Sabtu, 03 Desember 2011

[daarut-tauhiid] Ini Pahala Terendah Di Surga?!! Yang Paling Tinggi Bagaimana?

 

Ini Pahala Terendah Di Surga?!!
Yang Paling Tinggi Bagaimana?
 
A.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalah shahihnya dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
 
"Orang yang terakhir masuk surga
adalah orang yang dia sesekali berjalan dan sesekali tersungkur dan sesekali
api melahatnya. Maka ketika ia telah melewatinya dia menoleh kepada neraka,
lalu dia berkata: "Maha suci dzat yang menyelamatkan aku darimu, sungguh Allah
telah memberikan padaku sesuatu yang tidak Dia berikan pada seorangpun dari
orang terdahulu atau orang belakangan." Lalu ditampakkan baginya sebuah pohon
maka dia berkata: "Wahai Rabbku, dekatkanlah aku kepada pohon itu, maka aku
akan bernaung dengan naungannya dan aku akan minum dari airnya." Maka Allah
'azza wa jalla berkata: "Wahai anak Adam, mungkin jika Aku mengabulkannya
bagimu engkau akan meminta selainnya."
 
Maka dia berkata: "Tidak wahai
Rabbku." Maka Allah menjanjinya untuk tidak meminta kepada-Nya selainnya, dan
Rabbnya memaafkannya karena ia melihat perkara yang tiada kesabaran atasnya.
Maka Allah mendekatkannya pada pohon itu, lalu dia bernaung dengan naungannya
dan dia minum dari airnya. Kemudian ditampakkan baginya sebuah pohon yang mana
lebih baik dari yang pertama, maka ia berkata: "Wahai Rabbku, dekatkanlah aku
padanya, agar aku bisa minum dari airnya dan aku akan bernaung dengan
naungannya, aku tidak akan meminta kepada-Mu selainnya." Maka Allah berkata:
"Wahai anak Adam, bukankah kau telah berjanji pada-Ku untuk tidak meminta
pada-Ku selainnya.
 
Mungkin jika Aku mendekatkanmu
padanya kau akan meminta yang lainnya." Maka ia berjanji kepada Allah untuk
tidak meminta kepada-Nya selainnya, dan Rabbnya memaafkannya karena ia melihat
perkara yang tiada kesabaran atasnya. Maka Allah mendekatkannya pada pohon itu,
lalu dia bernaung dengan naungannya dan dia minum dari airnya. Kemudian
ditampakkan baginya sebuah pohon di sisi pintu surga yang mana lebih baik dari
kedua pohon sebelumnya. Maka ia berkata: "Wahai Rabbku, dekatkanlah aku padanya
agar aku bisa bernaung dengan naungannya dan minum dari airnya, aku tidak akan
meminta kepada-Mu selainnya."
 
Maka Allah berkata; "Wahai anak
Adam, bukankah kau telah berjanji pada-Ku untuk tidak meminta pada-Ku
selainnya." Dia berkata: "Benar wahai Rabbku, ini saja, aku tidak akan meminta
pada-Mu selainnya." Dan Rabbnya memaafkannya karena ia melihat perkara yang
tidak bisa sabar atasnya." Maka Allah mendekatkannya padanya, ketika dia telah
didekatkan padanya, maka dia mendengar suara penduduk surga, maka dia berkata:
"Wahai Rabbku, masukkanlah aku padanya." Maka Allah berkata: "Wahai anak Adam,
apa yang menjauhkan Aku darimu? Apakah engkau senang Aku beri engkau dunia dan
yang sepertinya bersamanya?" Maka ia berkata: "Wahai Rabbku, apakah Engkau
menghinaku sedangkan Engkau Rab semesta alam?"
 
Maka Ibnu Mas'ud tertawa lalu
berkata: "Tidakkah kalian betanya padaku karena apa aku tertawa?" Maka mereka
berkata: "Karena apa engkau tertawa?" Dia berkata: "Demikian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa. Lalu mereka berkata: "Karena apa engkau
tertawa wahai Rasulullah?" Maka beliau berkata: "Karena tertawanya Rabb semesta
alam ketika orang itu berkata: "Apakah Engkau menghinaku sedangkan Engkau Rabb
semesta alam?" Maka Allah berkata: "Sesungguhnya Aku tidak menghinamu, akan
tetapi Aku Maha mampu akan apa yang Aku inginkan."
 
B.
Dan disebutkan dalam riwayat Al-Hakim dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
sebagaimana disebutkan Asy-Syaikh Abdullah 'Utsman Adz-Dzamary dalam ceramahnya
di Masjid At-Tauhid di kota Dzamar, Yaman, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,
 
"Allah akan mengumpulkan manusia
pada hari kiamat maka berserulah seorang penyeru: "Wahai sekalian manusia,
tidakkah kalian merelakan Rabb kalian yang telah menciptakan kalian, yang
membentuk kalian dan yang telah memberi rizqi pada kalian untuk menyerahkan
setiap orang kepada apa yang dia sembah di dunia dan dia berpaling kepadanya.
Bukankah itu adalah keadilan dari Rabb kalian?" Mereka berkata: "Tentu". Dia
berkata: "Maka beranjaklah setiap orang dari kalian kepada apa yang ia
berpaling padanya di dunia." Dan diperlihatkan pada mereka apa yang mereka
sembah di dunia. Dia berkata: "Diperlihatkan bagi yang menyembah 'Isa syaithan
yang menjelma sebagai 'Isa, diperlihatkan bagi yang menyembah 'Uzair syaithan
yang menjelma sebagai 'Uzair, sampai diperlihatkan bagi mereka pohon, kayu dan
batu." Dan pemeluk islam tetap dalam keadaan berjongkok, maka dia berkata pada
mereka: "Kenapa kalian tidak beranjak sebagaimana manusia beranjak?" Maka
mereka berkata: "Sesungguhnya kami memeliki Rabb (sesembahan) yang kami belum
melihatnya." Maka ia berkata: "Lalu dengan apa kalian mengetahui Rabb kalian
jika kalian melihatnya?" Mereka berkata: "Antara kami dengan Dia ada suatu
tanda, jika kami melihat-Nya kami akan mengetahui-Nya." Dia berkata: "Apa tanda
itu?" Mereka berkata: "Betis." Maka disingkaplah suatu betis.
 
Maka tersungkurlah setiap orang
di permukaan melakukan sujud dan tersisalah suatu kaum yang punggung mereka
seperti tembok kandang sapi, mereka ingin sujud namun mereka tidak mampu.
Kemudian mereka diperintah lalu mereka mengangkat kepala mereka lalu mereka
diberi cahaya mereka sesuai dengan kadar amalan mereka. Diantara mereka ada
yang diberi cahayanya seperti gunung di depannya, diantara mereka ada yang
diberi cahayanya lebih sedikit dari itu, diantara mereka ada yang diberi
cahayanya seperti kurma di tangan kanannya, dan diantara mereka ada yang diberi
dibawah itu sampai yang terakhir diberi cahayanya pada jempol kakinya, sesekali
bersinar dan sesekali padam, jika bersinar dia memajukan kakinya dan jika padam
dia diam berdiri. Lalu mereka melewati shirath, dan shirath itu setajam pedang
begitu licin dan menggelincirkan. Maka dikatakan: "Selamatkan diri kalian
sesuai dengan kadar cahaya kalian." Maka diantara mereka ada yang melewati
shirath seperti jatuhnya bintang, diantara mereka ada yang melewatinya seperti
kedipan mata, diantara mereka ada melewatinya seperti angina, diantara mereka
ada yang melewatinya seperti orang yang jalan cepat dan lari-lari kecil maka
mereka lewat sesuai dengan amalan mereka. Sampai lewatlah orang yang cahayanya
pada jempol kakinya, dia menarik tangan dan menggantungkan tangan, menarik kaki
dan menggantungkan kaki yang lain, maka terkenalah beberapa sisinya oleh api.
 
Maka terbebaslah mereka, jika
telah terbebas mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan
kami darimu setelah kami melihatmu. Sungguh Allah telah memberi kami sesuatu
yang tidak Dia berikan pada seorangpun." Maka mereka beranjak menuju air
dangkal di sisi pintu surga, dan ia menghadap sebuah rumah di surga yang paling
rendah, lalu mereka berkata: "Wahai Rabb kami, berilah kami rumah itu." Maka
Allah berkata pada mereka: "Kalian memintaku surga dalan keadaan dia menghadap,
dan Aku telah menyelamatkan kalian dari neraka, pintu ini tidaklah mereka mendengar
deritannya." Maka Allah berkata: "Mungkin jika aku berikan ia pada kalian,
kalian akan meminta-Ku selainnya." Mereka berkata: "Tidak demi kemulian-Mu,
kami tidak akan meminta kepada-Mu selainnya bahkan rumah manapun yang lebih
baik darinya." Maka Allah memberikannya lalu ditampakkan pada mereka di
depannya rumah yang lain, seakan-akan yang diberikan sebelum itu adalah mimpi
ketika mereka melihatnya. Maka Allah berkata: "Mungkin jika kalian Aku beri itu
kalian akan meminta-Ku selainnya." Mereka berkata: "Tidak demi kemuliaan-Mu,
kami tidak akan meminta kepada-Mu selainnya bahkan rumah manapun yang lebih
baik darinya." Maka Allah memberikannya pada mereka, kemudian mereka diam.
Kemudian dikatakan pada mereka: "Kenapa kalian tidak meminta pada-Ku?" Mereka
berkata: "Wahai Rabb kami, kami telah meminta pada-Mu sampai kami merasa malu."
Maka dikatakan pada mereka: "Tidakkah kalian ridha jika Aku beri kalian seperti
dunia dari semenjak Aku menciptakannya sampai hari Aku melenyapkannya,
sekaligus sepuluh lipat sepertinya."
 
Abdullah bin Mas'ud berkata: "Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan hadits ini
berkali-kali, tidaklah beliau sampai pada kisah ini dalam hadits kecuali ia
tertawa sampai tampak anak tekaknya dan nampak gigi serinya yang terakhir
dikarenakan ucapan orang tersebut: "Apakah engkau menghinaku sedangkan Engkau
adalah Raja?" Allah berkata: "Tidak, akan tetapi maha mampu akan hal itu, maka
mintalah kalian pada-Ku." Maka mereka berkata: "Wahai Rabb, ikutkan kami dengan
manusia." Allah berkata pada mereka: "Ikutlah kalian pada manusia." Maka mereka
beranjak dan berlari kecil dalam surga sampai nampak bagi seorang dari mereka
istana dari permata yang berongga. Maka mereka tersungkur sujud. Lalu dikatakan
pada mereka: "Angkatlah kepalamu!" Maka dia mengangkat kepalanya. Maka
dikatakan: "Sesungguhnya ini adalah rumah dari rumah-rumahmu." Maka ia beranjak
maka seseorang menyambutnya maka ia berkata: "Apakah engkau malaikat?" Maka
dikatakan: "Sesungguhnya aku adalah salah satu kepala rumah tanggamu terhadap
istana ini, ada seribu kepala rumah tangga dibawah pimpinanku, semuanya
bertugas seperti tugasku."
 
Maka dia beranjak bersamanya di
saat itu sampai dibukakan istana yang mana ia adalah permata berongga, atapnya,
pintunya, gemboknya dan kuncinya dari permata itu. Lalu dibukakan baginya
istana itu, maka dia disambut oleh permata hijau yang dilapisi warna merah
sebesar tujuh puluh hasta, padanya ada enam puluh pintu, setipa pintu
mengantarkan pada sebuah permata yang tidak satu warna dengan pemiliknya. Pada
setiap permata ada dipan-dipan, istri-istri dan penggiliran atau dukatakan dan
sifat-sifat. Maka dia masuk, ternyata ia adalah wanita surga yang lebar
matanya, dia memiliki tujuh puluh pakaian, terlihat sungsum betisnya dari balik
pakaiannya, hati wanita surga itu adalah cermin bagi orang ini dan hati orang
ini cermin bagi wanita surga tersebut. Jika orang ini berpaling darinya satu
palingan bertambah pada dua matanya tujuh puluh lipat apa yang terjadi
sebelumnya. Maka dia berkata: "Sungguh engkau telah bertambah pada mataku tujuh
puluh kali lipat." Maka wanita itu berkata seperti yang dia katakan. Maka dia
mengamati kerajaannya dengan pandangannya sepanjang perjalanan seratus tahun.
Maka 'Umar berkata: "Wahai Ka'ab, tidakkah engkau mendengar apa yang
disampaikan Ibnu Ummi 'Abd kepada kita tentang penduduk surga yang paling
rendah apa yang tersedia untuknya? Lalu bagaimana dengan yang paling tinggi
derajatnya?" Ka'ab berkata: "Wahai Amirul Mukminin, sesuatu yang belum pernah
terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga.
 
Sesungguhnya Allah berada di atas
'Arsy dan air, lalu Dia menciptakan untuk diri-Nya sebuah rumah dengan
tangan-Nya, lalu dia menghiasinya dengan apa yang Dia kehendaki dan Dia
menjadikan padanya ada berbagai buah dan berbagai minuman, kemudian Allah
menutupinya belum ada seorangpun yang melihatnya dari makhluk-Nya semenjak hari
diciptakannya, tidak Jibril, tidak pula selainnya dari malaikat." Kemudian
Ka'ab membaca: "Maka tidaklah suatu jiwa mengetahui apa yang disembunyikan
(dipersiapkan) bagi mereka berupa kenikmatan yang menyejukkan mata." Dan
menciptakan selain dari itu dua surga lalu Dia menghiasinya dengan apa yang Dia
kehendaki, dan Dia menjadikan pada keduanya apa yang telah dia sebutkan berupa
sutra, dan Dia perlihatkan dua surga itu kepada siapa yang Dia kehendaki dari
makhluknya dari kalangan malaikat.
 
Siapa yang kitabnya berada di
'Illiyin, ditampakkan dalam rumah itu. Jika seorang penghuni 'Illiyin naik
dalam kerajaannya maka dia tidaklah turun pada suatu kemah dari kemah-kemah
surga kecuali ia memasukinya dari cahaya wajahnya, sampai-sampai mereka
menghirup baunya dan berkata: "Hebatnya bau yang wangi ini." Dan mereka
berkata: "Telah naik kepada kita hari ini seseorang dari penghuni 'Illiyin."
Maka 'Umar berkata: "Celakanya engkau wahai Ka'ab, sesungguhnya kalbu-kalbu itu
bisa melesat maka tahanlah dengan kuat." Maka Ka'ab berkata: "Wahai Amirul
Mukiminin sesungguhnya jahanam memiliki desahan, tidaklah ada malaikat yang
didekatkan tidak pula nabi kecuali akan tersungkur pada kedua lututnya sampai
berkata Ibrahim khalilullah: "Wahai Rabbku, diriku, diriku." Dan sampaipun
engkau memiliki amalan tujuh puluh orang nabi ditambahkan kepada amalanmu,
niscaya engkau menyangka bahwa engkau tidak akan selamat darinya."
 
Dari hadits di atas, jelas
tergambar, yang membuat kita bertanya sebagaimana 'Umar bertanya: "Kalau ini
adalah bagi yang paling rendah lalu bagaimana dengan yang paling tinggi?"
 
Apakah kita akan duduk sekedar
mengharap yaang paling rendah, atau kita mesti berusaha mengejar setinggi
mungkin. Orang cerdas akan menjawab:
 
"Aku harus mengejar derajat
jannah setinggi mungkin."
 
Maka orang ini harus ditanya:
"Bagaimana engkau bisa mengejarnya, apakah engkau tahu caranya?"
 
Maka kita harus membantu
menjawab: "Ada caranya, dan gampang. Salah satu yang bisa ditempuh adalah
dengan menuntut ilmu."
 
Telah lewat pada pembahasan
sebelumnya bahwa menuntut ilmu akan mengantarkan dia untuk dengan mudah bisa
menempuh jalan menuju jannah.
 
Waffaqaniyallahu lima yhibbuhu wa
yardhahu.
 
Sumber: http://thalibmakbar.wordpress.com/2010/09/14/ini-pahala-terendah-di-surga-yang-paling-tinggi-bagaimana/ 

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: