Rabu, 19 Oktober 2011

[daarut-tauhiid] Generasi Ghuraba

NB:

Ukuran kebenaran itu bukan dari banyaknya pengikut.

Tetapi yang sedikit pengikutnya itu juga belum tentu benar.

Kebenaran adalah apa yang berasal dari Kitabullah dan As-sunnah..

Kebenaran itu adalah dari Rabbmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu. (QS 2 : 147)

Hadist Abdillah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu 'anhu beliau berkata : Telah
bersabda Rasulullah pada suatu hari dan kami bersama beliau, "Artinya :
Beruntunglah orang-orang yang asing (Al-Ghuraba) ditanya Rasulullah siapakah
Al-Ghuraba itu ? Beliau menjawab orang-orang shalih diantara banyaknya
orang-orang yang buruk, orang yang menyelisihi mereka lebih banyak daripada
mentaatinya" [H.R Ahmad]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, beliau bersabda, "Artinya : Sesungguhnya Islam dimulai dengan
keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah
orang-orang yang asing (Al-Ghuraba)" (H.R. Muslim)

Hadits Abdillah bin Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu beliau berkata
: Telah bersabda Rasulullah, "Artinya : Sesungguhnya Islam dimulai dengan
keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, mereka berlindung
diantara dua masjid sebagaimana ular berlindung dalam lubangnya" (H.R.
Muslim)

*Generasi Ghuraba*


Satu-persatu peringatan Rasulullah SAW mengenai keadaan penghujung zaman
sudah menampakkan diri di depan mata. Sayangnya ia tidak cukup dilihat
dengan hanya mata lahir bila hati tidak dipakai untuk melihat. Hakikat dunia
memang sibuk dan menyibukkan bagi penghuni yang larut dengan segala
hiruk-pikuknya. Kesibukan ini membuat manusia sulit mendapatkan waktu hanya
untuk sekedar berpikir dan merenung, "Adakah jalan yang kutempuh bersesuaian
dengan kalimat syahadatku?"

Sayangnya, tanda-tanda dari ALLAH hanya mampu ditangkap oleh mereka yang
berpikir, mereka yang merenung, mereka yang menggunakan akalnya, dan mereka
yang mengambil pelajaran. Di luar itu, sesibuk apa pun manusia dengan
amalnya, bila mengabaikan tanda-tanda dari ALLAH, maka mereka adalah
orang-orang yang lalai, heedless.

"Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing. Maka
beruntunglah orang yang diasingkan " (HR. Muslim, At Tirmizi, Ibnu Majah, At
Tabarani).

Cukup mudah mengetahui sejauh mana tingkat 'keasingan' Islam saat ini.
Bukalah pintu dan melangkahlah ke luar, adakah kita temukan Islam
sebagaimana yang didefinisikan oleh Al Quran dan As Sunnah ? Bahkan ketika
di masjid sekalipun, seberapa yakin hati kita untuk sekedar mengatakan
"Inilah Islam!" ? Islam menjadi asing bukan karena umatnya yang sedikit.
Bahkan bila dilakukan pemisahan antara Katolik Roma dan Umat Nasrani
lainnya, maka jumlah Umat Islam adalah yang terbesar di dunia saat ini.

Islam dan tauhid adalah satu definisi. Tidak mungkin seseorang berserah diri
sepenuhnya kepada apapun yang diatur ALLAH kecuali jika ia sudah bersaksi
dengan hati, lisan, tangan, dan kakinya bahwa ia sudah merelakan dirinya
untuk Satu Ilah saja. Besar maupun kecil yang tergolong pada selain dari
definisi ini, mau tidak mau, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela,
maka ia sudah termasuk syirik. Islam dan tauhid yang didefinisikan oleh Al
Quran adalah Islam dan tauhid yang dicontohkan oleh generasi awal di Madinah
ketika mereka langsung memutar badan mereka seketika itu juga tatkala
mendapatkan berita bahwa ALLAH telah memerintahkan rasul-Nya untuk
memalingkan kiblat dari semula di Baitul Maqdis menjadi Ka'bah di Masjidil
Haram. Aturan ALLAH adalah sesuatu yang segera, tidak ditunda, dan bukan
untuk dicari-cari alasannya.

Bukan syirik terang-terangan yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW akan
menimpa umatnya, tetapi syirik yang samar, seperti samarnya semut hitam di
atas batu hitam pada malam yang gelap. Syirik yang membuat pelakunya tenang
dan terlelap dalam kemusyrikan. Dahulu, zaman yang berlaku adalah zaman
syirik, walaupun lisan mereka juga sudah menyebut ALLAH.

Zaman sekarang pun, lisan basah dengan nama ALLAH, tetapi amat sulit
melepaskan diri dan mungkin tidak mau melepaskan diri dari berbagai berhala
yang tidaklah tetap menjadi sandaran melainkan dengan alasan untuk
mempertahankan penyembahan kepada ALLAH. Jadi fenomena keasingan Islam
sebenarnya merupakan sisi lain dari sebuah fenomena besar yang mengiringi
awal dan akhir perjalanan sejarah umat manusia, yaitu kemusyrikan.

Mencoba sedikit memahami persoalan sebenarnya yang mengiringi perjalanan
Islam saat ini tidak bisa tidak harus mengacu pada pelajaran yang diberikan
oleh Al Quran dan Al Hadits. Rasulullah SAW sudah mengingatkan akan fitnah
terbesar, yang belum pernah ada sebelumnya, bahkan terbesar sejak dari
penciptaan Nabi Adam a.s. hingga Hari Kiamat nanti, yaitu fitnah Al Masih Ad
Dajjal. Tidaklah setiap nabi diutus melainkan mereka selalu mengingatkan
mengenai fitnah Dajjal ini.

Amat disayangkan bila kebanyakan kaum muslimin lalai dengan Hari Akhir
beserta berbagai huru-haranya dengan beralasan bahwa hanya ALLAH Yang Tahu
waktu terjadinya. Yang aneh adalah sikap mereka. Betul bahwa hanya ALLAH
Yang Tahu mengenai waktunya tetapi ALLAH tidak membiarkan peristiwa ini
terjadi kecuali Dia telah mengirimkan peringatan mengenai tanda-tandanya.
Kaum muslimin pun sudah abai dan lalai untuk mewaspadai Akhir Sejarah yang
dalam Al Quran dan Al Hadits rasanya sudah lebih dari cukup peringatan yang
gamblang mengenai Peristiwa Dahsyat ini beserta berbagai pengantarnya.
Akhirnya yang terjadi adalah kelalaian (heedlessness) bahwa Hari Akhir itu
masih jauh.

Sungguh kelalaian yang bukan pada tempatnya terjadi pada seorang mukmin jika
Rasul mereka sendiri menyatakan bahwa jarak antara kehadiran dirinya dan
datangnya Akhir Zaman itu seperti dua jarinya yang dirapatkan. Seharusnya
seorang muslim mewaspadai kedatangan Hari-Nya itu seperti mereka mewaspadai
datangnya maut yang sudah di ubun-ubun mereka. Tanpa disadari, Umat Islam
terbawa arus membuat skenario sendiri mengenai zaman yang sedang mereka
arungi berikut kesudahannya. ALLAH Yang Telah Membuat Skenario pun
terlupakan.

Zaman Dajjal adalah zaman ketika semakin banyak saja definisi Islam yang
sebelumnya fenomena ini tidak pernah terjadi. Apa yang tidak ada dalam Islam
bisa menjadi ada dalam Islam dengan menambah label Islam di belakangnya. Apa
yang bukan karakter dari Islam bisa dijadikan karakter dari Islam dengan
menambah label Islam di depannya. Saat ini, bukankah yang lebih
'bersemangat' mendefinisikan Islam adalah mereka yang bukan tergolong dalam
Islam. Fenomena yang aneh tetapi diterima di dunia Islam.

Musuh Islam sedang merumuskan dan mengajak Umat Islam untuk memakai definisi
mereka, yaitu Islam yang bersahabat dan mengikuti kemauan musuhnya sendiri.
Tidak heran jika kita melihat penguasa negeri muslim bisa begitu akrab
dengan penguasa kaum kuffar yang tangannya berlumuran darah kaum muslimin.
Memang terlalu besar fitnah Dajjal ini. Seorang muslim yang berusaha
istiqamah layaknya sedang memegang bara api. Seorang muslim yang berusaha
istiqamah harus memilih api ketimbang air. Ya, air yang dibawa oleh Dajjal
sebenarnya adalah api, dan api yang dibawa olehnya sebenarnya adalah air.

Ada kejadian menarik dalam World Economic Forum lalu di Davos, Swiss. Ada
sesi khusus yang pada saat itu benar-benar dikhususkan untuk membicarakan
sesuatu yang sama sekali tidak berkaitan erat dengan agenda forum itu
lazimnya, yaitu mencoba mengetahui lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi
dari Agresi biadab Israel terhadap Palestina di penghujung tahun itu.
Peristiwa ini membuka mata dunia karena media internasional juga tidak lagi
mampu menyembunyikan kebiadaban Israel yang sudah kelewat batas dan
dilakukan begitu terang-terangan, mengabaikan bahwa segenap penduduk dunia
menjadi saksi mata atas kekejaman mereka.

Ketika itu yang menjadi pembicara adalah Perdana Menteri Turki yang akhirnya
walk out, Shimon Peres, Sekjen PBB, dan Sekjen Liga Arab. Mendapat
kesempatan terakhir untuk memberikan pendapat setelah ketiga pembicara
lainnya jelas-jelas menyudutkan Israel, maka Shimon Peres mengawali
bicaranya dengan mengutip sebuah hadits yang dikatakan menjadi landasan
piagam berdirinya Hamas di Palestina.

"Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga muslimin memerangi Yahudi.
Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu
dan pohon." Sayang ia tidak meneruskan hadits shahih yang diriwayatkan Imam
Muslim ini hingga "Namun batu atau pohon berkata,"Wahai Muslim, wahai hamba
ALLAH, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja! Kecuali pohon
Gharqad, karena termasuk pohon Yahudi." Ia berusaha membela diri dengan
langsung menyentuh permasalahan mendasar yang melatarbelakangi semua
peristiwa besar dunia yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan
terjadi, yaitu perang eksistensi antara Islam dan Yahudi. Ia langsung
menyodorkan perkataan langsung dari Rasulullah SAW untuk menantang Umat
Islam, apakah umat tetap mengikuti hadits ini atau mencari jalan lain yang
menurut mereka lebih baik ketimbang apa yang diutarakan oleh hadits
tersebut. Lalu apa tanggapan Umat Islam kebanyakan saat ini ?

Jawabannya bisa dilihat dari bagaimana kebanyakan Umat Islam menanggapi
perjuangan saudara-saudaranya di berbagai negeri Islam. Saudara-saudaranya
yang berjuang membebaskan tanahnya dari cengkraman kaum kuffar disebut
teroris dan musuh bersama, dan makar serta propaganda yang dilakukan oleh
musuh dituduhkan pada saudaranya sendiri. Mungkin ada benarnya pepatah yang
mengatakan sesuatu yang salah bila terus diulang-ulang bisa menjadi sesuatu
yang dianggap benar. Cukuplah ini menunjukkan bahwa kebanyakan Umat Islam
saat ini bukan lagi di persimpangan jalan, malah sudah mengambil jalan
seberang yang arahnya berlawanan. Bila demikian, semakin dekat atau jauhkah
dengan tujuan ?

Muslim yang heedless akan sulit membedakan kenyataan dan penglihatan. Ketika
penglihatan menunjukkan bahwa sekelompok orang di dunia ini sedang
berkoar-koar untuk perdamaian dunia, maka kenyataan hanya menceritakan bahwa
tidaklah tumbuh gerakan untuk menegakkan kalimat tauhid di penjuru dunia ini
melainkan ia akan menjadi target penumpasan oleh mereka yang berkoar-koar.
Ketika penglihatan menunjukkan betapa musuh selalu membuka pintu negosiasi,
maka kenyataan hanya menunjukkan bahwa perampasan tanah terus berlangsung.

Masjidil Aqsa yang sekarang masih tegak entah apakah tetap tegak beberapa
tahun ke depan. Pengungsi Palestina yang sekitar 7 juta entah siapa yang mau
menampungnya. Israel Raya pun mungkin tinggal menunggu waktu
implementasinya. Dan Umat Islam pun mungkin menjadi saksinya.

Musuh Islam selalu punya rencana dan skenario, dan ALLAH adalah Sebaik-baik
Penyusun Rencana dan Skenario. Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini.
Seekor semut yang merayap di telapak kaki pun adalah skenario-Nya. Sungguh
terlalu abai dan lalai bila kita menganggap bahwa terjadinya Perang Dunia I,
lepasnya Yerusalem dari kaum Muslimin, runtuhnya khilafah, terbentuknya
Saudi, beralihnya predikat negara adidaya dari Inggris ke Amerika Serikat
secara misterius, Perang Dunia II, penyeragaman mata uang acuan dunia
menjadi Dollar, pembentukan PBB, peristiwa Nakba dan pembentukan paksa serta
sepihak Negara Israel tahun 1948, peristiwa WTC, invasi ke Afghanistan dan
Irak, krisis ekonomi AS yang menjadi tanda besar runtuhnya negara AS untuk
menjadi jalan Israel yang selama ini di belakang layar menjadi penguasa
berikutnya, perluasan wilayah rampasan Israel yang terus berlangsung hingga
saat ini, dan penggalian bawah tanah di Baitul Maqdis yang terus
berlangsung, tidak berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.

Mereka yang merencanakan sedang melihat target mereka tercapai satu persatu,
dan mereka yang heedless sedang bingung bersikap menghadapi perubahan zaman
yang sudah sulit diikuti dengan akal sehat.

Lalu bagaimana Islam akan bangkit dengan keadaannya yang asing ini ?
Sederhana jawabannya. Justru inilah sunnah-Nya untuk membangkitkan Islam.
Dalam situasi keasingan seperti ini, akan terpisah mereka yang shiddiq, dan
mereka yang fasik dan munafik. Dalam situasi asing ini akan terbedakan
mereka yang berjihad dan mereka yang enggan dan lebih memilih duduk-duduk
saja. Dalam situasi asing ini akan terpilih mereka yang layak menjadi
tentara-Nya dan mereka yang tanpa sadar telah menjadi budak musuh-Nya.

Tidaklah ruh jihad akan berkumpul kecuali dalam kumpulan ruh jihad pula.
Pada akhirnya, dalam situasi asing seperti ini, hanya akan ada dua golongan
dari umat ini, mereka yang tergolong dalam generasi ghuraba, dan selainnya
adalah golongan yang tanpa sadar sedang menuju lubang biawak !

"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah kami beri Alkitab (Taurat dan
Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka
sendiri. Dan sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran,
padahal mereka mengetahui. " (Al Baqarah 146)

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu sebelum engkau
mengikuti milah mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk ALLAH itulah
petunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka
setelah ilmu sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong
dari ALLAH. " (Al Baqarah 120)

Penulis : Ibnu Kahfi Bachtiar

http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/ibnu-kahfi-alumni-universitas-oldenburg-jerman-generasi-ghuraba.htm


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: