Menggapai Keutamaan Tauhid (1)
Oleh: Al Ustadz Abdul Mu'thi Al Maidani
Dalam tulisan yang lalu telah dijelaskan tentang keharusan manusia
untuk beribadah kepada Allah semata tanpa berbuat syirik sedikit pun.
Itulah yang disebut dengan tauhid uluhiyyah. Seorang muslim adalah yang
mengamalkan tauhid uluhiyyah setelah mengakui tauhid rububiyyah.
Sehingga tauhid ini menjadi tema pembahasan kita.
Tauhid adalah ajaran keselamatan yang dibawa oleh para nabi. Tak
seorang nabi pun melainkan menyeru umatnya kepada tauhid. Sebab tauhid
merupakan inti ajaran agama samawi. Allah subhanahu wa ta`ala berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
"Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut." (An-Nahl:
36)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ (٢٥)
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasannya tiada ilah (yang berhak disembah)
melainkan Aku, maka beribadahlah kamu sekalian kepadaku." (Al-Anbiyaa` :
25)
Para nabi menyeru umatnya kepada tauhid karena memiliki keutamaan
yang sangat besar. Nasib baik umat manusia di dunia dan akhirat
bergantung kepada perealisasian tauhid. Demikian pula keselamatan hanya
bisa diraih dengan bertauhid.
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang bertauhid berbagai
keutamaan. Semua itu sebagai pelecut bagi kaum muslimin untuk menggapai
keutamaan tauhid tersebut.
Rasa Aman dan Petunjuk bagi Penganut Tauhid
Setiap penganut tauhid akan mendapatkan jaminan keselamatan dari Allah
berupa rasa aman dan petunjuk. Hal ini membuktikan betapa penting bagi
sekalian manusia untuk memiliki tauhid. Allah subhanahu wa ta`ala
berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ (٨٢)
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan
mereka dengan kezhaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk."
(Al-An`aam: 82)
Yang dimaksud dengan kezhaliman di sini adalah syirik besar. Karena Ibnu Mas`ud radhiyallahu `anhu pernah berkata:
"Tatkala ayat ini turun, mereka bertanya: Siapa di antara kami yang
tidak menzhalimi dirinya? Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam
menjawab: (Ayat ini) bukan seperti yang kalian fahami. Tidakkah kalian
mendengar ucapan Luqman: Sesungguhnya syirik adalah kezhaliman yang
besar." (HR. Al Bukhari)
Dengan demikian berarti seorang yang tidak menjauhi syirik besar akan nihil perolehan rasa aman dan petunjuk secara mutlak.
Sebaliknya seorang yang bersih dari syirik besar akan mendulang rasa
aman dan petunjuk sesuai dengan tingkat keislaman dan keimanan yang
tertanam pada dirinya. Maka rasa aman dan petunjuk yang sempurna hanya
akan diraih oleh seorang yang bertauhid dan bertemu dengan Allah tanpa
membawa dosa besar yang dilakukan secara terus-menerus.
Seorang yang bertauhid akan menggapai rasa aman dan petunjuk sesuai
dengan nilai tauhid dan akan hilang sesuai dengan kadar maksiat. Ini
apabila dia memiliki dosa-dosa dan tidak bertaubat darinya.
Allah subhanahu wa ta`ala berfirman,
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا
فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ
بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (٣٢)
"Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzhalimi
dirinya sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di
antara mereka ada yang bersegera berbuat kebaikan dengan seizin Allah.
Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar." (Faathir: 32)
Orang yang menzhalimi dirinya adalah orang yang mencampur adukkan
amalan baik dengan amalan buruk. Golongan ini berada di bawah kehendak
Allah. Jika Allah berkehendak maka diampuni dosanya. Bila tidak maka
Allah akan menyiksanya akibat dosanya pula. Namun Allah selamatkan dari
kekekalan dalam api neraka sebab dia memiliki tauhid.
Sedangkan golongan yang pertengahan adalah orang yang hanya
mengamalkan kewajiban dan meninggalkan perkara yang haram. Ini adalah
keadaan Al-Abror (orang-orang yang berbuat kebaikan).
Adapun golongan yang bersegera kepada kebaikan adalah orang yang
memiliki kesempurnaan iman dengan mengerahkan seluruh kemampuannya
untuk taat kepada Allah, baik dalam berilmu maupun beramal.
Dua golongan yang terakhir akan memperoleh keamanan dan petunjuk
yang sempurna di dunia dan akhirat. Karena sebuah kesempurnaan akan
memperoleh kesempurnaan pula. Dan sebuah kekurangan akan memperoleh
kekurangan pula. Oleh sebab itu kesempurnaan iman akan mencegah
pemiliknya dari berbagai maksiat dan siksanya. Hingga dia berjumpa
dengan Rabbnya tanpa membawa satu dosa pun yang bisa mengundang siksa.
Sebagaimana Allah ta`ala berfirman,
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ
"Mengapa Allah akan mengazab kalian, jika kalian bersyukur dan beriman?" (An-Nisaa`: 147)
Penjelasan di atas adalah pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah,
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahumallah dan juga merupakan pendapat
Ahlus-sunnah wal Jama`ah. (lihat Qurratul `Uyuun karya Syaikh
Abdurrahman bin Hasan Alus- Syaikh hal. 12-13, dinukil dengan sedikit
perubahan)
Rasa aman dan petunjuk yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
rasa aman dan petunjuk di dunia dan akhirat. Ini pendapat yang benar
menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-`Utsaimin. (lihat Al-Qaulul
Mufiid jilid 1 hal. 58)
Allah telah menjanjikan bagi orang-orang yang bertauhid rasa aman yang langgeng di dalam mengarungi kehidupan dunia. Allah subhanahu wa ta`ala berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ (٥٥)
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah di ridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan mereka), sesudah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukan Aku dengan sesuatu apa pun. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka itulah orang-orang yang fasik."
(An-Nuur: 55)
Dalam kehidupan akhirat seseorang yang bertauhid dengan sempurna
akan menikmati rasa aman dari kekalan dalam api neraka dan ancaman
azab. Sementara orang yang tidak menyempurnakan tauhid karena melakukan
dosa besar tanpa bertaubat akan mengecap rasa aman dari kekalan dalam
api neraka tetapi tidak merasa aman dari ancaman azab. Nasibnya
tergantung pada kehendak Allah. Apakah Allah mau mengampuninya atau
justru mengazabnya. Allah ta`ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Allah tidaklah mengampuni dosa syirik terhadap-Nya dan
akan mengampuni yang lebih ringan dari itu bagi orang yang Dia
kehendaki." (An-Nisaa`: 116)
Seorang yang bertauhid akan menggapai petunjuk kepada syari`at
Allah, baik yang berupa ilmu maupun amal dalam menapaki kehidupan
dunia. Ketika di akhirat mereka akan memperoleh petunjuk ke jalan
menuju surga. Allah ta`ala berfirman,
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا
يَعْبُدُونَ (٢٢)مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ
الْجَحِيمِ (٢٣)
" (kepada malaikat diperintahkan) : "Kumpulkanlah orang-orang yang
zhalim beserta teman sejawat mereka dan sesembahan-sesembah an yang
selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka
jalan ke neraka." (Ash-Shaaffaat: 22-23)
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang zhalim beserta teman
sejawat mereka akan digiring ke jalan menuju neraka Al-Jahim di alam
akhirat. Dipahami dari sini bahwa orang-orang yang beriman (baca:
bertauhid) akan diarahkan ke jalan menuju surga An-Na`im. (lihat
Al-Qaulul Mufiid jilid 1 hal. 57-58)
Wallahu a'lam bisshawab.
(bersambung ke bagian kedua)
Sumber: Buletin Jum'at Al Muslim edisi 3, diterbitkan oleh Panitia Kajian Islam, Jogjakarta.
Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.http:
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar