Messages In This Digest (7 Messages)
- 1a.
- Re: [Catcil Ramadhan] Saya, Masjid, dan Gadis Penjual Goreng Pisang From: musimbunga@gmail.com
- 2.
- [Buku Baru] Kamus High Quality Jomblo (for Men) From: Nursalam AR
- 3.
- Artikel: Apakah Anda Menyukai Tebu Atau Gulanya? From: Dadang Kadarusman
- 4.
- Lomba nulis blog #GoVlog From: galuh pramono
- 5.
- Bincang Kreatif "Sukses Menjadi Penulis Best Seller" 2 Hari lagi From: Gerai Buku
- 6.
- Artikel: Rendah Hati Ditengah Dominasi Dan Arogansi From: Dadang Kadarusman
- 7.
- Seminar Mind Mapping "Welcome To The World of Life Long Learning" From: Supermap Learning Center
Messages
- 1a.
-
Re: [Catcil Ramadhan] Saya, Masjid, dan Gadis Penjual Goreng Pisang
Posted by: "musimbunga@gmail.com" musimbunga@gmail.com
Fri Aug 5, 2011 4:30 am (PDT)
Hihi.. Yg tdk tertulis di situ adalah, jikalau aku ngambek, benernya yg pertama kali di cari adalah masjid tempat buat nangis hehe
Iya2 aku inget pas ke rumahmu bbrp tahun lalu :) rinduuu :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: novikhansa@gmail.com
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Fri, 5 Aug 2011 07:48:29
To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Catcil Ramadhan] Saya, Masjid, dan Gadis Penjual Goreng Pisang
Indahnyaaaa :)
Tfs ya, ni....
Aku jadi ingat pengalaman2ku di masjid dekat rumah. Masa kecil jadi peserta, ikut lomba sampai akhirnya mengajar dan jadi panitia pesantren kilat.
Tp sayang, tahun ini nggak jelas :(
Doakan moga ada, hehe
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: "Nia Robie'" <musimbunga@gmail.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Fri, 5 Aug 2011 15:38:01
To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups. >; <wordsmartcenter@com yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: [sekolah-kehidupan] [Catcil Ramadhan] Saya, Masjid, dan Gadis Penjual Goreng Pisang
Pelangi di pantai seberang masjid :)
Saya percaya bahwa anak yang telah "dibesarkan masjid" akan "kembali" ke
masjid. Seberapapun lika-liku hidup yang ia jalani, seberapapun buruknya
pelajaran kehidupan yang telah ia hadapi, seberapun cobaan mengikis
kepolosan.. minimal ada rasa ingin kembali.. ingin kembali..
masjid-masjid aku datang
damai tenteram di kalbu
di dalammu kurasakan
belai kasih ilahi..
Lagu Neno Warisman yang dulu semasa SD/SMP begitu akrab di telinga
mengingatkan diri ketika kaki ini cukup gemetar menaiki panggung di depan
pelataran masjid sekedar untuk melantunkan surah pendek. Masa di mana saya
belajar dasar-dasar islam dalam "sekolah minggu" yang pernah diselenggarakan
oleh para pemuda masjid, tempat di mana tercurahnya pemikiran, dan tenaga
orang-orang yang peduli dengan pendidikan keislaman baik para pemuda,
pengurus masjid, atau orang-orang yang peduli dengan pendidikan dan generasi
yang akan datang. Semoga Allah merahmati mereka semua. Aamiin.
Lebih dari 15 tahunan kejadian itu, tapi entah mengapa sampai saat ini masih
tetap mengakar di jiwa saya, ada satu bentuk kerinduan yang ajaibnya
menggerakkan kaki saya selalu ingin dekat dengan masjid, ingin menemukan
bentuk kemagisan spiritualisme yang ada di masjid, padahal jika ditilik
masjid hanya bangunan sederhana yang terdiri dari tembok-tembok, pondasi,
atap, dan lambang bulan sabit dan bintang di atasnya. Semua adalah benda
mati, tapi justru menjadi penggerak dan salah satu tempat penghubung
makhluk hidup untuk menujuNya. Dengan itu, saya tak bisa bilang bahwa masjid
hanya sebuah benda mati. Justru lebih dari itu.
Lebih dari 15 tahun yang lalu saya tak sekedar belajar dasar-dasar
keislaman, saya mulai belajar apa itu percaya diri, belajar berteman,
belajar banyak hal yang saya tak tahu, bahkan saya masih ingat secara detail
ketika saya pertama kali belajar penempatan kata "di" yang mana itu adalah
pelajaran B. Indonesia yang kebetulan pengajarnya adalah salah satu
penggerak "sekolah minggu", seorang wartawan senior dari Republika. Orang
yang sampai sekarang masih selalu saya anggap guru, yang mungkin tanpa ia
sadari banyak ilmu yang telah diberikan beliau, semoga Allah merahmatinya
(pak Haji.. lama tak bersua.. kapan-kapan saya pengen diskusi lagi). Semua
itu saya pelajari di masjid. Tempat yang harusnya memang dijadikan pusat
pengembangan ilmu baik ilmu islam, ilmu social, pengembangan karakter dan
ilmu yang juga berhubungan dengan keperluan keduniawian.
Di Halmahera timur ini, hampir setiap hari minggu sore saya mengunjungi satu
masjid tepat di depan pantai dimana suara ombak jelas terdengar, dan tak
jarang saya temukan pelangi setelah hujan. Awalnya saya sekedar mencari
inspirasi untuk beberapa tulisan saya, lama-kelamaan ada satu kerinduan yang
kembali muncul. Kerinduan untuk menuntut ilmu dan menyemarakkan masjid
sebagai pusat ilmu.
Untuk menyambut ramadhan kali ini, panitia menyelenggarakan "ramadhan for
kids" yang diadakan oleh BKM salah satu perusahaan yang ada di Halmahera
Timur ini. Panitia pun sempat heran ternyata peserta yang mendaftar untuk
perlombaan ini membludak. Saya hanya bertugas untuk mendampingi para siswa
yang sekolahnya jadi binaan kantor saya.
Mulut-mulut mungil itu melantunkan surah-surah pendek, mulut mungil itu
merapal do'a sehari-hari, alunan suara adzan yang menggetarkan, puisi-puisi
islami yang mendamaikan, da'I dan da'iah berdakwah dengan semangat, dan
lenggok-lenggok memberi salam di antara peragaan busana.
Khusus untuk peragaan busana, awalnya saya agak kurang bersemangat untuk
melatih mereka, pasalnya saya merasa tak ahli sama sekali di bidang itu,
namun karena beberapa orang berharap saya tak sekedar menyemangati mereka
tapi juga melatihnya, saya ajarkan dasarnya saja, dan merombak music untuk
di catwalk nanti.
Awalnya saya agak skeptis tentang perlombaan peragaan busana, namun setelah
saya tilik, ada pelajaran yang saya dapat. Tidak sekedar lenggak-lenggok
layaknya berjamurnya peragaan busana di mall-mall besar di pusat kota.
Karena acara-acara pengembangan bakat seperti ini, menurut para orang tua,
baru tahun-tahun terakhir dilaksanakan di sini. Yang menyadarkan para orang
tua dan guru, akan bakat-bakan yang terpendam di jiwa anak-anak kecil itu.
Terlebih untuk membangun rasa percaya diri.
Di antara para peserta yang difasilitasi oleh orangtuanya, bahkan
disediakan baju-baju muslim yang diimport dari Makassar, saya malah belajar
banyak dari gadis cilik penjual pisang goreng. Gadis cilik kelas 5 SD yang
memiliki mata yang indah itu sempat tak PD untuk mengikuti lomba peragaan
busana muslim itu, walaupun dari wajahnya terlihat ia menginginkan sekali.
Gadis kecil penjual pisang itu sebenarnya bukan karena tak pede secara
kemampuan tapi karena tak punya baju muslim yang baginya cocok untuk
dikenakan dalam peragaan busana itu. Alhamdulillahnya ada orang yang
berkenan hati meminjamkan stelan semi kebaya yang panjang dan menutupi
aurat. Dengan senyum manisnya, ia berhasil memenangkan salah satu kategori
di lomba kali itu. Saya belajar proses, saya belajar tekad dan usaha dari
gadis cilik penjual pisang itu. Terlebih saya belajar tak perlu bersedih
akan keterbatasan yang dimiliki.
Dari rangkaian kegiatan itu juga semakin menggetarkan hati saya merindui
masjid. Dan saya berharap semoga mereka yang telah dekat dengan masjid akan
kembali "membangun" masjid. Semoga..
"Masjid, masjid here I come.."
Hari pertama Ramadhan di Perntauan
8/01/2011
Halmahera Timur
- 2.
-
[Buku Baru] Kamus High Quality Jomblo (for Men)
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Fri Aug 5, 2011 6:36 pm (PDT)
Assalammu'alaikum wr.wb.
Sekadar berbagi info buku terbaru saya. Tautan:
http://www.pro.indie-publishing .com/archives/ 387.
Kamus High Quality Jomblo
Penulis : Nursalam AR.
Penyunting : Nursalam AR.
Tata Letak : Hadi Sucipto
Cover : Hadi Sucipto
Ukuran : xii + 108 hlm; 14,8 x 21 cm
Harga : Rp 35.000 (belum termasuk ongkos kirim JNE dari Depok)
Membaca buku ini seperti membaca kamus tentang pria lajang. Saya jadi
paham apa yang ada dalam pikiran pria. 'Kutahu apa yang kau mau:-P.
Buku ini wajib dimiliki para lajang baik pria atau wanita. Semoga
setelah membaca buku ini banyak lajang yang bertobat dan ingin segera
menikah.
Ugik Madyo, guru dan editor lepas, Surabaya.
Buku ini dengan keterbatasan jumlah halamannya, mampu menyuguhkan
wawasan yang luas seputar argumen mengapa seorang laki-laki jika telah
tiba waktunya dan telah mengkompilasi syarat-syaratnya harus melangkah
ke jenjang pernikahan. Dengan perbendaharaan 1001 pendapat para ahli,
tokoh, dan ilmuwan dalam dan luar negri dari segala tinjauan baik
religi, sosial, kultural dan lain-lain juga dengan gaya gaulnya, buku
ini cocok untuk dikonsumsi segala kalangan dan lapisan, baik kaum muda
yang ingin mencari pencerahan kenapa dia harus menikah, ataupun orang
tua yang menginginkan wawasan obyektif kenapa dia harus mengizinkan
anaknya menikah atau mensupportnya untuk kesana. Dengan niat dan
keikhlasan penulis semoga buku ini dapat bermanfaat bagi penulis
secara pribadi dan para pembacanya.
Asfiaurrahman, Mahasiswa program pasca sarjana Universitas Al Ahgaff
Yaman. Fuah Al Mukalla Hadhramaut Republic of Yemen Nb.
Catatan-catatan karya Nursalam dalam buku ini adalah model perenungan
yang pas. Tidak cuma untuk cowok tapi juga cewek yang masih lajang
atau jomblo. Bahkan bagi yang telah punya pasangan atau sudah menikah.
Jauh dari kesan menggurui, catatan ini memang renyah dan enak
dikunyah.
Johannes Sugianto, penyair dan pemilik situs www.blue4gie.com
Menikah bagi lajang normal adalah impian. Ia barulah titik awal dalam
hidup ini. Jadi memupuk harapan menuju pernikahan di tengah himpitan
beban ekonomi, derita mental dan tekanan hidup adalah keharusan.
Karena melajang hanyalah halte penantian untuk awal hidup sebenarnya
setelah menikah. Hanya kendala budaya dan tetek bengek artifisial
buatan manusia yang kerap mempersulit kita mewujudkan sunnah Nabi
tersebut.
Saat belenggu tradisional itu sudah berani didobrak, tunggulah saat
happy moment dalam hidup. Sebuah awal hidup yang insya Allah sesuai
fitrah. Sementara itu, demi menembus batas dan mendobrakbelenggu,
segenap persiapan pun tak luput harus dipancang. Mus-tahil menang
perang tanpa persiapan.
Jadi kenapa harus melajang jika sanggup nikah segera? Sangat beda lho
antara mengalami kesulitan diri untuk menikah dan mempersulit diri.
Seperti sebuah ucapan bijak dalam film Chicken Run, "Pagar itu bukan
di luar peternakan. Tetapi di dalam pikiran kita." Wallahu a'lam
bisshawwab.
===================== ========= ==
Tertarik dengan buku ini? Kamu juga bisa pesan via SMS ke 085694771764
dengan Format : Nama, Alamat Lengkap, Judul Buku yg dipesan, Jumlah
pembelian. Lalu Indiepro akan mengkonfirmasi ongkos kirim ke alamat
kamu.
Setelah itu, kamu bisa transfer uang pembelian + Ongkos kirim ke no
rekening berikut ini :
BCA no 0080346719 an Endah Widayati atau
BSM no 6007006333 an Dani Ardiansyah
Setelah itu, kamu bisa konfirmasi ke no tadi bahwa kamu sudah
melakukan transfer, dan buku akan segera kami kirimkan!
--
www.nursalam.wordpress. com
- 3.
-
Artikel: Apakah Anda Menyukai Tebu Atau Gulanya?
Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusman
Fri Aug 5, 2011 9:39 pm (PDT)
Artikel:
Apakah Anda Menyukai Tebu Atau Gulanya?
Â
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Â
âHabis manis, sepah dibuang,â
betapa pandainya para sepuh kita membuat perumpamaan. Orang-orang yang dinilai
sudah tidak berguna lagi disisihkan begitu saja. Kadang kita marah,
kalau diperlakukan seperti sepah. Padahal, kita juga akan membuang sepah itu
jika sudah tidak ada lagi rasa manisnya. Ini soal siapa pelaku dan siapa
korbannya saja. Kita tidak suka jadi korban, itu saja. Bukankah kita juga tidak
ingin menyimpan sepah dirumah? Wajar jika sepah itu dibuang. Yang tidak wajar
adalah yang belum menjadi sepah sudah dibuang. Juga tidak wajar jika kita sudah
menjadi sepah, tetapi menuntut orang lain untuk terus menerus menikmati rasa
manis yang sudah tidak kita miliki lagi. Ngomong-ngomong, âsepahâ itu apa sih?
Â
Meski bukan daerah penghasil
gula, namun di rumah masa kecil saya terdapat rumpun-rumpun pohon tebu. Kami
menggunakan parang untuk memotong batangnya, lalu mengupas kulitnya. Kemudian
memotong batang tebu itu menjadi seukuran jari-jari telunjuk. Setelah itu? Kami
mengungahnya. Rasa manis memenuhi mulut kami. Lalu tiba saatnya dimana kunyahan
itu hanya menyisakan rasa tawar saja. Di mulut kami sekarang hanya tertinggal
ampas. Kami meludahkan ampas itu ke tanah. Benda tak berdaya diatas tanah
itulah yang kita sebut sebagai sepah. Habis manis, sepah dibuang. Memangnya
harus diapakan lagi sepah itu jika tidak dibuang? Kita sering menggambarkan
hidup yang sudah tidak berguna sebagai sepah. Kita sadar jika sudah tidak
berguna, tetapi masih ngotot untuk tidak dibuang. Itu mengindikasikan bahwa ini
adalah saatnya untuk mengubah paradigma tentang hidup. Bagi Anda yang tertarik menemani
saya belajar memperbaiki paradigma hidup itu; saya ajak untuk memulainya dengan
memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
Â
1.     Jadilah pemanis kehidupan. Disekitar kita begitu banyak orang yang suka
minum kopi. Tetapi, saya hampir tidak pernah mengenal orang yang minum kopi
tanpa gula. Bahkan sekalipun kita menyebutnya âkopi pahitâ, ternyata ya
menggunakan gula juga. Mengapa gula selalu ada dalam setiap cangkir kopi yang
disajikan? Karena gula membuat rasa pahit pada kopi terasa menjadi manis. Anda
yang mengetahui rasa asli kopi tentu tahu jika sebenarnya kopi itu mirip arang.
Karbon yang tersisa dari benda hangus. Makanya rasanya tidak benar-benar enak.
Tetapi, ketika kedalam seduhan kopi pahit itu kita bubuhkan gula; tiba-tiba
saja kita menikmatinya. Bahkan menjadikannya sebagai minuman favorit. Bayangkan
jika kita bisa membuat rasa pahit kehidupan menjadi terasa manis. Tentunya kita
tidak akan lagi harus disiksa oleh rasa pahit itu. Bahkan boleh jadi, kita
menjadi penikmat rasa pahit itu. Kita bisa menari dalam deraan tantangan dan
rintangan. Kita masih bisa tersenyum ditengah terpaan angin cobaan. Dan kita
masih bisa bersyukur meski tengah berada dalam pahit getirnya cobaan hidup.
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang mampu memaniskan kehidupan.
Â
2.     Jadilah pribadi yang manis, maka pasti selalu dikerubuti. Ditempat
tidur saya tiba-tiba saja banyak sekali semut. Setelah diperiksa, ternyata ada
sisa-sisa gula dari kue kering yang kami makan bersama anak-anak. Ternyata
benar; ada gula, ada semut. Para semut tidak lagi memperdulikan lokasi dan
situasi. Dimana ada gula, kesitulah mereka berbondong beriringan. Ini tidak
hanya benar bagi para semut. Coba saja perhatikan orang-orang yang bisa memberi
manfaat bagi lingkungannya. Para dermawan, selalu dikerubungi oleh para
pengikut setianya. Para alim ulama dan orang-orang berilmu, selalu menjadi
rujukan para pencari pencerahan. Siapapun yang bisa memberi manfaat kepada
orang lain, bisa dipastikan selalu dibutuhkan oleh mereka. Kita? Sesekali orang
lain itu mbok ya membutuhkan kita gitu loh. Tapi mengapa yang terjadi malah
sebaliknya ya? Â Mereka malah mengira
seolah kita ini tidak ada. Sekalipun kita sudah menyodor-nyodorkan wajah kita.
Tetap saja masih tidak mereka lihat. Sudah beriklan, bahkan. Tapi juga tidak
ditanggapi. Barangkali, karena kita belum bisa menjadi pribadi yang manis bagi
mereka. Karena sudah menjadi fitrah manusia untuk mengerubuti segala sesuatu
yang terasa manis.Â
Â
3.     Tetaplah manis, maka sepahmu tidak pernah dibuang. Mari
berhenti untuk marah atau kecewa jika orang lain membuang kita karena mereka
menilai kita sudah menjadi sepah. Mereka tidak salah. Kitalah yang harus
berpikir bagaimana caranya supaya tidak menjadi sepah. Sebab jika kita masih
tetap memiliki rasa manis itu, mereka tidak akan membuang kita, percayalah.
Saya mengenal seorang eksekutif senior yang mumpuni. Setelah memasuki masa
pensiun dari jabatanya yang tinggi, saya pikir beliau akan menjadi seperti âtebu-tebuâ
yang lainnya. Ternyata saya keliru. Perusahaan kemudian memperpanjang masa
kerjanya dengan system kontrak. Lalu beliau berpindah ke perusahaan lain. Lalu
beliau ditarik lagi oleh perusahaan lainnya. Bagi saya, beliau inilah salah
satu living legend mereka yang tidak pernah membiarkan dirinya âkehilangan rasa
manisâ. Meski usianya sudah jauh melampaui masa pensiun, beliau tetap manis. Rasa
manis yang masih tetap lestari didalam dirinya itulah yang menjadikan beliau
tetap menjadi rebutan perusahaan-perusahaan besar. Â Jadi jika kita tidak ingin menjadi sepah yang dibuang,
maka kita harus memastikan bahwa kita tetap menjadi pribadi yang manis.
Â
4.     Nikmatilah rasa manis secukupnya, tidak berlebihan. Sekarang,
cobalah ambil sesendok gula terbaik yang Anda miliki. Lalu suapkan sesendok
gula itu kedalam mulut Anda, dan kunyahlah. Apakah Anda masih menikmati rasa
manisnya? Pada dasarnya, semua orang menyukai rasa manis. Namun, tak seorang
pun bisa melahapnya terlalu banyak. Kita semua mendambakan manisnya kehidupan. Dan
kita sering terlalu serakah untuk merengkuhnya sendirian. Bahkan gula pun mengajari
kita bahwa terlalu banyak rasa manis membuat kepala kita pusing, bahkan kita
bisa mengalami sindrom toleransi insulin. Sungguh keliru jika kita mengira
hidup yang manis itu adalah yang semuanya serba indah. Tidak. Justru hidup yang
terlalu indah cenderung menjadikan kita pribadi yang serakah. Semacam sindrom
toleransi insulin kehidupan. Tidak peduli betapa banyak insulin yang diproduksi
dalam tubuh Anda, gula akan tetap menumpuk dalam darah Anda. Tahukah Anda apa
yang terjadi ketika dalam darah kita terdapat lebih banyak gula dari yang
seharusnya? Hmmmh, Anda tentu paham yang saya maksudkan. Bahkan rasa manis
kehidupan yang terlalu banyak pun bisa membahayakan kehidupan diri Anda
sendiri. Maka nikmatilah rasa manisnya kehidupan, namun tidak perlu berlebihan.
Â
5.     Semanis apapun kita, tidak bisa lepas dari fitrah. Sepah di
kebun tebu kami jumlahnya tidak terlalu melimpah. Namun jika dibiarkan tetap
saja menjadi sampah. Kami punya banyak pilihan untuk memperlakukannya. Jika kami
membuangnya ke kolong kandang domba, maka sepah itu akan menambah nutrisi pada
pupuk kandang yang kami dapatkan. Jika kami membuangnya ke kolam ikan, maka dia
akan menjadi tempat tumbuhnya plankton dan jentik-jentik makanan penggemuk ikan.
Jadi, apanya yang terbuang dari seonggok sepah? Tidak ada. Sepah benar-benar
menyadari bahwa dia tidak bisa melawan fitrah. Semua orang yang pernah muda
akan menjadi tua. Semua yang gagah perkasa akan menjadi tak berdaya. Semua yang
kuat menjadi lemah. Itulah fitrah. Tetapi mari sekali lagi kita lihat sang
sepah. Bahkan setelah masuk tempat sampah, dia tetap saja menjadi anugerah.
Jika kita ikut mengimani konsepsi hidup setelah mati, maka kita lebih beruntung
lagi. Karena dengan keyakinan itu kita kita bisa berharap memetik buah manis
tabungan kebaikan yang pernah kita lakukan semasa hidup. Kita boleh berharap
itu, karena iman kita mengajarkan bahwa setiap amal baik yang pernah kita lakukan
atas nama Tuhan, akan membuahkan imbalan yang sepadan. Beruntunglah kita yang
percaya, karena setidak-tidaknya kita memiliki harapan; bahwa fitrah kita
adalah untuk mempersiapkan tempat pulang alam keabadian.
Â
Tidak perlu lagi untuk merasa
kecewa karena telah dihempaskan oleh lingkungan yang Anda harapkan memberikan
penerimaan. Mungkin mereka benar telah menghempaskan kita karena kita belum
bisa memberi rasa manis yang mereka butuhkan. Mungkin juga mereka keliru karena
tidak bisa menghargai rasa manis yang kita miliki. Tetapi, bukan itu yang perlu
menjadi fokus perhatian kita sekarang. Cukuplah untuk selalu memikirkan,
bagaimana caranya agar kita bisa memberikan lebih banyak lagi rasa manis?
Karena dengan rasa manis yang kita tebarkan, kita tidak perlu meneriaki para
semut untuk mengerubuti. Insya Allah, cepat atau lambat; mereka akan datang
sendiri.
Â
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 4 Agustus 2011
Â
Catatan Kaki:
Jika kita merasa dibuang dari lingkungan
yang kita inginkan, mungkin itu karena kita sudah tidak memiliki rasa manis
yang bisa kita berikan. Atau, rasa manis kita lebih dibutuhkan ditempat yang
lain.
Â
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.
Follow DK on Twitter @dangkadarusman
- 4.
-
Lomba nulis blog #GoVlog
Posted by: "galuh pramono" galoeh11_arch@yahoo.com galoeh11_arch
Fri Aug 5, 2011 9:41 pm (PDT)
Punya pengalaman seru selama Ramadan? Tulis di blog dan dapatkan
kesempatan menangkan banyak hadiah menarik!
VIVAnews.com bersama PT XL Axiata (xL) menggelar lomba
GoVlog di kanal Vlog, portal khusus Blog di VIVAnews.com. XL GoVlog adalah
lomba penulisan blog yang unik dan lucu.
Dapatkan hadiah menarik:
1. Apple MacBook
2. iPad2
3. BlackBerry Onyx2
4. 10 Modem 3G
5. 10 Jaket, Kaos dan Topi VIVAnews
Bagaimana cara ikutannya? Baca selengkapnya di http://www.vivanews.com/xl_govlog
Best Regards
Galuh Prasamuarsi Parantri
vidatra 2000 | The Hermes | Twitter @galoeh11 | BLog http://supergal2.blogspot. com
- 5.
-
Bincang Kreatif "Sukses Menjadi Penulis Best Seller" 2 Hari lagi
Posted by: "Gerai Buku" geraibuku@yahoo.com geraibuku
Fri Aug 5, 2011 10:00 pm (PDT)
Bincang Kreatif âKiat Sukses Menjadi Penulis Buku Best Seller Melalui Self Publishingâ
Buku-buku self publishing atau indi publishing kian menjadi pilihan bagi
para penulis dewasa ini, banyak penulis-penulis yang juga sukses dengan
memilih jalur ini dan tentu saja jauh lebih menjanjikan keuntungan yang
didapat baik dari sisi kepuasan hasil akhir tampilan buku, editing dan
tentu saja sisi financial.
...
Kalau melalui penerbit, penulis cuma dapat sekitar (+/-) 10% royalti,
maka bila buku yang diterbitkan sendiri berhasil di pasaran, penulis
bisa untung berkali-kali lipat. Persoalannya bagaimana caranya agar para
penulis mengerti bagaimana cara menyiasati jurus-jurus jitu agar proses
pracetak (design, lay out dan editing), maupun pasca cetak dimana peran
distribusi buku sampai ke target pembaca yang diinginkan dan juga
strategi marketing dan promosinya, semua akan dibahas tuntas pada
Pelatihan /Bincang-bincang buku yang digagas oleh Komunitas Spirit
Kreatif bekerjasama dengan Komunitas Penulis Lepas dan MATA
Communication pada :
Hari/tanggal : 7 Agustus 2011
Waktu : Pukul 13.00 â" 16.30 WIB
Narasumber : Jonru (Penulis buku indie best seller Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat ; Founder Writers Academy)
               Epri Tsaqib (Penulis Buku-buku indi Best Seller âRuang Lengang dan Para Guru Kehidupan ; Owner Self Publisher www.geraibuku.com)
Tempat : Tupperware Home ; Jl. Tirtayasa Raya No. 24 (depan SMP 13) Jakarta Selatan (tidak jauh dari Blok M)
Investasi & konsumsi Buka Puasa Bersama : Rp 150.000
Terbatas hanya 40 Peserta dan akan segera ditutup begitu kuota terpenuhi
Peserta ke 41 dst akan kami list dalam daftar tunggu bila ada peserta lain yang membatalkan diri atau
kami prioritaskan untuk event serupa berikutnya.
Pendaftar s/d tanggal 27 Juli 2011 Rp 75.000 (diskon 50%)
Fasilitas:
- Goodie bag dari Tabloid Nova dan Tupperware
- Snack
- Voucher diskon 25% kepada setiap peserta untuk mengikuti Writers Academy Kelas Online.
- Kegiatan ini akan diliput dan dimuat di tabloid Nova
- Door Price
Informasi lebih lanjut hubungi : (021) 3099 8655 (Zaki)
No. Rekening transfer BCA 47502 567 46 a/n Ismi Z.A KCP Ciputat 2 Jakarta Selatan.
segera konfirmasi ke No. telp di atas setelah melakukan transfer.
Anda akan dibimbing dan dicoaching langsung mengenai Self Publishing,
penerbitan buku indi yang sukses di acara ini, jangan sampai terlewat
event yang sangat menarik ini untuk mewujudkan impian anda dengan
gagasan kreatif anda di dunia literasi, siapa tahu anda juga akan
menemukan peluang usaha yang menarik di bidang ini.
Komunitas Spirit Kreatif
www.geraibuku.com
MATA Communication
Penulis Lepas
Sponsor acara:
- Tupperware
- Tabloid Nova
- Writers Academy
PS : Terbuka peluang menjadi Sponsor dalam acara ini
 jangan sampai lupa sms kalau sdh transfer, klik NAMA dan Jumlah transfer. salam
- 6.
-
Artikel: Rendah Hati Ditengah Dominasi Dan Arogansi
Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusman
Fri Aug 5, 2011 10:03 pm (PDT)
Artikel:
Rendah Hati Ditengah Dominasi Dan Arogansi
Â
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Â
Dulu, kita diajari untuk
bersikap rendah hati. Sekarang, orang sering keliru menerjemahkan kerendahan
hati sebagai kelemahan. Walhasil, banyak orang yang bersikap rendah hati
bukannya dihormati, melainkan direndahkan. Kelihatannya nyaris tidak ada lagi
tempat untuk kerendahan hati ketika kita lebih mementingkan penampilan fisik,
dan pencapaian yang sifatnya materialistik. Padahal, tanpa kerendahan hati,
kita tidak mungkin sekedar mau menerima kehadiran orang lain, mendengar
kata-kata mereka, atau saling menghormati dengan setulus hati. Konsekuensinya,
banyak orang yang harus membusungkan dada atau memperlihatkan kepemilikan serta
âpowerâ untuk sekedar mendapatkan pengakuan. Mereka yang âberaniâ menampilkan
siapa dirinya adalah orang-orang yang diterima. Namun mereka yang rendah hati
cenderung tidak mendapat tempat. Akhirnya, kita lebih banyak mendapatkan âtong
kosongâ daripada yang benar-benar memiliki isi. Menurut pendapat Anda, masihkah
kita perlu bersikap rendah hati?
Â
Di belakang panggung sebuah
forum keilmuan, saya menyaksikan seseorang mendapatkan âteguran kerasâ. Saya sungguh
terkesan dengan sikap orang yang ditegur itu. Dia tersenyum, sambil
memperhatikan teguran yang ditujukan kepadanya. Meski saya tidak mengenalnya,
namun saya menyadari bahwa orang ini jauh lebih berilmu daripada orang yang menegurnya.
Beberapa pekan kemudian, tanpa diduga kami berjumpa lagi dan bisa berinteraksi
selama beberapa hari. Saya semakin menyadari jika beliau adalah orang yang âberisiâ.
Beberapa minggu setelah pertemuan itu, saya tahu jika ternyata beliau ini
memang bukan orang sembarangan. Sering tampil di radio dan beberapa kali di televisi;
bukti pencapaian pribadi yang melampaui kebanyakan orang. Saya tertegun. Oh, Tuhan
baru saja mengirimkan pelajaran penting melalui sosok pribadi berilmu tinggi
namun rendah hati. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadi
pribadi yang berilmu tinggi namun tetap rendah hati; saya ajak untuk memulainya
dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
Â
1.     Milikilah ilmunya, dan kuasailah keterampilannya. Ada orang yang
berpendaat bahwa kalau kita bersikap rendah hati, maka kita akan dilecehkan. Benarkah?
Ada benarnya juga. Kenyataannya memang ada orang-orang yang jika kita bersikap
sopan kepada mereka, malah menerjemahkan kesopanan dan kerendahan hati kita
sebagai kelemahan. Lalu mereka melecehkan. Jadi, apakah kita harus tetap rendah
hati? Ya. Tetaplah rendah hati. Lho, bukankah orang ini akan melecehkan kita?
Tidak. Mengapa? Karena tak seorang pun dapat melecehkan orang yang âtidak bisa
dilecehkanâ. Meskipun rendah hati, Anda tidak akan dilecehkan jika memang Anda tidak
dapat dilecehkan. Bagaimana caranya supaya kita tidak dilecehkan? Milikilah
ilmunya. Percayalah, tak seorang pun sanggup melecehkan orang-orang yang
berilmu tinggi. Dan kuasailah keterampilannya, karena tak seorang pun mampu
melecehkan mereka yang terampil. Maka tetaplah bersikap rendah hati, sambil
terus menambah ilmu dan meningkatkan keterampilan. Â Â
Â
2.     Berikan kemudinya, dan peganglah kunci kontaknya. Orang yang
rendah hati juga beresiko untuk dilucuti. Artinya, orang lain cenderung
mendominasi. Dikasih hati, makan jantung. Jadi, masihkah kita perlu bersikap
rendah hati? Tetepâ¦.. Teruslah bersikap rendah hati. Kalaupun orang lain ingin
mendominasi, izinkan dia. Perhatikan kata âizinkanâ. Jika Anda yang memberinya âizinâ
untuk mendominasi, siapa yang sesungguhnya memegang kendali? Minimal Anda tidak
akan merasa sakit hati. Maksimalnya? Anda bisa memegang kendali atas
orang-orang yang mengira bisa menguasai Anda, padahal tidak sama sekali. Dia
berkuasa karena Anda mengizinkannya. Perhatikanlah orang-orang di lingkungan
Anda, apakah ada yang ârinduâ dengan dominasi? Jika ada, maka Anda tidak perlu
menantang dominasinya. Berikan izin kepadanya untuk terus mendominasi, namun
jangan biarkan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan diri Anda
diambil alih olehnya. Tetaplah mendengarkannya, namun Andalah yang menentukan
apakah kata-katanya boleh diikuti, atau tidak. Ibaratnya, Anda memberikan strir
kemudi kepada seseorang namun Andalah yang memegang kunci kontaknya.
Â
3.     Seraplah energinya, dan duplikasilah kekuatannya. Orang-orang yang dominan juga
cenderung untuk âmemamerkan kekuatannyaâ. Jika memang kekuatan itu
sangat bermakna maka memberi kesempatan kepada mereka untuk mendominasi namun
tetap memegang kendali bisa memberi kita kesempatan mendapatkan tambahan energy
dan kekuatan. Akui saja jika kita tidak serba tahu. Maka boleh jadi memang
seseorang yang mendominasi mempunyai sesuatu yang bisa kita pelajari. Kita
beruntung jika dapat menyerap energinya, karena kita bisa mendapatkan tambahan
kekuatan. Bagaimana jika tidak ada hal positif yang bisa kita serap darinya? Maka
itu artinya Anda berada dalam lingkungan berisi tong kosong. Jangan terlalu
lama di tempat seperti itu. Atau terlibatlah, hanya seperlunya saja. Tidak usah
terikat ditempat yang tidak bisa memberi manfaat. Carilah tempat lain dimana
Anda bisa secara leluasa untuk tetap bersikap rendah hati tanpa harus
kehilangan harga diri. Jika ditempat lain pun Anda temukan orang-orang yang
cenderung mendominasi? Seraplah energinya, dan duplikasilah kekuatannya.
Â
4.     Berpijaklah di dunia yang datar. âThe world is flat,â kata Thomas
Friedman. Dia merujuk kepada kemajuan teknologi informasi. Dalam konteks ini, saya
ingin meminjam istilah itu untuk menjelaskan bahwa kita semua berpijak didataran
yang sama tinggi. Tidak ada tinggi atau rendah. Â Di tempat datar, kita semua setara, sebanding,
setimbang. Karenanya, tidak relevan jika kita bersikap rendah hati sambil
pilih-pilih orang. Sangat
mudah untuk bersikap rendah hati kepada orang-orang yang mempunyai hirarki
lebih tinggi. Makanya, gampang untuk bersikap hormat kepada atasan tapi sulit
untuk sekedar sopan kepada bawahan. Mudah untuk ramah kepada orang yang mempunyai
pengaruh, tetapi rumit untuk sekedar melirik mereka yang âbukan siapa-siapaâ. Ringan
untuk menghargai orang-orang yang kita nilai lebih berilmu, namun berat rasanya
untuk sekedar mengakui keberadaan mereka yang kita anggap tak lebih pintar dari
diri kita. Ingatlah nasihat para Nabi;âYang membedakan manusia dihadapan Tuhan,
hanyalah tingkat ketakwaannya.â Dan ketakwaan tidak ada kaitannya dengan
jabatan, kebangsawanan, maupun kepemilikian. So, berpijaklah di dunia yang
datar.
Â
5.     Menyerahlahâ¦. Salah satu kata terindah yang paling saya
sukai dari guru Yoga saya adalah âsurrenderâ¦â. Menyerahlah⦠Ini bertolak
belakang dengan kalimat-kalimat motivasi pada umumnya; âfight!â Lawanlah!. Oh, no
no,noâ¦. Humbleness is to fight with surrender. Melawan dengan penyerahan diri.
Ehm, rada berat nih. Ya, ya, ya. Dalam Yoga, justru kita meraih kekuatan
melalui penyerahan diri. Bukan menyerah kepada lawan kita, melainkan kepada
alam semesta. Jika tubuh ini kita biarkan melebur dengan alam, maka dia akan menjadi
bagian dari alam. Mengikuti gerakan dan nafas yang dimainkan oleh alam. Sehingga
kita mulai memahami energy alam, sedangkan alam memberikan perlindungannya. Semua
hal di alam ini adalah energy. Dan kita tahu bahwa jumlah energy itu tetap. Tidak
berkurang. Tidak bertambah. Alias abadi. Jika kita mampu menyelaraskan energy didalam
diri kita dengan energy alam, maka energy itu akan menyatu sedemikian rupa
sehingga kita akan menjadi bagian dari energy alam. Bukankah tidak ada orang
yang bisa melawan kekuatan energy alam? Maka siapa saja yang surrender pasti
menjadi bagian dari alam. Sedangkan mereka yang âmelawanâ harus berhadapan
dengannya. Ketika Anda tetap rendah hati, alam merespon Anda secara positif.
Dan dia akan melindungi Anda dari perlakukan buruk orang-orang yang arogan.
Benarkah? Benar. Buktinya, tidak ada orang yang simpati kepada mereka yang
arogan.
Â
Kita
sudah cukup jauh membicarakan tentang resiko orang-orang yang bersedia untuk
tetap bersikap rendah hati. Dan kita juga sudah membicarakan orang-orang yang
memandang sebelah mata kepada mereka yang rendah hati. Pertanyaannya adalah;
apakah kita termasuk orang yang rendah hati itu, ataukah justru kita yang bersikap
negatif kepada orang-orang yang rendah hati itu? Jangan-jangan kitalah yang
termasuk kedalam kelompok kedua yang sedang kita bicarakan itu. Halah, betapa
gampangnya membicarakan kekurangan orang lain. Padahal ternyata, kekurangan itu
justru ada dalam diri kita sendiri. Kalau begitu, ayolah kita dengarkan kembali
nasihat orang tua kita untuk bersikap rendah hati. Karena bersikap rendah hati
berarti kita memiliki kemampuan yang tinggi namun tetap respek kepada orang
lain. Tidak usah risau dengan mereka yang merendahkan karena kerendahan hati
yang kita tunjukkan. Sebab Tuhan pun telah berfirman; âAdapun hamba-hamba Tuhan
Yang Maha Pengasih itu adalah; orang-orang yang berjalan dimuka bumi dengan
rendah hati. Dan apabila ada orang yang merendahkan mereka, maka mereka
membalasnya dengan ucapan âsalamâ. (kudoakan engkau selamat).â
Â
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 5 Agustus 2011
Â
Catatan Kaki:
Jika
kita masih memilih-milih orang untuk bersikap rendah hati, mungkin kita belum
benar-benar mempunyai sikap rendah hati. Padahal kerendahan hati adalah milik
hamba Tuhan.
Â
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.
Follow DK on Twitter @dangkadarusman
- 7.
-
Seminar Mind Mapping "Welcome To The World of Life Long Learning"
Posted by: "Supermap Learning Center" mindmapcenter@ymail.com mindmapcenter@ymail.com
Fri Aug 5, 2011 10:07 pm (PDT)
Welcome To The World of Life Long Learning
Supermap Learning Center menyelenggarakan seminar Mind Mapping pada :.
Hari/Tanggal :
Sabtu, 13 Agustus 2011
Waktu :
15.30 - 17.30 WIB
Tempat :
Supermap Learning Center
Ruko Golden Road Blok C 30/ 9 ITC BSD - Tangerang Selatan
Investasi :
Rp. 75.000 (Sudah termasuk materi, sertifikat dan buka puasa bersama)
Fasilitator :
Drs. Susanto Edy P. BLI, MSli
Peserta :
Pelajar, Guru dan Umum serta siapa saja yang ingin meningkatkan
kemampuan proses berfikir dan pembelajaran.
Didalam pelatihan ini kita akan mempelajari suatu teknik bio-computer
yang hebat yang ada dalam kepala Anda yakni Teknik MIND MAP. Kita akan
belajar dengan cara yang lebih baik dalam memahami dan mengingat dengan
mengoptimalkan fungsi-fungsi otak manusia dalam `learning mode'.
Dengan Mind Map kita juga akan dengan mudah mengatasi
`kebuntuan-kebuntuan pemikiran' yang sering terjadi ketika
pikiran kita diperlukan untuk sesuatu yang penting dan pelik. Baik itu
dalam urusan pribadi, proses pembelajaran maupun dalam urusan bisnis,
karir dan masa depan.
Ringkasnya, dengan mengaplikasikan Mind Map kita akan dapat
mengefektifkan fungsi-fungsi otak yang dapat membantu meningkatkan
kemampuan dan membuka gerbang potensi otak kita, dalam segala aspek
kehidupan.
Segera daftar, tempat terbatas
Untuk pendaftaran dan informasi selengkapnya silahkan menghubungi :
Rahma/Jelita/Riky di 021 5388563
email : mindmapcenter@ymail.com <mailto:mindmapcenter@ymail.com >
Web : www.supermap.asia
Sukses Selalu
Supermap - Rahma
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar