Messages In This Digest (5 Messages)
- 1.
- Pikiran Bawah Sadar Dan Alam Bawah Sadar - Apaan Tuh? From: Ikhwan Sopa
- 2a.
- [LONCENG] Percaya ada yang ulang taun? From: Hadian Febrianto
- 2b.
- Re: [LONCENG] Percaya ada yang ulang taun? From: Mimin
- 3a.
- Re: [Catcil] Judes From: Nursalam AR
- 4a.
- Re: [Ruang Keluarga] Bahkan Saat Cinta Tak Bersuara From: Nursalam AR
Messages
- 1.
-
Pikiran Bawah Sadar Dan Alam Bawah Sadar - Apaan Tuh?
Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com ikhwansopa
Mon Feb 28, 2011 6:55 am (PST)
Dear all, iseng-iseng saya update status bunyinya begini:
*"Dear all, mari kita rapikan dan kita perjelas konsepsi "pikiran bawah
sadar" dan "alam bawah sadar". Sebelum itu, mohon jawab dulu tiga pertanyaan
ini. Setelah Isya insya Allah saya lanjutkan: 1. Ketika saya menulis status
ini, apakah saya "sadar"? 2. Ketika Anda mengendarai mobil atau motor,
apakah Anda "sadar"? 3. Ketika Anda bermain badminton, apakah Anda "sadar"?"
*
http://www.facebook.com/motivasi/ posts/1015011623 6764145
Berhubung ini pakek gambar, dengan kerendahan hati ane mengajak teman-teman
langsung ke TKP. Di sini:
http://www.facebook.com/notes/ ikhwan-sopa/ pikiran-bawah- sadar-dan- alam-bawah- sadar-apaan- tuh/101500986184 87066
http://milis-bicara.blogspot. com/2011/ 02/pikiran- bawah-sadar- dan-alam- bawah.html
Semoga bermanfaat.
Ikhwan Sopa
- 2a.
-
[LONCENG] Percaya ada yang ulang taun?
Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Mon Feb 28, 2011 7:40 pm (PST)
Assalaamu'alaikum wr.wb
Setelah sekian lama saya bersemedi, akhirnya tukang lonceng hadir kembali ke
habitatnya... halal... eh halah...
Pagi ini di sela kerumitan kerjaan yang ada, saya mencoba membuka sebuah
situs jejaring sosial (fesbuk)... yang lebih tepatnya di sela kerumitan
fesbuk saya membuka kerjaan kali ya? hehehe... saya melihat salah seorang
ibu guru nun jauh di sana sedang berbahagia karena bulan februari kemarin
dengan ikhlas menghilangkan tanggal 29, 30 dan 31. Ini menyebabkan ulang
tahunnya tertanggal 1 Maret ini lebih cepat tiba...
Tapi saya ga percaya, kalo Bu Guru Divin Nahb ulang taun... karena ga ada
bukti makanan yang hadir ke bandung...
Met Milad bu guru... semoga barokah dan diberikan yang terbaik di sisa
usiamu...
Wassalaamu'alaikum wr.wb
Note: Mba Indar... diriku menang lagi sekarang... hihihi
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
- 2b.
-
Re: [LONCENG] Percaya ada yang ulang taun?
Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com mine_haway
Mon Feb 28, 2011 8:39 pm (PST)
Wa'alaikumsalam
Haha...ga ada bukti undangan makan-makan buat anak SK Jakarta juga
Happy Birthday, Jeng.
Moga panjang umur dalam ketaatanNYA
Sukses karya-karyanya
Sehat selalu dan bertemu dengan jodoh terbaik.
Amin
2011/3/1 Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
>
>
> Assalaamu'alaikum wr.wb
>
> Setelah sekian lama saya bersemedi, akhirnya tukang lonceng hadir kembali
> ke habitatnya... halal... eh halah...
> Pagi ini di sela kerumitan kerjaan yang ada, saya mencoba membuka sebuah
> situs jejaring sosial (fesbuk)... yang lebih tepatnya di sela kerumitan
> fesbuk saya membuka kerjaan kali ya? hehehe... saya melihat salah seorang
> ibu guru nun jauh di sana sedang berbahagia karena bulan februari kemarin
> dengan ikhlas menghilangkan tanggal 29, 30 dan 31. Ini menyebabkan ulang
> tahunnya tertanggal 1 Maret ini lebih cepat tiba...
>
> Tapi saya ga percaya, kalo Bu Guru Divin Nahb ulang taun... karena ga ada
> bukti makanan yang hadir ke bandung...
>
> Met Milad bu guru... semoga barokah dan diberikan yang terbaik di sisa
> usiamu...
>
> Wassalaamu'alaikum wr.wb
>
> Note: Mba Indar... diriku menang lagi sekarang... hihihi
>
> --
> Regards,
> Hadian Febrianto, S.Si
> PT SAGA VISI PARIPURNA
> Jl. PHH Musthofa no.39
> Surapati Core Blok K-7 Bandung
> Ph: (+6222) 8724 1434
> Fax: (+6222) 8724 1435
>
>
--
Write what you think!
http://minesweet.blogspot. com
http://minehaway.com/min-shop/
- 3a.
-
Re: [Catcil] Judes
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Tue Mar 1, 2011 1:14 am (PST)
Hihi...ini judulnya testimoni para judes yah:).
Jujur sekali sih kalian:D
Btw, judes kadang pertanda waspada. Sesuai pada tempatnya sajalah *sok
bijak mode:ON*
Tabik,
Nursalam AR
On 1/26/11, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com > wrote:
> haha jadi inget mas aris solo penah aku maki2 di sms :p
>
> mas aris.. mapkan daku :D
>
> On 1/24/11, Aprillia Ekasari <april_reto@yahoo.com > wrote:
>> "Sombong kali kau."
>>
>> Pesan singkat yang dilontarkan 087829052042 pukul 20.09 WIB lalu.
>>
>> Kalimat itu aku dapatkan setelah menutup telepon dari si empunya nomor
>> itu.
>> Aku lupa tadi siapa namanya, ngakunya sih orang Semarang, kalau aku nggak
>> salah dengar.
>>
>> ***
>>
>> Tadi, aku masih di jalan ketika nomor itu menghubungiku. Begitu ada
>> kesempatan longgar, karena masih capek menelepon balik, juga karena alasan
>> aku belum tahu itu siapa sebab HP aku beberapa waktu lalu rusak sehingga
>> nomor-nomor kontak pada hilang, maka aku putuskan untuk mengirim SMS,
>> bertanya dia siapa dan ada keperluan apa.
>>
>> Sekitar 20 menitan kemudian dia menelepon. Suara seorang laki-laki. Aku
>> tanya dia siapa, eh dia malah nanya balik aku siapa. Jadi, otakku langsung
>> memutuskan bahwa kami tidak saling kenal, buat apa diladeni.
>>
>> Kira-kira begini percakapan kami:
>> Aku: Ini siapa ya?
>>
>> Mr. X: Lho, ini siapa ya?
>>
>> Aku: Maksudnya apa?
>>
>> Mr. X: Kemarin Sabtu kan nelepon saya kan? Waktu itu saya lagi sibuk jadi
>> nggak saya angkat.
>>
>> Hah, Sabtu? Kapan aku pernah nelepon-nelepon nomor yang nggak kukenal.
>> Lagipula HP selalu aku "pegang" tidak ada yang berani otak-atik HP aku,
>> bahkan bapak dan ibu aku sekalipun. Lagipula, kalau aku menelepon jarang
>> sekali memakai nomor itu. Kalau nggak memakai nomor yang satunya ya pakai
>> telepon rumah. Nomor yang dia telepon itu lebih banyak kupakai untuk SMS
>> saja karena ada fasilitas SMS gratisannya.
>>
>> Aku: Oh gitu, mungkin salah sambung kali mas, bukan nomor saya, nomornya
>> mirip.
>>
>> Mr. X: Ini mbak siapa ya? Mbaknya dimana?
>>
>> Kalau sudah ada orang yang nggak kukenal nanya aku siapa dan aku tinggal
>> dimana, biasanya judesku kambuh, karena di otakku sudah membentuk kata
>> "orang kurang kerjaan". Apalagi takut juga dengan berita-berita ada
>> hipnotis
>> via telepon-lah, SMS-lah, tau dah. Di samping itu dari dulu kalau
>> ditelepon
>> sama laki-laki nggak dikenal, apalagi kalau yang minta kenalan, sudah
>> kubanting aja itu HP. Ya, tentu saja bantingnya di kasur donk.
>>
>> Pernah dulu seorang seniorku di kampus, laki-laki, iseng-iseng menelepon
>> dengan nomor barunya. Intinya pembicaraannya: ngajak kenalan. Jurus,
>> "Sorry,
>> saya lagi sibuk sekarang" dengan cepat aku keluarkan. Sudah deh, pokoknya
>> paling malas bicara dengan orang yang nggak dikenal. Baru pas aku sudah
>> ngancam akan menutup telepon, dia baru ngaku, "Ini Amir, Pril." "Eh, Mas
>> Amir, sorry Mas bla bla bla." "Judesnya anak ini..." Katanya.
>>
>> Hahaha. Ya, gitu deh. Kadang aku bisa sangat ramah sama orang, tapi
>> judesku
>> juga suka kambuh kalau ada telepon-telepon nggak jelas. Jadi, please,
>> jangan
>> iseng-iseng gangguin aku via telepon yaaaa...
>>
>>
>>
>>
>>
>> Selamat malam semua, ini tulisan pertama saya di tahun 2011 untuk SK.
>>
>> Salam,
>> April
>>
>>
>>
>
--
Blog : www.nursalam.wordpress. com
Twitter : http://twitter.com/salamrahman
LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam
*"We make a living by what we get, but we make a life by what we give."
Norman MacEwan*
- 4a.
-
Re: [Ruang Keluarga] Bahkan Saat Cinta Tak Bersuara
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Tue Mar 1, 2011 1:28 am (PST)
Abah Nia romantis juga ya:)
Dulu, semasa hidup, aba' (sapaan ayah saya) juga rajin "menjodohkan"
saya. Terutama di setahun akhir jelang kematiannya (saat itu usia saya
menginjak 29 tahun). Entah apakah itu bagian dari pertanda apa bukan.
Mulai dari mahasiswa yang kost di kontrakan kakak saya (waktu mereka
belum pindah ke Depok) hingga anak tetangga yang masih SMA:). Untuk
yang terakhir ini mending kalo disebut "dapat daun muda", kalo dituduh
pedofilia gimana?*just kidding*
Dan semuanya saya tolak dengan sukses. Belum ada yang cocok, begitu
alasan saya. Kesal memang, karena rasanya kok kayak gak laku-laku
aja:).Tapi seiring waktu saya sadar bahkan bangga itulah ayah saya,
yang paham bahwa salah satu kewajiban orang tua adalah hingga
menikahkan anaknya (termasuk mencarikan jodoh).
Btw, syukurlah jika Nia sudah tak lagi takut untuk menikah. Terima
kasih untuk pengumumannya,hehe...*lirik teman-teman jejaka SK yang
masih jomblo*
Tabik,
Nursalam AR
On 2/13/11, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com > wrote:
> Gara-gara koh aliong inyong bikin notes yang serta merta bikin gue meleleh..
> ahahaha. Serius. Norak ya gue? :D tentang 'apa susahnya bilang cinta' waktu
> 2 mingguan ditinggal oleh almarhumah istrinya, tiba-tiba jadi inget alm.
> Abah. (lagi dan lagi).
>
>
>
> Tulisan ini bukan dibuat untuk menyakiti siapa-siapa, tapi saya sedang
> berusaha memberanikan diri jujur dengan suara hati. Bukan juga membuka aib
> saya ataupun sesorang di sana. Tapi semoga dari secuil perjalanan hidup ini,
> bisa bermanfaat bagi saya, syukur-syukur bagi orang yang sedang
> mengalaminya. :)
>
> ***
>
> *"All the time that I cried, *
>
> *keeping all the things I knew inside . *
>
> *it's hard but it's harder to ignore it.. "*
>
> 25 tahun bagi sebagian orang bukan umur yang maen-maen lagi soal pernikahan.
> Termasuk pemikiran kelurga saya waktu itu. Jika sore sudah tiba, maka
> perempuan yang melahirkan saya sering kali mulai membahas masalah itu.
> Bahkan kadang kalo lagi 'kumat' bisa seminggu berturut-turut tema sore hari
> selalu sama. Dan ujung-ujungnya sering bilang 'Nia.. jangan kabur!".
>
>
>
> Hehe.. gimana beliau gak bilang begitu, kalo pada akhirnya saya secara tak
> sopan bilang "yah.. bahas itu lagi " langsung melengos masuk kamar. Sekarang
> malah ngerasa bersalah setelah long distance dan merindukan ngobrol dengan
> beliau. Rindu dengan amat sangat.
>
>
>
> Saya biasanya masuk ke kamar. Malas sekali mengakui dengan sejujur-jujurnya
> bahwa saya sedang BENAR-BENAR TAKUT MENIKAH. Ya, itu benar. Itu pernah
> terjadi sampai beberapa bulan yang lalu. Dengan berbagai alasan. Juga
> mungkin saat itu saya masih diliputi rasa trauma yang mendalam mengenal
> seorang pria yang nyatanya memainkan api dalam lidahnya selama hamper 9
> bulan. (ingin sekali menyanyikan : mengaku bujangan.. teret teret (hihi).
> Saya akui saya memang bodoh, namun dari kebodohan, banyak orang yang pada
> akhirnya belajar.
>
>
>
> Saya memlih lebih banyak diam dan mengalihkan tema tentang pernikahan karena
> sejujurnya, saya tak mau ibu saya benar-benar kecewa.
>
>
>
> ***
>
> Suatu sore, laki-laki itu menatap mata wajah saya lekat.
>
>
>
> "kenapa Bah?", tanya saya kepada laki-laki yang biasa saya panggil Abah.
>
>
>
> Beliau menyuruh saya menikah, rasa-rasanya itu bukan sekali beliau meminta
> saya untuk urusan itu. Sudah sering kali, bahkan beliau menyebutkan satu
> nama yang dianggapnya adalah orang yang baik. Kebetulan si mas yang satu itu
> agak sering ke rumah, dalam kaitannya dengan urusan kakak ipar. (binaannya
> si kakak). Si mas itu juga yang jadi teman sekaligus bos saya di beberapa
> kegiatan. Beliau sudah saya anggap seperti abang sendiri. Udah tau lah
> pokoknya kebiasaan buruk si Nia macam apa yang bikin beliau kadang
> geleng-geleng kepala.
>
>
>
> Oleh sebab itu, mendengar permintaan Abah yang satu itu yang keluar justru
> tertawa. Benar-benar lucu. Karena saya tahu dan si mas itu juga tahu, bahwa
> tidak ada apa-apa di antara kami. Istilahnya "bahkan cinta, tak mampu
> membeli persahabatan kami" (jiee.. lebay :P). terlebih saat itu, beberapa
> bulan lagi si Mas emang mau nikah. Jadi itu juga yang pada akhirnya saya
> bilang ke Abah, setelah untuk kedua kalinya abah menyebut nama si mas. Tak
> lupa saya cerita ke si Mas yang ujung-ujungnya tuh orang malah tertawa.
> (see? Gue ama die emang kagak ada ape2).
>
>
>
> "oo.. nia, pantesan Abah nia ngeliatin aku mulu pas aku lagi jemur baju..
> aku bingung pak Haji kenapa ngeliatin aku lama ya?", terang Sera, seorang
> tetangga yang memutuskan menikah di usia 20 tahun. Ketika waktu itu ia
> menjemur baju suaminya dan Abah menatap Sera lama. Ya Abah menatap Sera
> lama, karena menginginkan saya menikah muda. Waktu itu usia saya sekitar 23
> tahun.
>
>
>
> Ternyata, permintaan itu adalah permintaan penting terakhir beliau kepada
> saya. Permintaan itu yang membuat jantung saya berdegup kencang ketika
> seorang adik menelpon "Nia.. pulang sekarang.. abah ni.. abah ", pecah
> tangis adik perempuan saya di seberang sana.
>
>
>
> Sepanjang perjalanan saya membuat runtutan peristiwa-peristiwa yang pada
> akhirnya membuat saya berikir mungkin pernikahan adalah permintaan penting
> yang terakhir beliau kepada saya. Sambil terus berdo'a kesehatan dan
> keselamatan bagi beliau. Membuat perjalanan bogor parung penuh dengan
> rutukan dan juga penyesalan karena saya tak bisa membahagiakan beliau dan
> terlalu sibuk dengan diri sendiri.
>
>
>
> 3 hari setelah telpon adik saya. Setelah serangan stroke menjalari tubuh
> Abah. Akhirnya beliau menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Tepat
> saat itu senja berganti malam. Ketika azan magrib berkumandang. Senin, 3
> Agustus 2009.
>
>
>
> Beberapa hari setelah abah dimakamkan. saya menemui sosoknya di dalam mimpi.
> Wajahnya bercahaya, wajahnya benar-benar sumringah sekali. Abah diam saja,
> hanya tersenyum di belakangnya ada kebun mawar merah yang benar-benar indah.
> Saya teringat, beberapa tahun sebelumnya memang saya meminta izin ke beliau
> untuk membuat kebun anggrek di samping rumah (dulu kami pernah punya bisnis
> angrek di samping rumah), walaupun ujung-ujungnya beliau tidak mengizinkan
> karena saya terlalu sibuk, ujarnya. Tapi di dalam mimpi itu sosok Abah
> memberikan saya kebun mawar. Ada satu yang ia bawa di tangannya. Ia serahkan
> mawar paling indah itu kepada saya.
>
>
>
> Tahukah filosofi mawar? Mawar itu indah, tapi mawar punya duri sehingga
> tidak sembarangan orang bisa memetiknya. Saya meyakini bahwa permintaan abah
> untuk saya menikah juga mimpi itu yang pada akhirnya membuat saya harus
> benar-benar mawas diri, menjaga diri.
>
>
>
> ***
>
> Ternyata benar, sepeninggal beliau, ujian dan lika-liku dari orang-orang
> yang dekat atau mendekati saya (atau bisa juga yang gue deketin lho? Hehe)
> emang benar-benar gak lurus-lurus aja. Kayak jargon iklan sebuah makanan
> ringan "life is never flat" tapi dalam perkara ini "love is never flat". :D
>
>
>
> Bukan Cuma karena ada tipu-tipuan 9 bulanan (kayak orang mo ngelahirin hihi)
> yang membuat saya akhirnya takut menikah. Tapi juga saat itu disekeliling
> saya sedang banyak orang bermasalah dnegan urusan rumah tangganya. Alhasil
> tambah gede aja tuh penyakit, penyakit takut nikah.
>
>
>
> Sampai seorang om angkat pernah marah-marah di smsnya.
>
> "nia. Kamu kayak orang gak beriman aja. Dari zaman Rasulullah sampai
> sekarang itu sudah ada pernikahan yang bermasalah, tapi gak sedikit juga
> yang jadi keluarga sakinah." Kira-kira begitu isi smsnya.
>
> Lambat laun saya menyadari banyak hal. Saya amati orang-orang yang
> keluarganya penuh dengan cinta. Tapi yang saya lebih amati adalah cinta abah
> kepada istrinya dan kami, anak-anaknya.
>
>
>
> Abah saya, bukan tipe seorang suami yang dengan mudah bilang 'cinta' atau
> love-love-an kepada istrinya. Tapi saya belajar cinta dari beliau ketika ia
> tak malu untuk merangkul pinggang istrinya saat tidur (bahkan gue ada disitu
> hehe), di usia yang tak bisa lagi dibilang muda, bahkan ketika di keduanya
> telah banyak rambut putih bertebaran di kepala.
>
> Abah saya juga bukan seorang pahlawan super, tapi ketika ia membawa raket
> nyamuk dan menyetrum para penjahat nyamuk itu di atas tubuh istrinya yang
> terlelap, saya belajar cinta. Abah saya tidak punya puisi cinta, tapi punya
> banyak cara dan meluangkan waktu untuk membantu pekerjaan rumah.
>
>
>
> Begitupun dengan ibu saya, yang belum pernah mengenyam pendidikan tinggi,
> namun mampu menjadi seorang istri yang tak pernah menyimpan dan menumpuk
> omelan abah lama. Istri yang menemani abah ketika mulai dari rumah kontrakan
> berlantai tanah dan berdinding anyaman bamboo sampai Alhamdulillah punya
> tempat yang nyaman tanpa kehujanan dan kepanasan. Istri yang tak henti-henti
> berdoa untuk abah dan keluarga, di setelah sholatnya.
>
> semua dalam keluarga, punya kekurang dan kelebihan di masing-masingnya. Tapi
> saya belajar cinta. Bahkan saat cinta itu tak bersuara.
>
>
>
> *Sejatinya sejatinya keluarga yang mengajari cinta sesungguhnya..*
>
>
>
> Kabar baiknya, saya sudah tak takut nikah lagi sekarang :D iyey!
>
> *"find a girl (boy) settle down,*
>
> *If you want you can marry,*
>
> *Look at me, I'm old but I'm happy.."* (father and son, Cat Stevens, yang
> kadang iseng gue ganti judulnya menjadi father and daughter hihi)
>
>
>
> Halmahera 131411
>
> Saat serpihan tajam itu mengkristal menjadi masa lalu :)
>
>
>
>
>
> bagi yang mau baca koh aliong inyong cek di mari gan:
>
>
>
> http://inyong.multiply. com/journal/ item/1063/ Apa_susahnya_ bilang_cinta? replies_read= 120
>
--
Blog : www.nursalam.wordpress. com
Twitter : http://twitter.com/salamrahman
LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam
*"We make a living by what we get, but we make a life by what we give."
Norman MacEwan*
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar