yahya bin Ma'in pernah mengatakan –ketika melihat ada
wanita cantik: "Allah bershalawat kepada wanita itu." Seorang muridnya
bertanya heran tentang ucapannya itu. Imam Yahya bin Ma'in mengulangi
lagi: "Ya, Allah bershalawat kepada yang indah-indah." Imam Adz Dzahabi dalam As Siyar-nya mengomentari hal ini dengan berbaik sangka bahwa itu sebagai gurauan semata dari Imam Ibnu Ma'in. (Subhanallah! Apa jadinya jika Imam Yahya bin Ma'in hidup zaman sekarang?! Mungkin ada yang berkomentar: "ulama sesat akidah" atau bahkah "ulama cabul?" ) Dahulu
ada Imam Ibnu Ma'in dan komentarnya yang sebenarnya tidak wajar bagi
ulama sekelas beliau, tetapi dahulu ada Imam Adz Dzahabi yang memberikan
baik sangka kepadanya.
Berkata Syaikh Ibnu Baaz Rahimahullah ketika menasihati kalangan yang suka mencela para ulama dan da'i: والمؤمن
ينبغي أن يحمل كلام أخيه على أحسن المحامل، وقد قال بعض السلف: لا تظن
بكلمة خرجت من أخيك السوء، وأنت تجد لها في الخير محملاً. Seorang mu'min hendaknya menafsirkan perkataan saudaranya dengan penafsiran yang baik, sebagian salaf mengatakan: janganlah
kau berprasangka buruk dengan perkataan yang keluar dari saudaramu,
padahal engkau menemukan adanya makna yang baik pada perkataannya. (Fatawa Syabkah Al Islamiyah No. 18788) Berkata Syaikh Dr. Abdullah Al Faqih –ketika memberikan nasihat kepada orang yang mencela Syaikh Qardhawi: ويجب احترام العلماء وتوقيرهم ، وإحسان الظن بهم ، ولزوم الأدب في نقاشهم أو الرد عليهم. وإهانة
العلماء وازدراؤهم -مع كون ذلك محرماً- يهون من قيمة العلم وأهله ، ويجرئ
العامة على ترك التعلم ، والعزوف عن مجالس العلماء ، وربما قادهم ذلك إلى
نبذ الدين رأساً. والله المستعان. Wajib menghormati para ulama dan menjaga
kewibawaan mereka, dan berbaik sangka terhadap mereka, dan mesti
menjaga adab dalam berdiskusi dan menyanggah pendapat mereka.
Menghina
ulama dan merendahkan mereka –yang mana itu adalah perbuatan haram-
(berarti) telah menghina ilmu dan ahlinya, dan membuat orang umum
meninggalkan upaya menuntut ilmu, dan menjauhi majelis para ulama, dan
barang kali itu juga menuntun mereka untuk mengenyampingkan agama secara
langsung. Wallahul Musta'an! (Fatawa Syabkah Al Islamiyah No. 10713) Afna Hayatahu fid Da'wah Dahulu,
Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq ketika ke Indonesia dan mengetahui ada
sebagian kecil da'i menjelek-jelekkan Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, beliau
mengatakan: "Afna hayatahu fid da'wah!" (Hidupnya (Al Qaradhawi) telah dihabiskan untuk dakwah). Ya, hanya orang besar yang mampu menghormati orang besar!Wallahul-musta'an
Syaikhul_Muqorrobin@JKT
http://muqorrobin.multiply.com
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar