Selasa, 25 Oktober 2011

[daarut-tauhiid] Mengungkap rahasia kelam sosok Qaddafi : Fir'aun, Toghut, dan Musailamah al-Kadzab dari Libya (2)

Mengungkap rahasia kelam sosok Qaddafi : Fir'aun, Toghut, dan Musailamah
al-Kadzab dari Libya (2)

Muhib Al-Majdi

*
*

Hits: 2972
<http://static.arrahmah.net/images/stories/2011/10/qaddafi-syetan.jpg>

*Arrahmah.com* – Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan dua alasan para
ulama dan berbagai lembaga Islam internasional memvonis Qaddafi sebagai
seorang taghut yang kafir murtad. Dalam artikel kali ini, kita akan
mengangkat beberapa alasan syar'i lainnya yang melandasi vonis tersebut.
Selamat menikmati!

3. Melakukan *tahrif *(pengubahan dan penyelewengan) terhadap Al-Qur'an

Qaddafi adalah taghut pertama di muka bumi yang secara lancang berani
'mengubah' Al-Qur'an dengan membuang lafal {Þõáú} (artinya: katakanlah) dari
dalam Al-Qur'an, dengan dalih ayat Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi SAW.
Perintah 'katakanlah' dalam ayat-ayat Al-Qur'an ditujukan kepada Nabi SAW,
karenanya Qaddafi menyatakan tidak ada gunanya lagi membaca lafal tersebut
setelah Rasulullah SAW meninggal. Jika seseorang membaca surat Al-Ikhlas,
Al-Falaq, atau An-Nas misalnya, maka menurut Qaddafi seharusnya ia membaca
sebagai berikut:

{åõæó Çááøóåõ ÃóÍóÏñ} , {ÃóÚõæÐõ ÈöÑóÈøö ÇáúÝóáóÞö}¡ {ÃóÚõæÐõ ÈöÑóÈøö
ÇáäøóÇÓö}

Para ulama Islam telah sepakat (ijma') bahwa siapa pun yang mengubah-ubah
sebuah ayat Al-Qur'an, atau mendustakan sesuatu ayat dari Al-Qur'an, atau
mengingkari suatu ayat dari Al-Qur'an, niscaya ia telah kafir murtad dan
keluar dari agama Islam.

Sahabat Abdullah bin Mas'ud RA berkata, "*Barangsiapa mengkufuri
(mengingkari) satu huruf dalam Al-Qur'an maka berarti ia telah mengkufuri
keseluruhan isi Al-Qur'an*." *(Syarh Ushul I'tiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah,
2/232 karya imam Al-Lalikai)*

Imam Abdullah bin Mubarak berkata, "*Barangsiapa mengkufuri (mengingkari)
satu huruf dalam Al-Qur'an maka ia telah kafir. Dan barangsiapa mengatakan
'aku tidak mau beriman kepada huruf lam (dalam sebuah ayat misalnya, edt)
maka ia telah kafir*." *(Majmu Fatawa, 4/182)*

Qadhi Iyadh bin Musa Al-Yahsubi berkata, "*Ketahuilah! Barangsiapa
menganggap remeh Al-Qur'an atau mushaf, atau sesuatu (ayat, edt) darinya,
atau mencaci makinya, atau mengingkarinya, atau mengingkari sebuah huruf
atau sebuah ayat, atau mendustakannya atau mendustakan sebagian darinya…atau
meragukan sebagian darinya, maka ia telah kafir menurut kesepakatan (ijma')
ulama*." *(Asy-Syifa bi-ta'rif Huquqil Musthafa, 2/1101)*

Berkaitan dengan kelancangan Qaddafi melakukan *tahrif *terhadap ayat-ayat
Al-Qur'an ini, beberapa lembaga Islam internasional telah mengadakan
pertemuan khusus untuk membahasnya di kantor pusat Rabithah Alam Islami di
Jedah, pada hari Selasa-Kamis tanggal 11-14 Dzulhijah 1400 H (20-23 Oktober
1980 M). Rabithah Alam Islami, Dewan Masjid Interasional, dan 39 ulama Islam
dari berbagai negara yang ikut serta dalam pertemuan tersebut mengeluarkan
pernyataan sikap bersama.
<http://static.arrahmah.net/images/stories/2011/10/graen-book.jpg>

Buku sesat rujukan Qaddafi yang ia agungkan

Di antara isinya adalah vonis kafir-murtad untuk Qaddafi, dan ajakan
kepadanya untuk bertaubat, mencabut seluruh kekafirannya, dan kembali masuk
Islam. Rabithah Alam Islami mendokumentasikan hasil pertemuan berbagai
lembaga Islam Internasional dan para ulama Islam dari berbagai negara
tersebut dalam sebuah buku yang diterbitkan tahun 1406 H, berjudul *Ar-Raddu
asy-Syaafi 'ala Muftarayat Qaddafi* (Bantahan tuntas atas
kebohongan-kebohongan Qaddafi).

Sebagai seorang sekuler, Qaddafi meyakini Al-Qur'an hanya mengatur urusan
ibadah ritual (shalat, shaum, zakat, haji, dzikir, doa) dan akhirat (surga,
neraka) belaka. Menurutnya, Al-Qur'an sama sekali tidak mengatur aspek
kehidupan lainnya seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan
militer. Dalam dialog dengan para ulama dan santri penghafal Al-Qur'an pada
tanggal 3 Juli 1978 di Tripoli, Qaddafi mengatakan:

"*Sebagian kecil Al-Qur'an bisa kita terapkan dalam masyarakat kita
sekarang. Adapun sisanya adalah perkara-perkara yang mayoritasnya berkaitan
dengan hari kiamat. Seperti iman kepada Allah, iman kepada perhitungan dan
siksaan, iman kepada malaikat, iman kepada rasul, dan seterusnya*."

Qaddafi melanjutkan, "*Aku tidak mengetahui sebuah kitab selain Al-Qur'an.
Kita tengah berbicara tentang Al-Qur'an, perundang-undangan masyarakat. Jika
kita mengkaji Al-Qur'an, kita tidak menemukan Al-Qur'an membicarakan
problematika-problematika yang dengannya kita mengatur masyarakat…Sebagai
manusia, kitalah yang mengatur diri kita sendiri. Al-Qur'an tidak
membicarakan problematika-problematika ini. Kejahatan yang dihukum potong
tangan..kejahatan yang dihukum cambuk..Hanya sedikit bagian dari Al-Qur'an
yang berbicara tentang perkara-perkara dunia yang* *berkaitan dengan
kehidupan dunia belaka, yang tidak ada pengaruhnya sama sekali di akhirat*
."

4. Mengingkari as-sunnah (hadits Nabi SAW)

Qaddafi terkenal dengan sikapnya yang mengingkari as-sunnah (hadits-hadits
Nabi SAW), menuduh semua hadits adalah palsu, dan melecehkan para sahabat
yang meriwayatkan hadits terutama Abu Hurairah RA.

Dalam pidato pada perayaan maulid Nabi di masjid Maulaya Muhammad, ibukota
Tripoli tanggal 19 Februari 1978, Qaddafi mengatakan, "*Muhammad adalah
seorang nabi. Dia tidak memiliki hadits, syair, maupun filsafat.Ia hanya
memiliki risalah yang ia datang untuk menyampaikannya, yaitu Al-Qur'an.
Pulanglah kalian ke rumah kalian, pelajarilah Al-Qur'an bersama anak-anak
kalian, batasilah diri kalian dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an, karena
Al-Qur'an adalah kumpulan dari berbagai perintah dan larangan."*

Pengingkaran Qaddafi terhadap sunnah Nabi SAW secara totalitas merupakan
sebuah kekafiran berdasar Al-Qur'an, As-sunnah, dan ijma' ulama. Allah SWT
mewajibkan kaum muslimin untuk berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan
as-Sunnah, bukan Al-Qur'an belaka. Menaati Rasulullah SAW dan Sunnahnya
berarti menaati Allah dan kitab-Nya. Mengingkari sunnah Rasulullah SAW
berarti mengingkari Allah, Rasul SAW, dan kitab-Nya. Allah SWT berfirman,

{ãóäú íõØöÚö ÇáÑøóÓõæáó ÝóÞóÏú ÃóØóÇÚó Çááøóåó}

*"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah*."
*(QS. An-Nisa' (4): 80)*

{Åöäøó ÇáøóÐöíäó íóßúÝõÑõæäó ÈöÇááøóåö æóÑõÓõáöåö æóíõÑöíÏõæäó Ãóäú
íõÝóÑøöÞõæÇ Èóíúäó Çááøóåö æóÑõÓõáöåö æóíóÞõæáõæäó äõÄúãöäõ ÈöÈóÚúÖò
æóäóßúÝõÑõ ÈöÈóÚúÖò æóíõÑöíÏõæäó Ãóäú íóÊøóÎöÐõæÇ Èóíúäó Ðóáößó ÓóÈöíáðÇ *
ÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúßóÇÝöÑõæäó ÍóÞøðÇ æóÃóÚúÊóÏúäóÇ áöáúßóÇÝöÑöíäó ÚóÐóÇÈðÇ
ãõåöíäðÇ}

*"Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan
bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,
dengan mengatakan: Kami beriman kepada yang sebagian dan kafir terhadap
sebagian (yang lain), serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan
(tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang
yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang
kafir itu siksaan yang menghinakan*." *(QS. An-Nisa' (4): 150-151)*

{æóãóÇ ßóÇäó áöãõÄúãöäò æóáóÇ ãõÄúãöäóÉò ÅöÐóÇ ÞóÖóì Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ
ÃóãúÑðÇ Ãóäú íóßõæäó áóåõãõ ÇáúÎöíóÑóÉõ ãöäú ÃóãúÑöåöãú æóãóäú íóÚúÕö
Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ ÝóÞóÏú Öóáøó ÖóáóÇáðÇ ãõÈöíäðÇ}

*"Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata*." *(QS. Al-Ahzab (33): 36)*

{æóãóÇ ÂÊóÇßõãõ ÇáÑøóÓõæáõ ÝóÎõÐõæåõ æóãóÇ äóåóÇßõãú Úóäúåõ ÝÅäÊóåõæÇ}

*"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah*." *(QS.
Al-Hasyr (59): 7)*

Nabi SAW bersabda tentang orang yang mengingkari As-Sunnah,

íõæÔößõ Ãóäú íóÞúÚõÏó ÇáÑøóÌõáõ ãöäúßõãú Úóáóì ÃóÑöíßóÊöåö íõÍóÏøóËõ
ÈöÍóÏöíËöí ÝóíóÞõæáõ : Èóíúäöí æóÈóíúäóßõãú ßöÊóÇÈõ Çááøóåö ¡ ÝóãóÇ
æóÌóÏúäóÇ Ýöíåö ÍóáóÇáðÇ ÇÓúÊóÍúáóáúäóÇåõ ¡ æóãóÇ æóÌóÏúäóÇ Ýöíåö ÍóÑóÇãðÇ
ÍóÑóãúäóÇåõ ¡ æóÅöäøóãóÇ ÍóÑøóãó ÑóÓõæáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö
æóÓóáøóãó ßóãóÇ ÍóÑøóãó Çááøóåõ

*Hampir tiba masanya seseorang di antara kalian duduk di atas kursi empuk,
kepadanya disampaikan sebuah hadits dariku, maka ia mengatakan: 'Antara aku
dan kalian hanya ada kitab Allah. Apa yang kami dapatkan halal dalam kitab
Allah akan kami halalkan, dan apa yang kami dapati haram dalam kitab Allah
akan kami haramkan'. Padahal apa yang diharamkan oleh Rasulullah SAW sama
halnya dengan apa yang diharamkan oleh Allah."* *(HR. Ahmad, Abu Daud,
al-Hakim, dan al-Baihaqi. Hadits shahih, Shahih al-Jami' ash-Shaghir no.
8186)*

Para ulama telah memvonis kafir seseorang yang menolak satu hadits Nabi SAW.
Terlebih orang yang menolak seluruh hadits Nabi SAW, kekafirannya lebih
berat lagi.

Imam Ishaq bin Rahawaih menyatakan bahwa barangsiapa menolak sebuah hadits
shahih dari Rasulullah SAW yang ia ketahui, maka ia telah kafir. *(Al-Fishal
fil Milal wal Ahwa' wan Nihal, 3/230, karya imam Ibnu Hazm Al-Andalusi)*

Imam Ibnu Wazir al-Yamani berkata, "*Sesungguhnya mendustakan sebuah hadits
Rasulullah SAW setelah ia mengetahui bahwa hal tersebut adalah hadits,
merupakan sebuah kekafiran secara terang-terangan*." *(Nawaqidhul Iman
al-Qauliyah wal 'Amaliyyah, hlm. 190-191)*

Qaddafi mengingkari dan mendustakan seluruh hadits Nabi SAW. Qaddafi
menyatakan berpegang teguh dengan hadits Nabi SAW sama halnya dengan
kesyirikan dan penyembahan berhala. Dalam pidato pada perayaan maulid Nabi
di masjid Maulaya Muhammad, ibukota Tripoli tanggal 19 Februari 1978
tersebut, Qaddafi juga mengatakan, "*Jika* *seseorang datang dan berkata
kepada kita: 'Hadits Nabi SAW harus kalian anggap suci dan kalian amalkan
seperti Al-Qur'an', maka ini adalah kesyirikan. Perkataan ini mungkin asing.
Hal ini disebabkan karena kita pada fase sekarang ini telah banyak menjauh
dari Al-Qur'an. Kita berada dalam jalan menuju penyembahan berhala, dan
menjauh dari Al-Qur'an dan Allah. Tidak ada jalan yang menjauhkan kita dari
penyembahan berhala dan penyimpangan yang berbahaya ini kecuali berpegang
teguh dengan Al-Qur'an dan beribadah kepada Allah semata."*

Qaddafi menuduh para sahabat memalsukan hadits Nabi SAW. Qaddafi juga
menyejajarkan para sahabat yang meriwayatkan hadits dengan sejumlah tokoh
musyrik dan nabi palsu. Dalam pidato pembukaan Konferensi Islam di kota
Benghazi, tanggal 25 September 1989, Qaddafi mengatakan, "*Setiap kali
engkau datang kepada kami dan mengatakan 'Hadits ini diriwayatkan oleh
Nabi', kita tidak bisa mengetahui apakah hadits ini dibuat-buat oleh
Mu'awiyah ataukah benar-benar disabdakan oleh Nabi? Apakah hadits ini
dibuat-buat oleh Sajah (seorang wanita nabi palsu, edt) ataukah Abu Sufyan
ataukah Abu Lahab? Kita tidak tahu, karena ada ribuan hadits yang menyimpan
tanda tanya. Jadi, mana hadits yang benar-benar disabdakan oleh Nabi?"*

Qaddafi hanya mengulang-ulang para guru orientalis Yahudi yang ingin
menghancurkan wahyu kedua dan sumber kedua ajaran Islam, dengan membuat
keragu-raguan terhadap hadits Nabi SAW, melempar tuduhan dusta kepada para
sahabat perawi hadits, dan mengingkari seluruh hadits Nabi SAW. Sebagai
contoh, tentang hadits: "*Tidak boleh mengadakan perjalanan jauh (dengan
niat tabarruk) kecuali kepada salah satu dari tiga masjid: Masjidil Haram,
masjidku ini (masjid nabawi), dan masjidil Aqsha." **(HR. Bukhari dan
Muslim)*

Qaddafi mengomentarinya saat berpidato dalam Konferensi Liga Arab di kota
Benghazi tanggal 17 Februari 1990 dengan mengatakan, "*Ini adalah
kedustaan…ini adalah hadits yang tidak pernah disabdakan oleh Nabi. Hadits
ini dikatakan oleh Yazid (bin Mu'awiyah bin Abi Sufyan, edt) karena ia ingin
masyarakat tidak berhaji ke Mekah, namun pergi ke Al-Quds. Karena Al-Quds
berada dalam kekuasaannya." ***

5.Qaddafi melecehkan dan menolak syariat Islam

Qaddafi menganggap syariat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT dari al-Lauh
al-Mahfuzh sama halnya dengan perundang-undangan positif jahiliyah lainnya
yang berasal dari hasil oleh pikir manusia. Qaddafi membandingkan syariat
Islam dengan sampah-sampah pemikiran orang kafir yang membuat hukum,
perundang-undangan, dan pedoman hidup tanpa landasan wahyu Allah SWT.

Dalam dialog dengan para ulama dan santri penghafal Al-Qur'an di ibukota
Tripoli pada tanggal 3 Juli 1978, Qaddafi mengatakan: "*Oleh karena itu,
syariat Islam diperhitungkan sebagai sebuah madzhab fiqih positif (karya
manusia, edt). Kedudukannya seperti kedudukan undang-undang Romawi,
undang-undang Napoleon, dan seluruh undang-undang lainnya yang dibuat oleh
para pakar hukum Perancis, atau Italia, atau kaum muslimin…Orang yang
mempelajari undang-undang Romawi menganggap para ulama Islam membuat sebuah
undang-undang yang menyerupai undang-undang Romawi. Jangan mengatakan
(syariat Islam, edt) ini agama."*

Qaddafi tidak mengakui syariat Islam adalah wahyu Al-Qur'an dan As-Sunnah
yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Ia menganggap syariat Islam
hanyalah sebuah madzhab fiqih belaka, hasil karya ulama fiqih, seperti
halnya undang-undang positif yang dibuat dan diterapkan oleh bangsa-bangsa
kafir seperti Romawi kuno, Yunani kuno, Perancis, dan lain-lain.
<http://static.arrahmah.net/images/stories/2011/10/qaddafi.jpg>

Sang Diktator yang gila kuasa, kejam, gila popularitas dan pujian

Qaddafi bahkan menuduh syariat Islam adalah perpaduan dari karya beberapa
kaum filosof zindiq seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi, kaum Syi'ah ekstrim
bathiniah seperti Ikhawanu Shafa, dan kaum filosof sufi seperti Al-Ghazali.
Qaddafi menuduh syariat Islam adalah kompilasi dari hasil ijtihad para tokoh
dan kelompok menyimpang yang saling kontradiktif tersebut. Menurut Qaddafi,
sumber dari syariat Islam adalah literatur Yunani kuno, karena semua penulis
syariat Islam tersebut mengambil bahan dari literatur Yunani kuno.

Dalam rapat kedua Dewan Revolusi Libia dengan wakil-wakil universitas di
aula pendidikan ideologis,ibukota Tripoli pada tanggal 30 Maret 1991,
Qaddafi mengatakan: "*Sesungguhnya apa yang dinamakan syariat Islam adalah
buku-buku, ijtihad-ijtihad, dan karya-karya yang dikarang oleh sebagian
orang, seperti Al-Ghazali, Ibnu Sina, al-Farabi, Ahlu (Ikhwan, edt) Shafa,
dan Mu'tazilah. Masing-masing dari mereka menulis karya, dan mereka semua
mengambil dari Yunani."*

Di hadapan wakil-wakil mahasiswa dalam pertemuan dengan Dewan Revolusi
Mahasiswa di ibukota Tripoli pada tanggal 18 Maret 1982, Qaddafi mengatakan,
"*Kotoran-kotoran dan paganisme politik inilah yang telah memecah belah
agama. Agama sepenuhnya harus kembali seperti keadaannya saat diturunkan.
Agama yang tanpa madzhab-madzhab. Kita tidak mengenal Sunnah maupun Syi'ah,
tidak mengenal (madzhab, edt) Maliki maupun Ibadhi (sekte pecahan Khawarij,
edt). Ini semua hanyalah kebohongan-kebohongan yang muncul sepeninggal Nabi.
Sedikit pun Nabi tidak memiliki kaitan dengannya…Allah menurunkan Al-Qur'an
kepadamu melalui Muhammad. Engkau mengimani bahwa Muhammad adalah seorang
nabi dan bahwa Al-Qur'an ini berasal dari Allah. Engkau mengamalkan firman
yang ada di dalam Al-Qur'an saja, maka engkau akan bersih di hadapan Allah.
Semua madzhab ini adaah kekafiran. Ada ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang
mengkafirkan sikap bergolong-golongan, berkelompok-kelompok, dan berpecah
belah dalam Islam…Jangan sampai seseorang datang kepada kalian dan mempedaya
kalian; Kamu pengikut madzhab Maliki, kamu pengikut madzhab Syafi'i. Katakan
kepadanya: "Apakah hal ini ada dalam Al-Qur'an? Selama tidak ada dalam
Al-Qur'an, kita tidak akan mengikutinya dan tidak akan masuk dalam otak
kita."*

Qaddafi tidak mengerti perbedaan antara syariat Islam dan madzhab aqidah
maupun madzhab fiqih. Syariat Islam adalah wahyu Allah yang diturunkan
kepada umat manusia untuk menjadi pedoman hidup yang akan mengantarkan
mereka kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Syariat Islam adalah
Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Adapun madzhab aqidah, pada dasarnya semua umat Islam pada generasi sahabat
adalah pengikut Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman yang diajarkan
Rasulullah SAW kepada mereka. Mereka disebut juga ahlus sunnah wal jama'ah.
Kemudian karena faktor penyimpangan dalam memahami kedua sumber ajaran Islam
tersebut, juga karena faktor politik dan infiltrasi musuh-musuh Islam
lahirlah kelompok 'sempalan', dimulai dari Khawarij dan Syi'ah, disusul
Murji'ah dan Mu'tazilah. Meski mereka menyimpang dari Ahlus Sunnah dalam
beberapa permasalahan akidah, namun secara umum mereka masih menjadi bagian
dari umat Islam, bukan orang kafir seperti klaim 'ngawur' Qaddafi.

Sedangkan madzhab-madzhab fiqih, bukanlah perpecahan dalam agama yang
diharamkan dan dikafirkan oleh Al-Qur'an seperti klaim Qaddafi. Madzhab
fiqih lahir karena perbedaan pendapat para ulama mujtahidin dalam memahami
maksud nash-nash syar'i, dalam hal-hal yang syariat memberi peluang untuk
munculnya perbedaan, yaitu dalil-dalil Al-Qur'an yang *zhanniyatu dilalah*,
dalil-dalil hadits yang *zhanniyatuts tsubut* dan *zhaniyatud dilalah*.
Adapun perpecahan dan berkelompok-kelompok yang diharamkan dan dikafirkan
oleh Al-Qur'an adalah perpecahan dan perkelompokan orang-orang yang menolak
kebenaran dakwah para nabi dan rasul. Itulah kelompok orang-orang musyrik,
kafir, munafik, dan murtad.

Pelecehan Qaddafi terhadap Syariat Islam dengan klaim-klaim palsu di atas
hanyalah sebuah kedok, manipulasi, dan syubhat untuk menjustifikasi
penolakannya terhadap syariat Islam dan pengingikarannya terhadap sunnah
Nabi SAW. Bagaimanapun, banyak ayat Al-Qur'an yang menerangkan pedoman hidup
secara global. Penjelasan rinci beserta praktik penerapannya terdapat dalam
sunnah Nabi. Jika sunnah Nabi diingkari dan dicampakkan, maka otomatis
Al-Qur'an tidak akan bisa dipahami dan diamalkan secara benar. Akhirnya,
pemahaman dan pengamalan Qaddafi-lah yang dijadikan acuan dalam mengimani
Al-Qur'an. Al-Qur'an, masih menurut klaim Qaddafi, tidak memberikan panduan
hidup di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, militer, dan seterusnya.

Jika Al-Qur'an, menurut klaim Qaddafi, tidak komplit mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara. Jika As-Sunnah diingkari dan ditolak. Jika syariat
Islam dianggap tak berbeda halnya dengan undang-undang Yunani kuno,
undang-undang Hamurabi, undang-undang Romawi kuno, undang-undang Napoleon
Bonaparte, dan seterusnya…maka Qaddafi bebas membuat undang-undang serupa, *
toh* ia adalah 'mujtahid mutlak'. Qaddafi membuat sendiri undang-undang dan
pedoman hidup yang mengatur sistem ekonomi, politik, sosial, budaya, dan
militer negara Libia. Seluruh kaum muslimin di dunia akhirnya menjadi saksi,
bukan Al-Qur'an dan As-Sunnah yang diterapkan Qaddafi di Libia. Namun
sekulerisme dengan panduan sistem yang disusun 'sendiri' oleh Qaddafi, yakni
al-kitab al-akhdar (buku hijau, edt) ; sistem politik *demokrasi tanpa
oposisi,* sistem ekonomi *sosialisme, *dan *teori internasional
ketiga. *Mungkinkah
sistem tersebut sudah 'didiktekan' oleh tuan besar zionis, salibis, komunis,
dan paganis internasional?

* Bersambung, insya Allah…*

(muhib al-majdi/arrahmah.com)

http://arrahmah.com/read/2011/10/25/15977-mengungkap-rahasia-kelam-sosok-qaddafi-fire28099aun-toghut-dan-musailamah-al-kadzab-dari-libya-2.html
Serial mengungkap rahasia kelam sosok Qaddafi : Fir'aun, Toghut, dan
Musailamah al-Kadzab dari Libya (1)

Muhib Al-Majdi

*
*


<http://static.arrahmah.net/images/stories/2011/10/qaddafi-murtad.jpg>

*Arrahmah.com* – Ketika kita mengatakan Moammar Qaddafi adalah taghut,
diktator, gembong kekafiran, murtad, sekuleris, sosialis, pelanjut Musthafa
Kemal Ataturk, Fir'aun, dan Musailamah al-Kadzab dari Libya, banyak kalangan
terhenyak, kaget, dan kebingungan. Tidak sedikit pihak yang marah, benci,
mengumpat, dan balas melemparkan tuduhan miring. Misalnya tuduhan antek
NATO, antek AS, pro-Barat, teroris, fundamentalis, radikalis, Wahhabi, antek
Saudi, dan seterusnya. Namun, tahukah Anda siapa sebenarnya Moammar Qaddafi
itu? Berikut Serial Mungungkap Rahasia Kelam Sosok Qaddafi, bagian pertama.

Mereka hanya mengenal Qaddafi dari kegarangannya mengkritik rezim-rezim
negara Arab yang memang boneka AS dan Barat. Mereka mengerti jati diri
Qaddafi dari sesumbarnya untuk membebaskan Palestina, melawan AS dan Barat,
atau menjatuhkan rezim-rezim diktator di negara-negara Arab. Mereka
memahami sosok Qaddafi dari permusuhannya kepada AS, Barat, dan zionis
Israel. Mereka mengenalinya dari julukan Barat kepadanya sebagai teroris,
poros setan, pelopor revolusi di dunia ketiga, musuh Barat, anti Barat, dan
julukan keren lainnya yang kerap menghiasi media massa. Sosok Qaddafi yang
meledak-ledak lewat pidato berapi-api di pertemuan Negara Liga Arab, atau
Majelis Umum PBB, itulah standar mereka memberikan pandangan SANGAT POSITIP
kepada Qaddafi. Bagi mereka, Qaddafi adalah pahlawan dunia Islam.

Mereka tentu saja tidak banyak mengetahui kejahatan dan kekafiran Qaddafi
yang dilakukannya secara terang-terangan, dan berulang kali, dengan penuh
kebanggaan diri, tanpa rasa malu dan canggung sedikit pun. Mereka tentu saja
tidak meneliti kejahatan dan pelecehan Qaddafi terhadap Allah SWT,
Rasulullah SAW, Al-Qur'an, as-Sunnah, syariat Islam, dan ibadah-ibadah
mahdhah dalam Islam. Mereka tentu tidak mengerti betapa lembaga-lembaga
dakwah dan keilmuan Islam berskala internasional telah mengeluarkan fatwa
dan himbauan serta dakwah kepada Qaddafi untuk bertaubat dari seluruh
kekafiran yang ia telah lakukan. Mereka tidak mengerti, puluhan ulama dari
berbagai negara telah memfatwakan kekafirannya.

Mungkin mereka juga tidak mengetahui, selama puluhan tahun masa
kekuasaannya, ribuan muslim dan muslimah Libya telah mengalami penindasan
luar biasa kejam dari Qaddafi. Mulai dari penangkapan, penyiksaan,
pembunuhan, pemenjaraan, pemerkosaan, dan seterusnya. Aktivis dakwah dan
jihad yang memperjuangkan syariat Islam dikejar-kejar dan ditindas. Banyak
tokoh dan aktivis harus melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari
kekejamannya. Selama 42 tahun masa kekuasannya, dakwah Islam mengalami
masa-masa kelam.

Bagi penduduk dunia di luar Libya, boleh jadi mereka akan tertipu oleh
penampakan lahiriah Qaddafi sebagai 'pahlawan' dunia Islam dan 'musuh'
Barat. Namun jutaan bangsa muslim Libya menjadi saksi atas kekafiran,
kezaliman, dan kebiadaban rezim taghut Qaddafi. Insya Allah, Arrahmah.com
akan menurunkan Serial Mengungkap Rahasia Kelam Sosok Qaddafi, di antaranya
mengulas sepak terjang kekafiran, kemurtadan, kezaliman, dan kebiadaban
rezim taghut Qaddafi. Semoga dengan hadirnya serial tulisan tersebut
kebenaran akan nampak jelas dan bisa dibedakan dari kebatilan. *Wallahul
musta'an*.

Kita akan mengambil referensi penulisan dari buku karya Syaikh Abdurrahman
bin Hasan Al-Libi, seorang ulama dan mujahid Libya yang berjihad fi
sabilillah bersama mujahidin Libya (Jama'ah Islamiyah Muqatilah, Libya)
melawan rezim taghut Qaddafi. Buku yang diterbitkan pada bulan Dzulhijah
1418 H (1997 M) tersebut diberi judul Qaddafi Musailamatul 'Ashr (Qaddafi,
Musailamah Kontemporer ) dan diberi kata pengantar oleh seorang ulama besar
dan mujahid Libya, Syaikh Abu Mundzir As-Sa'idi Al-Libi. Sungguh sebaik-baik
dan setepat-tepat sumber adalah para ulama Libya sendiri yang bertauhid,
berdakwah, dan berjihad fi sabilillah, karena mereka puluhan tahun menjadi
saksi langsung atas seluruh kekafiran dan kekejaman Qaddafi.

*Qaddafi : Anak zina, ibunya wanita Yahudi*

Moammar Qaddafi dilahirkan pada tanggal 7 Juni 1942 M di pedusunan padang
pasir dalam wilayah Sirte. Ia berasal dari suku Qadadafah, sebuah suku
nomaden yang hidup berpindah-pindah di gurun pasir kering dan hanya tinggal
di tenda. Karakter Badui yang keras, dan temperamental inilah yang kemudian
mewarnai corak kekuasaan Qaddafi.
<http://static.arrahmah.net/images/stories/2011/10/qaddafi-muda.jpg>

Qaddafi sewaktu muda

Nasabnya dari jalur ayah dan ibunya diperselisihkan oleh berbagai sumber di
kota kelahirannya, Sirte. Namun semua sumber tersebut sepakat menyatakan
Qaddafi adalah anak hasil perzinaan. Ibunya adalah seorang wanita Yahudi.
Adapun ayahnya diperselisihkan oleh berbagai sumber tersebut. Sebagian
sumber menyatakan ayahnya adalah seorang pedagang eceran berkewarga negaraan
Italia. Sumber lainnya menyebutkan ayahnya adalah pembantu dari pedagang
Italia tersebut, yang mengaku bernama Muhammad Abu Niyar Qaddafi. Semua
penduduk kota Sirte mengerti asal usul keyahudian ibunya, sehingga sejak
kecil Moammar Qaddafi terkenal dengan julukan 'anak Yahudi'.

Moammar Qaddafi menjalani kehidupan penduduk badui yang keras. Meski
demikian, ia mampu mengenyam bangku sekolah dan masuk Akademi Militer
Benghazi pada tahun 1963 M. Sebelum lulus dari akademi militer, pada tahun
1965 M ia juga menambah pendidikannya dengan masuk Universitas Libya,
Fakultas Adab jurusan sejarah. Di fakultas inilah, dosennya seorang warga
negara Italia mengenali nasab ke-Yahudi-an Qaddafi dari jalur ibunya. Maka
ia menggembleng Qaddafi untuk merealisasikan tujuan-tujuan zionis Yahudi di
kemudian hari.

Qaddafi lulus dari akademi militer pada tahun 1965 M, dan bertugas di korp
sinyal. Pada tahun 1966 M ia dikirim ke Inggris untuk mengikuti pendidikan
(kursus) intelijen dan militer tingkat tinggi. Dari Inggris, Qaddafi mulai
menjalankan rencana-rencana yang telah digariskan oleh tuan zionis Yahudinya
dengan membentuk *Tanzhim adh-Dhubbat al-Wahdawiyyun al-Ahrar* (organisasi
rahasia para perwira indipenden dan kebebasan). Organisasi perwira militer
inilah yang melakukan 'sandiwara' kudeta militer pada tahun 1969 M.

*Sandiwara kudeta militer Qaddafi dan pengusiran militer Barat*

Ketika berusia remaja, Qaddafi sangat mengagumi Presiden Mesir, Jamal Abdun
Nashir dan menganut ideologi sosialis nasionalis, yang membuatnya benci
dengan bentuk pemerintahan kerajaan seperti yang berlaku di Libya saat itu.
Jamal Abdun Nashir adalah taghut represif yang sangat sekuleris, sosialis,
anti syariat Islam, dan menindas gerakan dakwah Islam. Pada masa
kekuasaannya, ribuan aktivis Islam dan ulama yang tergabung dalam Ikhwanul
Muslimin ditangkap, dipenjara, disiksa secara keji, dan beberapa di
antaranya dihukum mati. Padahal mereka tidak melakukan tindakan kriminal.
Mereka hanya menuntut penegakkan syariat Islam di Mesir dan membantu jihad
rakyat muslim Palestina melawan penjajah zionis Israel.

<http://static.arrahmah.net/images/stories/2011/10/qaddafi-and-millter.jpg>

Sejak mengenyam pendidikan di akademi militer Bengazhi, rupanya pandangan
sosialis-nasionalis Khadafi yang anti kerajaan, mulai disalurkan dalam wujud
nyata. Ia mulai mengumpulkan rekan-rekan calon perwira yang sejalan dengan
ide-idenya. Hal itu berlanjut dengan pembentukan organisasi rahasia para
perwira indipenden dan kebebasan saat kuliah militer lanjutan di Inggris.
Sudah tentu, sejak saat itu Inggris mulai berperan besar mengarahkan
pemikiran dan langkah-langkah Qaddafi pada masa yang akan datang.

Tiga tahun setelah pulang dari pendidikan militer lanjutan di Inggris,
tepatnya, 1 September 1969, saat usianya menginjak 27 tahun, Qaddafi
melancarkan kudeta 'damai', menggulingkan Raja Idris yang saat itu tengah
berada di Turki untuk melakukan pengobatan. Dipimpin Qaddafi, para
pengkudeta ini menahan Putra Mahkota Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanusi
yang masih keponakan Raja Idris, sebagai tahanan rumah. Para pengkudeta
lantas memproklamasikan Libya sebagai negara republik, menggantikan
kerajaan.

Selama ini, kekuatan zionis-salibis internasional mengembangkan dua tipe
pemerintahan di dunia ketiga, utamanya di negeri-negeri berpenduduk
mayoritas muslim. *Pertama*, rezim diktator* *yang pro Barat dan anti
rakyat. Mereka mengendalikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan tangan besi, menindas rakyat, dan menjalankan arahan tuan besar AS
dan Barat. Terkadang pemerintahan dijalankan dalam bentuk monarchi, tapi
lebih sering dalam bentuk negara republik-demokrasi. Tipe inilah yang paling
sering dipakai oleh AS dan Barat. Mayoritas negara Arab, Afrika, dan Asia
Tenggara termasuk dalam tipe ini.

*Kedua, *rezim diktator yang secara lahiriah memamerkan sikap anti-Barat,
anti-zionisme dan imperialism, pro rakyat, bahkan pro-Islam dan
pro-Palestina. Namun di balik sikap tersebut, mereka memerankan dirinya
sebagai agen pelaksana segala titah AS dan Barat. Mereka memerangi syariat
Islam, memberangus dakwah dan jihad, dan menjalin konspirasi tersembunyi
dengan tuan besar AS dan Barat. Secara 'kulit', mereka pahlawan Islam dan
musuh Barat, namun secara 'isi' musuh Islam dan boneka Barat. Tipe ini
muncul, misalnya, pada rezim Shadam Husain dan Moammar Qaddafi.

Kudeta 'tanpa kekerasan' yang dilancarkan oleh Qaddafi dan para perwira
tersebut berlangsung sangat mulus. Pemerintahan monarchi Libya pro-Barat
digantikan oleh pemerintahan baru Qaddafi yang 'anti-Barat'. Tujuh bulan
setelah kudeta tersebut, hanya dengan mengerahkan 150 tentara bersenjatan
pistol, pemerintahan Qaddafi berhasil 'menutup' dan 'mengusir' dua kekuatan
militer Barat.

*Pertama*, pangkalan militer Adam milik Inggris di kota Tobruk. Pangkalan
militer ini mengangkut personal, persenjataan, amunisi, dan perbekalan
militer Inggris dari kota Tobruk ke Libya Timur, Libya Barat, negara-negara
Afrika lainnya dan Teluk Arab. Beberapa markas militer Inggris yang tersebar
di beberapa wilayah Libya juga ikut 'ditutup'. *Kedua*, pangkalan militer AS
di kota Huwailis. Pangkalan ini merupakan salah satu pusat komando AS yang
vital untuk menguatkan cengkeraman dominasi AS di benua Afrika.

Keberhasilan Qaddafi mengusir 'musuh' yaitu militer Inggris dan AS dari
Libya dengan modal 150 pucuk pistol, tanpa seorang pun jatuh sebagai korban
boleh dikata merupakan peristiwa paling menggemparkan dunia. Sangat ganjil
dan mencurigakan. Pangkalan militer AS dan Inggris memiliki kekuatan militer
yang sangat besar dan tangguh. Fungsinya sangat jelas, mengamankan
kepentingan AS-Inggris di kawasan Timur Tengah dan Afrika, dan menegaskan
hegemoninya atas kedua kawasan tersebut. Mungkinkah kedua pangkalan militer
tersebut beserta markas-markas militer lainnya di seantero negeri Libya rela
diusir? Mungkinkah pangkalan-pangkalan militer tersebut sudah bosan
menjalankan misinya? Ataukah ada sandiwara dan konspirasi tersembunyi yang
membawa misi zionis dan salibis internasional di balik kudeta tak berdarah
dan pengusiran militer asing dari Libya ini?

Seorang yang berakal sehat tentu telah mengetahui jawabannya. Qaddafi hendak
dimunculkan oleh kekuatan zionis dan salibis internasional sebagai PAHLAWAN
REVOLUSI yang akan membawa dunia Islam kepada kejayaan, kemerdekaan,
kebebasan, kemakmuran, dan perlawanan terhadap Barat. Itulah langkah awal
pembangunan citra Qaddafi. Selanjutnya ia akan memainkan peran yang pernah
dimainkan oleh diktator Yahudi Turki si Musthafa Kamal Pasya Ataturk atas
skenario dan arahan sutradara kekuatan zionis dan salibis internasional.
Dahulu Musthafa Kamal dimunculkan sebagai perwira brilian yang berhasil
mengusir militer Barat dari Turki, tanpa pengorbanan sebutir peluru pun. Ia
adalah pahlawan revolusi, pengusir penjajah Barat, dan pembangun Turki
modern. Lalu perjalanan waktu membuktikan perannya sebagai boneka
zionis-salibis untuk memerangi syariat Islam dan menanamkan sekulerisme di
dunia Islam. Sungguh sebuah konspirasi yang sangat lihai dan keji untuk
memerangi Islam dan kaum muslimin.

*Kenapa para ulama memvonis Qaddafi sebagai kafir murtad?*

Sejak 1969, Qaddafi adalah penguasa Libya. Semua ucapan, tindakan, dan
kebijakannya selama memerintah diliput oleh TV, radio, dan surat kabar
secara luas, baik dalam skala lokal, regional, maupun internasional. Ia
dengan bangga, berani, tanpa canggung, dan tanpa malu memamerkan ucapan,
tindakan, dan kebijakannya selaku pemimpin revolusi dan 'musuh' Barat.
<http://static.arrahmah.net/images/stories/2011/10/qaddafi-reading-his-green-book.jpg>

Qaddafi dan Buku Hijaunya

Alhamdulillah, dengan semua dokumentasi tersebut, para ulama Islam dan
lembaga-lembaga Islam internasional memiliki data yang sangat komplit
tentang kekafiran dan kemurtadan Qaddafi. Berkali-kali para ulama Islam dan
lembaga Islam internasional menempuh cara dialog, nasehat, teguran, dan
ajakan kepada Qaddafi untuk bertaubat dan menarik kembali semua kekufurannya
tersebut. Namun Qaddafi tetap angkuh mempertahankannya, tanpa sekalipun mau
bertaubat dan memperbaiki dirinya. Walhasil, vonis kafir-murtad untuk
Qaddafi tetap disandangnya sampai detik nyawanya berpisah dengan jasadnya.

Seperti halnya para taghut diktator lainnya di negeri-negeri berpenduduk
mayoritas muslim, pada awal revolusinya Qaddafi memamerkan dirinya sebagai
pahlawan revolusi, pejuang Islam, pembela kaum muslimin, pengusir penjajah
salibis Barat, dan pendukung berat perjuangan untuk membebaskan Palestina
dari kangkangan zionis Yahudi. Setelah ia berhasil menarik simpati kaum
muslimin dan kekuasaannya telah kokoh, maka ia mulai menunjukkan jati
dirinya sebagai agen zionis-salibis dan gembong kekafiran yang sangat keras
memusuhi Islam.

Berikut ini beberapa ucapan, tindakan, dan kebijakan Qaddafi yang merupakan
kekafiran yang nyata, sehingga para ulama dan lembaga Islam internasional
memvonisnya sebagai seorang kafir murtad.

1.

Syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya) dan melecehkan Allah SWT
-

Bagi Qaddafi, Allah Sang Pencipta tidak jauh berbeda dengan partai
politik oposisi. Qaddafi menuduh Allah berbuat zalim. Dalam
pertemuan dengan
para pemimpin politik membahas pengguliran 'Teori Internasional
Ketiga' di
ibukota Tripoli pada tanggal 9 Agustus 1975, Qaddafi mengatakan:
"*Revolusi
tidak secara otomatis mesti selalu berwarna 'putih'. Ia juga
bisa berwarna
'merah' terhadap lawan-lawannya. Oposisi haruslah dibinasakan.
Saya katakan
kepada kalian, agama-agama juga membinasakan para oposisinya. Allah juga
membinasakan para oposisinya, padahal Allah juga yang telah menciptakan
mereka. Jadi setiap orang membinasakan para oposisinya*."
-

Qaddafi melecehkan Allah dan menyamakan dirinya dengan Allah. Dalam
Al-Qur'an (QS. Al-Haj (22): 73), Allah menantang tuhan sesembahan kaum
musyrik untuk bersatu demi menciptakan seekor nyamuk. Dalam pidato
kenegaraan tanggal 1 Oktober 1989 untuk memperingati terusirnya penjajah
Italia dari bumi Libya, Qaddafi mengatakan: "*Aku menantang kalian
sebagaimana Dia berfirman kepada mereka; 'Buatlah* *untukku seekor
nyamuk saja!' Dia menantang mereka yang mengatakan 'Allah
bukanlah apa-apa.'
Dia menantang mereka 'Buatlah untuk Kami seekor lalat!' Maka aku tantang
kalian: 'Buatlah untuk kami Pepsi saja!'
*
-

Qaddafi membandingkan Allah dengan manusia. Jika Allah menjadi tuhan
di langit, maka rakyat juga menjadi tuhan di bumi. Dalam pidato
kenegaraan
tanggal 1 Oktober 1989 tersebut, Qaddafi juga menyatakan: "*Rakyat itu
seperti Allah…Allah di langit, dan rakyat di bumi. Dia tidak memiliki
sekutu. Jika Allah memiliki sekutu, Dia akan berfirman 'Mereka
akan mencari
jalan untuk naik kepada Pemilik 'Arsy'. Jika ada tuhan-tuhan selain Dia,
niscaya setiap tuhan akan mengatakan 'Aku ingin menjadi Tuhan.' Jika Dia
berada di Arsy, niscaya tuhan-tuhan lain akan melakukan kudeta untuk
menjatuhkan-Nya…Rakyat di atas bumi juga harus seperti ini,
menjadi tuhan di
atas buminya."*
-

Dalam pidato kenegaraan tanggal 27 Desember 1990, Qaddafi mengatakan,
"*Rakyat adalah penguasa di atas muka bumi. Rakyat menentukan apapun
di bumi yang ia kehendaki. Adapun Allah berada di langit. Maka tiada
penengah antara kita dengan Allah."* Inilah prinsip sekulersime yang
dipraktikkan Qaddafi di Libya. Seluruh ajaran Al-Qur'an dan
as-sunnah dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan lainnya
dicampakkan.
Ajaran Islam hanya diakui dalam urusan ibadah ritual belaka. Sebagai
gantinya, di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, militer,
dan lainnya
Qaddafi menerapkan undang-undang positif yang ia karang sendiri. Ia
menamakannya al-kitab al-akhdar, *Kitab Hijau (Green Book). *Terbit
dalam bahasa Arab, Kitab Hijau menjabarkan tiga paham dasar, yaitu
"Demokrasi berdasarkan Kekuasaan Rakyat," "Ekonomi Sosialisme" dan "Teori
Internasional Ketiga." Paham itu lalu menjadi panduan bagi
sistem demokrasi
ala Khadafi, sekaligus panduan politik luar negeri Libya.
-

Tidak aneh jika Qaddafi sangat ketat menerapkan sekulerisme dan
menolak penerapan syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Ia
sangat mengagumi bapak sekulerisme Turki, Musthafa Kamal
Ataturk. Ia bekerja
sangat keras demi menerapkan sekulerisme ala Turki di Libya. Dalam dialog
dengan para ulama dan santri penghafal Al-Qur'an pada tanggal 3
Juli 1978,
Qaddafi menyatakan para ulama Turki yang fanatik, bodoh, dan lugu menolak
memberi fatwa kebolehan sekulerisme. Qaddafi mengatakan : "*Ataturk
adalah orang yang dizalimi…saya katakan hal ini kepada sejarah. Hal itu
karena orang-orang yang bodoh, lugu, dan fanatik* (maksudnya para
ulama Islam di Turki, edt) *memaksanya* (maksudnya Musthafa Kamal
Ataturk, edt) *untuk kafir* (maksudnya memvonis Ataturk Kafir karena
menerapkan sekulerisme di Turki, edt). *Mestinya mereka menyatakan
kepadanya 'ya, boleh' sehingga mereka tetap sebagai muslimin.
Namun mereka
menjawab 'tidak, tidak boleh, haram'. Siapa yang berkata kepada kalian?
Mereka memakai surban di kepala, lalu mengatakan 'tidak boleh, haram'.
Ataturk bertanya kepada mereka, "Apakah sama sekali tidak ada fatwa ulama
yang menyatakan kita tetap sebagai kaum muslimin, dan pada saat yang sama
kita memisahkan agama dari negara?' Mereka menjawab, "Tidak, sama sekali
tidak ada fatwa.*"
-

Sebagai seorang penguasa sekuler, Qaddafi menegaskan fungsi masjid
sebatas membahas urusan pribadi; surga, neraka, pahala, siksa, dan ibadah
ritual. Adapun urusan politik, ekonomi, sosial, budaya, militer,
dan aspek
kehidupan masyarakat yang lainnya tidak boleh dibahas di masjid. Ia
menekankan urusan publik adalah hak penguasa semata, sedangkan
urusan privat
adalah urusan setiap hamba dengan Tuhannya. Dalam khutbah Jum'at
di masjid
Jado, 11 Juli 1980, Qaddafi mengatakan: "*Pokok dari khutbah Jum'at
adalah masyarakat meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia dan problematika
mereka di luar masjid, lalu mempergunakan waktu yang singkat untuk shalat
(Jum'at), mereka mendengarkan firman Allah tentang kematian, kehidupan,
surga, neraka, kebangkitan, perhitungan amal, dan balasan. Adapun
problematika kehidupan harus dibahas di luar masjid*."
2.

Melecehkan Nabi SAW
-

Kebencian Qaddafi terhadap Nabi SAW dan sunnahnya tidak bisa
ditutup-tutupi, bahkan ia mengumumkannya di depan publik dengan berbangga
diri dan penuh kecongkakan. Tidak heran apabila ia memerintahkan membakar
kitab-kitab hadits dengan dalih kitab kuning yang telah usang dan
ketinggalan zaman. Lebih dari itu, Qaddafi mengingkari As-sunnah sebagai
sumber kedua ajaran Islam. Qaddafi mencampakkan kalender
hijriyah. Sebagai
gantinya, ia menetapkan sistem kalender baru yang dimulai dengan wafatnya
Nabi SAW.
-

Berdalih atas tindakannya itu, Qaddafi mengatakan, "*Ada banyak
peristiwa sejarah yang saya yakini lebih penting dari hijrah Nabi… di
antaranya adalah kewafatan Nabi SAW. Wafatnya Rasul SAW setara dengan
kelahiran Isa AS… Jika kita harus membuat kalender dengan
berpatokan kepada
peristiwa-peristiwa sejarah, maka yang lebih utama adalah dengan
berpatokan
kepada kewafatan Nabi SAW. Di antara peristiwa penting adalah kewafatan
Nabi, sehingga kita bisa menetapkan kalender atau menuliskan untuk umat
manusia suatu sejarah sampai setelah berlalu jutaan tahun, bahwasanya ada
seorang rasul penutup para nabi yang wafat pada tahun sekian, atau telah
berlalu kewafatannya sejak sekian tahun atau sekian abad." *(Khuthab
wa Ahadits al-Qaid ad-Diniyah*, *hal. 290)
-

Qaddafi juga menyatakan alasan kebijakannya tersebut dengan
mengatakan, "*Jadi Umar bin Khatab adalah orang yang menyatakan 'Tahun
ini tahun hijriyah'. Itu adalah pendapatnya pribadi. Namun kita
juga punya
pendapat sendiri. Kita berpendapat…kita bisa menyatakan bahwa peristiwa
hijrah tidaklah memiliki arti sepenting itu. Hal yang lebih
penting darinya
adalah penaklukan Makkah. Dan yang lebih penting lagi adalah
wafatnya Nabi
SAW." *(Khuthab wa Ahadits al-Qaid ad-Diniyah*, *hal. 300-301)
-

Sungguh ganjil. Wafatnya Rasulullah SAW dianggap sebagai mukjizat yang
setara dengan keajaiban kelahiran nabi Isa AS. Siapakah yang
merasa gembira
dengan wafatnya Rasulullah SAW, sehingga merayakannya dan menjadikannya
sebagai patokan kalender? Tiada orang yang bergembira dan
merayakan wafatnya
Rasulullah SAW dengan cara seperti itu selain orang Yahudi,
Nasrani, Majusi,
dan musyrikin yang memendam kebencian terdalam terhadap diri
Rasulullah SAW!

Rasulullah SAW bersabda, "*Wahai manusia! Siapapun seorang mukmin yang
ditimpa oleh sebuah musibah, maka hendaklah ia berbela sungkawa dengan
musibah (kehilangan)ku sebagai ganti dari belasungkawanya karena
kehilangan
orang lain. Sesungguhnya tiada seorang pun dari umatku yang
tertimpa musibah
yang lebih berat dari musibah kehilanganku." *(HR. Ibnu Majah,
disahihkan syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami' ash-Shaghir no. 7879)

Mantan ibu asuh Nabi SAW, Ummu Aiman menangis di hadapan Abu Bakar dan
Umar. Keduanya bertanya kepada Ummu Aiman tentang sebab ia
menangis, maka ia
menjawab, "*Aku tidak menangisi pribadi beliau SAW, karena aku
mengetahui balasan di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah SAW.
Namun aku
menangis karena wahyu Allah telah terputus (dengan meninggalnya
Rasulullah
SAW)." *Maka Abu Bakar dan Umar ikut menangis. (HR. Muslim)

Mantan pembantu Nabi SAW, Anas bin Malik berkata, "*Pada hari
Rasulullah SAW tiba di Madinah, segala sesuatu bersinar terang.
Namun pada
hari beliau SAW wafat, segala sesuatu di Madinah menjadi gelap." *Anas
berkata lagi, "*Tangan-tangan kami telah selesai menimbun jenazah Nabi
SAW, namun hati kami seakan mengingkari (kwafatan)nya." *(HR. Ibnu
Majah dan Ahmad. Dinyatakan shahih oleh imam Ibnu Katsir dan syaikh
al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 1631)
-

Pelecehan dan kebencian Qaddafi kepada Rasulullah SAW tidak berhenti
sampai urusan sistem penanggalan kontroversial ini. Dalam khutbahnya pada
acara perayaan maulid Nabi SAW di masjid Maulaya Muhammad,
ibukota Tripoli
pada tanggal 19 Februari 1978, Qaddafi mengatakan: "*Jika aku
mengatakan kepada kalian Rasulullah, maka kalian semua menjawab
Shallallahu
'alaihi wa salam. Namun jika aku mengatakan kepada kalian Allah, ternyata
kalian tidak mengatakan apa-apa. Ini merupakan sebuah bentuk penghambaan
(penuhanan Nabi SAW, edt) dan paganism yang kita jalani…Jika
sekarang saya
mengatakan Allah sebanyak seribu kali, ternyata keadaannya biasa
saja. Namun
ketika saya mengatakan Rasulullah, setiap orang di antara kita mengatakan
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Seakan-akan hal itu berarti kita
lebih takut
kepada Rasulullah melebihi takut kita kepada Allah. Atau seakan-akan kita
merasakan Rasulullah lebih dekat kepada kita melebihi kedekatan
Allah kepada
kita. Ini sepenuhnya sama dengan orang-orang Masehi (Nasrani, edt) yang
mengatakan: 'Isa lebih dekat kepada kita daripada Allah'.*

*Di dalam Al-Qur'an tidak ada ayat yang menegaskan: 'Sesungguhnya Nabi
bersabda: Kalian wajib mengikuti semua ucapan yang aku katakan!' Jika ada
ayat seperti itu, maka dimana gerangan perkataan yang ia ucapkan
selama 40
tahun sebelum diangkat menjadi nabi? Terlebih bisa dipastikan
bahwa ia juga
berbicara sebelum diangkat menjadi nabi. Jika Nabi mengatakan 'Ikutilah
hadits (sabda)ku!', maka itu artinya haditsnya akan diberlakukan sebagai
pengganti dari Al-Qur'an. Namun secara terus-menerus ia
menegaskan kewajiban
berpegang teguh dengan Al-Qur'an semata. Seandainya ia menganggap suci
haditsnya dan menempatkannya dalam kedudukan yang sangat urgen seperti
Al-Qur'an, tentulah ia sudah membuat kitab lain yang akan menggantikan
posisi Al-Qur'an."*
-

Qaddafi jelas-jelas mengingkari perintah Al-Qur'an dan hadits shahih
kepada umat Islam untuk banyak membaca shalawat atas Nabi SAW.
Qaddafi juga
secara terang-terangan menolak hadits Nabi SAW, dan mengingkari ayat-ayat
Al-Qur'an, hadits-hadits Nabi SAW, dan ijma' ulama yang memerintahkan
berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta
menempatkan As-sunnah
sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Qur'an.
-

Qaddafi juga mengingkari ayat-ayat Al-Qur'an, hadits-hadits shahih,
dan ijma' ulama yang menyatakan Nabi SAW diutus kepada seluruh
umat manusia
dan jin. Dalam pertemuan dengan para dosen universitas pada tanggal 9
Februari 1982, Qaddafi mengatakan, "*Jasad bangsa Arab adalah
nasionalisme Arab dan ruh mereka adalah Islam, karena Muhammad
diutus kepada
bangsa Arab semata! Al-Qur'an datang untuk bangsa Arab dan dengan bahasa
Arab, ditujukan kepada bangsa Arab saja.Siapa pun orang selain
bangsa Arab
yang memeluk agama Islam, pada hakekatnya adalah sukarela saja
(bukan wajib,
edt). Urusannya terserah Allah, namun sebenarnya ia tidak dimaksudnya
(sebagai obyek dakwah Al-Qur'an dan Islam, edt)."*
-

Dalam pertemuan Sekretariat Jendral Sementara Konferensi Internasional
Bangsa-bangsa Islam pada tanggal 19 Desember 1989, Qaddafi mengatakan
kebencian dan pelecehannya kepada Nabi SAW dan para sahabat. Qaddafi
menyatakan, "*Ketika para sahabat Rasul SAW menjadi para penguasa,
maka mereka diinjak-injak dengan kaki dalam kapasitas mereka sebagai para
penguasa sipil. Utsman dibunuh dalam kedudukannya sebagai kepala negara
republik atau raja. Umar dengan keadilannya menjadi seorang penguasa, dan
menaklukkan Persia dan Romawi. Ali diperangi oleh kaum muslimin.
Orang-orang
terdekat, pengikut-pengikut, dan kawan-kawannya justru memisahkan diri
darinya. Kenapa? Karena ia berambisi kekuasaan dan ingin menjadi kepala
negara republik. Seandainya Muhammad SAW menjadi kepala negara republik,
niscaya orang-orang akan meninggalkannya."*

Bersambung, insya Allah…

(muhib al-majdi/arrahmah.com)

http://arrahmah.com/read/2011/10/24/15936-serial-mengungkap-rahasia-kelam-sosok-qaddafi-firaun-toghut-dan-musailamah-al-kadzab-dari-libya-1.html


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: