Minggu, 16 Januari 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3298

Messages In This Digest (1 Message)

1.
[Catcil] Kopiah From: Nia Robie'

Message

1.

[Catcil] Kopiah

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Sat Jan 15, 2011 9:55 pm (PST)



Sore itu, langit di Taman Ismail Marzuki beranjak kelam, suara azan magrib
pun terdengar. Saya agak terlambat hari ini menemui seorang Bapak, yang
awalnya saya kenal lewat karya-karyanya ; Di Kaki Bukit Cibalak, Ronggeng
Dukuh Paruk, Senyum Karyamin, Orang-orang Proyek, dsb. Inilah kali ke dua
kami bertemu, setelah sebelumnya saya pernah silaturahim ke rumahnya yang
sejuk di sekitar Banyumas.

Beliau menunggu saya tepat di dekat patung Ismail Marzuki. Sendiri.

Dengan sedikit merasa bersalah dan jalan terengah-engah (abis lari dalam
bajaj hehe) saya meminta maaf atas keterlambatan saya datang sore itu.
Beliaupun memahami karena hari itu adalah jadwal mengajar saya dari Bogor.

Bapak itu menggunakan kopiah hitam. Seperti biasa Bapak yang satu ini
kelihatan sederhana. Tapi banyak hal yang saya pelajari dari beliau.
(ngingetin sama si abah :D). Berhubung sudah azan magrib, kami segera menuju
masjid di belakang kampus IKJ. Ketika itu beliau berkata dengan mata yang
berbinar-binar seakan tak sabar ingin menceritakan sesuatu kepada saya.

"Nia, nanti saya akan menceritakan ke kamu tentang kopiah ini" tangannya
menyentuh kopiah hitam yang beliau kenakan.

Sayapun menyangka pasti ada pelajaran yang bisa saya petik dari cerita
itu.

Selepas sholat magrib, kami mencari tempat untuk bisa meregangkan laptop
(apa ini bahasanya hehe) yang saya bawa sambil membawa banyak 'pesan' untuk
beliau. Pesan tersebut adalah salam dan ucapan-ucapan dari beberapa orang
yang pernah membaca karya-karya beliau, terkait dengan tulisan yang pernah
saya buat (silahkan klik link di bawah). Maka pilihan yang tepat untuk itu
adalah : warung soto betawi. :D

Setelah menyampaikan 'pesan' dan beberapa diskusi, akhirnya beliaupun
bercerita. Tujuan beliau datang ke Jakarta adalah untuk menghadiri sebuah
acara di mana beliau jadi salah satu nara sumber sebuah seminar dengan tema
pedesaan.

Jika melihat biografi Bapak yang satu ini kadang saya sering terheran-heran,
beliau adalah salah seorang yang berkali-kali masuk perguruan tinggi
dengan jurusan-jurusan yang berbeda di antaranya kedokteran, fisip, (dan
beberapa lainnya lupa hihi), tapi sayangnya tak pernah menamatkannya. Entah
itu karena alasan biaya yang mahal, kesibukan, atau mungkin juga alasan
lainnya. Walaupun begitu, ilmu beliau banyak digunakan di seminar-seminar
dan acara-acara ilmiah lainnya juga di bidang sastra dalam dan luar negeri.

Jikalau melihat karya-karyanya, Bapak yang satu ini terkenal dengan
penceritaan yang detail tentang alam pedesaan, dan juga perjuangan
rakyat-rakyat kecil. Saya berfikir, pada akhirnya hidup yang sesungguhnya
yang menjadi universitas sejati bagi beliau. Sebuah univertas yang
universal dengan mata pelajarannya mengamati sikap, tingkah manusia,
mempelajari alam dan juga kekuasaan Tuhan.

Beliau sengaja berpakaian sangat sederhana, yang benar-benar mencirikan
orang desa (sekali) ditambah dengan kopiah hitam yang melekat di kepala.
Beliau bercerita, saat masuk dalam kereta api kelas eksekutif banyak mata
yang memperhatikannya seakan aneh seorang berpenampilan pedesaan bisa naik
kereta kelas eksekutif. Orang-orang pun tak henti-hentinya memperhatikan
kopiah hitam sederhana yang beliau kenakan.

Tak hanya itu, ketika sampai di Jakarta, Bapak yang usianya sudah 62 tahun
ini menyetop taksi berkali-kali tak satupun yang mau berhenti. Walaupun
taksi yang distopnya selalu tak berpenumpang. Aneh memang. Beliau pun sempat
heran. Satu taksi akhirnya berhenti, namun ketika beliau berkata hendak
menuju sebuah hotel tempat beliau menginap. Taksi itu cepat-cepat bilang tak
tahu. Beliau terheran-heran dengan apa yang dialaminya.

Setelah beberapa lama menunggu dan tak jua ada taksi yang berhenti.
Tiba-tiba ada sebuah taksi berhenti, yang menjadi penumpang dalam taksi itu
adalah teman lama Bapak itu. Akhirnya beliau masing-masing ke tempat tujuan
dengan satu taksi. Diperhatikan kopiah hitam yang sederhana dengan lekat
"pasti gara-gara ini" beliau menceritakan ke teman dan juga supir taksi yang
mengantarkannya. Hotel yang beliau tuju, bagi para supir taksi tidak asing
lagi. Apakah hanya karena kopiah hitam sederhana, seorang bisa lupa jalan?
Entah :)

Ketika saya tanya alasan Bapak itu memakai pakaian 'desa' dan berpenampilan
sederhana, beliau menjawab (yang intinya) : "saya hanya ingin lebih menjiwai
apa yang saya bicarakan di seminar besok, tentang pedesaan". Unik. :)

Saya berujar sama seperti salah satu judul cerpen yang pernah dibuat
beliau. "Inilah Jakarta!".yang bagi sebagian orang, 'bungkus' amat penting
untuk meyakinkan berapa 'isi dompet', pangkat, dan jabatan seseorang. :)

Nb: Ketemu bapak ini (Pak Ahmad Tohari) beberapa hari sebelum keberangkatan
beliau ke tanah suci dan keberangkatan saya ke Halmahera. Baru sempat
ditulis dan diceritakan sekarang. Maap :D

Ditulis dengan persetujuan si Babeh ;))

link terkait:

http://www.facebook.com/notes.php?id=1482370787&notes_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=424981028919<http://www.facebook.com/note.php?note_id=424981028919>
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Small Business Group

Improve your business

by community exchange

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: