Selasa, 25 Oktober 2011

[daarut-tauhiid] Rakyat Suriah Terbantai dan Terbunuh, Berharap Bantuan Muslim Indonesia

Rakyat Suriah Terbantai dan Terbunuh, Berharap Bantuan Muslim Indonesia

*Oleh : Ghiyast Abdul Baqi*

*Jamiah Malik Abdul Aziz Jeddah, Jamaat Huquq Al Insan fi Suriah*

Suriah terbakar sejak 15 Maret 2011, demonstrasi dilakukan oleh rakyat di
berbagai kota dan desa. Rakyat menuntut atas kesamaan hak, kebebasan, dan
kehidupan yang aman. Mereka juga menuntut kebebasan bersuara dan negara
demokrasi yang beradab.

Negara demokrasi yang mereka inginkan akan mewujudkan kesetaraan hak warga
negara untuk hidup dengan sejahtera tanpa adanya penindasan dan ketakutan
atas jeruji besi penjara. Demokrasi dengan tanpa peralatan kepolisian yang
menindas. Tanpa tank-tank militer yang menggilas warga.

Sejak tanggal 15 Maret 2011, sederet lembaga militer yang dipimpin oleh
Bashar Assad, sang Presiden, dan Menteri Dalam Negeri Suriah, meliputi 17
lembaga militer negara, intelijen, dan pasukan khusus kepresidenan telah
membunuh para demonstran yang tak berdosa. Para demonstran turun ke jalan
dengan telanjang dada, tanpa membawa batu, tongkat ataupun senjata lainnya.
Mereka hanya berteriak: "Damai… Tanpa Kekerasan… Kebebasan… Kehormatan
Negara…"

Hingga saat ini jumlah korban terbunuh akibat peluru-peluru pasukan militer
negara telah mencapai lebih dari 5.000 orang. Bahkan anak-anak kecil pun
terbunuh karena mereka menuliskan di tembok-tembok sekolah mereka:

"Kita ingin kebebasan… Kita ingin merdeka… dan kami tidak rukuk kecuali
kepada Allah "

Sekarang di penjara–penjara Suriah, lebih dari 100.000 orang di kerangkeng,
mereka adalah sebaik-baik pemuda tanah air. Dan tidak diketahui entah berapa
yang sudah dibunuh dengan disiksa dan seberapa yang masih hidup di
penjara-penjara.

Pasukan militer negara juga telah menangkap lebih dari 70.000 orang.
Sebagian besar dari mereka adalah para aktivis kampus, para guru, dokter,
pengacara, para ulama, juga para cendekiawan yang pada umumnya masih berusia
muda.

Militer Suriah pun telah melakukan sekian penindasan di dalam penjara.
Penindasan dan penyiksaan yang sangat kejam dan sadis. Ada sekitar 20.000
tawanan politik yang saat ini berada dalam penyiksaan militer. Selain itu,
ada pula sekitar 20.000 orang yang terluka akibat peluru-peluru militer,
bahkan sebagian dari mereka cacat dan buntung.

Melihat kejadian yang ada di tengah rakyat Suriah itu, ada sebuah pertanyaan
penting. Mengapa rakyat Suriah baik di kota ataupun desa turun ke jalan
menuntut revolusi, kebebasan, demokrasi, dan perubahan ?

Hal yang pasti telah terjadi dalam sejarah Suriah adalah bahwa rezim militer
telah menguasai sistem kenegaraan Suriah sejak kudeta militer yang terjadi
pada tahun 1963. Dan di tahun 1970, sang Jenderal yang bengis, Hafidz Assad
mulai memegang kepemimpinan dan menjadi presiden setelah kudeta militer yang
menewaskan puluhan jenderal dan tentara, juga ratusan warga sipil.

Pada Tahun 1973, Suriah di bawah pemerintahan Presiden Hafidz Al Assad
mengalami kekalahan telak di hadapan Golan. Di tahun 1979 Presiden Al Assad
melakukan pembantaian terhadap para pemimpin Ikhwanul Muslimin, para
pengacara, insinyur, dokter, yang notabenenya menolak pemerintahan Hafidz Al
Assad.

Pada tahun 1980 rezim Hafidz Al Assad kembali melakukan pembantaian di
penjara kota Tadmur. Kali ini pembantaian tersebut dipimpin oleh seorang
Jenderal yang memimpin pasukan khusus kepresidenan atas perintah Hafidz Al
Assad. Dalam pembantaian tersebut jumlah korban mencapai 1200 orang yang
terdiri dari tokoh oposisi, cendekiawan, ulama, dan para dosen perguruan
tinggi.

Tahun 1982 tentara Suriah di bawah kendali presiden Hafidz Al Assad dan
saudaranya Raf'at Al Assad kembali melakukan pembantaian terhadap kota Hama.
*Dalam penyerangan selama 1 bulan mereka berhasil menguasai kota dan
membantai lebih dari 70.000 penduduk kota hama. Mereka menculik lebih dari
20.000 penduduk, melakukan pemerkosaan terhadap wanita,* menghancurkan
rumah, bangunan, masjid, gereja serta pasar. Dalam penyerangan tersebut
lebih dari 10.000 penduduk terpaksa mengungsi keluar kota hama.

Tahun 1984, pasukan Suriah memasuki Libanon dan berada di sana dalam kurun
waktu yang cukup lama. Selama kurun waktu tersebut mereka kembali melakukan
kejahatan dan pembantaian terhadap penduduk Libanon dan juga pengungsi
Palestina yang tersebar di berbagai kamp pengungsian di Libanon.

Hafidz Al Assad memerintah sejak 1970 dan meninggal pada tahun 2000 karena
menderita penyakit kanker. Selama pemerintahannya, Hafidz Al Assad membantai
puluhan ribu penduduk kota Hama, Aleppo, Tadmur, Lattakia, Jisr Suqur, dan
lainnya.

Setelah kematian Hafidz Al Assad, Jendral Raf'at Al Assad segera
mempersiapkan putra bungsu Hafidz Al Assad yang bernama Bashar Al Assad yang
masih berumur 30 tahun untuk menggantikan ayahnya, meskipun langkah
tersebut mengharuskan perubahan undang-undang Negara yang dilakukan hanya
beberapa jam sebelum pengangkatan Bashar Al Assad menjadi Presiden. Setelah
pengangkatannya Bashar Al Assad mengikuti langkah orang tuanya dengan tidak
memberikan kebebasan berpendapat, berpolitik, dan berdemokrasi bagi
rakyatnya. Selama pemerintahannya kolusi, nepotisme dan korupsi merajalela
di berbagai instansi Negara. Penculikan dan penangkapan terhadap para
pemikir, cendekiawan, wartawan, dosen, guru dan syaikh semakin menjadi-jadi.
Hal tersebutlah yang memaksa masyarakat Suriah turun ke jalan menuntut hak
dan menyampaikan aspirasi mereka. Para pemuda turut andil pula, dan mereka
harus menghadapi kekuatan senjata rezim al Assad, yang mengakibatkan
tertumpahnya darah setiap hari di setiap sudut jalan kota-kota di Suriah .

PBB serta organisasi yang mengawasi masalah-masalah kemanusiaan yang berada
di Eropa, Amerika dan Negara-negara Arab, serta mass media baik cetak maupun
elektronik membenarkan dan memberikan bukti nyata atas apa yang terjadi di
Suriah.

*Harapan Rakyat Suriah pada Indonesia*

Maka harapan besar kami terhadap bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi
kebebasan dan keadilan, yang menolak segala bentuk kejahatan untuk ikut
menyuarakan:

1. Penolakan terhadap segala bentuk kejahatan militer yang dilakukan rezim
Bashar Al Assad.

2. Penolakan terhadap setiap tindakan pembunuhan terhadap anak-anak di kota
Damaskus, Dar'a, Homs, Hama, Lattakia, Idlib, dan Dair Zour.

3. Menuntut proses hukum atas segala bentuk kejahatan yang dilakukan rezim
Bashar Al Assad dan kelompok-kelompok milisi bayaran yang mendukung rezim
tersebut.

4. Pernyataan dukungan bangsa Indonesia terhadap proses demokrasi yang
dicita-citakan rakyat Suriah.

5. Bangsa Indonesia ikut turun ke jalan menyatakan dukungan terhadap
cita-cita rakyat Suriah dan menuntut proses hukum terhadap rezim yang
melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan penculikan yang dialami setiap hari
oleh rakyat Suriah.

Anda bisa mendengar, membaca, dan mengikuti berita terkini yang terjadi di
Suriah baik dalam bahasa Inggris ataupun bahasa Arab. Suriah setiap hari
bergejolak menuntut kebebasan dari rezim yang zalim. [voa-islam.com]


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: