Membangun Kemampuan Mencintai
------------sumber: ayonikah.net
Pada mulanya cinta adalah gagasan tentang bagaimana membahagiakan
dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya adalah kemauan baik yang
menjembatani gagasan itu menuju alam kenyataan. Sisanya adalah
kemampuan. Cinta yang hanya berkembang di batas gagasan dan kemauan
baik akan tampak seperti pohon rindang yang tidak berbuah.
Bagian cinta yang pertama dan kedua, gagasan dan kemauan baik,
biasanya terbentuk dari serangkaian penghayatan akan nilai-nilai luhur
kemanusiaan dan keagamaan tentang kehidupan dan hubungan antar
manusia di dalamnya, hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan
manusia dengan alam. Sedalam apa itu penghayatan dalam diri seorang
pencinta, sedalam itu pula sumber energi yang ada di dalam dirinya.
Tapi bagian ketiga dari cinta, kemampuan, memerlukan latihan dan
proses pembelajaran.
Kalau kita mau memberi, kita harus belajar dan
berlatih bagaimana memiliki. Kalau kita mau memperhatikan orang yang
kita cintai, kita harus belajar dan berlatih untuk tidak membutuhkan
perhatian orang lain. Kalau kita mau menumbuhkan sang kekasih, kita
harus belajar dan berlatih bagaimana bertumbuh sendiri terlebih dahulu.
Begitu seterusnya: memberi, memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan
melindungi mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk melakukan
tindakan-tindakan produktif.
Membangun kemampuan mencintai berarti membangun kemampuan produktif
dalam diri kita. Menjadi seorang pecinta sejati berarti menjadi
seorang produktif yang selalu berorientasi bukan saja pada proses,
tapi juga terutama hasil akhir. Produktivitas adalah indikator
kematangan seorang pecinta. Seorang pecinta yang tidak produktif
adalah pohon rindang yang tidak berbuah.
Ini sisi cinta yang paling rasional dan paling berat: belajar dan
berlatih untuk menjadi produktif. Ini bukan pelajaran tentang bagaimana
menguntai kata-kata cinta. Atau tentang teknik-teknik merawat cinta
kasih. Ini pelajaran tentang bagaimana kita mengembangkan diri,
mengubah semua potensi dalam diri kita menjadi kemampuan-kemampuan
baru itu menjadi produktivitas.
Mencintai dengan semua siklusnya adalah kerja dari dalam ke luar.
Seorang pencinta sejati adalah seseorang yang mampu keluar dari dirinya
sendiri menuju orang lain. Tapi sejauh seseorang sebelum mampu keluar
dari dirinya sendiri, ia harus masuk ke dalam dirinya sendiri.
Sedalam mungkin. Karena dari kedalaman itulah, ia bisa keluar sejauh
mungkin.
Pelajaran cinta adalah pelajaran tentang bagaimana kita masuk
kedalam diri sendiri untuk kemudian keluar dengan cara yang lain. Ini
latihan untuk menjadi lebih baik. Dan akhirnya, ini adalah pelajaran
tentang bagaimana mengubab kehidupan kita menjadi taman yang lebih
indah dipandang dan lebih nyaman dihuni. Karena di sana, kita
bertumbuh. Karena dalam pertumbuhan itu, kita berbahagia.
Oleh Anis Matta
**SURYATI**
Gd. Pascasarjana FEUI
Pascasarjana Ilmu Ekonomi Lt. 2
Kampus UI
Depok
Telp : 78849152-53
Fax : 78849154
Pin BB : 27782D20
Email : y4t12002@yahoo.com, suryati06@ui.ac.id
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar