Jumat, 04 November 2011

[daarut-tauhiid] Buat Bidadariku

 















Buat Bidadariku







Oleh Abu AzzamSayyif


===================
Kutatap matamu yang berkaca-kaca itu. Engkau sesegukan.
Hatiku juga perih kalau engkau sedang berduka. Aku tahu bahwa engkau
sangat lelah, mengurus segala keperluanku, merawatku dan jundi-jundi
kita, serta bergumul dengan aktivitas lainnya.
Tambah lagi, kita jauh
merantau di benua berbeda dengan tanah air, engkau pun berkutat dengan
Muallaf yang memiliki ragam problema, pasti engkau merindukan orang tua,
keponakan-keponakan serta saudara-saudari yang amat menyayangimu.
Sabarlah, sayang…

Dan ternyata matamu itu dapat cerah kembali, air mata terhapus dalam
sekejap di kala bayi mungilmu mengeluarkan suara jeritan pertamanya,
atau gelak tawa renyahnya. Dan engkau masih bisa berucap, "Ini belum
seberapa, pasti perjuangan bunda Khadijah dan ummahatul mukminin lainnya
amat jauh lebih berat…" Subhanalloh, aku kagum pada kesabaranmu.

Allah SWT memang selalu mengingatkan kita untuk bersabar, "Dan
bersabarlah dirimu untuk selalu bersama orang-orang yang menyeru kepada
Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya. Dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap
perhiasan dunia." (QS. Al-Kahfi [18] : 28)

Aku pernah bercerita tentang sobatku si Fulan, yang punya karir keren
bersama istrinya, misalkan gaji si Fulan 10 juta perak, dan gaji
istrinya 10 juta perak. Maka setiap bulan, ia peroleh 20 juta perak. Dan
mereka dibanjiri nominal rupiah bonus-bonus tahunan, dan sebagainya.
Namun kita tak sama. Aku tak ridho jika engkau keluar rumah dan
bercampur baur di lingkungan kantor, aku sangat cemburu, apalagi 10 juta
perak itu tak sebanding dengan penatnya dirimu, dengan hilangnya kasih
sayang dalam keseharian buah hati kita, sisa-sisa tenaga dipakai untuk
bersenda-gurau dengan keluarga, apalagi jika dibandingkan dengan
berkurangnya waktu kebersamaan antara kita, serta merebaknya fitnah yang
terjadi. Dan engkau patuhi hal itu. Subhanalloh, aku bangga dengan
ketaatanmu.

Bahkan kita tak menyangka, hidup kita lebih makmur dari pada si Fulan
yang 'bergaji double' namun terlilit utang. Begitulah keberkahan Allah ta'ala, kita sudah membuktikannya, duhai Bidadariku.

Aku ingat tentang temanku si X, ia berpacaran hingga pernah se-atap
dengan calon istrinya. Bahkan makin berubah kebarat-baratan dengan
budaya kumpul kebo, demi menunggu 'waktu pernikahan', menabung hingga
beratus-ratus juta rupiah agar dapat melaksanakan pesta pernikahan yang
meriah.

Kemudian Allah SWT mengirimkan cubitan bagi mereka, yang hingga kini
masih belum juga menggendong bayi, bahkan mereka harus mengikuti terapi
karena memiliki penyakit pada alat reproduksinya. Sedangkan engkau dan
aku, yang menikah di kala cacian dan sindiran ramai orang-orang sekitar
karena walimah kita amat sederhana, ternyata Allah SWT curahkan
kemudahan dalam semua aktivitas, termasuk kehamilanmu, melahirkan bahkan
di negara yang berbeda-beda, menyusui dengan lancar, hingga anak-anak
memasuki usia sekolah. Subhanalloh, aku bersyukur menjadi pendampingmu.

Ketika malam-malam di sudut jalan ternyata sama 'suasananya',
berbagai kota di Eropa, Asia termasuk Indonesia, ada banyak wanita malam
bergentayangan, mereka menjual pelayanan atas diri mereka, bahkan tanpa
malu-malu memasang label harga 'per-jam', dsb, bahkan wanita-wanita itu
menularkan 'gaya hidup konsumtif' kepada wanita lainnya, dan aku masih
engkau percayai bahwa diriku tak tergoda akan 'iklan' bejat itu. Oh
Allah, aku amat bersyukur pada-Mu, karena masih ada wanita mulia, yang
menyimpan perhiasan dirinya hanya untuk suami, yang menyerahkan
kepercayaan nuraninya kepada sang imam, yang taat pada-Mu sebagai wanita
sholihat, ia Bidadariku. Di dalam rumahku.

Suatu hari, aku tersenyum sendiri, seorang teman bercerita bahwa ia
sudah 'goal' meminjam uang di bank, uang itu untuk dipergunakan
membiayai pesta pertunangan, lamaran, serta resepsinya, bahkan 'tradisi
hantaran'-nya saja menelan biaya 20 juta rupiah, apalagi cincin berlian
sebagai maharnya. Duhai Bidadariku, aku katakan lagi, rasa kagumku
padamu, aku ingat sembilan tahun lalu, tentang mahar yang engkau minta,
"Akhi hafal Qur'an?" tanyamu.

Kujawab, "Saya baru hafal juz sekian serta juz sekian, dik…"

Kemudian engkau balas, "Akhi belum hafal surat Al-Kahfi dan surat Yasin, kan?"

Ya, surat itu panjang sekali, memang aku belum hafal. "Belum, dik…" ujarku.

Lantas engkau tulis email, "Kalau begitu hafalan surat Yasin dan
Al-Kahfi, serta 3 surat terakhir dari Al-Qur'an sebagai mahar, sanggup?"

Hffffiuh… Itu berat buatku. Apalagi waktu itu, aku banyak tugas
kuliah. Namun aku bangga pada tekadmu, tekad kuat yang menularkan
kegigihan padaku, menghadirkan tanggung jawab besar dalam jiwaku untuk
menjaga keluarga kita, semata karena Allah ta'ala. Kemudian, "Yes!" Alhamdulillah, aku bisa mengabulkan 'setoran hafalan' itu.

Dan Bidadariku, kucuran rezeki-Nya amat deras, bahkan berlian pun
dapat kuhadiahkan buatmu tanpa perlu mengumbar janji-janji palsu. Namun
dengan kesetiaanmu pada cinta-Nya, bahkan engkau korbankan uang belanja
keperluanmu demi banyak hal di perjalanan ini, engkau katakan, "Mas,
yang ini, itu, serta tabunganku sekian silakan gunakan saja untuk
keperluan masjid, pasti nanti Allah ganti dengan yang lebih baik buat
akhirat, insya Allah…" Subhanalloh, padahal benda-benda itu pernah amat
engkau inginkan, Adinda. Namun engkau ikhlaskan demi mulusnya jalan
juang. Duhai Bidadariku, aku adalah pria paling beruntung di dunia ini
karena Allah menjadikanku sebagai kekasihmu, dan semoga Dia mengekalkan
cinta kita, amiin.

Terima kasih Ya Allah… Limpahkan kekuatan bagi kami dalam membangun
gubuk di jannah-Mu kelak, jagalah hati kami agar tak pernah berpaling
dari-Mu.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah".(HR. Muslim)

Hartaku bukanlah rumah mewah, bukan barisan koleksi mobil mewah,
bukan pula berhektar-hektar tanah, sawah, serta pulau dan vila, milyaran
dana pun aku tiada punya. Harta terindah yang dititipkanNya padaku
adalah engkau, dan mujahid-mujahid kita.
Bidadariku, tulisan ini pun
belum seberapa…

[Setiba kembali dari Belgia ke Krakow. Awal musim Gugur, 2011]

=============sumber :eramuslim.com

**SURYATI**
Gd. Pascasarjana FEUI
Pascasarjana Ilmu Ekonomi Lt. 2
Kampus UI
Depok

Telp : 78849152-53
Fax : 78849154
Email : y4t12002@yahoo.com, suryati06@ui.ac.id

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: