Rabu, 19 Oktober 2011

[daarut-tauhiid] “Mas,..Mbak.. aku ingin sembuh”

 

"Mas,..Mbak.. aku
ingin sembuh"
 
 
Sumber: http://lmimadiun-kisah-nyata.blogspot.com/2011/10/masmbak-aku-ingin-sembuh.html
Foto
dokumentasi :http://lmimadiun-kisah-nyata.blogspot.com/2011/10/foto-dokumentasi-bu-saliyem-ngawi.html
 
 
Hari-harinya
ia lewati di pembaringan.Pembaringan tanpa kasur,hanya beralaskan tikar
menjadikan kondisi ibu 3 anak ini semakin memilukan bagi mereka yang
melihatnya.Ibu Saliyem warga dusun Ngasihan RT 07 RW 01 desa kedung putri
kecamatan paron ngawi hanya bisa tergolek tak berdaya dengan penyakit yang dideritanya.
Nafas tersengal-sengal kala tim LMI mengajaknya bicara menunjukkan bahwa
saluran pernafasan beliau turut terganggu akibat semakin membesarnya benjolan
di perut beliau. Bu Saliyem harus menerima kenyataan mengalami pembesaran di
perutnya sejak 4 tahun yang lalu.
 
Saat
ditemui LMI di rumahnya,Ibunda Bu Saliyem dan kader posyandu yang bernama Bu
Wagini menceritakan mulainya penyakit ini muncul. Ia menuturkan bahwa 4 tahun
lalu sepulang Ibu Saliyem bekerja di Jakarta
mulai muncul benjolan di perutnya. Sebagai orang awam yang tidak faham
kesehatan dan ditunjang dengan kondisi ekonomi yang jauh dari cukup membuat
beliau mengabaikan kondisi ini. Benjolan ini semakin lama semakin membesar
seperti bola.
 
Saat
staf LMI memegang dan melihat perut beliau,sepertinya didalam perut beliau
berisi cairan.Hingga saat ini belum ada diagnosa beliau menderita penyakit apa.
Berdasarkan penuturan Bu Wagini kader posyandu di dusun tersebut, Bu Saliyem
pernah dibawa ke RSUD di Ngawi, bahkan Bu Saliyem harus menjalani rawat inap.
Namun selama 5 hari menjalani rawat inap, tidak ada tindakan lebih lanjut dari
pihak rumah sakit. Akhirnya Bu Saliyem memutuskan untuk pulang, karena masalah
biaya.
 
Ibu
3 anak ini sudah lama ditinggal pergi suaminya,hingga sekarang beliau tidak tahu
keberadaan sang suami. Ketiga anaknya yang sudah dewasa juga tidak pernah
pulang kerumah.  Saat ini beliau hanya ditemani sang ibu yang berusia
sekitar 70 tahun. Rumah berdinding bambu berlantaikan tanah tanpa terlihat
pembatas ruang dan hanya dipan kecil di dalam rumah tersebut, menunjukkan
potret kemiskinan keluarga Bu saliyem.
 
Kesakitan
yang luar biasa sering Bu Saliyem alami, dan kami melihat sendiri saat beliau
sedang kambuh. Beliau merasakan sakit dipinggangnya, perutnya menjadi keras dan
nafasnya tersengal-sengal. Kesakitan seperi ini hampir tiap hari beliau
rasakan.
 
"Mas,..Mbak..
aku ingin sembuh" begitulah ucapan yang keluar dari bibir beliau.
 
Saat
kami tanyakan ke Bu Wagini sebagai kader posyandu di dusun tersebut, apakah
sudah melapor ke instansi terkait. Jawabannya,sudah tapi tidak ada respon.
Bahkan beliau berusaha mengundang media cetak dan media televisi agar derita
beliau bisa diekspose.
 
"Sebenarnya
Indosiar, JTV, RCTI, Jawa Pos sudah memuat berita Bu Saliyem, tapi hingga
sekarang belum ada tindakan,"kata Bu Wagini.
 
Pembaca
yang Budiman akankah kita biarkan begitu saja penderitaan Bu Saliyem. Beliau
adalah Saudara kita sesama muslim yang butuh uluran tangan kita. Saat LMI
menyerahkan bantuan, untaian doa terus keluar dari bibir beliau diiringi ucapan
istighfar yang terus didengungkan Bu Saliyem saat penyakit beliau kambuh.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: