Selasa, 14 April 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2601

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (23 Messages)

Messages

1.

[undangan] Bedah Buku "Let's Talk About" - Afternoon Coffee: Let's T

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Apr 13, 2009 3:16 am (PDT)



*
http://www.kompas.com/read/xml/2009/04/12/1513526/enaknya.ngobrol.dengan.sahabat
*

JAKARTA, KOMPAS.com - Jangankan ngobrol hal-hal serius, yang santai pun
tetap enak. Mau ngobrol soal film, tren fesyen, Facebook, selingkuh, bahkan
sekadar iseng ngegosipin artis!

Kiranya, itulah atmosfir yang akan dibangun dari acara bedah buku 'Let's
Talk About Friendship, Love & Marriage, Ordinary Miracles'. Buku karya
Retnadi Nur'aini, Airin Nisa, dan Shinta Anita ini mengupas perbincangan
antar sahabat, yang saling membahas tentang cinta, keluarga, dan banyak segi
keajaiban lain dalam hidup kita.

Bertajuk 'Afternoon Coffee: Let's Talk About Friendship, Love & Marriage,
Ordinary Miracles', acara bedah buku gratis ini akan digelar pada:

* Hari : Minggu, 19 April 2009
* Jam : 11.00 - 13.00 WIB
* Tempat : MP BookPoint - Jl Puri Mutiara Raya 72, Cipete, Jakarta Selatan
* Telpon : (021) 759 10212
* Pembicara: Ade Armando & Kurnia Effendi
* Moderator: Lia Octavia
* MC : Rudi G Aswan

* Free coffee, free tea, and free snack
* Acara ini gratis dan terbuka untuk umum
* Rute:
- dari arah Blok M, naik Kopaja 63 jurusan Depok, turun depan MP
- dari arah Depok, naik Kopaja 63 jurusan Blok M, turun depan MP

Jangan sampai ketinggalan ya!
2a.

Re: MOHON SARANNYA...melimpahnya rizki/harta setelah menikah???

Posted by: "humairayusuf" humaira_ys@yahoo.com   humaira_ys

Mon Apr 13, 2009 4:10 am (PDT)



Sarannya PERCAYA DAN REALISTIS,....teknik-tekniknya   ibadah yang kuat Tahajud, dhuha, baca quran dan shodaqoh. ada seorang ustadz yang mengatakan bahwa sering sering membaca surat alwaqiah dan almulk sehingga rizki bertambah dan berkah,...tapi jangan lupakan juga tilawah qurannya.

Semoga jadi pencerahan

--- On Mon, 4/13/09, Masduki_Masduki@manulife.com <Masduki_Masduki@manulife..com> wrote:

From: Masduki_Masduki@manulife.com <Masduki_Masduki@manulife.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] MOHON SARANNYA...melimpahnya rizki/harta setelah menikah???
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, April 13, 2009, 10:46 AM

Assalamualaikum. ....

ikutan sumbang sarannya.... :

Rumus pasti matematika 1 + 1 = 2 (artinya bertambah bukan berkurang)

pesanya : jadikan dirikita diri yg satu, utuh, positif

bukan malah menciptakan diri menjadi negatif, minus menjadi

pengurang bukan penambah.

setelah itu maka carilah juga bilangan penjumlah yg satu juga

(utuh, positif) agar kemudian jumlah nya menjadi dua.

(QS : annuur ; 32)

semoga menambahkan. .

masduki

teu alif

<ateu_alif@yahoo.

com> To

Sent by: daarut-tauhiid@ yahoogroups. com,

sekolah-kehidupan sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com

@yahoogroups. com cc

Subject

04/13/2009 09:47 [sekolah-kehidupan] MOHON

AM SARANNYA...melimpah nya rizki/harta

setelah menikah???

Please respond to

sekolah-kehidupan

@yahoogroups. com

Assalamualaikum wrwb...

Mohon penjelasan dan sarannya ketika seseorang kurang percaya dan tidak begitu

yakin bahwa "KITA AKAN KAYA dengan MENIKAH". dilatar belakangi oleh cerita dan

pengalaman teman2nya yang ada disekelilingnya yang selalu bermasalah dng

permasalahan ekonomi rumah tangga sampai masalah hilangnya kepercayaan antara

suami istri..

bagaimanakah seharusnya saya sebagai temannya untuk meyakinkannya untuk segera

menikah...Jazakalla h..

Wassalam

ateu_alif@yahoo. com

Dapatkan nama yang Anda sukai!

Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.











3a.

[catcil] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir Peka

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Apr 13, 2009 8:13 am (PDT)



Saya sepakat bahwa berada di antara para sahabat selalu membuat suasana
menjadi menyenangkan, seakan waktu tidak ada akhirnya. Sahabat-sahabat, yang
dari mereka lah saya banyak belajar bagaimana caranya berbuat kebaikan.

Begitu pula pada liburan kali ini. Setelah menghabiskan hari-hari dan
malam-malam untuk bekerja dan menulis, saya ingin sekali menghabiskan
liburan kali ini untuk bersenang-senang dan bermain-main. Menikmati masa
muda saya. Ternyata, justru pada liburan panjang mulai tanggal 9 hingga 12
April 2009 itu, saya banyak mendapat pelajaran bagaimana caranya untuk
berbuat kebaikan.

Kamis, 9 April 2009, saya terbangun dari tidur setelah menerima sms dari Mas
Koko Nata yang mengingatkan bahwa hari itu adalah pemilu legislatif. Saya
cukup terkejut menerima sms darinya, mengingat saya yakin, saya tidak akan
membuang-buang pulsa untuk mengirimkan sms pada orang-orang hanya sekedar
mengingatkan hari itu kami harus pergi ke TPS untuk "mencontreng". Walau
akhirnya saya termasuk kelompok pemilih terakhir di TPS dekat rumah karena
saya lebih suka bermalas-malasan sepanjang pagi, saya menggunakan hak pilih
saya sebagai warga negara Indonesia. Paling tidak, saya juga tidak akan
membuat sms Mas Koko dan niat baiknya mengingatkan saya itu menjadi sia-sia.

Jumat, 10 April 2009, saya menghadiri rapat evaluasi pengurus FLP Jakarta di
rumah Mas Joko Waluyo dan Mbak Anisa Kuffa di bilangan Jakarta Timur. Walau
saya sudah beberapa kali bertandang ke rumah itu, saya tetap saja sulit
mengingat rute perjalanan menuju ke sana. Alhamdulillah ada Mas Fiyan Arjun
yang bersedia menemani saya pergi ke sana. Setidaknya, bila saya tersesat,
ada teman yang juga ikut tersesat bersama saya. Echa yang sudah mengirimkan
rute via sms juga tetap saja saya telepon di dalam perjalanan. Echa tetap
bersabar menjelaskan rute pada saya.

Rapat pengurus berlangsung sangat menyenangkan. Penuh canda dan tawa. Dan
tentu saja penuh makanan. Kang Taufan memimpin jalannya rapat dengan serius
tapi santai. Pada rapat inilah, saya belajar untuk menjadi pendengar yang
baik, bersabar dalam menghadapi tantangan dan kendala yang ada, serta
mencari jalan keluar yang terbaik. Rapat pengurus yang berbeda kali ini,
yang tidak membuat saya sakit kepala setelah rapat usai, tidak membuat saya
merasa terbebani dengan berbagai amanah, malah sebaliknya, saya merasa cukup
tertawa, cukup makan, dan cukup belajar hari itu.

Sabtu, 11 April 2009, beberapa teman pengurus berjanji untuk menonton film
bersama karena mereka ingin menikmati waktu luang dengan melakukan hal-hal
lain di luar rutinitas. Setelah sibuk bertelepon dan sms-an, akhirnya Mas
Ervan, Mbak Azzura Dayana, dan saya bertemu di Plasa Semanggi. Kami menonton
film kartun lalu menghabiskan sore itu dengan berdiskusi seputar
kepenulisan, sastra, dan kehidupan di skydining Plasa Semanggi yang nyaman.
Kebiasaan berfoto-foto membuat saya bersemangat. Terlalu bersemangat,
tepatnya. Dan terlalu bersemangat-nya saya itu membuat saya memecahkan dua
buah gelas minuman saat itu. Tidak ada yang menyalahkan saya. Tidak ada yang
memarahi saya. Begitu juga pelayan Solaria Atmosphere tidak menyuruh saya
mengganti gelas-gelas itu. Sahabat-sahabat saya yang mengajarkan bagaimana
menerima saat seseorang berbuat kesalahan. Bahwa siapa saja tidak luput
dari kesalahan dan tidak pada tempatnya untuk menghakimi atau saling
menyalahkan. Pada mereka berdua, Mas Ervan dan Mbak Yana, saya mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga untuk pelajaran sederhana ini yang diajarkan
pada saya.

Ahad, 12 April 2009, sejak siang hari,.saya sudah berada di kediaman Mbak
Retno dan Mas Catur untuk bersama-sama pergi ke stasiun radio DFM di
bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Sore itu ada acara bedah buku
"Let's Talk About" dengan menghadirkan para penulisnya; Mbak Retno dan Mbak
Ain. Setiba di sana sebelum siaran, saya bertemu dengan Mbak Ain dan
suaminya, serta Mbak Yena. Dengan mereka, saya masuk ke ruangan siaran dan
bersama Mbak Yena menemani Mbak Retno dan Mbak Ain berbincang mengenai buku
mereka. Mbak Dessy, penyiar DFM yang ramah serta Mbak Ari yang ternyata juga
aktif dengan teman-teman Multiply Indonesia, acara berlangsung penuh canda
tawa. Saya sangat menikmati saat-saat itu sehingga saya lupa saya sedang
berada di ruang siaran dan saya lupa bila hendak berbicara, saya harus
berbicara di depan microphone.

Setelah siaran, kami semua pergi ke Pejaten Village dan melewati sore yang
menyenangkan di Chef Imperial, sambil menikmati iced milk tea, segelas
capuccino, tiramisu, dan hot melt chocolate cake with ice cream sambil
berbincang-bincang. Let's Talk About yang dibedah saat siaran
berlanjut tanpa disadari. Kami berbagi cerita tentang masa-masa kuliah
hingga topik hantu di rumah Mbak Yena yang akhirnya membuat kami semua
beranjak ke mushalla untuk shalat Maghrib. Itulah acara siaran bedah buku
yang paling santai yang pernah saya ikuti. Semuanya terasa menyenangkan
sehingga tak terasa waktu kian larut dan tiba waktunya untuk berpisah.

Hingga akhirnya sebelum berangkat tidur malam itu, seusai mengucap doa dan
terima kasih pada Sang Cinta, saya menarik nafas lega, bahwa liburan
panjang akhir pekan saya kali ini, tidaklah sia-sia. Karena saya telah
banyak belajar. ^_^

Jakarta, 13 April 2009 at 10.00 p.m.
http://mutiaracinta.multiply.com
3b.

Re: [catcil] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Mon Apr 13, 2009 8:42 pm (PDT)



hmm, liburan yang menyenangkan mbak lia..

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> Saya sepakat bahwa berada di antara para sahabat selalu membuat suasana
> menjadi menyenangkan, seakan waktu tidak ada akhirnya. Sahabat-sahabat, yang
> dari mereka lah saya banyak belajar bagaimana caranya berbuat kebaikan.
>
> Begitu pula pada liburan kali ini. Setelah menghabiskan hari-hari dan
> malam-malam untuk bekerja dan menulis, saya ingin sekali menghabiskan
> liburan kali ini untuk bersenang-senang dan bermain-main. Menikmati masa
> muda saya. Ternyata, justru pada liburan panjang mulai tanggal 9 hingga 12
> April 2009 itu, saya banyak mendapat pelajaran bagaimana caranya untuk
> berbuat kebaikan.
>
> Kamis, 9 April 2009, saya terbangun dari tidur setelah menerima sms dari Mas
> Koko Nata yang mengingatkan bahwa hari itu adalah pemilu legislatif. Saya
> cukup terkejut menerima sms darinya, mengingat saya yakin, saya tidak akan
> membuang-buang pulsa untuk mengirimkan sms pada orang-orang hanya sekedar
> mengingatkan hari itu kami harus pergi ke TPS untuk "mencontreng". Walau
> akhirnya saya termasuk kelompok pemilih terakhir di TPS dekat rumah karena
> saya lebih suka bermalas-malasan sepanjang pagi, saya menggunakan hak pilih
> saya sebagai warga negara Indonesia. Paling tidak, saya juga tidak akan
> membuat sms Mas Koko dan niat baiknya mengingatkan saya itu menjadi sia-sia.
>
>
> Jumat, 10 April 2009, saya menghadiri rapat evaluasi pengurus FLP Jakarta di
> rumah Mas Joko Waluyo dan Mbak Anisa Kuffa di bilangan Jakarta Timur. Walau
> saya sudah beberapa kali bertandang ke rumah itu, saya tetap saja sulit
> mengingat rute perjalanan menuju ke sana. Alhamdulillah ada Mas Fiyan Arjun
> yang bersedia menemani saya pergi ke sana. Setidaknya, bila saya tersesat,
> ada teman yang juga ikut tersesat bersama saya. Echa yang sudah mengirimkan
> rute via sms juga tetap saja saya telepon di dalam perjalanan. Echa tetap
> bersabar menjelaskan rute pada saya.
>
> Rapat pengurus berlangsung sangat menyenangkan. Penuh canda dan tawa. Dan
> tentu saja penuh makanan. Kang Taufan memimpin jalannya rapat dengan serius
> tapi santai. Pada rapat inilah, saya belajar untuk menjadi pendengar yang
> baik, bersabar dalam menghadapi tantangan dan kendala yang ada, serta
> mencari jalan keluar yang terbaik. Rapat pengurus yang berbeda kali ini,
> yang tidak membuat saya sakit kepala setelah rapat usai, tidak membuat saya
> merasa terbebani dengan berbagai amanah, malah sebaliknya, saya merasa cukup
> tertawa, cukup makan, dan cukup belajar hari itu.
>
> Sabtu, 11 April 2009, beberapa teman pengurus berjanji untuk menonton film
> bersama karena mereka ingin menikmati waktu luang dengan melakukan hal-hal
> lain di luar rutinitas. Setelah sibuk bertelepon dan sms-an, akhirnya Mas
> Ervan, Mbak Azzura Dayana, dan saya bertemu di Plasa Semanggi. Kami menonton
> film kartun lalu menghabiskan sore itu dengan berdiskusi seputar
> kepenulisan, sastra, dan kehidupan di skydining Plasa Semanggi yang nyaman.
> Kebiasaan berfoto-foto membuat saya bersemangat. Terlalu bersemangat,
> tepatnya. Dan terlalu bersemangat-nya saya itu membuat saya memecahkan dua
> buah gelas minuman saat itu. Tidak ada yang menyalahkan saya. Tidak ada yang
> memarahi saya. Begitu juga pelayan Solaria Atmosphere tidak menyuruh saya
> mengganti gelas-gelas itu. Sahabat-sahabat saya yang mengajarkan bagaimana
> menerima saat seseorang berbuat kesalahan. Bahwa siapa saja tidak luput
> dari kesalahan dan tidak pada tempatnya untuk menghakimi atau saling
> menyalahkan. Pada mereka berdua, Mas Ervan dan Mbak Yana, saya mengucapkan
> terima kasih yang tak terhingga untuk pelajaran sederhana ini yang diajarkan
> pada saya.
>
> Ahad, 12 April 2009, sejak siang hari,.saya sudah berada di kediaman Mbak
> Retno dan Mas Catur untuk bersama-sama pergi ke stasiun radio DFM di
> bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Sore itu ada acara bedah buku
> "Let's Talk About" dengan menghadirkan para penulisnya; Mbak Retno dan Mbak
> Ain. Setiba di sana sebelum siaran, saya bertemu dengan Mbak Ain dan
> suaminya, serta Mbak Yena. Dengan mereka, saya masuk ke ruangan siaran dan
> bersama Mbak Yena menemani Mbak Retno dan Mbak Ain berbincang mengenai buku
> mereka. Mbak Dessy, penyiar DFM yang ramah serta Mbak Ari yang ternyata juga
> aktif dengan teman-teman Multiply Indonesia, acara berlangsung penuh canda
> tawa. Saya sangat menikmati saat-saat itu sehingga saya lupa saya sedang
> berada di ruang siaran dan saya lupa bila hendak berbicara, saya harus
> berbicara di depan microphone.
>
> Setelah siaran, kami semua pergi ke Pejaten Village dan melewati sore yang
> menyenangkan di Chef Imperial, sambil menikmati iced milk tea, segelas
> capuccino, tiramisu, dan hot melt chocolate cake with ice cream sambil
> berbincang-bincang. Let's Talk About yang dibedah saat siaran
> berlanjut tanpa disadari. Kami berbagi cerita tentang masa-masa kuliah
> hingga topik hantu di rumah Mbak Yena yang akhirnya membuat kami semua
> beranjak ke mushalla untuk shalat Maghrib. Itulah acara siaran bedah buku
> yang paling santai yang pernah saya ikuti. Semuanya terasa menyenangkan
> sehingga tak terasa waktu kian larut dan tiba waktunya untuk berpisah.
>
> Hingga akhirnya sebelum berangkat tidur malam itu, seusai mengucap doa dan
> terima kasih pada Sang Cinta, saya menarik nafas lega, bahwa liburan
> panjang akhir pekan saya kali ini, tidaklah sia-sia. Karena saya telah
> banyak belajar. ^_^
>
>
>
> Jakarta, 13 April 2009 at 10.00 p.m.
> http://mutiaracinta.multiply.com
>

4.

MP3 - Asmaul Husnaa dan Surah2 Al-Quran

Posted by: "apensentul" apensentul@yahoo.com   apensentul

Mon Apr 13, 2009 5:15 pm (PDT)



Meh le donlod Asmaul Husnaa.

http://www.ziddu.com/download/2740657/Asmaul-Husna.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1982501/AlQuran-MakkahSurah001-AlFatihah.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1982513/AlQuran-MakkahSurah061-AsSaff.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988452/AlQuran-MakkahSurah032-AsSajdah.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988486/AlQuran-MakkahSurah112-AlIkhlaas.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988487/AlQuran-MakkahSurah103-AlAsr.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988488/AlQuran-MakkahSurah108-AlKauthar.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988489/AlQuran-MakkahSurah106-Quraisy.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988490/AlQuran-MakkahSurah110-AnNasr.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988508/AlQuran-MakkahSurah094-AlInsyiraah.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988509/AlQuran-MakkahSurah105-AlFiil.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988510/AlQuran-MakkahSurah097-AlQadr.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988511/AlQuran-MakkahSurah113-AlFalaq.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988512/AlQuran-MakkahSurah111-AlMasad.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988537/AlQuran-MakkahSurah107-AlMaauun.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988538/AlQuran-MakkahSurah104-AlHumazah.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988539/AlQuran-MakkahSurah109-AlKaafiruun.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988540/AlQuran-MakkahSurah102-AlTakaathur.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988541/AlQuran-MakkahSurah114-AnNaas.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988741/AlQuran-MakkahSurah095-AtTiin.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988742/AlQuran-MakkahSurah093-AdhDhuha.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988743/AlQuran-MakkahSurah099-AzZalzalah.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988744/AlQuran-MakkahSurah100-AlAadiyaat.mp3.html
http://www.ziddu.com/download/1988745/AlQuran-MakkahSurah101-AlQaariah.mp3.html

tengkiu.
see u again my friend.

joint me at :

http://www.ziddu.com/register.php?referralid=(yOYkYrb:F

5.

Fwd: Pelajaran "Hidup" Dari Kolam Renang

Posted by: "_MTA Made Teddy Artiana_" made.t.artiana@gmail.com

Mon Apr 13, 2009 5:17 pm (PDT)



---------- Forwarded message ----------
From: _MTA Made Teddy Artiana_ <made.t.artiana@gmail.com>
Date: 2009/4/13
Subject: Pelajaran "Hidup" Dari Kolam Renang
To: InspirasiIndonesia@yahoogroups.com, motivasiindonesia@yahoogroups.com,
dakta_radio@yahoogroups.com, media-jakarta@yahoogroups.com,
mediacare@yahoogroups.com, Indah Kispurwandari <indah_kis@yahoo.com>,
Indonesia Young Enterpreneur <
Indonesia-Young-Entrepreneurship@yahoogroups.com>, ieu2002 <
IEU2002@yahoogroups.com>

*Pelajaran "Hidup" Dari Kolam Renang*

by MTA – Made Teddy Artiana, S. Kom

email : teddyartiana_photography@yahoo.om

*photographer, designer & company profile developer*

* *

* *

Pernah melihat bapak-bapak kursus privat renang ? Saya untungnya sudah. Pagi
ini, di kolam renang langganan kami. Dua orang lelaki dewasa –bertubuh
tinggi besar- masing-masing dengan pelatih mereka, baru belajar berenang.
Benar-benar menggelikan. Air bermuncratan kemana-mana, belum lagi melihat
wajah yang memerah, ekspresi ketakutan yang kadang tampak serta dengus nafas
mereka yang begitu jelas, membuat mau tidak mau keduanya menarik perhatian.
Tetapi yang paling unik dari adegan tersebut justru para pelatihnya. Yang
satu wajahnya demikian serius. Saya berani bertaruh jika bertemu dengannya,
Anda pasti menyangka dia berprofesi sebagai guru matematika. Sejak duduk di
Sekolah Dasar hingga sekarang, wajah seserius dia, tidak pernah saya jumpai
di kolam renang.

"Kemaren," cerita pelatih ini, "saya habis ngelatih, PM (Polisi Militer)
berenang. Wah susahnya bukan main. Mana cuman punya target 2 minggu lagi.
Padahal targetnya harus 25 meter. Saya sih sudah bilang ke dia…'Pak mana
cukup belajar berenang 2 minggu'…tapi ya kita coba juga. Akhirnya hanya bisa
10 meter doang !!".

Cerita perkenalan yang membuat *down* siapa saja yang baru berniat belajar
berenang. Tapi itu belum seberapa, cara berkenalan, mengarahkan dan lain
sebagainya, pelatih ini lebih mirip seorang penyuluh mengenai bahaya flu
burung. "Relaks…jangan kaku..santai saja kakinya !!!!", teriaknya dengan
wajah yang sangat tidak familiar. Tanpa senyuman. Hasilnya mudah ditebak, si
murid bertambah gugup. Dan mereka berdua lebih tampak bergumul, ketimbang
belajar berenang. *Asli*, lama-lama berada didekatnya membuat berenang
menjadi sama sulitnya dengan terbang !!!

Berbeda dengan yang pertama, pasangan yang kedua sangat menikmati
kebersamaan mereka. Jika pasangan pertama lebih banyak menghabiskan waktunya
ditepi kolam, dimana sang murid banyak mendengarkan "petuah-petuah" dari
pelatihnya, pasangan kedua, langsung *nyebur*. "Berenang itu gampang Pak…dan
menyehatkan", kata pelatih kedua,"Cuma perlu teori sedikit, terus coba deh.
Asal iramanya sudah ketemu, siapapun pasti bisa berenang. Yang pasti
diperlukan ketenangan. Tapi walaupun gampang, sebaiknya dikolam cetek dulu,
jadi kallo klelep, kaya tadi, minum airnya gak banyak..ha..ha..ha..".
Merekapun tertawa bersama. Dan lihatlah, tanpa perlu diteriakin sang murid
tampak relak dan sangat menikmatinya.

Pelatih pertama sering sekali mengucapkan kata "sulit", pelatih kedua
cenderung menggunakan kata "tantangan". Contohnya begini, namanya belajar
berenang pastilah kedua orang murid itu, sesekali 'tidak sengaja' tersedak,
meminum air kolam seteguk, dua teguk. Pelatih yang pertama langsung berseru
"Yang paling sulit dari berenang, adalah mengatur nafas. Itu memang sulit".
Sedangkan pelatih kedua, berkata "Disinilah *tantangan*nya. Pernafasan. Tapi
it's ok..semua orang yang belajar berenang, pasti pernah minum air kolam".
Luar biasa !!

Sungguh-sungguh adegan langka. Saya sangat beruntung menyaksikan keduanya
dengan mata kepala, serta telinga saya sendiri. Dua orang pelatih dengan dua
orang murid yang berbeda, dikolam renang yang sama, dalam waktu bersamaan.
Jadi teringat pengalaman pertama kali terjun kedunia *enterpreneur* sebagai
seorang *photographer* dan *resign* dari sebuah Bank Swasta terbesar di
Indonesia. Dunia enterpreneur yang memang asing, menjadi begitu menakutkan.
Sampai ketika sekali waktu saya bertemu dengan seorang begawan enterpreneur
Indonesia, Bob Sadino. Waktu itu, saya diminta oleh Kintamani publishing
untuk membuatkan konsep sekaligus mengeksekusi foto-foto untuk cover 2 buku
Om Bob berjudul "Belajar Goblok dari Bob Sadino" dan "Mereka Bilang Saya
Gila" yang sekarang sudah beredar luas. Om Bob, dalam satu kesempatan
curhat, sempat menasehati saya. "Kamu masih sangat muda De (Made…sebutan
untuk orang Bali, anak kedua..he..he..), dunia enterpreneur itu sangat
mengasikkan. Yang diperlukan bukan sekolah atau segudang teori. Dunia
enterpreneur, meskipun juga membutuhkan teori, lebih membutuhkan praktik
real dilapangan. Karena dilapanganlah kamu akan belajar nyata, tidak saja
dari kesuksesan tetapi juga dari kesalahan. Langkah pertama adalah, cintai
dunia itu. Kemudian terjun langsung kedalamnya.Kallo mau jadi jagoan karate
kita harus banyak-banyak bertanding, bukan banyak baca buku"

Betapa benarnya Si Om. Seringkali pendekatan kita terhadap segala sesuatu
secara psikologis, sangat menentukan tingkat keberhasilan kita*. *Suatu
masalah atau pekerjaan baru menjadi seratus kali lebih sulit dan mengerikan
jika pendekatan kita terhadapnya salah. Tetapi jika pendekatan kita benar
dan positif, hampir bisa dipastikan, setiap kesulitan yang menghadang akan
berubah menjadi tantangan yang menyegarkan. Jadi jika Anda ingin lingkungan
kerja Anda penuh ketegangan dan low creativity, mudah, maki-maki anak buah
Anda, apalagi mereka karyawan baru ketika melakukan kesalahan, buat mereka
melihat betapa mengerikan dan fatalnya melakukan kesalahan. Kurangi tawa
Anda, bila perlu angker-lah setiap saat. Pertahankan meeting-meeting yang
dingin tanpa sentuhan kemanusiaan. Dijamin apa yang Anda iginkan akan
terwujud. Tetapi… jika Anda merindukan performance yang luar biasa dari anak
buah Anda, jika Anda merindukan setiap orang dalam team Anda melakukan yang
terbaik dan terhebat untuk perusahaan, lakukan sebaliknya.

Sedikit menyambung soal kedua pelatih dan muridnya diatas. Anda bisa tebak,
kira-kira yang mana dari kedua orang itu akan lebih cepat bisa berenang.
Baru setengah jam dikolam renang, pelatih kedua telah berhasil membuat
muridnya berenang dua tiga kayuhan, sementara pelatih pertama masih sibuk
memberikan jurus-jurus jitunya, dibibir kolam renang. Nggak
nyangka..berenang seperti halnya *enterpreneurship, profesional* ataupun
skill apapun dalam hidup ini, harus dilakukan terutama dengan hati. Jadi
jika sampai saat ini guru, mentor, dosen Anda terus-menerus menekankan
betapa sulitnya sesuatu, dan lupa menekankan betapa manfaat, atau keuntungan
atau betapa menyenangkannya sesuatu itu, tinggalkan saja mereka. Kepandaian
mereka mempersulit segala sesuatu, hanya akan membuat kesulitan baru untuk
Anda. Sebagai gantinya. Cari orang lain, lingkungan lain yang membuat
pekerjaan, bisnis, hobby, bahkan tantangan Anda menjadi demikian menyegarkan
!

Tetapi jika yang melakukan itu istri atau suami Anda, ya jangan dicari
gantinya, cukup dibawa ke kamar tidur, kunci pintu, pastikan segalanya aman,
redupkan lampu, buka bajunya, kemudian… *dikerokin aja* !!!

*with friendship, respect & blessing
**Made Teddy Artiana, S. Kom*
**
*"Follow effective action with quiet reflection. *
*From the quiet reflection will come even more effective action."
*(Peter Drucker)
**
*T J A M P U H A N*
*company profile developer*

[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://weddingceremony.multiply.com

# Jurnalism Photography #
http://fotojalanan.multiply.com
# Blogger #
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

[ CONTACT US ]
Esia. 96202505
Flexy. 70820318
m. 0815 740 900 80 - 0813 178 227 20
email. teddyartiana_photography@yahoo.com

--

with friendship, respect & blessing
Made Teddy Artiana, S. Kom

"Follow effective action with quiet reflection.
From the quiet reflection will come even more effective action."
(Peter Drucker)

T J A M P U H A N
company profile developer

[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://weddingceremony.multiply.com

# Jurnalism Photography #
http://fotojalanan.multiply.com

# Blogger #
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

[ CONTACT US ]
Esia. 96202505
Flexy. 70820318
m. 0815 740 900 80 - 0813 178 227 20
email. teddyartiana_photography@yahoo.com
6.

(Karyaku) Meraih Cita

Posted by: "radinal88" radinal88@yahoo.co.id   radinal88

Mon Apr 13, 2009 5:29 pm (PDT)



Kekuatan Cita-Cita
Ketika saya masih mengenyam pendidikan di pondok pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, ada kebiasaan menarik yang diajarkan oleh para asatidz dan ustadzah disaat "jumpa pertama" di kelas masing-masing. Para santri dan santriwati akan ditanya tentang cita-cita mereka. Ada yang ingin menjadi dokter, polisi, pengusaha, pegawai negeri, bahkan menjadi presiden. Setelah menyampaikan cita-cita tersebut, santri dan santriwati disuruh mencatatnya pada sebuah kertas karton.
Pada saat jumpa kedua dan seterusnya, karton tersebut harus selalu dibawa dan ditaruh di meja masing-masing. Bagaikan masuk ke sebuah kantor, para asatidz dan ustadzah akan melihat di depan para santri telah berdiri tegak sebuah karton yang ditulis sebuah cita-cita. Dan pada saat itu saya menuliskan kata penulis.
Mengapa saya mengatakan ini adalah kebiasaan menarik? Karena ketika saya telah "menyelesaikan" pendidikan formal di pesantren dan bergabung dengan teman-teman dari pesantren seluruh Indonesia saya tidak mendapatkan hal yang demikian. Bahkan ketika ada teman yang ditanya tentang apakah cita-citanya, ia dengan santai mengatakan bahwa dirinya belum memikirkan sebuah cita-cita.
"Gantunglah Cita-Citamu Setinggi Langit!" itulah yang sering disampaikan Ibu kepada saya dahulu. Walaupun dengan redaksi yang berbeda, saya yakin seluruh orang tua ingin anak-anaknya menggapai cita-citanya yang setinggi langit.
Mengenai hal ini, saya teringat dengan sebuah tulisan Redi Panuju dalam buku "Menulislah Dengan Marah" yang bercerita tentang seorang tua bangka yang bekerja sebagai pengangkut sampah. Ketika itu, Redi Panuju kasihan dan ingin memberikan sejumlah uang kepada Pak Tua tersebut. Tetapi apa sangka, Pak Tua tersebut menolak pemberian Redi Panuju. Ketika diajak bercerita, Pak Tua tersebut mengatakan bahwa walaupun ia bekerja sebagai pengangkut sampah, tetapi anaknya telah sukses menyelesaikan pendidikannya hingga perguruan tinggi. Kebaikan tidak mesti berorientasi kepada diri sendiri melainkan kepada orang lain.
Arti Penting Sebuah Cita-Cita
Dalam Sang Pemimpi, Andrea Hirata menuliskan perkataan Arai dengan untaian yang indah. Bermimpilah! Maka Tuhan Akan Memeluk Mimpi-Mimpi Itu. Mimpi yang dimaksud dalam kata-kata itu bukanlah mimpi disiang bolong dengan air liur yang mengalir membasahi pipi. Bukan pula mimpi buruk yang menghantui dan merasuki mereka yang tidur. Mimpi tersebut adalah cita-cita. Cita-cita yang tinggi yang diorientasikan pada sebuah keinginan luhur membantu masyarakat sekitar.
Sampai saat ini, setidaknya saya mendapatkan beberapa manfaat dari sebuah cita-cita. Banyak memang yang mengatakan bahwa jika kita hidup dengan sebuah cita-cita dan ternyata gagal mencapainya, kita akan stress bahkan gila dan berujung pada sebuah kematian. Tapi, hingga saat ini, saya lebih dapat merasakan nikmatnya bercita-cita daripada hidup bagai air mengalir, tak jelas arahnya.
Manfaat pertama, hidup akan menjadi semakin terarah. Ketika seseorang bercita-cita ingin menjadi seorang dokter, tentulah ia akan melaksanakan segala sesuatu untuk mewujudkan cita-citanya. Rajin belajar mengenai ilmu pengetahuan alam. Masuk fakultas kedokteran dan lain sebagianya. Jika ada orang yang bercita-cita ingin menjadi dokter tetapi kerjaannya hanyalah tidur dan makan, niscaya ia tidak akan menggapai cita-citanya.
Kedua, yang saya rasakan adalah betapa nikmatnya sebuah cita-cita bila telah kita raih walaupun dengan sebuah perjuangan yang menyakitkan. Kiranya saya dapat berbagi pengalaman ketika masih mengenyam pendidikan di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.
Kebiasaan di pesantren, ketika ada santri yang akan lulus dari pendidikan formal, adalah membuat acara perpisahan sebagiamana kebiasaan di sekolah-sekolah lainnya. Bedanya, pada acara perpisahan ini, tidak hanya santri yang akan berpisah yang "wajib" menghadiri, tetapi santri-santri junior yang masih dalam masa pendidikan bahkan yang baru mulai pendidikan pun harus menyaksikan santri-santri yang akan berpisah.
Saat itu, saya masih duduk di bangku kelas satu dan artinya saya adalah santri yang baru mulai pendidikan. Ada satu acara yang membuat hati saya tersentuh. Santri yang berprestasi mendapatkan beasiswa dan disuruh maju kedepan panggung. Dihadapan seluruh santri dan santriwati, para asatidz dan ustadzat, wali santri dan juga tamu undangan, santri yang berprestasi tersebut akan diberikan beasiswa. Begitu mengharukan.
Sejak saat itulah, saya bercita-cita akan menjadi salah satu dari tiga santri yang berprestasi di akhir pendidikan. Sekali lagi, saya bercita-cita untuk berprestasi di akhir pendidikan. Wal hasil, disaat masa-masa pendidikan, saya bukanlah orang yang berprestasi gemilang. Saya tidak pernah mendapatkan juara kelas. Toh, saya sudah bercita-cita hanya akan berprestasi di akhir pendidikan saja.
Untuk mewujudkan itu semua, pelajaran-pelajaran yang diajarkan saya serap untuk diajarkan kembali kepada teman-teman yang belum memahami. Setiap malamnya, saya hampir dipastikan menjadi langganan teman-teman untuk menjelaskan pelajaran yang dipelajari siang harinya. Bahkan tidak jarang, satu judul pelajaran saya jelaskan sepuluh bahkan lima belas kali dalam satu malam.
Hasilnya ketika ujian semesteran berlangsung, saya hanya memahami apa yang saya jelaskan kepada teman-teman. Tidak semua sub bab pelajaran yang saya pelajari. Akhirnya saya tidak mendapat juara kelas. Seorang ustadz pernah berkata, "Radinal! Kenapa kamu tidak menjadi juara kelas padahal kamu bisa memahami pelajaran lebih cepat dari teman-temanmu?"
Begitulah, hingga akhirya pada saat ujian akhir, apa yang saya tanam siap untuk di panen. Saya tidak bersusah payah untuk mempelajari pelajaran-pelajaran kelas satu sampai enam sebagaimana teman-teman. Toh, semuanya telah melekat dikepala saya karena seringnya diulang. Bagaikan guru, saya hanya membutuhkan pengulangan-pengulangan sejenak dan sekilas. Dan saya pun menjadi alumni terbaik sesuai dengan apa yang saya cita-citakan. Begitu indah ketika kita dapat menggapai apa yang kita cita-citakan.
Jangan Takut Bercita-cita
"Saya mau hidup seperti air saja. Mengalir apa adanya sesuai dengan kebutuhan!"
"Setiap orang kan berbeda-beda. Kalau saya orangnya tidak mau terikat dengan sebuah cita-cita. Hanya menjadi beban pikiran saja!"
"Saya tidak mau bercita-cita. Nanti seperti caleg. Tidak menggapai yang dicita-citakan, akhirnya gila dan stress!"
Pernyataan-pernyataan sebagaimana diatas sangat sering kita temui dalam keseharian kita. Benarkah cita-cita itu membebani sehingga kita pantas untuk takut bercita-cita?
1) Cita-cita adalah motivasi terbesar. Sebagaimana yang telah saya tuliskan tadi, seorang yang bercita-cita untuk menjadi dokter akan terdorong motivasinya untuk berjuang menjadi dokter. Ia akan belajar sungguh-sungguh. Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengna kedokteran. Mendaftar di fakultas kedokteran. Dan lain sebagainya. Bukankah itu adalah motivasi terbesar?
2) Cita-cita adalah niat yang luhur. Dalam islam, niat adalah hal yang musti dilakukan. Bahkan ada hadis yang mengatakan bahwa amalan seorang hamba didasarkan pada niatnya. Lihatlah niat setiap ibadah, diakhir niat ada "cita-cita" luhur yaitu "lillahi ta'ala". Begitu juga dengan sebuah cita-cita. Dengan memproklamirkan cita-cita kita telah berniat untuk berbuat hal yang baik. Bukankah hal yang baik itu baik?
Tunggu apalagi. Saya bercita-cita menjadi penulis, motivator, dan public speaker. Bagaimana dengan anda?

Radinal Mukhtar Harahap
(http://kumpulan-q.blogspot.com dan http://belajarotodidak.tk)


7.

Not Negative

Posted by: "yanuari_ds" yanuari_ds@yahoo.com   yanuari_ds

Mon Apr 13, 2009 6:23 pm (PDT)



Ada kecewa sesakan dadamu
Ada tangisan iringi dukamu
Ketika cinta putuskan pergi
Ketika cinta meninggalkan kenangan di hatimu

Ada senyuman syukuri rasamu
Ada sentuhan getarkan dadamu
Ketika cinta datang hampiri
Ketika cinta menemukan tempatnya di hatimu

Memang cinta datang dan pergi
Takkan diam di satu hati
Memang dia tak pernah lelah
Selalu mendambakan yang sejati

Memang cinta datang dan pergi
Takkan diam di satu hati
Memang dis tak pernah lelah
selalu merindukan yang sejati

8.

[catcil] Rp. 2000,- yang Menyelamatkan

Posted by: "Irma Handayani" bundanada@yahoo.com   bundanada

Mon Apr 13, 2009 10:39 pm (PDT)




Rp. 2000,- yang Menyelamatkan
http://irmahs.wordpress.com/2009/04/09/rp-2000-yang-menyelamatkan/



Brosur
berwarna biru dari sebuah penerbit buku-buku islam di Depok dengan
penawaran diskon hingga 70% membuat kami sekeluarga semangat mendatangi
Gedung Pusat penerbit itu di hari ahad kemarin. Oh ya, selain informasi
diskon, brosur itu juga menginfokan acara Diskusi Buku di setiap hari
ahad bulan April s.d pertengahan Mei 2008. Dan di hari ahad kemarin,
Buku yang akan dibedah adalah Buku Deadly Mist yang ditulis oleh Jerry
D. Gray.

Rupanya kami kepagian tiba di sana, baru ada sekitar 3 pengunjung di
toko buku yang berada di lantai 2 Gedung itu. Kedua balitaku, Nada dan
Syamil, langsung menelusuri rak demi rak seolah-olah sedang mencari
buku idamannya. Aku sendiri asyik memilih
buku-buku di rak diskon, hehehe, ketahuan sekali ya naluri keibuannya,
suka yang murah-murah. Apalagi banyak buku-buku bagus yang dijual
dengan harga Rp. 5000,- s.d Rp. 10.000,-.

Suasana di toko buku yang tenang itu tiba-tiba menjadi sedikit
‘gaduh’ dengan kehadiran seorang bayi perempuan, berusia sekitar 1
tahunan, yang begitu aktif hilir mudik sambil berteriak-teriak dengan
bahasa planetnya (planet bayi, red), sangat berbeda dengan Syamilku
yang cool, meski asyik menurunkan buku-buku dari raknya.
Karena sangat menikmati acara memilih buku, aku hanya memperhatikan
Syamil dari jauh, tak jarang kulihat kakaknya merapikan buku yang sudah
diubek-ubek  Syamil.

Tiba-tiba terdengar suara tangisan anak kecil, bukan..bukan suara si
bayi perempuan itu. Sepertinya suara Syamil, tapi aku tidak melihatnya
di dalam toko. Loh…, kemana dia.
Astaghfirullah…, jagoan kecilku itu sedang menangis di balik pintu
ruangan itu, Masya ALLOH, bagaimana bisa dia kesana? Si penjaga toko
pun tidak menyadarinya. Mungkin Syamil sedang mencari-cari diriku atau
Ayahnya. Segera saja kuhampiri jagoanku itu yang masih saja menangis
dan berdiri di depan pintu masuk yang hanya berjarak kurang lebih 50 cm
dari mulut tangga menuju lantai 1.

Alhamdulillah…, puji dan syukur kupanjatkan pada ALLOH yang telah
melindungi Syamil. Tak dapat kubayangkan apa yang akan terjadi jika
ALLOH tidak menahan langkah kaki mungilnya menuju tangga. Sungguh ALLOH
telah menghalangi kami dari musibah.
Secara tak sengaja, software di kepalaku menghubungkan kejadian ini dengan kejadian 3 jam sebelumnya di sebuah pasar tradisional.

”Bu, pisaunya bu, lima ribu” seorang Nenek tua berusia sekitar 65 tahun
menawarkan pisau dagangannya kepada orang-orang yang melaluinya
termasuk aku.

Heran saja, selama empat setengah tahun ini menjadi pengunjung setia di
pasar ini setiap sabtu atau ahad, tak pernah kulihat Nenek tua itu.

Suamiku sempat bertanya padaku. “Bunda, mau beli pisau gak?”

“Belum deh, masih ada kok” jawabku

Selesai merampungkan belanja kebutuhan dapur di kios-kios langganan kami, kembali kami bertemu dengan Nenek tua tadi.

“Neng, pisau neng, yang ini dua ribu” sang Nenek menawarkan pisau berukuran kecil padaku

“Bunda, beli aja pisaunya. Kalau emang lagi gak butuh, kasih duitnya aja” kata Suamiku.

Langsung saja kuturuti “perintah” mulia itu.

“Ini Bu, dua ribu ya? kataku sambil menyerahkan dua lembar uang seribuan.

“Ini pisaunya Neng” si Nenek mengambil sebuah pisau dan koran untuk membungkusnya.

“Gak usah Bu, buat Ibu aja”

“Matur nuwun neng, matur nuwun…”

Mungkinkah dua ribu itu yang menyebabkan ALLOH menghalangi sebuah musibah untuk kami? Allahu ‘alam…

Yang kuyakini, salah satu keutamaan sedekah adalah menolak bala,
sekecil apapun itu, meski hanya dua ribu rupiah, seperti sabda
Rasulullah SAW “Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak
pernah mendahului sedekah“.

Subhanallah, betapa besar rahmat-Mu ya ALLOH..
wassalam,Irma

Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
http://id.answers.yahoo.com
9a.

(Inspirasi) Bebas Merdeka

Posted by: "Jenny Jusuf" j3nnyjusuf@yahoo.com   j3nnyjusuf

Mon Apr 13, 2009 10:39 pm (PDT)



“Bingung kenapa
hari gini masih ada orang yang jadi Golput! Heran kenapa sih udah punya
hak, disuruh milih aja gak mau? Apa salahnya mempertahankan
kemerdekaan? Belum juga disuruh perang!"

Omelan yang saya
baca di sebuah situs pertemanan itu membuat saya cengar-cengir. Versi
aslinya lebih puanjang dan galak, yang tentunya saya diskon untuk
ditampilkan di sini in case kebaca sama yang nulis demi terjaganya perdamaian dunia.

Maaf
kalau terkesan menyepelekan patriotisme, namun bagi saya, omelan itu
menggelikan sekaligus mengundang niat usil. Tapi, berhubung koneksi
internet sedang jelek, saya tidak jadi memberikan komentar.

Sejujurnya,
saya tidak merasa ada yang salah dengan menjadi Golput. Tidak memilih
adalah sebuah pilihan juga. Dan alasan di balik keputusan untuk
‘menjadi putih’ tentunya hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan,
toh?

Kelucuan kedua, somehow saya merasa, urusan
pilih-memilih ini tidak ada hubungannya dengan mempertahankan
kemerdekaan. Silakan protes, tapi sungguh, bagi saya, memilih atau
tidak memilih tidak lantas menjadikan seseorang berjiwa patriotik
ataupun anti-kemerdekaan. Lepas dari berbagai pemikiran yang melatari
keputusan seseorang untuk ‘mutih’, ia hanya menggunakan hak pilihnya
untuk tidak memilih. Itu saja.

Membaca
omelan tersebut, saya jadi bertanya-tanya sendiri, memang apa
sebenarnya arti kemerdekaan? Istilah itu sangat familiar, karena saya
murid teladan yang sejak SD tidak pernah absen upacara bendera dan
tidak pernah melewatkan 17 Agustus-an. Tapi, entah kenapa, kata
‘merdeka’ sering sekali membuat telinga saya gatal. Mengganjal di
pikiran. Kalau menurut ilustrasi teman saya, seperti upil yang ngegantung di dalam hidung. Kecil tapi ganggu. ;-D

Merdeka?

Memangnya sudah?

Saya
ingat, bertahun-tahun yang lalu, saya begitu sibuk ‘bertempur’. Betapa
sering saya merasa kurang, harus mencapai lebih, selalu
membanding-bandingkan diri dengan orang lain, dan berusaha mati-matian
untuk berubah demi menyenangkan orang yang saya sayangi. Tidak pernah
ada yang cukup dari diri saya, dan saya selalu bergumul untuk memaafkan
diri sendiri atas kesalahan-kesalahan yang saya buat.

Entah
berapa lama ini berlangsung. Seingat saya, pergumulan itu sudah ada
sebelum saya menginjak usia remaja, dan stadiumnya semakin menanjak
seiring bergulirnya waktu. Terus, dan terus. Sampai akhirnya saya
terkapar.

Suatu malam, setelah menjalani hari yang panjang dan
melelahkan dengan rasa frustrasi yang kian menumpuk, saya mengurung
diri di kamar dan menangis sejadi-jadinya.

Saya lelah bergulat
dengan diri sendiri. Saya lelah lari. Saya lelah 'berperang', bahkan
untuk sekadar membela apa yang saya anggap benar. Bukan karena saya
tidak lagi percaya, bukan pula karena tidak ingin bertahan, melainkan
karena ‘kebenaran’ yang dijejalkan terus menerus membuat saya penat.

Saya
sampai pada satu titik dimana saya tidak lagi memiliki energi untuk
melangkah; saya mengkerut di pojokan, bersimbah peluh, terengah-engah,
dan di sanalah, untuk pertama kalinya, saya bertanya: “Buat apa?”.

Di
sana, untuk pertama kalinya, saya tersadar, bahkan seandainya saya
meraih segala hal yang saya perjuangkan, ketidakmampuan untuk berdamai
dengan diri sendiri tidak akan membuat saya bahagia. Tidak akan membuat
saya berhenti. Saya hanya akan menagih untuk mendapatkan lebih dan
lebih, karena saya terus merasa kurang dan kurang. Dan apa gunanya
semua yang saya capai, jika saya bahkan tidak bisa beristirahat untuk
menikmatinya?

Di sanalah, untuk pertama kalinya, saya bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang sebenarnya kamu inginkan?”

Jawaban itu sederhana saja.

Saya ingin bebas.

Dan jawaban yang sama telah memutar hidup saya 180 derajat, hingga detik ini.

:-)

Bagi saya, bebas (atau merdeka, mumpung masih anget
Pemilu ;-D) adalah ketika saya dapat jujur sepenuhnya kepada diri
sendiri dan orang lain mengenai apa yang saya rasakan. Merdeka adalah
ketika saya sanggup menyampaikan isi hati saya dengan tuntas, jelas,
dan lengkap tanpa menuntut untuk dipahami.

Merdeka adalah ketika
saya mampu mengalir dan berserah sepenuhnya kepada Hidup. Mengijinkan
setiap rasa hadir tanpa berusaha menolak atau mencengkeram. Menerima
jatah yang telah digariskan bagi saya sesuai dengan jalan yang saya
pilih sebelum menandatangani kontrak dengan dunia.

Merdeka
adalah ketika saya menatap diri saya di cermin dan mencintai sosok yang
terpantul di sana, apa adanya, seutuhnya. Meski ia tidak serupa dengan
gambaran mengenai kecantikan atau postur tubuh ideal.

Merdeka
adalah ketika saya mampu berkata, “Saya bahagia, dan tidak ada yang
ingin saya ubah dari hidup saya”, dan pada saat yang sama membuka
tangan dan hati lebar-lebar untuk mengijinkan kebahagiaan pergi jika
sudah waktunya.

Merdeka adalah ketika saya sanggup berkata
kepada orang-orang yang saya cintai, “Saya sayang kamu, apa adanya”,
dan menyediakan telinga bagi mereka tanpa menilai, tanpa menghakimi,
karena tempat mereka bukan di otak, melainkan di hati.

Merdeka
adalah ketika saya melongok ke dalam batin, menjumpai apa pun yang ada
di sana dan mampu menerimanya sebagai bagian dari kehidupan yang terus
bertumbuh dan berproses. ‘Jenny’ tidak harus selalu baik. ‘Jenny’ tidak
harus manis. ‘Jenny’ tidak harus senantiasa berwarna-warni cerah. Label
itu tidak perlu ada.

Merdeka adalah ketika saya berkumpul dengan
sahabat-sahabat saya dan merasakan kehangatan yang nyaman ketika saya
sadar bahwa saya tidak perlu menjadi orang lain untuk bisa bersama
mereka.

Merdeka adalah ketika saya mengalami secara langsung apa
yang saya sebut sebagai ‘kebenaran’, tanpa melalui tangan kedua,
ketiga, keempat, dan seterusnya, dan mampu hidup di dalamnya tanpa
berniat menjejalkan kebenaran yang sama kepada orang lain.

Saya
paham jika kemudian timbul protes: “Jen, ‘merdeka’ versi lo dengan
kemerdekaan bangsa lain kaleee konteksnya.” Memang. Namun, bagi saya,
kemerdekaan sejati hanya bisa dimulai dari diri sendiri. Dan
kemerdekaan bangsa pun tidak semata ditentukan oleh status
‘bebas-mandiri’ yang disahkan melalui teks proklamasi. Selama
peperangan di dalam diri belum berhenti, barangkali makna ‘kemerdekaan’
yang kita ketahui patut dikaji ulang. Dan mungkin ini saat yang tepat
untuk mulai mempertanyakan, sudahkah kita merdeka? :-)

Semua
orang berhak menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri, dan tulisan
ini tidak dibuat untuk menetapkan ‘standar’ bagi siapa pun. Tulisan ini
hanya proyeksi dari konsep personal yang saya miliki tentang kebebasan
dan kebahagiaan, dan setiap orang bebas memiliki serta menyuarakan
konsep masing-masing.

Salah satu hal yang paling saya syukuri
dari hidup saya adalah kesempatan untuk menulis yang terus ada. Bagi
saya, menulis adalah sarana pencarian jati diri, dan pada saat yang
sama ia memberi saya peluang untuk menguras apa saja yang tersangkut
dalam batin, membersihkan sumbat pikiran, dan melapangkan hati. Setiap
kali saya membuka komputer untuk menulis, selalu ada lapisan-lapisan
baru yang tersingkap. Selalu ada permata yang berhasil saya gali, dan
salah satunya baru saja saya temui.

Malam ini, selagi benak dan
jemari saya berlomba merangkum dan menuliskan kata demi kata, saya
semakin tahu mengapa saya mencintai meditasi.

*"Meditasyi lagi, meditasyi lagiii... mbok yaaaaaa." Come on, say it! Hehehe.*

Meditasi
mempertemukan saya dengan diri sendiri. Meditasi mempertemukan saya
dengan ‘Jenny’ yang bukan hasil pengkondisian lingkungan sekitar. Saya
mampu terbang mengatasi ranah ideal dimana konstruksi citra didewakan
di atas segalanya, dan meski saya tidak bisa meninggalkan ranah itu
untuk selamanya, sepasang sayap ini akan terus ada.

Meditasi
memperkenalkan saya pada kehidupan yang sejati. Saya belajar
mencintainya apa adanya, dan di sana, untuk pertama kalinya, saya
sungguh-sungguh tahu, apa itu merdeka. :-)

ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot.com

9b.

Re: (Inspirasi) Bebas Merdeka

Posted by: "Zulfiani Zulkarnaini" zulfianizulkarnaini@yahoo.com   zulfianizulkarnaini

Tue Apr 14, 2009 12:34 am (PDT)



Yupz, setiap orang punya pilihan, dan golput merupakan bagian dari politik. Jadi, menang tidaknya sesuatu pasti ada pengaruh dari berbagai aspek yang salah satunya golput dan itulah bagian dari pemilu.

10.

The Dream Team

Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg

Mon Apr 13, 2009 10:39 pm (PDT)



Saya diantara rekan-rekan di tempat kerja.
http://hadynur.multiply.com/photos/album/8

Oh ya, kira-kira dimanakah posisi saya?
Jawaban yang benar akan mendapatkan ebook "Panduan menulis artikel &
Opini". Gratis.

Wassalam
Nurhadi

===============================
Inspirasional
http://hadynur.multiply.com
Email: hadynur@GMail.com
===============================
11.

(catcil) Pendidikan Sebagai Usaha penyucian Nafs

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Mon Apr 13, 2009 10:39 pm (PDT)



Pendidikan Sebagai Usaha penyucian Nafs

By: agussyafii

Al-Quran mengisyaratkan bahwa jiwa yang tercemar masih dapat diusahakan untuk menjadi suci kembali, baik dengan usaha sendiri, melalui pendidikan atau karena anugerah dan rahmat Allah seperti yang diisyaratkan oleh surat Q,. s. al-Tawbah / 9:103, Q., s. Ali Imran / 3:164.

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Q., s. Alu `Imran / 3:164).

Ayat al-Quran tersebut mengisyaratkan bahwa orang yang ingkar masih dimungkinkan untuk dibersihkan jiwanya. Usaha atau proses penyucian jiwa itu disebut tazkiyah al-Nafs.

Tazkiyah bisa dilakukan karena dorongan sendiri, atau di dorong oleh orang lain, melalui pendidikan. Menurut al-Quran surat Fathir / 35:18 manusia dapat secara sadar melakukan perbuatan yang dimaksud untuk mensucikan jiwanya. Perbuatan yang dapat menyucikan jiwa seseorang menurut al-Quran adalah:

a) Pengeluaran infak harta benda, surat Q., s. al-Layl / 92:18

b) Takut terhadap azab Allah dan menjalankan ibadah salat, surat Q., s. Fathir / 35:18.

c) Menjaga kesucian kehidupan seksual, surat Q., s. al-Nur / 24:30

d) Menjaga etika pergaulan, surat al-Nur / 24:28

Al-Quran juga mengisyaratkan bahwa proses tazkiyah itu bisa melalui orang lain. Ada empat ayat yang menyebutkan bahwa apa yang dilakukan oleh para Rasul kepada umatnya dengan mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah merupakan pekerjaan yang membuat umatnya tersucikan jiwanya, yakni surat al-Baqarah / 2:129, 151, Q., s. Alu ` Imran. 3: 164, dan Q., s. al-jumu'ah / 62:2.

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan menalarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Q., s. Alu `Imran / 3:164).

Tentang makna tazkiyah al-nafs, para mufassir mempunyai pandangan yang berbeda-beda:

1. Tazkiyah dalam arti para Rasul mengajarkan kepada manusia sesuatu yang jika dipatuhi, menyebabkan jiwa mereka tersucikan dengannya.

2. Tazkiyah dalam arti mensucikan manusia dari syirik, karena syirik itu soleh al-Quran dipandang sebagai sesuatu yang berifat najis.

3. Tazkiyah dalam arti mensucikan manusia dari syirik dan sifat rendah lainnya.

4. Tazkiyah dalam arti mensucikan jiwa dari dosa.

5. Tazkiyah dalam hati mengangkat manusia dari martabat orang ingkar ke martabat mukhlisin.

Disamping tazkiyah sebagai usaha, al-Quran juga mengisyaratkan adanya anugerah Allah kepada manusia berupa tazkiyah. Dalam surat al-Nur / 24:21 disebutkan bahwa seandainya bukan karena anugerah Allah maka seseorang selamanya tidak bisa menyucikan jiwanya, dan Allah memberikan anugerah itu kapada orang yang dikehendaki. Dalam surat al-Nisa /4:49, ketika al-Quran mencela tingkah laku manusia yang merasa dirinya telah suci, juga ditegaskan bahwa Allahlah yang membersihkan jiwa dari orang-orang yang dikehendaki-Nya.

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya allah memberihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun (Q., s. al-Nisa / 4:49).

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

12.

(catcil) Keraguan

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Mon Apr 13, 2009 10:40 pm (PDT)



Keraguan

By: agussyafii

Ada seorang sahabat yang berkunjung ke rumah. Ibunya sedang sakit kencing manis. sahabat ini bertanya penuh keraguan tentang niat shodaqohnya, 'Mas agus bolehkah saya bershodaqoh dengan niat supaya Allah menyembuhkan sakit ibu saya?'

'Insya Alloh doa & shodaqoh akan dijabah oleh Alloh SWT untuk kesembuhan ibunda. Sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhamad SAW, 'Obatilah sakitmu dengan shodaqoh' jawab saya.

Beberapa hari yang lalu sahabat ini mengabarkan bahwa ibunya berangsur-angsur sembuh dan mengatakan bahwa shodaqoh memiliki kekuatan dirinya untuk berbakti pada ibunya. "saya telah membuktikan sendiri mas, shodaqoh bisa menyembuhkan penyakit ibu saya.' katanya.

Obatilah orang yang sakit dengan shodaqoh, Bentengilah harta yang anda miliki dengan zakat dan tolaklah marabahaya dengan doa (HR Baihaqi).

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

13a.

Bls: [flpdki] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Mon Apr 13, 2009 11:27 pm (PDT)





--- Pada Sel, 14/4/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id> menulis:

Dari: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id>
Topik: Bls: [flpdki] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir Pekan Ini
Kepada: flpdki@yahoogroups.com, "FLP Jadebeci" <flpwilayah_jabedeci@yahoogroups.com>
Tanggal: Selasa, 14 April, 2009, 1:19 PM

ehemmmm....
batuk ah.....
kerennnnnnnnnnnn
abessssssssssssss
hehehe

--- Pada Sen, 13/4/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com> menulis:

Dari: Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com>
Topik: [flpdki] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir Pekan Ini
Kepada: "FLP DKI" <flpdki@yahoogroups. com>, "FLP Jadebeci" <flpwilayah_jabedeci @yahoogroups. com>
Tanggal: Senin, 13 April, 2009, 10:14 PM

Saya sepakat bahwa berada di antara para sahabat selalu membuat suasana menjadi menyenangkan, seakan waktu tidak ada akhirnya. Sahabat-sahabat, yang dari mereka lah saya banyak belajar bagaimana caranya berbuat kebaikan.

Begitu pula pada liburan kali ini. Setelah menghabiskan hari-hari dan malam-malam untuk bekerja dan menulis, saya ingin sekali menghabiskan liburan kali ini untuk bersenang-senang dan bermain-main. Menikmati masa muda saya. Ternyata, justru pada liburan panjang mulai tanggal 9 hingga 12 April 2009 itu, saya banyak mendapat pelajaran bagaimana caranya untuk berbuat kebaikan.

Kamis, 9 April 2009, saya terbangun dari tidur setelah menerima sms dari Mas Koko Nata yang mengingatkan bahwa hari itu adalah pemilu legislatif. Saya cukup terkejut  menerima sms darinya, mengingat saya yakin, saya tidak akan membuang-buang pulsa untuk mengirimkan sms pada orang-orang hanya sekedar mengingatkan  hari itu kami harus pergi ke TPS untuk "mencontreng" . Walau akhirnya saya termasuk kelompok pemilih terakhir di TPS dekat rumah karena saya lebih suka bermalas- malasan sepanjang pagi, saya menggunakan hak pilih saya sebagai warga negara Indonesia. Paling tidak, saya juga tidak akan membuat sms Mas Koko dan niat baiknya mengingatkan saya itu menjadi sia-sia.    

Jumat, 10 April 2009, saya menghadiri rapat evaluasi pengurus FLP Jakarta di rumah Mas Joko Waluyo dan Mbak Anisa Kuffa di bilangan Jakarta Timur. Walau saya sudah beberapa kali bertandang ke rumah itu, saya tetap saja sulit mengingat rute perjalanan menuju ke sana. Alhamdulillah ada Mas Fiyan Arjun yang bersedia menemani saya pergi ke sana. Setidaknya, bila saya tersesat, ada teman yang juga ikut tersesat bersama saya. Echa yang sudah mengirimkan rute via sms juga tetap saja saya telepon di dalam perjalanan. Echa tetap bersabar menjelaskan rute pada saya.

Rapat pengurus berlangsung sangat menyenangkan. Penuh canda dan tawa. Dan tentu saja penuh makanan. Kang Taufan memimpin jalannya rapat dengan serius tapi santai. Pada rapat inilah, saya belajar untuk menjadi pendengar yang baik, bersabar dalam menghadapi tantangan dan kendala yang ada, serta mencari jalan keluar yang terbaik. Rapat pengurus yang berbeda kali ini, yang tidak membuat saya sakit kepala setelah rapat usai, tidak membuat saya merasa terbebani dengan berbagai amanah, malah sebaliknya, saya merasa cukup tertawa, cukup makan, dan cukup belajar hari itu.

Sabtu, 11 April 2009, beberapa teman pengurus berjanji untuk menonton film bersama karena mereka ingin menikmati waktu luang dengan melakukan hal-hal lain di luar rutinitas. Setelah sibuk bertelepon dan sms-an, akhirnya Mas Ervan, Mbak Azzura Dayana, dan saya bertemu di Plasa Semanggi. Kami menonton film kartun lalu menghabiskan sore itu dengan berdiskusi seputar kepenulisan, sastra, dan kehidupan di skydining Plasa Semanggi yang nyaman. Kebiasaan berfoto-foto membuat saya bersemangat. Terlalu bersemangat, tepatnya. Dan terlalu bersemangat- nya saya itu membuat saya memecahkan dua buah gelas minuman saat itu. Tidak ada yang menyalahkan saya. Tidak ada yang memarahi saya. Begitu juga pelayan Solaria Atmosphere tidak menyuruh saya mengganti gelas-gelas itu. Sahabat-sahabat saya yang mengajarkan bagaimana menerima saat seseorang berbuat kesalahan.  Bahwa siapa saja tidak luput dari kesalahan dan tidak pada tempatnya untuk
menghakimi atau saling menyalahkan. Pada mereka berdua, Mas Ervan dan Mbak Yana, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk pelajaran sederhana ini yang diajarkan pada saya.  

Ahad, 12 April 2009, sejak siang hari,.saya sudah berada di kediaman Mbak Retno dan Mas Catur untuk bersama-sama pergi ke stasiun radio DFM di bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Sore itu ada acara bedah buku "Let's Talk About" dengan menghadirkan para penulisnya; Mbak Retno dan Mbak Ain. Setiba di sana sebelum siaran, saya bertemu dengan Mbak Ain dan suaminya, serta Mbak Yena. Dengan mereka, saya masuk ke ruangan siaran dan bersama Mbak Yena menemani Mbak Retno dan Mbak Ain berbincang mengenai buku mereka. Mbak Dessy, penyiar DFM yang ramah serta Mbak Ari yang ternyata juga aktif dengan teman-teman Multiply Indonesia, acara berlangsung penuh canda tawa. Saya sangat menikmati saat-saat itu sehingga saya lupa saya sedang berada di ruang siaran dan saya lupa bila hendak berbicara, saya harus berbicara di depan microphone.

Setelah siaran, kami semua pergi ke Pejaten Village dan melewati sore yang menyenangkan di Chef Imperial, sambil menikmati iced milk tea, segelas capuccino, tiramisu, dan hot melt chocolate cake with ice cream sambil berbincang-bincang. Let's Talk About yang dibedah saat siaran berlanjut tanpa disadari. Kami berbagi cerita tentang masa-masa kuliah hingga topik hantu di rumah Mbak Yena yang akhirnya membuat kami semua beranjak ke mushalla untuk shalat Maghrib.  Itulah acara siaran bedah buku yang paling santai yang pernah saya ikuti. Semuanya terasa menyenangkan sehingga tak terasa waktu kian larut dan tiba waktunya untuk berpisah.

Hingga akhirnya sebelum berangkat tidur malam itu, seusai mengucap doa dan terima kasih pada Sang Cinta, saya menarik nafas lega, bahwa liburan panjang akhir pekan saya kali ini, tidaklah sia-sia. Karena saya telah banyak belajar. ^_^

 
Jakarta, 13 April 2009 at 10.00 p.m.       
 http://mutiaracinta .multiply. com
 





Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)












Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
13b.

Re: Bls: [flpdki] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan A

Posted by: "Ain Nisa Oktarinda" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Mon Apr 13, 2009 11:56 pm (PDT)



i had a very great day with you too, mbak...
sampe ktemu hari minggu !!
(btw aku masih ge er atas puisi pilihannya mbak lia utk hari minggu nanti xixixixi pasti jadi lebih menyentuh dibawain secara verbal oleh mbak lia. jadi ayo temen2 yg mau liat performance mbak lia, dateng ya ke bedah buku di MP Book Point)

________________________________
From: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, April 14, 2009 1:26:51 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Bls: [flpdki] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir Pekan Ini

--- Pada Sel, 14/4/09, bujang kumbang <bujangkumbang@ yahoo.co. id> menulis:

Dari: bujang kumbang <bujangkumbang@ yahoo.co. id>
Topik: Bls: [flpdki] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir Pekan Ini
Kepada: flpdki@yahoogroups. com, "FLP Jadebeci" <flpwilayah_jabedeci @yahoogroups. com>
Tanggal: Selasa, 14 April, 2009, 1:19 PM

ehemmmm....
batuk ah.....
kerennnnnnnnnnnn
abessssssssssssss
hehehe

--- Pada Sen, 13/4/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com> menulis:

Dari: Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com>
Topik: [flpdki] Sahabat-Sahabat Yang Mengajarku Berbuat Kebaikan Akhir Pekan Ini
Kepada: "FLP DKI" <flpdki@yahoogroups. com>, "FLP Jadebeci" <flpwilayah_jabedeci @yahoogroups. com>
Tanggal: Senin, 13 April, 2009, 10:14 PM

Saya sepakat bahwa berada di antara para sahabat selalu membuat suasana menjadi menyenangkan, seakan waktu tidak ada akhirnya. Sahabat-sahabat, yang dari mereka lah saya banyak belajar bagaimana caranya berbuat kebaikan.
Begitu pula pada liburan kali ini. Setelah menghabiskan hari-hari dan malam-malam untuk bekerja dan menulis, saya ingin sekali menghabiskan liburan kali ini untuk bersenang-senang dan bermain-main. Menikmati masa muda saya. Ternyata, justru pada liburan panjang mulai tanggal 9 hingga 12 April 2009 itu, saya banyak mendapat pelajaran bagaimana caranya untuk berbuat kebaikan.
Kamis, 9 April 2009, saya terbangun dari tidur setelah menerima sms dari Mas Koko Nata yang mengingatkan bahwa hari itu adalah pemilu legislatif. Saya cukup terkejut menerima sms darinya, mengingat saya yakin, saya tidak akan membuang-buang pulsa untuk mengirimkan sms pada orang-orang hanya sekedar mengingatkan hari itu kami harus pergi ke TPS untuk "mencontreng" . Walau akhirnya saya termasuk kelompok pemilih terakhir di TPS dekat rumah karena saya lebih suka bermalas- malasan sepanjang pagi, saya menggunakan hak pilih saya sebagai warga negara Indonesia. Paling tidak, saya juga tidak akan membuat sms Mas Koko dan niat baiknya mengingatkan saya itu menjadi sia-sia.
Jumat, 10 April 2009, saya menghadiri rapat evaluasi pengurus FLP Jakarta di rumah Mas Joko Waluyo dan Mbak Anisa Kuffa di bilangan Jakarta Timur. Walau saya sudah beberapa kali bertandang ke rumah itu, saya tetap saja sulit mengingat rute perjalanan menuju ke sana. Alhamdulillah ada Mas Fiyan Arjun yang bersedia menemani saya pergi ke sana. Setidaknya, bila saya tersesat, ada teman yang juga ikut tersesat bersama saya. Echa yang sudah mengirimkan rute via sms juga tetap saja saya telepon di dalam perjalanan. Echa tetap bersabar menjelaskan rute pada saya.
Rapat pengurus berlangsung sangat menyenangkan. Penuh canda dan tawa. Dan tentu saja penuh makanan. Kang Taufan memimpin jalannya rapat dengan serius tapi santai. Pada rapat inilah, saya belajar untuk menjadi pendengar yang baik, bersabar dalam menghadapi tantangan dan kendala yang ada, serta mencari jalan keluar yang terbaik. Rapat pengurus yang berbeda kali ini, yang tidak membuat saya sakit kepala setelah rapat usai, tidak membuat saya merasa terbebani dengan berbagai amanah, malah sebaliknya, saya merasa cukup tertawa, cukup makan, dan cukup belajar hari itu.
Sabtu, 11 April 2009, beberapa teman pengurus berjanji untuk menonton film bersama karena mereka ingin menikmati waktu luang dengan melakukan hal-hal lain di luar rutinitas. Setelah sibuk bertelepon dan sms-an, akhirnya Mas Ervan, Mbak Azzura Dayana, dan saya bertemu di Plasa Semanggi. Kami menonton film kartun lalu menghabiskan sore itu dengan berdiskusi seputar kepenulisan, sastra, dan kehidupan di skydining Plasa Semanggi yang nyaman. Kebiasaan berfoto-foto membuat saya bersemangat. Terlalu bersemangat, tepatnya. Dan terlalu bersemangat- nya saya itu membuat saya memecahkan dua buah gelas minuman saat itu. Tidak ada yang menyalahkan saya. Tidak ada yang memarahi saya. Begitu juga pelayan Solaria Atmosphere tidak menyuruh saya mengganti gelas-gelas itu. Sahabat-sahabat saya yang mengajarkan bagaimana menerima saat seseorang berbuat kesalahan. Bahwa siapa saja tidak luput dari kesalahan dan tidak pada tempatnya untuk menghakimi atau saling menyalahkan.
Pada mereka berdua, Mas Ervan dan Mbak Yana, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk pelajaran sederhana ini yang diajarkan pada saya.
Ahad, 12 April 2009, sejak siang hari,.saya sudah berada di kediaman Mbak Retno dan Mas Catur untuk bersama-sama pergi ke stasiun radio DFM di bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Sore itu ada acara bedah buku "Let's Talk About" dengan menghadirkan para penulisnya; Mbak Retno dan Mbak Ain. Setiba di sana sebelum siaran, saya bertemu dengan Mbak Ain dan suaminya, serta Mbak Yena. Dengan mereka, saya masuk ke ruangan siaran dan bersama Mbak Yena menemani Mbak Retno dan Mbak Ain berbincang mengenai buku mereka. Mbak Dessy, penyiar DFM yang ramah serta Mbak Ari yang ternyata juga aktif dengan teman-teman Multiply Indonesia, acara berlangsung penuh canda tawa. Saya sangat menikmati saat-saat itu sehingga saya lupa saya sedang berada di ruang siaran dan saya lupa bila hendak berbicara, saya harus berbicara di depan microphone.
Setelah siaran, kami semua pergi ke Pejaten Village dan melewati sore yang menyenangkan di Chef Imperial, sambil menikmati iced milk tea, segelas capuccino, tiramisu, dan hot melt chocolate cake with ice cream sambil berbincang-bincang. Let's Talk About yang dibedah saat siaran berlanjut tanpa disadari. Kami berbagi cerita tentang masa-masa kuliah hingga topik hantu di rumah Mbak Yena yang akhirnya membuat kami semua beranjak ke mushalla untuk shalat Maghrib. Itulah acara siaran bedah buku yang paling santai yang pernah saya ikuti. Semuanya terasa menyenangkan sehingga tak terasa waktu kian larut dan tiba waktunya untuk berpisah.
Hingga akhirnya sebelum berangkat tidur malam itu, seusai mengucap doa dan terima kasih pada Sang Cinta, saya menarik nafas lega, bahwa liburan panjang akhir pekan saya kali ini, tidaklah sia-sia. Karena saya telah banyak belajar. ^_^

Jakarta, 13 April 2009 at 10.00 p.m.
http://mutiaracinta .multiply. com


________________________________
Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)

________________________________
Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)


14.

(karyaku) Menulis Pribadi Sendiri

Posted by: "radinal88" radinal88@yahoo.co.id   radinal88

Tue Apr 14, 2009 12:32 am (PDT)



MENULIS TENTANG DIRI SENDIRI
"Saya cuma menulis tentang pribadi saya sendiri. Tidak pantas untuk dipublikasikan."
"Masa' sich orang-orang mau membaca tulisan yang berisi tentang pribadi saya sendiri?"
Keluhan-keluhan seperti itu sering kita dengar, bahkan mungkin kita termasuk orang yang mengeluh sebagaimana diatas. Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya anda membaca tulisan Jamil Azzaini, seorang inspirator sukses mulia, dalam buku best seller-nya "Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia"
Saat itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya selalu menuliskan "Namaku Jamil, cita-citaku menjadi insinyur pertanian/dosen/guru." Hampir di semua buku tulis yang saya miliki, tulisan itu selalu ada. Tulisan itu terasa seperti mantera ajaib yang terus menjadi penyemangan hidup saya di masa itu. Maklum, kami berasal dari keluarga tergolong miskin. Selalu meratapi nasib keluarga tentu bisa melemahkan semangat untuk bersekolah.
Buat saya semua cita-cita itu terdengar cukup sederhana. Saya ingin menjadi guru karena sya ingin seperti guru-guru yang hidup di kampong saya. Mereka begitu dihormati, disegani, dan hidup bahagia. Saya ingin menjadi dosen karena kakak saya selalu bercerita tentang seorang dosen matematika bernama Bukhori. Pak Bukhori ini disebut-sebut memiliki kemampuan mengajar luar biasa. Saya tak tahu persis apakah memang sosok Bukhori itu ada atau sosok imajiner yang sengaja dihadirkan kakak untuk menyemangati saya. Meski kakak saya, Kaolan, tak pernah kuliah di Unila (Universitas Lampung), bila sudah bercerita tentang Pak Bukhori seolah dia sering mendapat pelajaran dari sang dosen.
Saya ingin menjadi insinyur pertanian karena saya melihat kehidupan para asisten perkebunan di PTP X Lampung (Sekarang PT Nusantara VII) ketika itu begitu enaknya. Mereka di manja dengan berbagai fasilitas. Saya masih ingat persis nama para asisten kebun yang dating silih berganti memimpin perkebunan, tempat bapak saya bekerja menjadi kurir surat saat itu. Sebagian besar dari mereka adalah para insinyur pertanian. Ada Pak Karyoto, Pak Napitupulu, Pak Akomo, Pak Hendri dan Pak Gatot.
Disela kesibukan saya sekolah dan bermain, kadang saya membayangkan diri saya seperti mereka. Mendapat kedudukan terhormat, amat dihargai, dan dimanja dengan berbagai fasilitas. Pun, ketika saya membantu bapak di sawah atau saat membuat batu bata hingga menjelang tidur malam, wajah mereka selalu hadir menjadi pengantar tidur. Yang amat memberi kesan mendalam adalah keluarga Pak Akomo dan putra-putrinya. Kami masih sering berkomunikasi hingga sekarang.
Magic Word atau mantera ajaib tadi, tak urung kerap menjadi bahan tertawaan sinis teman sekolah maupun sepermainan. Bahkan ada sesepuh kampong yang juga melecehkan cita-cita (impian hidup) saya ketika itu. Dia bilang, "Nek duwe cita-cita ojo duwur-duwur engko iso gemblong." (Kalau punya cita-cita jangan tinggi-tinggi nanti bisa gila-red). Tawa sinis dan pelecehan itu sempat membuat saya dihinggapi keraguan. Namun, bila keraguan itu dating, segera saya bayangkan wajah para asisten kebun itu. Setiap sehabis shalat pun saya tak pernah lupa berdoa meminta Yang Maha Kuasa mewujudkan impian saya itu. Doa-doa yang lain boleh lupa diucap, tapi doa yang satu ini selalu saya panjatkan sejak SD hingga lulus SMA: "Ya Allah ya Tuhanku… jadikanlah hamba-Mu ini insinyur pertanian."
Saat saya kuliah di Institut Pertanian Bogor, kebiasaan saya menulis the magic word di buku tulis masih saya teruskan. Tapi deretan kata di bagian cita-cita saya ganti. Kali ini, saya inign menjadi narasumber di televisi serta inin wajah dan tulisan saya dimuat di berbagai media massa.
Selain menuliskannya di buku tulis, saya juga menempelkan "mantera" itu di dinding kamar kos. Komentar juga berdatangan. Kali ini teman-teman satu kos dan kuliah berkomentar, "Mil, wajahmu tidak fotogenik. Tampang kurang keren. Rambut jabrik. Matamu Garfield. Indeks prestosi pas-pasan. Nggak mungkin kamu bisa muncul di TV, Koran atau majalah." Ini komentar yang paling membekas. Tapi impian hidup saya tetap saya biarkan tertempel di dinding kamar.
Seiring waktu, kini saya menyadari bahwa impian hidup punya kekuatan dahsyat. Sekarang saya sudah menyandang gelar insinyur pertanian. Saya pun menjadi dosen tamu di berbagai perguruan tinggi bergengsi di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Semarang.
Selain itu, saya juga menjadi "guru" di berbagai perusahaan swasta, BUMN, instansi pemerintah dan lembaga nirlaba di dalam maupun di luar negeri. Saya menjadi trainer atau inspirator. Lalu bersama mas Kaolan (kakak kandung), saya juga mendirikan sekolah di kampong yang muridnya tercatat lebih dari seribu siswa.
Sekedar mengaitkan impian ketika kuliah dengan kenyataan sekarang, sejak tahun 1998 saya pun sering muncul di stasiun televise dan radio yang ada. Tulisan dan wajah saya juga sudah menghiasi berbagai media massa nasional. Impian saat kuliah sudah kugapai.
Tapi saya tak pernah bermimpi. Satu impian tercapai, saya akan segera membuat impian hidup baru. Saya berupaya keras agar impian hidup itu menjadi nyata. Kini, saya sedang menjemput impian hidup saya yang baru. Tanda-tanda terwujudnya semakin terasa nyata. Begitu mimpi itu benar-benar nyata, tentu nanti saya akan menuliskan mimpi baru yang lebih menantang. Begitu seterusnya, saya takkan pernah berhenti menulis dan mengejar mimpi hidup sebelum raga ini terbujur kaku.
Membuat sebuah magic word bukan sekedar mengangankan cita dan impian hidup. Ia akan menjadikan hidup kita terarah meski mungkin harus melalui jalan sulit dan berliku. Tuliskanlah impian hidup anda sekarang juga. Biarkan orang lain menertawakan, toh yang menentukan hidup kita bukanlah mereka. Masa depan kita ada ditangan kita sendiri. Apa impian hidup anda? Tuliskanlah sekarang juga!
Bagaimana perasaan anda setelah membaca tulisan diatas? Benar-benar pengalaman pribadi bukan? Tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain kecuali kata-kata penutup yang mengajak kita untuk mengikuti apa yang telah ia perbuat. Dan ternyata, tulisannya itu disenangi banyak orang dan menginspirasi! Di jadikan sebuah buku dan menjadi best seller!
Bagi kita, mungkin sebuah kejadian adalah sesuatu yang biasa. Sesuatu yang sangat sederhana bahkan mungkin membosankan. Tetapi bagi orang lain, mungkin apa yang anda alami adalah sebuah inspirasi yang sangat berharga. Sangat nikmat untuk dibaca dan diamalkan.
Maka, berbagilah. Pengalamanmu adalah inspirasi yang berharga. Jangan simpan pengalamanmu pada lembar-lembar kertas yang dijilid rapi tetapi hanya anda sendiri yang membacanya. Berbagilah dengan teman-temanmu. Tunjukkan pada teman-temanmu. Mintalah pendapat mereka. Dan tunggulah hasilnya!
"Saya kan bukan orang yang terkenal seperti Jamil Azzaini di atas. Kalau orang terkenal menulis tentang perjalanan suksesnya ya pasti akan dibaca oleh orang lain. Kalau saya, sukses aja belum apalagi terkenal. Apa yang mau dibaca orang lain dari saya?"
Teman. Sebelum kamu membaca buku "Kambing Jantan", kenalkah kamu siapa dia? Sebelum kamu membaca "Laskar pelangi" kenalkah kamu siapa penulisnya? Seseorang akan dikenal setelah ia memperkenalkan diri. Perkenalkanlah dirimu dengan tulisan-tulisanmu. Kamu akan benar-benar terkenal.
Kembali kepada pernyataan diatas. Menuliskan hal-hal yang pribadi tidaklah dilarang dalam dunia tulis-menulis. Tulislah dan publikasikanlah. Biar orang-orang yang akan membaca dan terinspirasi dengan tulisan-tulisanmu.
Surabaya, 14 April 2009. Di kamar pukul 11.43.

Radinal Mukhtar Harahap
(http://kumpulan-q.blogspot.com dan http://belajarotodidak.tk)

15a.

[Catcil]Rindunya gadis 4 SD

Posted by: "nazhimah7989" nazhimah7989@yahoo.co.id   nazhimah7989

Tue Apr 14, 2009 12:32 am (PDT)



Ini adalah kisah Saudari sepupuku. Ayahnya adalah adik dari Ibuku. Beberapa waktu yang lalu secara tiba-tiba Allah memanggilnya untuk menghadap.

Suatu siang hari ahad kemrin ada telpon masuk saat aku sedang asyik membuat laporan kegiatan sebuah organisasi. Tiba-tiba ada telepon masuk dan segera ku angkat sebab tidak terlalu jauh dari posisiku.

Dengan suara riang suara di seberang sana menanyakan Ibuku.
"Halo! Bude ada Nggak?"
"Siapa nih?" tanyaku
"Nola." Suara di seberang sana kembali bicara.
"Bude belum pulang, memangnya kenapa?"
"Nola mau main boleh gak."
"Boleh aja. Sama siapa?"
"Sama Ibu."
"Main aja."

Telepon di tutup. Dua jam kemudian tepat setelah ibuku pulang beberapa menit yang lalu, seorang gadis kecil muncul di hadapanku.

Semula aku kira kehadirannya karena Bulek Dewi ada keperluan dengan Ibuku. Ternyata kunjungan mereka karena keinginan Nola yang ingin sekali bertemu dengan Ibuku. Kata Bulek kalau keinginannya tidak di penuhi maka Nola akan lari ke Pusara Ayahnya.

Itulah rindu seorang gadis kecil. Seolah dengan hanya melihat kakak dari ayahnya dia sudah dapat meluapkan kerinduannya itu. Semoga ada ketabahan di hati kecilnya...Amin...

15b.

Re: [Catcil]Rindunya gadis 4 SD

Posted by: "Esty" esty@toyotatsusho.co.id   ehs_ina_pr

Tue Apr 14, 2009 1:28 am (PDT)



Nola kecil yang lucu
Insya Allah kelak akan dipertemukan kembali dengan ayahnya di Syurga yang paling indah & abadi
peluk cium dari Cikampek

----- Original Message -----
From: nazhimah7989
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, April 14, 2009 12:50 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] [Catcil]Rindunya gadis 4 SD

Ini adalah kisah Saudari sepupuku. Ayahnya adalah adik dari Ibuku. Beberapa waktu yang lalu secara tiba-tiba Allah memanggilnya untuk menghadap.

Suatu siang hari ahad kemrin ada telpon masuk saat aku sedang asyik membuat laporan kegiatan sebuah organisasi. Tiba-tiba ada telepon masuk dan segera ku angkat sebab tidak terlalu jauh dari posisiku.

Dengan suara riang suara di seberang sana menanyakan Ibuku.
"Halo! Bude ada Nggak?"
"Siapa nih?" tanyaku
"Nola." Suara di seberang sana kembali bicara.
"Bude belum pulang, memangnya kenapa?"
"Nola mau main boleh gak."
"Boleh aja. Sama siapa?"
"Sama Ibu."
"Main aja."

Telepon di tutup. Dua jam kemudian tepat setelah ibuku pulang beberapa menit yang lalu, seorang gadis kecil muncul di hadapanku.

Semula aku kira kehadirannya karena Bulek Dewi ada keperluan dengan Ibuku. Ternyata kunjungan mereka karena keinginan Nola yang ingin sekali bertemu dengan Ibuku. Kata Bulek kalau keinginannya tidak di penuhi maka Nola akan lari ke Pusara Ayahnya.

Itulah rindu seorang gadis kecil. Seolah dengan hanya melihat kakak dari ayahnya dia sudah dapat meluapkan kerinduannya itu. Semoga ada ketabahan di hati kecilnya...Amin...

16.

[ Catcil ] Jadi saksi pemilu karena ...uang ?

Posted by: "humairayusuf" humaira_ys@yahoo.com   humaira_ys

Tue Apr 14, 2009 12:33 am (PDT)



ini cerita beneran,....walau pemilu udah lewat tapi,...tapi kesan yang tertinggal cukup banyak,..yang menyedihkan, menyayangkan, memiriskan dan keanehan yang sangat aneh....Pemilu kali saya terlibat jadi saksi sebuah partai politik islam yang punya jargon bersih, peduli dan  profesional.  Dari 38 partai cuma ada 4 orang saksi perwakilan partai yang datang kala itu.  saya dan teman yang kebetulan saksi kami berdua datang sangat pagi jam 6 pagi tepatnya,...karena memang sekalian memantau seluruh persiapannya. Ketika tertuju pada posisi duduk saksi,...aku agak kecewa karena posisi duduk nya di sejajrkan dengan peserta dan pandanagn saksi yang terbatas ditambah tidak adanya meja,...lalu aku berusaha bernegosiasi dengan ketua tps,...alhamdulillah dia setuju kalau posisi itu berubah,...walaupun saksi lain seperti tidak peduli akan hal ini.

Singkat cerita,....ketika proses penghitungan suara itu dimulai,...aku mulai melihat gelagat tidak baik dari petugas kpps,...sekali lagi aku instruksi,..dan alhamdulillah diterima lagi,...tapi lagi-lagi saksi lain juga ngga peduli,....kemudian proses itu berlangsung lagi....kembali terjadi lagi arogansi dari pihak kpps,... jarak pengecekan kertas suara sangat jauh dari saksi,...aku berusaha mendekat tapi,...entah kenapa mereka makin lama makin memundurkan posisi nya sehingga semakin tidak terlihat yang terdengar hanya syah dan tidak syah juga perolehan suara siapa....lagi lagi aku complain,...tapi kali ini tidak di gubris dan lagi-lagi saksi lain tidak peduli dengan kondisi ini   saya semakin terpojok karena terlihat kekompakan petugas kpps seperti mengarah menjadi dukungan partai tertentu. Wah...dengan kondisi semain larut semua memang terlihat emosi,..aku cuma bisa saling memberi isyarat pada teman di ring 2......wah gimana nih,...cuma kita yang
complain...... para saksi lain bisa jadi tidak tahu mana contrengan suara yang syah dan tidak syah,....disela istirahat,...aku coba bertanya pada saksi lain,...apakah mereka di bekali pengetahuan menjadi saksi,...mereka menjawab,...ngapaian mba,..pusing,...cara nyontreng yang bener aja gue ngga tahu, ....aku cuma bisa berlapang dada mendengar ini.
Saksi yang lain seorang ibu muda,..ya saya sih cuma butuh uangnya mba  !
Pantesan aja ya....dari tadi mereka diam saja,...seperti ngga peduli.

Masya Allah......pemilu yang sangat beresiko..........aku cuma bisa mengehela napas berat,...tapi KIta harus tetap menegur jika ada kekliruan dan kecurangan ya,..walaupun mereka / saksi ada yang ngga peduli " begitu pesanku pada teman saksi dari partai yang sama disebelahku.   Ok ! ini amanah mba " begitu jawab temanku. Alhamdulillah!!

Akhirnya aku merenung,....ini baru kondisi kecil mempertahanjkan kebenaran di TPS,...bagaimana mereka yang berada di DPR dan DPRD ? Bisa jadi lebih dahsyat....pantes korupsi banyak yang lolos...........ternyata pengikut orang yang memeprtahankan kebenaran itu makin sedikit sekarang.....WALLAHU ALAM!!!!

17.

(info) Buku Gerakan Ekonomi Syariah 3H, Gratis, siapa mau?

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Tue Apr 14, 2009 12:34 am (PDT)



Assalamu'alaikum Wr Wb,

Dear Sahabat Tercinta,

Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) telah menerbitkan satu buku (e-book) dalam format PDF dengan judul, Gerakan 3H Ekonomi Syariah, Halal memperoleh, halal mengkonsumsi, halal memanfaatkan.

Buku ini sengaja disusun dalam rangka membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya memperhatikan dan mengamalkan 3H yaitu halal memperoleh, halal mengkonsumsi dan halal memanfaatkan. mengkampanyekan gerakan 3H merupakan bagian dari amar ma'ruf nahi mungkar, tentunya diharapkan dapat merubah paradigma berpikir masyarakat untuk memperhatikan aspek-aspek kehalalan dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita mulai dari diri kita, keluarga kita, orang-orang yang kita cintai disekeliling kita agar lebih mengedepankan halal memperoleh, halal mengkonsumsi dan halal memanfaatkan.

Jika ada anda berminat e-book ini silahkan kirimkan email ke agussyafii@yahoo.com

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

18.

(Tips Menulis): MENULIS SEPERTI AIR

Posted by: "WORD SMART CENTER" wordsmartcenter@yahoo.com   wordsmartcenter

Tue Apr 14, 2009 1:26 am (PDT)





MENULIS SEPERTI AIR

Oleh: Udo Yamin Majdi

 

Dalam tulisan sebelumnya â€"Klik: Malas, Kok Dipelihara?â€"
saya menjelaskan tentang paradigma bahwa menulis itu sangat gampang, atau
sebaliknya, sangat sulit, akan membuat kita malas, bosan, buntu, bahkan tidak
mau menulis sama sekali. Ini kita kenal dengan writer block. Lalu,
bagaimana solusinya?

Solusinya adalah miliki paradigma khusyu' dalam menulis!
Apa itu paradigma khusyu'? Secara sederhana, paradigma khusyu' adalah cara kita
memandang aktivitas menulis secara objektif, bahwa dalam menulis itu pasti ada
kesulitan dan kemudahan, serta tingkat kesulitan dan kemudahan itu berbanding
lurus dengan seberapa besar kita mencintainya, mendisiplinkan diri untuk
melakukannya, dan memfokuskan diri pada proses, bukan pada buah dari tulisan
kita.

Untuk membedah paradigma khusyu' tersebut, saya akan
meminjam pisau analisis Daniel Goleman. Dalam bukunya, Emotional Goleman,
dia menyebutkan bahwa flow merupakan puncak kecerdasan emosional. Apa itu flow?

Flow adalah keadaan ketika seseorang sepenuhnya terserap
ke dalam apa yang sedang dikerjakannya, perhatiannya hanya terfokus kepada
pekerjaan itu, kesadaran menyatu dengan tindakan. Ciri khas flow, diantaranya
adalah perasaan kebahagiaan spontan, bahkan keterpesonaan.

"Berada dalam suatu keadaan ekstase sampai di suatu
titik", cerita seorang komposer saat menceritakan pengalamannya dalam buku
itu, "di mana Anda merasa seolah-olah hampir tidak nyata. Saya pernah
mengalami hal ini berulang kali. Seakan-akan tangan saya bukan lagi milik saya,
dan saya merasa tidak melihat apa-apa. Saya hanya duduk mematung seraya
menonton dalam keadaan takjub dan kagum. Gubahan itu seorang-olah mengalir
dengan sendirinya."

Cerita komposer itu ternyata sama dengan yang diungkapkan
ratusan orang yang berlatar belakang berbeda â€"pendaki gunung, juara catur, ahli
bedah, pemain bola, basket, insinyur, manajer, bahkan para penulisâ€" berdasarkan
penelitian Mihally Csikszentmihalyi selama dua puluh tahun. Ahli psikologi
Universitas Chicago itu, menyebut "zona" atau keadaan ketika
keunggulan dapat dicapai dengan tanpa kerja keras tersebut, dengan istilah
flow.

Kita pun pernah mendengar kisah serupa yang terjadi pada
Khalifah Ali bin Abi Thalib, ketika beliau terkena panah. Beliau meminta
sahabatnya untuk mencabut panah tersebut saat beliau sedang sholat. Beliau
tidak merasakan apa-apa tatkala anak panah dengan paksa dicabut merobek
tubuhnya. Itu terjadi karena beliau sangat khusyu' melakukan sholat.

Atau, Anda pun pernah mengalaminya, sewaktu Anda
terhanyut di depan komputer. Anda berubah seperti orang autis: Anda asik dengan
dunia Anda sendiri, Anda tidak menatap lawan bicara saat diajak bicara, Anda
tertawa atau menangis sendirian, bahkan Anda terkadang baru menjawab setelah
selesai "berselancar" di internet dan Anda berkata dengan teman di
samping Anda: "Eh, kamu tadi nanya apaan sih?" Nah, kurang lebih
seperti itulah flow atau khusyu' itu, yaitu ketika kita kehilangan kesadaran
akan ruang dan waktu.

Dalam aktivitas menulis, flow atau khusyu' itu, sering
terjadi pada para penulis senior atau profesional yang memiliki jam terbang
tinggi dan sangat jarang dialami oleh penulis pemula. Mengapa? Sebab,
sebagaimana saya sebutkan dalam tulisan sebelumnya â€"Malas Kok Dipelihara?â€"
bahwa para pemula itu sering meremehkan; hanya sekedar bisa berkata: "Ah,
kalau menulis seperti ini, saya pun bisa!", atau sebaliknya, mereka
menganggap menulis itu sangat sulit, sehingga mereka kurang percaya diri,
bahkan putus asa, sehingga sering melakukan rasionalisasi, pembenaran terhadap
sebuah kesalahan atau kelemahan, mereka berkata: "Ah, saya enggak ada
bakat!, Saya sibuk, tidak ada waktu!, Saya sudah terlalu tua untuk mulai
belajar menulis!, dan seterusnya.

Berbeda dengan para penulis profesional. Mereka sangat
sadar bahwa menulis itu sangat sulit manakala hanya sekedar
"dipikirkan" saja, tanpa pernah mencobanya. Mereka sangat yakin
menulis itu sangat mudah, ketika mereka telah menguasainya. Mereka berusaha
objektif dalam memandang aktivitas menulis; tanpa imbuhan; tanpa
menutupi-nutupi kesulitan dan kemudahan. Mereka berusaha melakukan hal yang
mudah dan bertekad untuk menyelesaikan hal yang sulit.

Mereka lakukan itu seperti air: terus mengalir. Ketika
air tersumbat tidak tersalurkan, bukan berarti air itu berhenti untuk mengalir,
melainkan sedang mengumpulkan kekuatan. Dari hari ke hari, air itu semakin
banyak dan berusaha mencari celah untuk mengalir. Air dalam bendungan itu
menunggu momentum. Sekecil apapun mementum itu. Ketika air itu menemukan celah
kecil, ia akan merembes. Ketika menjumpai lubang, ia akan memancar. Apalagi
bila menemukan pintu keluar, maka akan mengalir tanpa henti. Mengalir tanpa
henti inilah yang kita sebut flow atau khusyu'.

Lantas, bagaimana cara kita akan flow atau khusyu' dalam
menulis? Sebenarnya, banyak cara untuk mencapai flow menulis â€"sebanyak jumlah
keunikan setiap individuâ€", namun saya hanya ingin menjelaskan tiga cara ini:

1. Mencintai tanpa syarat.

Ketika kita membutuhkan aktivitas menulis seperti
kebutuhan kita terhadap udara, air, dan makanan, maka inilah salah satu tanda bahwa
kita telah mencintai dunia kepenulisan. Atau kita merasakan bahagia saat
menulis melebihi, atau minimal sama, kebahagiaan seseorang bertemu dengan
kekasihnya, maka ketahuilah bahwa kita sebenarnya sudah jatuh cinta pada dunia
menulis.

Sebaliknya, meskipun Anda berkata: "Saya sangat
mencintai dunia kepenulisan!", namun tatkala diminta menuliskan sesuatu
Anda merasa seperti ada tujuh lapis langit menghimpit jiwa Anda, berarti cinta
Anda itu adalah dusta. Apalagi, bila Anda tidak pernah mau melakukannya, maka
siap-siaplah Anda akan bercerai dari dunia kepenulisan.

Cinta ada dalam hati. Hati tempat emosi kita. Emosi dalam
bahasa latin artinya yang "menggerakkan". Oleh sebab itu, orang
mencintai aktivitas menulis, akan bergerak sendiri untuk menulis, tanpa harus
dimotivasi orang lain atau oleh sesuatu. Mereka tetap bergerak meskipun berada
dalam dunia sunyi.

Dalam kitab Qa'idah fi al-Mahabbah, Ibnu Taimiyah
menegaskan bahwa semua gerakan di alam semesta ini, bermula dari al-mahabbah
(cinta) dan al-iradah (keinginan). Begitu juga hal dalam menulis, menurut saya,
yang menggerakkan para penulis adalah cinta. Cuma satu sama lainnya, berbeda
dalam jenis dan kadar cinta. Ada yang menulis karena cinta Allah dan rasul-Nya.
Ada juga yang menulis karena cinta harta, pupuleritas, dan hal-hal yang duniawi
saja.

Kemampuan kita menemukan cinta dalam menulis, memilih
jenis cinta, dan keahlian dalam meningkatkan kadar cinta itu, akan menentukan
flow atau tidaknya kita dalam menulis. Kita akan semakin flow, manakala kita
mencintai menulis tanpa syarat. Dari studi kasus Csikzentmihallyi terhadap 200
seniman setelah 18 tahun mereka lulus dari sekolah seni, ternyata yang
benar-benar menjadi penulis adalah para mahasiswa menikmati kebahagiaan melukis
itu sendiri. Sedangkan mereka yang mengejar mimpi ketenaran dan kekayaan,
mereka melenceng jauh dari dari seni setelah mereka tamat.

Dan itu pun, saya temukan â€"dari pengalaman memberikan
pelatihan menulis selama tujuh tahun lebihâ€" rata-rata para peserta yang begitu
semangat menjadi "penulis", mereka tidak menjadi penulis. Sebaliknya,
peserta yang yang melakukan aktivitas menulis karena mereka hanya ingin
menyalurkan hobi menulis, akhirnya mereka benar-benar menjadi penulis handal.

2.
Mendisiplinkan diri.

Betapa banyaknya orang yang gagal menjadi penulis,
meskipun pada awalnya â€"terutama setelah mengikuti acara pelatihan, workshop,
sekolah menulisâ€" mereka sangat semangat menulis, sebab mereka tidak mau
mendisiplinkan diri. Disiplin, menurut John C. Maxwell dalam buku The 17
Essential Qualities of Team Player, adalah mengerjakan apa yang tidak mau Anda
lakukan agar dapat mengerjakan yang Anda kerjakan. Atau, membayar harga dalam
hal-hal yang kecil agar Anda dapat membeli hal yang besar.

Dari penjelasan Steven R. Covey tentang prinsip ke-7:
Asahlah Gergaji Anda, saya terinspirasi mengenai cara kita mendisiplinkan diri.
Dalam buku The 7 Habits of Highly Effective People itu, dia mengatakan bahwa
manakala kita mendisiplinkan diri dengan cara: belajar, komitmen, dan berbuat,
secara terus menerus, maka kita akan tumbuh dan berkembang seperti spiral: dari
kecil semakin membesar.

Dalam menulis pun demikian, jika kita mendisplinkan diri
untuk belajar menulis di mana  dan kapan
saja, komitmen untuk menulis setiap hari sesuai dengan target, dan berlatih secara
terus menerus tanpa henti, maka latihan akan menjadi kebiasaan, kebiasaan
menjadi kebutuhan, dari kebutuhan itu akan lahirlah flow sehingga emosi kita
begitu lentur untuk menuangkan ide atau gagasan seperti seperti para atlit yang
memiliki otot lentur untuk bertanding di lapangan.

3.
Memfokuskan diri pada proses, bukan pada hasil.

Sesederhana apapun tulisan, manakala kita tidak fokus,
maka tidak bisa kita selesaikan. Sekali dua kali berhenti di tengah jalan,
mungkin kita masih bisa mema'afkan diri kita sendiri. Namun bila keseringan,
itu akan membawa kita pada frustasi, dan akhirnya kita akan malas melakukannya
kembali.

Fokus adalah kunci dari flow atau khusyu'. Fokus nama
lain dari konsentrasi tinggi. Dan fokus atau konsentrasi tinggi ini, tidak
hanya kita butuhkan untuk menulis saja, melainkan dalam semua pekerjaan kita. Misalnya,
dalam bela diri, kita mengenal "tenaga dalam". Rahasia tenaga dalam
itu ada pada konsentrasi, yaitu upaya mengumpulkan tenaga dalam satu titik.
Pengumpulan energi ini dapat kita buktikan melalui lensa yang mengumpulkan
cahaya matahari dalam satu titik sehingga bisa membakar kertas atau benda
kering lainnya. Dalam menulis pun kita butuh tenaga dalam atau titik fokus
cahaya itu.

Untuk mencapai konsentrasi tinggi itu, tidak dapat kita
raih, hanya sehari dua hari. Melainkan seperti kekhusyukan seorang ahli shalat
yang merupakan akumulatif dari hasil belajar sholat, pelaksanaan sholat, dan
pengalaman spitual selama belasan, bahkan puluhan tahun. Konsentrasi menulis
pun demikian. Kita tidak mungkin konsentrasi hanya sekedar mendengar penjelasan
tentang konsentrasi dalam pelatihan menulis, melainkan sebuah proses panjang jatuh
bangun kita, sehingga akhirnya kita menemukan cara kita sendiri untuk
konsentrasi dalam menulis.

Sebagaimana cara kita mencapai sholat khusyu', dalam
menulis pun kita memiliki "kiblat menulis", "rukun dan syarat
menulis", "adab menulis", baik itu yang berhubungan dengan
psikologis, fisik, fisiologis, maupun berhubungan dengan pakaian, ruang, dan
waktu. Sebagai contoh, Fauzil Adhim ketika menulis buku-bukunya tentang pernikahan,
beliau berusaha mandi terlebih dahulu, sholat dua raka'at seperti yang
dilakukan Imam Bukhari ketika menulis Shahih Bukhari, lalu beliau menebarkan
pewangi di kamar tempatnya menulis dan memasang bunga-bunga. Itu semua membantu
beliau konsentrasi menulis buku dengan bahasanya jernih, indah, dan romantis.
Atau, ketika Habiburrahman El-Shirazy menulis novel Ayat-Ayat Cinta, beliau
memasang peta Cairo di tempatnya menulis agar beliau terfokus menggambarkan
seting Mesir dalam novelnya.

Atau seperti Kang Arul yang punya ritual menulis: minum
secangkir kopi dulu, baru bisa menulis. Beda lagi dengan saya â€"Emha Ainun
Nadjib untuk memfokuskan diri sesuai dengan tulisan, beliau sering menulis di
atas kertas berbeda warnaâ€" saya kurang lancar menulis di program Microsoft
Word, melainkan di "Notepad". Saya sendiri heran, mengapa saya begitu
mengalir menulis di Notepad, sedangkan memakai program lain seakan-akan buntu.

Meskipun kerja saya dua kali, menulis di Notepad, baru
saya edit di Microsof Word, terlihat tidak efisien dan efektif, namun karena
ini membuat saya konsentrasi, maka sampai saat ini â€"termasuk dalam membuat
tulisan ini, saya masih menggunakan Notepad. Artinya, setiap orang akan berbeda-beda
dalam membangun konsentrasi menulis. Nah, tugas setiap individulah, menemukan
caranya masing-masing.

Selain tidak tahu cara membangun konsentrasi menulis
tersebut, ada satu sebab lagi yang membuat orang tidak konsentrasi menulis
sehingga mereka malas, bosan, dan buntu dalam menulis, yaitu mereka tidak fokus
pada proses menulis, melainkan pada hasil tulisannya. Mereka terlalu memikirkan
apakah tulisannya menarik atau tidak, atau apakah tulisannya bisa diterbitkan
atau tidak, dibandingkan bagaimana membuat sebuah tulisan berkualitas bagus..

Lebih parah lagi adalah bila mereka berpikir
perfeksionis, ingin sangat sempurna dan bagus sekali. Kesadaran untuk tidak ada
cacat itu, bukan membuat mereka melahirkan karya yang sempurna, malahan
sebaliknya, karya mereka penuh dengan kekurangan, sebab mereka membuatnya tidak
flow: dengan perasaan tertekan. Itu masih bagus, mereka berkarya, ada lagi yang
tidak "melakukan" aktivitas menulis, melainkan hanya berkutat dalam
"pikiran" mereka saja.

Al-hamdulillah, ternyata obrolan kita sudah terlalu lama.
Sebelum saya mengakhiri diskusi kita ini, saya ingin menegaskan kembali bahwa
paradigma kita terhadap aktivitas menulis sangat mempengaruhi semangat atau
tidaknya kita dalam menulis. Bila kita terlalu meremehkan atau terlalu
menganggap sulit, maka kita akan malas, bosan, atau buntu menulis. Oleh sebab,
menulislah dengan paradigma khusyu, alias flow: mengalir. Yah, solusi writer
block adalah menulis seperti air! Wallahu a'lam bish shawab.
Mesir, 14 April 2009

=======================================

WORD SMART CENTER adalah sebuah komunitas --online, offline, dan onair-- tempat belajar mengasah kecerdasan dalam berbahasa  baik berbicara, mendengar, membaca, dan menulis dan bercita-cita membangun Indonesia Cerdas; Indonesia Mandiri; dan Indonesia Kreatif.

Bagi siapa saja berminat belajar mengasah kecerdasan berbahasa dan menjadi bagian dari pecinta buku, silahkan bergabung di milis wordsmartcenter@yahoogroups.com, atau kirim e-mail ke wordsmartcenter@yahoo.com, nanti kami invite.

19.

Profil Imam Masjid

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Tue Apr 14, 2009 1:28 am (PDT)



Assalamualaikum Wr Wb
 
 
Profil Imam Masjid
 
 
Oleh : Drs. H. Ahmad Yani
 
 
 
Peran dan fungsi imam masjid yang sedemikian strategis dengan tugas-tugasnya yang amat penting membuat seorang imam harus memenuhi profil ideal. Tapi karena imam masjid kita umumnya baru sebatas bisa memimpin shalat berjamaah, maka tugas imampun baru sebatas itu. Kedudukannyapun akhirnya berada di bawah pengurus masjid, bahkan tidak sedikit yang hanya menjadi pegawai masjid yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh pengurus masjid. Oleh karena itu, ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh imam masjid.
1. RABBANI
Melaksanakan tugas-tugas imam merupakan upaya mewujudkan masyarakat yang rabbani, yakni masyarakat yang sikap dan perilakunya disesuaikan dengan nilai-nilai yang datang dari Allah sebagai rabb (tuhan). Harapan Allah agar manusia menjadi orang yang rabbani tergambar dalam firman-Nya yang artinya:

Tidak wajar bagi manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah," Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya" (QS 3:79).
Karena itu, nilai-nilai yang rabbani harus terlebih dahulu terwujud dalam diri seorang imam agar tidak terjadi kontradiksi antara pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan sikap dan perilakunya sehari-hari, karena hal itu justeru akan mendatangkan kemurkaan dari Allah Swt, Allah berfirman yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu katakan apa yang tidak kamu kerjakan, amat besar kemurkaan di sisi Allah.kepada orang yang mengatakan apa yang tidak dikerjakannya (QS 61:2-3).
2. IKHLAS
Dalam setiap amal, keikhlasan merupakan modal penting. Sebanyak dan sebesar apapun amal seseorang bila tanpa keikhlasan tidak ada nilai apa-apanya di sisi Allah Swt. Dengan keikhlasan, tugas-tugas yang berat akan terasa menjadi ringan, sementara tanpa itu, jangankan yang berat, yang ringan saja terasa menjadi berat. Bila fungsi imam hendak diwujudkan secara ideal, maka tugas imam menjadi terasa berat dan keikhlasan menjadi amat penting. Disamping itu, keikhlasan juga membuat seorang imam tidak bermaksud memperoleh keuntungan materi meskipun mungkin saja dia mendapatkan imbalan materi dengan sebab waktunya yang habis digunakan untuk kepentingan masjid sehingga dia tidak sempat lagi mencari kehidupan duniawi. Allah Swt berfirman yang artinya:

Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (QS 98:5)
3. SHABAR
Keshabaran yang merupakan wujud dari menahan diri dari sikap dan perilaku emosional merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang imam, apalagi tugas imam dalam menghadapi jamaah yang banyak dengan sikap dan perilaku yang beragam. Keshabaran Rasulullah Saw sebagai imam masjid membuat orang badui yang kencing di dalam masjid tidak dimarahinya secara emosional, karena memang orang itu tidak mengerti aturan, tapi justeru beliau mengarahkan di mana seharusnya seseorang membuang kotoran di lingkungan masjid itu. Begitu juga dengan sikapnya yang tetap lemah lembut dalam menghadapi anak-anak meskipun mereka agak "mengganggu" ketenangan beribadah, karena mereka harus menjadi orang yang senang berada di masjid untuk melaksanakan kegiatan yang positif. Allah Swt berfirman yang artinya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (QS 3:159).
4. ADIL DAN BIJAKSANA
Tidak sedikit masjid yang menjadi lahan rebutan bagi kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat atau jamaahnya untuk menguasai guna mengembangkan pendapat dan pahamnya masing-masing, disamping itu terjadi juga konflik antara yang tua dengan yang muda, bahkan konflik kepentingan politik. Karena itu, imam harus bertindak adil dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan kelompok dan berbagai kepentingan sehingga bisa mengarahkan masjid pada fungsi yang sebenar-benarnya yang salah satunya adalah sebagai pusat untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah, dari sini diharapkan terwujud sikap saling hormat menghormati dan menghargai perbedaan pendapat.
Selama jamaah memiliki maksud baik, dilakukan dengan cara-cara yang baik, maka seorang imam selalu berusaha menjembatani hubungan antar kelompok-kelompok dalam masyarakat, hal ini karena memecah-belah umat melalui masjid merupakan cara-cara yang dilakukan oleh orang-orang munafik, Allah Swt berfirman yang artinya: Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu'min) dan karena kekafiran (nya), dan untuk memecah-belah antara orang-orang mu'min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah:

"Kami tidak menghendaki selain kebaikan". Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)" (QS 9:107).
5. JUJUR
Salah satu pilar penting yang harus tegak dalam kehidupan masyarakat Islam adalah kejujuran. Namun hal ini harus kita sadari sebagai sesuatu yang tidak terwujud dengan sendirinya, diperlukan proses yang sungguh-sungguh, karena itu imam masjid sangat dituntut untuk memiliki sifat jujur. Apabila seorang imam telah memiliki sifat jujur, maka apa yang menjadi pesan dan programnya diwujudkan juga dalam kehidupannya sehari-hari.
6. BERILMU
Dalam mengurus apapun, ilmu yang banyak dan wawasan yang luas amat diperlukan, apalagi dalam kapasitas sebagain imam yang harus memimpin dan membimbing masyarakat. Ilmu keislaman merupakan sesuatu yang mutlak untuk dipahami dan dikuasai dengan baik sehingga seorang imam tidak bingung dalam menyikapi, menanggapi dan menjawab masalah-masalah yang terkait dengan bidang keagamaan atau keislaman. Wawasan kontemporer atau masalah kekinian yang berkembang juga amat perlu untuk dipahami oleh seorang imam, karena dengan demikian, persoalan yang berkembang itu bisa disikapi tanpa harus melanggar nilai-nilai Islam bahkan justeru nilai-nilai Islam bisa memberi arah yang positif. Keharusan memiliki ilmu yang banyak dan wawasan yang luas juga adalah karena seorang imam tidak boleh sembarangan bertindak karena akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah Swt kelak, Allah Swt berfirman yang artinya:

Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS 17:36)
7. MENGUASAI KONSEP MANAJEMEN MASJID
Terwujudnya masjid yang makmur dan ideal merupakan tanggung jawab umat Islam secara bersama-sama, baik pengurus, imam maupun jamaah secara keseluruhan. Imam masjid punya peran yang sangat penting dalam upaya ini, karena itu, imam masjid seharusnya memahami dan menguasai konsep manajemen masjid sehingga dengan demikian ia bisa mengarahkan langkah pemakmuran masjid sebagaimana mestinya. Tanpa pemahaman terhadap konsep manajemen masjid akan membuat seorang imam tidak bisa melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, dia tidak mengarahkan jamaah apalagi mengarahkan pengurus masjid dalam upaya memaksimalkan fungsi masjid. Keharusan seorang imam memahami konsep manajemen masjid bisa kita rujuk pada firman Allah pada surat 17:36 di atas.
8. MEMAHAMI JIWA JAMAAH
Imam masjid idealnya memahami jiwa jamaahnya yang beragam, baik beragam dari segi suku, paham keagamaan, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, usia dan sebagainya. Memahami jiwa jamaah ini akan membuat seorang imam bersikap dan bertindak yang bijaksana sehingga jamaahnya tetap mau aktif di masjid dalam upaya memakmurkannya, bukan malah menjauh dari masjid yang membuat masjidnya menjadi tidak makmur. Ketika Rasulullah Saw didatangi oleh seorang pemuda yang meminta dibolehkan melakukan perzinahan, para sahabat sangat marah pada pemuda itu, tapi Rasulullah Saw mencegah kemarahan sahabat agar tidak sampai pada tindakan yang bersifat fisik. Rasulullah justeru bertanya kepada pitu: "Bagaimana perasaanmu bila ibu atau saudara perempuanmu dizinahi orang lain?". Maka pemuda itupun menunjukkan ketidaksukaannya. Rasulullah kemudian bersabda: "Begitu pula halnya dengan saudara laki-laki atau bapak dari wanita yang akan engkau zinahi, dia tentu akan
marah kepadamu".
9. TANGGAP
Imam masjid juga sangat dituntut untuk bersikap tanggap terhadap berbagai persoalan dan kejadian, baik di masjid maupun di lingkungan jamaahnya. Kalau mendengar apalagi mengetahui ada jamaah yang sakit atau menderita, maka imam masjid tanggap untuk menggerakkan pengurus dan jamaah guna memberikan pertolongan. Ketika ada jamaah yang nampak punya persoalan yang harus dibantu pemecahannya, maka imam masjid tanggap untuk melakukan pemecahan masalah jamaah masjid dan begitulah seterusnya. Rasulullah Saw memang sangat tanggap dalam menyikapi persoalan-persoalan jamaahnya.
10. SEJUK DAN BERWIBAWA
Dalam kehidupan masyarakat kita sekarang, sangat dibutuhkan adanya pemimpin dan pengayom masyarakat yang sejuk pembawaannya sehingga masyarakat memiliki kedekatan hubungan tanpa mengabaikan kewibawaan. Imam masjid idealnya memiliki sifat ini sehingga pendapat, kata-kata dan kebijakannya dipatuhi oleh jamaah karena mengandung nilai-nilai yang benar, bukan karena takut kepada pemimpin. Imam masjid memiliki kewibawaan karena kebenaran dan keshalehannya.
Sebagai seorang imam masjid, apa yang menjadi fatwa dari Rasulullah Saw selalu didengar dan dipatuhi. Ketika seorang sahabat Abdullah bin Ummi Maktum yang buta matanya minta keringanan agar dimaklumi atau dibolehkan untuk shalat di rumah, maka Rasulullah Saw menanyakan kepadanya : "apakah engkau mendengar azan?". Karena jawabannya "ya", maka Rasulullah tetap menekankan kepadanya untuk datang ke masjid guna menunaikan shalat berjamaah, dan Abdullah-pun terus mendatangi masjid guna pelaksanaan shalat berjamaah.
Demikian secara umum profil imam masjid yang perlu ditumbuhkan dan diperkokoh agar kelak imam-imam masjid kita menjadi imam yang ideal. Manakala kualitas imam tidak ditingkatkan, maka peran yang bisa dilaksanakannyapun akhirnya hanya sebatas memimpin shalat berjamaah.

 

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Auto Enthusiast Zone

Discover auto groups

Yahoo! Groups

Mom Power

Discover doing more

for your family

Everyday Wellness

on Yahoo! Groups

Find groups that will

help you stay fit.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: