Jumat, 21 Oktober 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3500

Messages In This Digest (1 Message)

Message

1.

Art-Living Sos 2011 (A-10  Bila Musim Mangga Tiba...

Posted by: "Ietje Guntur" ietje_gun76@yahoo.com   ietje_gun76

Thu Oct 20, 2011 11:10 pm (PDT)





Dear Allz….
 
Selamat pagiiiiii…selamat
siaaaang…selamat soreee…Selamat untuk semua teman dan sahabatku…di mana pun
berada. Semoga semua sehat-sehat, ya…
 
Sekarang sudah mulai
memasuki masa pancaroba. Akhir musim kemarau, dan di beberapa daerah awal musim
hujan. Biasanya sih, pada saat pergantian musim ini bila kondisi badan kita
kurang fit, maka kita mudah jatuh sakit. Nah…itu sebabnya kita perlu waspada,
dan menambah porsi makan dengan vitamin dan buah-buahan.
 
Beruntunglah kita yang
tinggal di Indonesia, di daerah tropis, yang sepanjang tahun ada musim buah
tertentu. Dan sekarang,  sedang musim
buah-buahan yang lezat cita rasanya. Musim mangga. Buah yang sarat dengan
vitamin C , yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta menangkal penyakit
flu. Saya paling doyan mangga, yang manis maupun yang asam kecut.
Membayangkannya saja saya sudah mengeluarkan air liur…hehehe…membayangkan rujak
mangga yang segar dan pedas…wooow..sedap sekali…
 
Naaah, mumpung lagi musim
mangga, jadi kita ngobrol tentang buah mangga ini saja, yaaa…Sebetulnya saya
sudah lamaaa banget pengen cerita tentang mangga. Bahkan mangga ini nyaris
menjadi obsesi di kepala saya. Apalagi kalau melihat mangga di halaman rumah
saya, yang hanya berbuah sebiji doang…hehe…rasanya gemes dan penasaran…
 
Oke deeeh…sambil
beristirahat…sambil beraktivitas…kita seling sedikit dengan cerita
mangga…ssshhhppp…ceessss…ceess…. Selamat menikmati…semoga berkenan….
 
 
Jakarta, 13 Oktober 2011
 
Salam  hangat,
 
 
Ietje S.
Guntur
 
NB
:  
Cerita
mangga ini juga aku persembahkan untuk Ma tersayang, yang seyogyanya
berulangtahun hari ini…Walaupun beliau  sudah tiada, tetapi semangatnaya serta cintanya, bahkan melalui sebuah
mangga tetap menyala di hatiku…Semoga beliau mendapat tempat di sisiNya…I love
U, Ma…
 
♥♥♥
 
 
Art-Living Sos 2011 (A-10
Start : 10/10/2011  12:26:10
Finish : 10/10/2011 14:53:28
 
 
 
BILA MUSIM  MANGGA  TIBA...
 
 
Hari Senin. Pagi-pagi. Saya
sedang dalam perjalanan ke kantor. Biasaaaaaa….kalau hari Senin, hati lebih
banyak deg-degan dibandingkan hari lainnya. Banyak orang yang terburu-buru dan
ingin lekas tiba di tujuan. Dan akibatnya, tidak dapat dihindari, antrian
kendaraan yang menyebabkan kemacetan. Tidak terkecuali di pemukiman, di
kompleks perumahan tempat tinggal saya.
 
Kompleks yang dulu terkenal dengan
jargon 'hidup nyaman di alam segar', kini sudah nyaris tinggal kenangan. Ada
sih satu dua pepohonan dan secuil taman lingkungan. Tetapi di beberapa ruas
jalan, sudah berubah fungsi. Dari perumahan, menjadi tempat berdagang dan
berjualan segala macam. Termasuk berdagang buah-buahan. Halaaah….
 
Di setiap musim buah, maka
kompleks pemukiman saya pun berubah, menjadi semacam pasar buah. Seperti pada
bulan Ramadhan, di beberapa penjuru jalan, banyak yang berjualan buah blewah
dan timun suri. Dan sekarang, di awal bulan Oktober, datang musim baru. Musim
buah mangga !
 
Inilah yang menjadi pemandangan
tambahan sepanjang perjalanan. Dari pada jengkel melihat para pengendara saling
serobot di jalan, biasanya saya meluangkan pandangan ke kiri kanan jalan. Lihat
kiri kanan, kulihat saja…hehehe…seperti lagu 'Naik-naik ke puncak gunung'. Tapi
sekarang di sini, kulihat buah-buahan…menggunung di sisi jalan. Dan saat ini,
buah mangga menjadi primadonanya. Wooowww…. !!!
 
Mangga berbagai jenis, warna
dan ukuran berjejer di pinggir jalan. Harganya mulai dari lima ribu rupiah
sekilo, jenis dermayu dan Probolinggo, hingga yang agak mahal yaitu mangga
gedong gincu dari Cirebon bisa mencapai duabelas atau lima belas ribu rupiah. Kadang-kadang
ada juga mangga golek, tapi itu sudah menjadi buah yang langka. Dan kalau mau
lebih murah, ada pasar semacam pasar induk yang tidak jauh dari kompleks.
Harganya sangat miring. Terutama bila kita membeli di Bandar buahnya, pada saat
buah-buahan tersebut baru dibongkar dari truk pengangkutnya….hehehe…Serius
niiih…!
 

 
Ngomong-ngomong tentang mangga,
tidak bisa kita pisahkan dari cerita kenakalan masa kecil dulu…hehehe…
 
Kayaknya sih, tidak ada 'anak
gaul' jaman dulu yang tidak memiliki pengalaman dengan mangga
tetangga…hihiiii…Iya. Jaman dulu, ketika halaman atau pekarangan setiap rumah
cukup luas untuk ditanami pohon buah-buahan, maka pohon mangga merupakan salah
satu tanaman favorit yang hampir ada di setiap rumah. Jenisnya pun tergantung
dari daerah masing-masing. Ada mangga yang besar dan manis, ada mangga yang
asam dan penuh serat, dan ada mangga yang berbentuk lonjong seperti pepaya.
 
Biasanya keluarga yang tidak
memiliki pohon mangga di halaman rumahnya akan membeli mangga di pasar atau di
penjual buah-buahan. Akan tetapi namanya anak-anak, walaupun sudah disediakan
buah mangga di rumahnya, tetap saja mangga tetangga terasa lebih nikmat dan
lezat. Apalagi kalau memetiknya tanpa ijin yang empunya… hahaha…..Entah kenapa,
mangga curian memang lebih enak ! Hikks…
 
Saya sendiri…* ngaku nih *…termasuk
pengintai mangga di rumah tetangga juga. Bersama dengan kawan-kawan
sepermainan, kami biasanya mengincar mangga di halaman rumah orang yang buahnya
banyak. Anehnya, kami lebih suka mangga yang kecil-kecil dan asam kecut
dibandingkan dengan mangga manis. Mangga asam kecut ini kami makan dengan
cocolan garam dan kadang cabe rawit. Atau, kalau dalam keadaan darurat , ya
langsung saja digerogoti setelah dipetik. Tapi kami harus hati-hati, karena kadang-kadang
pinggiran bibir bisa luka terkena getah mangga yang masih muda. Namun…rasa
sakit karena getah mangga kalah nikmat dengan rasa mangga yang asam kecut tidak
karuan itu…hihihiii…
 
Ibu saya sampai bosan
menasehati saya, agar tidak lagi mengambil mangga di rumah tetangga. Mungkin
beliau bosan melihat kaki dan tangan saya yang lecet dan beset-beset kena
gesekan dahan pohon mangga ketika memanjat dan turun tergesa-gesa. Mungkin juga
beliau kesal melihat baju saya yang tidak jarang sobek di sana sini karena
tersangkut ranting pohon mangga. Tapi apa mau dikata…memanjat itu enak !
Terlebih kalau di ujungnya ada hasil sebuah mangga yang segar…wkwkwkkkk..
 

 
Cerita tentang mangga, yang
nama kerennya adalah Mangivera Indica, atau disebut juga Mango, tidak berhenti
hingga mangga di rumah tetangga saja.
 
Konon mangga ini berasal dari
India dan perbatasan Burma ( sekarang Myanmar). Dari situ, sejak 1500 tahun lalu
pohon mangga ini menyebar ke seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia,
Malaysia, Thailand, Cambodia, Vietnam, dan juga ke China. Tidak heran bila pada
saat ini penghasil mangga nomor satu di dunia masih didominasi oleh India,
disusul kemudian oleh China , Mexico dan Thailand. Indonesia sendiri baru
berada di posisi ke enam…hiikss…Jadi tidak usah heran, bila di mancanegara kita
melihat buah mangga di pasar buah atau di pasar swalayan, itu adalah produk
dari Negara tetangga kita . Mangga dari Indonesia belum menjadi primadona di
pasar internasional. Bahkan di pasar domestik pun buah mangga kita kadang kalah
pamor dibandingkan dengan buah-buahan impor…huaaaaa…..!!!
 
Memang, buah mangga di
Indonesia masih menjadi buah pekarangan. Hanya sebagai tanaman hiasan di
halaman rumah. Baru beberapa daerah yang menjadikan mangga sebagai pilar
ekonomi yang menjanjikan. Seperti misalnya daerah Probolinggo di Jawa Timur,
daerah Cirebon dan Kadipaten di Jawa Barat, dan beberapa daerah di Sumatra.  Buah mangga dari daerah-daerah inilah yang
kemudian memenuhi pasar lokal dan domestik, membanjiri pasar buah di pulau
Jawa, termasuk di kompleks perumahan tempat tinggal saya.
 
Saya jadi ingat, pohon mangga
di rumah kami. Ketika masih di Sumatra, pohon mangga di halaman rumah hanya
pohon mangga biasa, yang rasanya seperti ubi, penuh serat. Pernah juga di rumah
dinas ayah saya, ada pohon kweni yang besarnya seperti pohon beringin. Tinggi
dan besaaaaarr sekali. Tidak bisa dipanjat. Selain tinggi dan besar, semutnya
juga segede-gede gaban, ganas dan kalau menggigit terasa panas. Jadi kami hanya
menunggu buahnya jatuh, atau sesekali dibandreng dan disinggat pakai galah
penjolok.
 
Belakangan, ketika ayah saya
sudah pensiun dan  menikmati hari tua di
kota Padang, beliau memelihara mangga di halaman rumah. Buahnya besar-besar dan
manis. Setiap musim buah, antara bulan Oktober hingga bulan Desember, pohon itu
seperti pabrik buah. Tidak pernah berhenti berbuah, dengan rasa yang tidak
berubah sejak awal musim panen hingga akhir musim. Ibu saya selalu membagikan
mangga ini kepada tetangga kiri kanan, bahkan hingga teman dan sahabat yang
jauh pun selalu dikirimi mangga hasil dari halaman rumah sendiri.
 
Ada cerita lucu dan mengharukan
tentang pohon mangga kami di Padang ini. Ibu saya begitu bangga dengan pohon
mangga dan buahnya ini. Maka suatu ketika, saat mangga ini sedang panen raya,
beliau berkeinginan untuk mengirimkannya kepada kami, anak-anaknya yang berada
di Pulau Jawa. Jadi deh, ketika saya sedang berlibur ke Padang , ibu saya
memisahkan banyak buah mangga untuk dikirim kepada adik-adik saya.
 
Dikemas di dalam kardus bekas
mie instan, beberapa kilo buah mangga dari halaman rumah kami bawa ke jasa
pengiriman barang. Saya dan ibu masing-masing membawa dua kardus, untuk
adik-adik saya yang tinggal berbeda kota. Sambil termehek-mehek dan
terhuyung-huyung membawa beban yang berat, saya bilang ke ibu saya ," Ma,
kenapa sih mesti dikirim ke mereka ? Kan mereka bisa datang sendiri ke sini ?
Beratnya ini minta ampun. Barangkali ini semua ada sepuluh kilo ."
 
Dengan tangkas dan manis ibu
saya menjawab ," Kalau menunggu adik-adikmu datang, nanti buahnya sudah habis. Biar
adik-adikmu juga merasakan enaknya mangga yang ditanam papa ."
 
Huaa…hiks hiks…saya jadi
terharu. Segitu sayangnya ibu kepada anak-anaknya. Sampai mangga pun tetap
harus dibagi rata untuk semua. Memang mangga itu adalah mangga kenangan dari
ayah saya, yang pada saat itu sudah meninggal beberapa waktu sebelumnya. Mangga
itu menjadi semacam prasasti di halaman rumah kami. Dan anehnya, setelah ibu
saya meninggal beberapa tahun kemudian, pohon mangga itu pun meranggas. Kering.
Dan sekarang hanya tinggal tunggul batangnya saja.
 

 
Hmmmh…seru juga ya, cerita
tentang mangga. Begitulah. Melihat jejeran penjaja buah mangga di pinggir
jalan, saya merenung.
 
Yeaaah…selain membawa kenangan
yang lucu dan sedih, mangga juga sebetulnya bisa ditingkatkan nilainya dengan
pengolahan yang lebih lanjut lagi. Mangga tidak hanya sedap disantap sebagai
rujak atau minuman jus. Mangga dapat diolah menjadi asinan, manisan kering,
selai, sirup dan masih banyak lagi.
 
Konon daun mangga pun
bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah bagi penderita penyakit diabetes
karena dapat menurunkan gejala hiperglisemia.
 
Tak hanya itu fungsi dan
kegunaan mangga.  Di beberapa Negara di
Asia bagian selatan mangga memiliki nilai-nilai kultural yang tinggi.
Di
Filipina, buah ini merupakan simbol nasional. Dan di dalam kitab suci Weda agama Hindu, mangga dianggap sebagai "hidangan
para dewa". Daun-daun mangga kerap digunakan
secara ritual dalam dekorasi upacara
perkawinan atau keagamaan Hindu.
Mangga
memang menjadi bagian dari kehidupan kita. Mewarnai masa kanak-kanak dengan
kegembiraan. Mewarnai masa dewasa sebagai santapan yang lezat dan penuh vitamin
untuk kesehatan. Bahkan mewarnai budaya kita sebagai bagian dari perjalanan
hidup yang panjang.
Seandainya
saja kita bisa belajar dari sebuah mangga…
 
Jakarta,
10 Oktober 2011
Salam
hangat,
 
Ietje S. Guntur
 
Special note :
Terima
kasih untuk Ma dan Pa tercinta , yang telah mengajarkan cinta dan kasih sayang
melalui mangga di halaman rumah. Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat masa
kecil yang bersama-sama berburu mangga di rumah tetangga…Anton, Ana, Tiar, Donti,
Pendi, Agus, Len, Al, As, Dorlen, Yul, Chick…dan sahabat-sahabat di Padang
Sidempuan, Tanjung Balai dan Pematang Siantar…kalian membuat masa kanak-kanakku
sangat indah dan berwarna…manis dan asam yang luar biasa….Love U allz…
♥♥♥
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Parenting Zone

Resources and tips

for parents

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Bi-polar disorder

Find support

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: