Senin, 22 Agustus 2011

[daarut-tauhiid] Pandangan Buya Hamka tentang Membela Jihad

------------------------------


http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/08/18/15801/membela-jihad-dalam-pandangan-buya-hamka/


Membela Jihad dalam Pandangan Buya Hamka

* Tokoh Muhammadiyah Buya Hamka menegaskan, ketakutan menyebut perkataan
jihad adalah dikarenakan hilangnya kepribadian sebagai muslim, atau memang
disengaja untuk menghilangkan harga diri sebagai muslim sejati.*

*
*

*"Umat Islam yang diam saja, ketika harga diri kaum muslimin diinjak-injak,
dan membiarkan akidah ini tergadaikan dengan dalih toleransi, maka itu
bukanlah kerukunan beragama, melainkan dayus, pengecut dan kehinan."*

*
*

Akhir-akhir ini muncul semacam ketakutan pada masyarakat, ketika umat Islam
mengobarkan semangat jihad atau mati syahid. Ini ditandai dengan adanya
"Komando Jihad", yang perkaranya sampai ke muka Pengadilan Negeri, dan
seakan-akan berjihad itu diartikan bahwa kaum Muslimin hendak melawan
Pemerintah yang sah di Republik Indonesia ini.


Di zaman yang telah lalu, muncul DI (Darul Islam) dan TII (Tentara Islam
Indonesia), lalu menjadi santer lah propaganda ke arah itu. Orang lupa bahwa
RMS (Republik Maluku Selatan) yang berdasarkan Kristen itu telah pula
mencoba memberontak dan gagal. Lalu pemimpin-pemimpin gerakan itu sama
nasibnya dengan pemimpin-pemimpin dari pihak Islam yang berontak, yaitu
hukuman mati.

Sejak saat itu, orang takut menyebut-nyebut kata "Jihad". Padahal, kalau
jihad tidak ada lagi, agama menjadi terasa lesu dan pemeluk agama itu
menjadi pasrah pada nasib, lalu memakai filsafat kehancuran, yaitu
"sebaik-baik untung adalah teraniaya".


*Perkataan Jihad itu diambil dari pokok kata **juhd**, artinya
bersungguh-sungguh, bekerja keras tidak kenal menyerah, mengeluarkan segala
kekuatan dan tenaga untuk mencapai maksud yang mulia.*

*
*

*Adapun 'perang', hanya sebagian kecil saja dari Jihad, bila dirasakan jalan
lain telah tertutup. Sebab, memang segala peperangan mesti dikerjakan dengan
sungguh-sungguh, strategi yang matang, taktik yang sempurna, teknik yang
modern dengan memperhatikan medan dan cuaca. Oleh karena itu, para ahli
Islam telah membagi tingkatan jihad menjadi delapan:*

*
*

*Pertama, memerangi dan menentang segala usaha orang kafir, karena hendak
membela agama Allah, dengan membendung usaha musuh yang hendak meruntuhkan
kekuatan Islam. Bersedia berkorban demi meninggikan Kalimat Allah dan
kemuliaan Islam, dengan tidak mengenal lelah dan payah.*

*
*

*Kedua, memerangi usaha orang-orang yang hendak memperingan agama dan
menyediakan segala alasan yang kuat untuk menghadapi mereka, sehingga usaha
mereka itu gagal.*

*
*

*Ketiga, mengadakan dakwah, sehingga orang banyak kembali kepada kebenaran,
dan membawa mereka supaya kembali kepada tuntunan Allah dan Sunnah Nabi Saw.
*

*
*

*Keempat, berusaha memerangi hawa nafsu diri sendiri, dengan mengintropeksi
dan melengkapi diri sendiri agar memiliki budi pekerti yang luhur dan
menjauhi perangai-perangai yang tercela dengan latihan-latihan yang tidak
kenal lelah. Dan selalu melengkapi diri dengan mempelajari agama dengan
lebih tekun dan mendalam.*

*
*

*Kelima, berjuang menahan pengaruh setan supaya diri jangan terperosok
kepada yang syubhat (yang diragukan kebenarannya) dan syahwat (menurutkan
kepentingan diri sediri).*

*
*

*Keenam, menjaga diri jangan sampai berteman dengan orang-orang yang jalan
hidupnya cacat atau orang jahat, jangan berkasihan dengan orang-orang yang
maksiat, putuskan hubungan dengan orang-orang yang fasiq.*

*
*

*Ketujuh, sediakan selalu waktu untuk memberikan pengajaran, petunjuk,
tuntunan dan nasihat, supaya oarang paham dengan Al Quran dan Hadits, Ilmu
Fiqh, serta sejaah perjuangan Rasullah dan pejuang-pejuang Islam.*

*
*

*Kedepalan, bersedia menerima kritik yang membangun, meminta nasihat kepada
ahlinya, ziarah kepada orang-orang yang dianggap taqwa, bergaul dekat dengan
ulama yang beramal.*

*
*

*Inilah beberapa kesimpulan yang diambil dari uraian Al-Imam Baidhawi. Oleh
sebab itu dapatlah disebut, bahwa orang-orang yang telah memegang ke delapan
syarat di atas, sesungguhnya dia telah berjihad **fi sabilillah.*

*
*

Dari Sahl bin Hunaif ra, Rasulullah Saw bersabda: *"Barangsiapa yang memohon
kepada Allah dengan sesungguhnya agar ia mati syahid, maka akan disampaikan
Allah-lah ia ke tempat kedudukan orang yang mati syahid itu, walaupun ia
mati di tempat tidurnya." *(HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
An-Nasa'i).

*Harga Diri Kaum Muslimin*

Di dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, pada suatu
hari Rasulullah Saw didatangi oleh seorang laki-laki, lalu orang itu
bertanya kepada Nabi Saw:

*"Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika datang seorang laki-laki
bermaksud hendak mengambil hartaku?"*

Nabi menjawab, *"Jangan berikan hartamu!"*

Orang itu bertanya lagi,* "Bagaimana kalau dia hendak mengambil dengan
kekerasan?"*

Nabi menjawab,* "Pertahankan!"*

Orang itu bertanya lagi,* "Bagaimana kalau aku terbunuh?"*

Nabi menjawab,* " Engkau mati syahid".*

*Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana kalau aku yang membunuh orang itu?"*

Nabi menjawab*, "Dia (orang itu) masuk neraka."*

(Dirawikan oleh Muslim dan Nasa'i)


Tetapi orang yang diam saja, menyerah saja anaknya dimurtadkan orang dengan
berbagai cara, atau masjidnya hendak diganti dengan gereja, demi kerukunan
beragama, demi toleransi, maka kerukunan beragama dan toleransinya itu
bukanlah kerukunan beragama, melainkan dayus, pengecut dan penuh kehinan.


Kata-kata dayus ini biasanya dipakai orang untuk seorang laki-laki yang
pulang ke rumahnya tengah malam, kemudian didapati istrinya sedang ditiduri
laki-laki lain, lalu dia hanya sabar saja. Laki-laki yang demikian itu
dipandang hina dan pengecut. Mengatakan seorang laki-laki dayus adalah
penghinaan yang paling besar bagi seorang yang beragama Islam. Laki-laki itu
tidak punya harga diri dan kemuliaan, ketika hak asasinya diinjak-injak.


Oleh sebab itu, kata jihad wajib dikembangkan terus. Ketakutan menyebut
perkataan jihad adalah dikarenakan hilangnya kepribadian sebagai muslim,
atau memang disengaja untuk menghilangkan harga diri sebagai muslim sejati.
*(Disarikan oleh Desastian)*


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: