Senin, 04 Mei 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2625

Messages In This Digest (16 Messages)

Messages

1a.

[catcil] Sisi Lain Jepang: Beginilah Kuliah Di Jepang

Posted by: "febty febriani" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sun May 3, 2009 5:14 am (PDT)





Sisi
Lain Jepang: Beginilah Kuliah di Jepang
Febty Febriani

Aku
sudah mengikuti kuliah hampir dua minggu. Pengalaman pertamaku
mengikuti kuliah di negeri orang, dengan bahasa asing pula. Bercampur
aduk perasaan-perasaan yang ada di dadaku. Aku senang, akhirnya
selesai juga masa sebagai research student, dan
bisa lolos ujian masuk universitas. Aku sebal, karena enam bulan
belajar bahasa rasanya tidak berarti apa-apa. Aku tetap tidak bisa
mengikuti kuliah dengan baik, apalagi kalau sang sensei sudah menjelaskan sesuatu di
papan tulis dengan mencatat sedemikian banyak 'huruf-huruf aneh'.

Aku
mencoba mengerti keterangan sang sensei,
kadang. Aku memperhatikan baik-baik. Apalagi kalau sang senseimenggunakan slidebahasa Inggris, aku bisa mencerna materi kuliah. Tapi, kalau sang senseimenggunakan sildebahasa Jepang,
menerangkan dengan bahasa Jepang, dan menulis di papan tulispun juga
dengan menggunakan bahasa Jepang, aku sama sekali tidak mempunyai ide
untuk bisa mengerti apa yang diteragkan sang sensei. Bertanya kepada
teman yang lain, aku jelas tidak bisa melakukannya. Semua kelas yang
aku ikuti adalah kelas kecil. Jumlah mahasiswanya pun bisa
dikategorikan sedikit.

Tentu
aku akan membuat berisik, jika
aku melakukan hal itu. Padahal di Jepang, berisikadalah sesuatu hal yang dilarang. Lihatlah di dalam kereta api, bus
ataupun kendaraan umum, hanya ketenangan yang bisa ditemukan di sana.
Juga ditempat-tempat umum, jarang ada keberisikan yang tidak perlu.

Akhirnya,
inilah yang kulakukan kalau aku tidak mempunya ide di kepala
bagaimana mengerti materi kuliah yang disampaikan oleh sang sensei:
membaca novel selama kuliah berlangsung. Yang aku lakukan tentu saja
akan mendapatkan tatapan aneh dari teman kuliah. Teman-teman kuliahku
begitu serius dengan kuliah sang sensei dan aku membaca novel:) Dua
hal yang bertolak belakang, bukan. Tapi, aku melakukan hal yang
bermanfaat bukan? Dan yang terpenting adalah aku tidak mengganggu
orang lain.

Tapi,
aku adalah mahasiswa yang bertanggung jawab dengan pilihanku untuk
kuliah di negeri sakura ini. Setelah kuliah, aku akan menghampiri
sang sensei.
Menanyakan buku-buku penunjang dalam bahasa Inggris yang beliau
gunakan atau meminta soft file slidekuliah untuk ditranslatedi rumah, itu yang aku lakukan. Capek, tentu saja. Kerja dua kali,
yah itu betul. Tapi, setidaknya aku punya idealisme mengapa memilih
kuliah di Jepang. Dan aku sepakat dengan nasehat ibuku setiap aku
menelepon beliau, sekedar mencari semangat: menikmati semua hal yang
mesti dilewati, juga termasuk ketika kuliah, walaupun tetap saja rasa
sebal masih mendominasi. Tapi, setidaknya aku punya hiburan saat aku
benar-benar tidak mempunyai ide untuk tune indengan keterangan sang sensei:
membaca novel:)

Dilarang
protes yah:)

@
spring, Mei 2009
~ http://ingafety.wordpress.com ~

1b.

Re: [catcil] Sisi Lain Jepang: Beginilah Kuliah Di Jepang

Posted by: "gresielda lenziany" lenziany@yahoo.com   lenziany

Sun May 3, 2009 5:27 am (PDT)



Salam kenal mba Febty..
salut dengan kerja keras menjadi mahasiswi di negeri orang pasti berlipat2 lebih susah dalam hal materi maupun penyesuaiannya yaa..
kalo boleh tau, out ot my curiosity,, mengapa memilih di jepang? kenapa tidak di english-speaking countries??..
wish you all the luck yaa...

Best Wishes,
Gresie

--- On Sun, 5/3/09, febty febriani <inga_fety@yahoo.com> wrote:

From: febty febriani <inga_fety@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Sisi Lain Jepang: Beginilah Kuliah Di Jepang
To: "milis" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>, pembacaasmanadia@yahoogroups.com
Date: Sunday, May 3, 2009, 7:14 PM






Sisi
Lain Jepang: Beginilah Kuliah di Jepang
Febty Febriani

Aku
sudah mengikuti kuliah hampir dua minggu. Pengalaman pertamaku
mengikuti kuliah di negeri orang, dengan bahasa asing pula. Bercampur
aduk perasaan-perasaan yang ada di dadaku. Aku senang, akhirnya
selesai juga masa sebagai research student, dan
bisa lolos ujian masuk universitas.. Aku sebal, karena enam bulan
belajar bahasa rasanya tidak berarti apa-apa. Aku tetap tidak bisa
mengikuti kuliah dengan baik, apalagi kalau sang sensei
sudah menjelaskan sesuatu di
papan tulis dengan mencatat sedemikian banyak 'huruf-huruf aneh'.

Aku
mencoba mengerti keterangan sang sensei,
kadang. Aku memperhatikan baik-baik. Apalagi kalau sang sensei
menggunakan slide
bahasa Inggris, aku bisa mencerna materi kuliah. Tapi, kalau sang
sensei menggunakan
silde bahasa Jepang,
menerangkan dengan bahasa Jepang, dan menulis di papan tulispun juga
dengan menggunakan bahasa Jepang, aku sama sekali tidak mempunyai ide
untuk bisa mengerti apa yang diteragkan sang sensei. Bertanya kepada
teman yang lain, aku jelas tidak bisa melakukannya. Semua kelas yang
aku ikuti adalah kelas kecil. Jumlah mahasiswanya pun bisa
dikategorikan sedikit.

Tentu
aku akan membuat berisik, jika
aku melakukan hal itu. Padahal di Jepang, berisik
adalah sesuatu hal yang dilarang. Lihatlah di dalam kereta api, bus
ataupun kendaraan umum, hanya ketenangan yang bisa ditemukan di sana.
Juga ditempat-tempat umum, jarang ada keberisikan yang tidak perlu.

Akhirnya,
inilah yang kulakukan kalau aku tidak mempunya ide di kepala
bagaimana mengerti materi kuliah yang disampaikan oleh sang sensei:
membaca novel selama kuliah berlangsung. Yang aku lakukan tentu saja
akan mendapatkan tatapan aneh dari teman kuliah. Teman-teman kuliahku
begitu serius dengan kuliah sang sensei dan aku membaca novel:) Dua
hal yang bertolak belakang, bukan. Tapi, aku melakukan hal yang
bermanfaat bukan? Dan yang terpenting adalah aku tidak mengganggu
orang lain.

Tapi,
aku adalah mahasiswa yang bertanggung jawab dengan pilihanku untuk
kuliah di negeri sakura ini. Setelah kuliah, aku akan menghampiri
sang sensei.
Menanyakan buku-buku penunjang dalam bahasa Inggris yang beliau
gunakan atau meminta soft file slide
kuliah untuk ditranslate
di rumah, itu yang aku lakukan. Capek, tentu saja. Kerja dua kali,
yah itu betul. Tapi, setidaknya aku punya idealisme mengapa memilih
kuliah di Jepang. Dan aku sepakat dengan nasehat ibuku setiap aku
menelepon beliau, sekedar mencari semangat: menikmati semua hal yang
mesti dilewati, juga termasuk ketika kuliah, walaupun tetap saja rasa
sebal masih mendominasi. Tapi, setidaknya aku punya hiburan saat aku
benar-benar tidak mempunyai ide untuk tune in
dengan keterangan sang sensei:
membaca novel:)

Dilarang
protes yah:)

@
spring, Mei 2009

~ http://ingafety. wordpress. com ~











2a.

Re: (Catcil) Apakah Tuhan itu Ada ?

Posted by: "rah_ma18" rah_ma18@yahoo.co.id   rah_ma18

Sun May 3, 2009 5:27 am (PDT)



Walaikumsalam... wr.wb

Manusia memang sering melupakan Tuhan... bahkan benci ketika kehidupan yang "baik" tak menjadi keberuntungannya. Perenungan yang luar biasa, makasih ya Mas Rahmad terkadang kita juga bingung gmn cara menjawab orang yang seperti itu.

Salam kenal...........

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, rahmad nurdin <rahmad.aceh@...> wrote:
>
> Assalamu'alaikum
>
> ANALOGI YANG MENGAGUMKAN !
>
> Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan
> merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan
> mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
>
> Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan
> sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang,"
> Saya tidak percaya Tuhan itu ada".
> "Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen.
> "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan.... untuk menyadari
> bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang
> sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit
> ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang
> akan membiarkan ini semua terjadi."
>
> Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia
> tidak ingin memulai adu pendapat.Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya
> dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat
> setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan
> rambut yang panjang, berombak kasar mlungker-mlungker- istilah jawa-nya",
> kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak
> terawat.
>
> Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata," Kamu tahu, sebenarnya
> TIDAK ADA TUKANG CUKUR." Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang
> begitu ??"."Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"
> "Tidak!" elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada,
> tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti
> orang yang di luar sana", si konsumen menambahkan.
> "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur. "
> Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak
> datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.
> "Cocok!"-kata si konsumen menyetujui." Itulah point utama-nya!.
> Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !, Tapi apa yang terjadi... ?
> orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA.
> Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
> Si tukang cukur terbengong !!!!
>
> JIKA KAMU BERPIKIR TUHAN ADA, TERUSKAN INI, JIKA TIDAK, HAPUS SAJA !!
> --
> RAHMADSYAH
> Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
> www.rahmadsyah.co.cc
>

2b.

Re: (Catcil) Apakah Tuhan itu Ada ?

Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com   rahmadsyah_tcc

Sun May 3, 2009 6:30 am (PDT)



Mbak Rahma dan Shahabat Sekolah Kehidupan yang baik...

Saya mau sharing..barusan saya mengikuti Mario Teguh Golden Ways. Ada
materi sangat menyentuh dan melekat dalam fikiran saya. Hal ini
berkaitan, dalam hal menjawab...Barangkali ini juga bisa menambah
metode bagi teman-teman di SK yang berprofesi sebagai penasehat...

1. Dengarkan pertanyaan yang disampaikan... Karena kita tidak mungkin
bisa menjawab dengan baik, tanpa mendengar pertanyaan...

2. Mengapa dia bertanya...
3. Jawablah dengan jawaban yang lazim...
4. Jawablah dengan jawaban yang tidak lazim, (view of thinking) yang
berbeda dari lain...

On 5/3/09, rah_ma18 <rah_ma18@yahoo.co.id> wrote:
> Walaikumsalam... wr.wb
>
> Manusia memang sering melupakan Tuhan... bahkan benci ketika kehidupan yang
> "baik" tak menjadi keberuntungannya. Perenungan yang luar biasa, makasih ya
> Mas Rahmad terkadang kita juga bingung gmn cara menjawab orang yang seperti
> itu.
>
> Salam kenal...........
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, rahmad nurdin <rahmad.aceh@...>
> wrote:
>>
>> Assalamu'alaikum
>>
>> ANALOGI YANG MENGAGUMKAN !
>>
>> Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan
>> merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan
>> mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
>>
>> Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan
>> sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang,"
>> Saya tidak percaya Tuhan itu ada".
>> "Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen.
>> "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan.... untuk
>> menyadari
>> bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah
>> yang
>> sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit
>> ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang
>> akan membiarkan ini semua terjadi."
>>
>> Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia
>> tidak ingin memulai adu pendapat.Si tukang cukur menyelesaikan
>> pekerjaannya
>> dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat
>> setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan
>> rambut yang panjang, berombak kasar mlungker-mlungker- istilah jawa-nya",
>> kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak
>> terawat.
>>
>> Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata," Kamu tahu,
>> sebenarnya
>> TIDAK ADA TUKANG CUKUR." Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa
>> bilang
>> begitu ??"."Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya
>> mencukurmu!"
>> "Tidak!" elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada,
>> tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti
>> orang yang di luar sana", si konsumen menambahkan.
>> "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur. "
>> Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak
>> datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.
>> "Cocok!"-kata si konsumen menyetujui." Itulah point utama-nya!.
>> Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !, Tapi apa yang terjadi... ?
>> orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA.
>> Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
>> Si tukang cukur terbengong !!!!
>>
>> JIKA KAMU BERPIKIR TUHAN ADA, TERUSKAN INI, JIKA TIDAK, HAPUS SAJA !!
>> --
>> RAHMADSYAH
>> Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
>> www.rahmadsyah.co.cc
>>
>
>
>

--
--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc

3a.

Re: (syukur) tulisan dimuat

Posted by: "aris El Durra" apri_eldurra@yahoo.com   aris_eldurra

Sun May 3, 2009 4:38 pm (PDT)



Selamat selamat..selamat mas..
wah bisa sharing ilmunya nich..
Pengin banget bisa kayak gitue..latihannya di mulai dengan gimana yaa mas??..
berulang kali ikut pelatihan tuk buat opini di media massa, kayaknya kok belum pernah ada yang dimuat tuch.. (maklum gak pernah kirim..he..he..he..)..
agak gimana gitue.. Soalnya masih tetap dalam pikiranku kalau buat opini itu kaum "intelektual"..kaca mata tebal, dst...

nach..meski di nasehati ama sebuah redaktur media massa...yaa..TETAP ja imagenya msih seperti itu..
Gimana nich??..
but any way..met..met..selamat...

aris el durra
www.goresancinta.multiply.com

-- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "radinal88" <radinal88@...> wrote:
>
> alhamdulillah, tulisan saya mengenai hari pendidikan dimuat di Surabaya Pagi. Saya percaya ini adalah berkat dorongan, motivasi, dan doa dari Bapak/Ibu, Ustadz/Ustadzah, dan teman2 semuanya.
>
> sebagai bahan perbaikan untuk lebih baik dikemudian hari, saya mengajak Bapak/Ibu, Ustadz/Ustadzah, dan teman2 semuanya untuk mendiskusikan dan mengkritik kekurangan maupun kelebihan tulisan saya.
>
> saran dan kritikan saya harapkan untuk perbaikan saya kelak.
>
> silahkan dikunjungi di
>
> http://kumpulan-q.blogspot.com/2009/05/hari-pendidikan-intelektual-indonesia.html
>
> Radinal Mukhtar Harahap
> Alumnus PP. Ar-Raudhatul Hasanah
>
> blog
> http://kumpulan-q.blogspot.com
>
> YM
> radinal88
>
> No. HP
> 081331185527
>

3b.

Re: (syukur) tulisan dimuat

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Sun May 3, 2009 7:19 pm (PDT)



Selamat ya, tulisannya dimuat ..

kalo bisa sekalian diposting dong tulisanya di sini :)

~sis~

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "radinal88" <radinal88@...> wrote:
>
> alhamdulillah, tulisan saya mengenai hari pendidikan dimuat di Surabaya Pagi. Saya percaya ini adalah berkat dorongan, motivasi, dan doa dari Bapak/Ibu, Ustadz/Ustadzah, dan teman2 semuanya.
>

3c.

Re: (syukur) tulisan dimuat

Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg

Sun May 3, 2009 7:26 pm (PDT)



Alhamdulillah, selamat buat Kang radinal...ditunggu traktirannya, terutama
buat temen2 ESKA he ..he..

Bagi temen2 yang ingin mengikuti jejak Kang radinal dan masih bingung
bagaimana memulainya, silakan unduh e-book gratis ini. Mudah2an bermanfaat.
http://tinyurl.com/ebookmenulis

Wassalam
Nurhadi

===============================
Inspirasional
http://hadynur.multiply.com
Email: hadynur@GMail.com
===============================

"radinal88"
<radinal88@yahoo.
co.id> To
Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
sekolah-kehidupan cc
@yahoogroups.com
Subject
[sekolah-kehidupan] (syukur)
05/03/2009 08:41 tulisan dimuat
AM


Please respond to
sekolah-kehidupan
@yahoogroups.com



alhamdulillah, tulisan saya mengenai hari pendidikan dimuat di Surabaya Pagi. Saya
percaya ini adalah berkat dorongan, motivasi, dan doa dari Bapak/Ibu,
Ustadz/Ustadzah, dan teman2 semuanya.

sebagai bahan perbaikan untuk lebih baik dikemudian hari, saya mengajak Bapak/Ibu,
Ustadz/Ustadzah, dan teman2 semuanya untuk mendiskusikan dan mengkritik kekurangan
maupun kelebihan tulisan saya.

saran dan kritikan saya harapkan untuk perbaikan saya kelak.

silahkan dikunjungi di

http://kumpulan-q.blogspot.com/2009/05/hari-pendidikan-intelektual-indonesia.html

Radinal Mukhtar Harahap
Alumnus PP. Ar-Raudhatul Hasanah

blog
http://kumpulan-q.blogspot.com

YM
radinal88

No. HP
081331185527





3d.

Re: (syukur) tulisan dimuat

Posted by: "susanti" susanti@shallwinbatam.com

Sun May 3, 2009 7:43 pm (PDT)



Alhamdulillah,
Selamat ya Mas.
Susah lho nembus rubrik non-fiksi. Wah, saya selalu salut dengan mereka yang sanggup menulis sesuatu yang bukan mengandalkan imajinasi saja. Maklum, kebanyakan nulis puisi dan cerpen.

turut berbahagia deh pokoknya. saran dan kritik? kalo kritik saya jago, :D. tenang aja. Hehe

SKy

----- Original Message -----
From: radinal88
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 03, 2009 8:41 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (syukur) tulisan dimuat

alhamdulillah, tulisan saya mengenai hari pendidikan dimuat di Surabaya Pagi. Saya percaya ini adalah berkat dorongan, motivasi, dan doa dari Bapak/Ibu, Ustadz/Ustadzah, dan teman2 semuanya.

sebagai bahan perbaikan untuk lebih baik dikemudian hari, saya mengajak Bapak/Ibu, Ustadz/Ustadzah, dan teman2 semuanya untuk mendiskusikan dan mengkritik kekurangan maupun kelebihan tulisan saya.

saran dan kritikan saya harapkan untuk perbaikan saya kelak.

silahkan dikunjungi di

http://kumpulan-q.blogspot.com/2009/05/hari-pendidikan-intelektual-indonesia.html

Radinal Mukhtar Harahap
Alumnus PP. Ar-Raudhatul Hasanah

blog
http://kumpulan-q.blogspot.com

YM
radinal88

No. HP
081331185527

----------------------------------------------------------

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.238 / Virus Database: 270.12.16/2094 - Release Date: 05/03/09 16:51:00
4.

[Catatan Kaki] Fur mbak Retno

Posted by: "Zakiyatuzzahra Kiki" qq_zahr2007@yahoo.co.id   qq_zahr2007

Sun May 3, 2009 6:33 pm (PDT)



Waduh mbak...... aku ketinggalan ketreta ya.......

Maklum jarang liat email..... hiks.....

Rasanya blom telat lah untuk mengucapkan selamat ultah pernikahan ma suami terkasih. Semoga Allah selalu memekarkan bunga-bunga kasih itu terus..... terus.... dan terus......

Salam sayang.....
qq

Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
5.

[Lonceng] Happy b'day Mas Erwin

Posted by: "Hari Suprapto" suprapto.hari@gmail.com   suprapto_hari

Sun May 3, 2009 6:34 pm (PDT)



"Happy B'day Mas Erwin smg sehat terus, sukses dan sll dlm lindungan
Allah SWT, Amin.. Tetap Menulis ya...... salam Buat keluarga di rumah
dan si kecil Quineisha

Salam
Hari Suprapto

6.

OOT:  Ikutilah Pemilihan Abang None Jakarta Utara 2009

Posted by: "Ain Nisa Oktarinda" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Sun May 3, 2009 8:41 pm (PDT)





Airin Nisa
Public Relations
iPower Communications
Jl. Kran Raya Blok B4-7/32 Kemayoran Jakarta 10610
Office: 021-422 0761/021 421 2148

----- Forwarded Message ----
From: "ratnakurnia_sari@yahoo.com" <ratnakurnia_sari@yahoo.com>
To: Milis HMIK <hmik@yahoogroups.com>; Milis SMA 13 <kurma02_2@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, May 2, 2009 5:38:52 AM
Subject: [HMIK] Ikutilah Pemilihan Abang None Jakarta Utara 2009

Yth Moderator, perkenankan saya meneruskan pesan berikut ini :

Ikutilah Pemilihan ABANG NONE JAKARTA UTARA 2009

* Pendaftaran tgl 01 April s.d. 28 Mei tempat Kantor Sudin Pariwisata Jkt Utara Jl.Yos Sudarso 27-29 telp 4308870 (Gedung Walikota Jakarta Utara Lt.12)

* Tes seleksi awal tgl 28 Mei.

* Malam Final tgl 10 Juni tempat Balai Samudera Klp Gading.

* Syarat utama kepesertaan :
- WNI sehat jasmani- rohani dan bebas narkoba.
- Memiliki KTP DKI Jakarta.
- Pendidikan minimal lulus SMU/sederajat.
- Belum menikah
- Tinggi dan berat badan ideal.

* Informasi lebih lanjut silakan hubungi Sdr. Agus ( 4308870 )

Regards,
Nia

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

------------------------------------

[hmik@yahoogroups.com]========================================
Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
----------------------------------------------------------
Milis HMIK: http://groups.yahoo.com/group/hmik
Facebook: http://www.facebook.com/group.php?gid=44980638622#
Website resmi UI: http://www.ui.ac.id
==============================================================Yahoo! Groups Links

7a.

Re: [Cerpen] Ruang Istimewa

Posted by: "Ain Nisa Oktarinda" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Sun May 3, 2009 8:47 pm (PDT)





Mbak, makasih ya
untuk cerita yang begitu dalam, dan detil yang begitu rinci
aku sampai bisa membayangkan diriku ada di sana, dengan lampu 10 watt dan suasana temaramnya.
cerpen ini berbeda2 dengan cerpen2 biasa. kematangannya terasa.

________________________________
From: Zakiyatuzzahra Kiki <qq_zahr2007@yahoo.co.id>
To: Sekolah Kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Sent: Friday, May 1, 2009 7:49:42 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] [Cerpen] Ruang Istimewa

Apa kabar teman semua?????? Lama banget saya gak silaturahim. ......
Semoga kita tetep happy....... :-)

Masih kan hari cerpennya... ... Kasih masukan ya.....
Makasih banget...... .

************ ********* ***

RUANG ISTIMEWA

Lampu 10 watt dipaksa menerangi ruang 12 kali 10 meter.
Pijarnya seakan terserap bukit di atas dinding tempat direbahkannya
genteng-genteng yang telah berubah warna karena termakan usia. Dengan tinggi
dinding empat meter, pijar lampu itu ibarat lilin. Tapi mata kami sudah sangat
terbiasa. Dengan penerangan yang baru mulai menyala ketika azan Maghrib, aku
bisa tadarus tanpa banyak kesalahan ataupun tersendat. Bapak hampir tak
perlu lagi penerangan itu saat menyimak mahraj dan tajwid-nya.
Ya, bagi bapak, Al Quran sudah melekat baik dalam ingatan dan hatinya.

Ruang keluarga teramat istimewa bagi kami. Banyak waktu
bersama yang kami habiskan disini. Ibu paling suka mendengar cerita kami
tentang teman-teman daripada nilai mata pelajaran kami yang seringkali
pas-pasan. Sebenarnya tak ada yang menonjol di ruang ini. Tak ada buffet apalagi tivi. Ruang luas ini hanya berisi dua meja panjang yang disusun
berbentuk huruf L dengan kursi kayu tanpa sandaran. Di salah satu dinding,
terpampang lukisan besar pernikahan bapak dan ibu sebagai pengganti foto. Tepat
di bawahnya terdapat dipan yang terbuat dari kayu jati. Tempat istimewa
bagi bapak menghabiskan waktunya kalau sedang tidak ke sawah sambil membaca
kitab-kitab lama.

Di salah satu sudut ruangan, sebelah tenggara, lantainya
ditinggikan 50 senti. Sebuah satir dari anyaman bambu dengan kerangka berbahan
sama dipakai sebagai pemisah. Tak ada yang boleh menggunakan satu-satunya
tempat berlantai porselen itu kecuali untuk munajat pada Allah.

Ketika aku masih kecil, belum baligh, ruang itu masih
dilapis semen biasa. Pernah suatu hari aku kelelahan. Sehingga usai shalat
dhuhur, tanpa kusadari aku terlelap. Bentakan bapak yang sangat keras membuatku
terkaget dan sontak duduk. Bapak tertegun menatapku kemudian. Desiran darah
kurasakan bagai sengatan di tubuhku dan membuatku pusing. Kepalaku
berkunang-kunang. Bapak memburu tubuhku yang hampir terkulai.

Samar-samar kudengar bapak memanggil mas Pramu dan ibu.
Kepalaku masih terasa pusing sekali membuat mataku lebih sulit terbuka
dibanding saat bangun tadi. Tapi aku bisa merasakan ujung tangan dan kakiku
teramat dingin. Aku juga bisa merasakan seseorang memaksa gerakkan
tangan-tangan. Sayup-sayup suara ibu mulai kudengar lembut memanggilku. Lalu
aroma pak pung oil menyengat tajam di hidungku. Aku berusaha mengalihkan
hidungku dari bau yang menusuk langsung di ujung saraf penciumanku. Tapi bau
itu seperti melekat kemana pun wajahku kualihkan.

"Maafkan bapak, nduk," kata bapak begitu mataku bisa
dengan jelas memandangnya. Setelah mengucapkan itu, bapak meninggalkan kami.

Tiga bulan gaji pertama mas Pramu saat bekerja untuk pertama
kalinya telah dinadzarkan untuk menyulap mushalla itu. Tampak
sekali kebahagiaan bapak dengan perubahan lantai mushalla yang lebih
memberi kesan rapi, bersih dan suci. Ibu lah yang mengusulkan warna hijau,
meski sebenarnya aku ingin warna putih sehingga tampak kontras dengan lantai
ruang besar yang abu-abu gelap. Tapi kami terimbas semangat ibu. Bahkan aku
tahu, mata mas Pramu sempat berkaca-kaca.

Dulu, saat menjelang maghrib, lampu-lampu tempel yang ada di
setiap sudut ruangan di rumah kami sudah dinyalakan. Sebenarnya saat ini tidak
banyak yang berubah. Hanya ruang keluarga dan teras rumah saja yang menggunakan
lampu dop listrik. Itu pun hanya 10 watt. Dapur, kamar tidur dan mushalla masih menggunakan lampu tempel. Tiga tahun lalu saat panen raya, sebenarnya aku
minta dibelikan tivi. Tapi bapak bilang, kami semua sudah dewasa. Bukan tivi
yang kami perlukan. Karena tivi lebih membuat orang malas beranjak dari tempat
duduk bahkan banyak yang lalai pada tanggung jawabnya. Akhirnya uang itu bapak
belikan mesin jahit untukku yang beberapa saat lagi lulus SMP.

Kami berdua memang lebih sering menuruti kata-kata bapak dan
ibu. Rasa segan kami pada bapak, pandangan bahwa apa yang dikatakan bapak pasti
punya dasar yang kuat, tauladan akan pentingnya mematuhi komitmen, tak satupun
yang membuka ruang untuk kami menawar titahnya. Demikian juga ibu. Bukan kami
tak pernah menerima marahnya. Sesekali jemarinya yang jauh dari kata lentik,
membuat kaitan yang memerahkan paha atau lengan kami. Tapi kami tahu benar,
ketulusan dan kasih sayang itu tak pernah redup terpancar di wajahnya. Bahkan
panasnya tungku dan pekatnya asap dari hasil pembakaran kayu tak mampu
membuatnya kusam.

*****

Aku kembali menyusut air mata yang enggan berhenti. Rumah
kami sudah kembali sepi. Hanya beberapa orang yang masih tinggal untuk
menghibur kami, membantu kami membereskan beberapa perlengkapan dan beberapa
meja kursi yang sempat dikeluarkan dari dalam rumah.

Mbok Yam memintaku untuk tidak segera kembali ke
Yogya. Aku juga tahu, ibu pasti masih membutuhkan aku. Dan juga mas Pramu. Aku
belum melihatnya sejak tiba siang tadi.

Aku terduduk di lantai hijau. Hanya ruang ini pula yang
tidak berubah hari ini. Tidak ada yang berkeinginan melipat sajadah-sajadah
yang tergelar di atasnya. Aku mencoba membayangkan bagaimana bapak untuk
terahir kalinya diatas sajadah coklat itu. Seperti yang diceritaan mbok Yam, karena ibu masih belum sanggup bercerita.

Bapak.... Sebenarnya aku tidak ingin menangis seperti ini. Aku
ingin marah. Tapi ibu berusaha menahanku, tidak perlu meluapkan kekesalan pada
siapapun. Jika sudah waktunya, Allah selalu membuat adanya "sebab" yang menjadi
bagian dari takdir. Ibu juga mengatakan,"Apa pun yang masmu lakukan
sebelumnya, juga sudah titahNya. Tidak ada yang bisa diubah. Jangan menambah
kesalahan, nduk."

Seminggu lalu bapak marah besar padanya. Dugaan bapak benar.
Perubahan-perubahan pada diri mas akhirnya bapak ketahui juga sebabnya. Kata mbok Yam, yang sejak aku bekerja di Yogya lebih sering membantu ibu yang mulai
sepuh, mas masuk dalam jama´ah tertentu. Mbok Yam tidak tahu apa itu.
Katanya, bapak mengetahui dari beberapa pemuda yang sering mengaji pada bapak.
Awalnya mereka sering menanyakan beberapa hal yang menjadi inti ajaran mas
Pramu. Dan bapak, sesuai dengan keyakinannya, berusaha memberikan penjelasan
dan meluruskannya.

Tapi bapak samar-samar menangkap, apa yang ditanyakan
beberapa pemuda itu diamalkan oleh mas Pramu. Bapak mendesak mereka untuk menceritakan,
dari mana ajaran itu mereka dapatkan. Sungguh pukulan yang sangat berat ketika
bapak tahu, mas Pramu lah yang menyebarkan ajaran itu secara diam-diam.

Usaha bapak untuk menanyakan secara halus pada mas tak juga
membuahkan hasil. Dari hari ke hari bapak berusaha menahan amarah. Hingga
seminggu lalu, bapak benar-benar kehilangan kesabaran saat mas Pramu pulang
bersama seseorang yang diakuinya sebagai ustadznya. Tidak jelas apa
tujuannya. Tapi di hari itu bapak tidak seperti yang mbok Yam kenal. Marah
bapak bukan hanya menggetarkan tubuh bapak. Mbok Yam yang kala itu ada di dapur bersama ibu, saking kagetnya nyaris menyiram kakinya dengan air panas saat membuat minuman untuk ustadznya
mas Pramu.

"Ibu jadi sangat pucat, nduk. Mbok dan ibu
gemetaran. Ibu, nduk, sampai menangis," kenang mbok Yam tadi
siang beberapa saat setelah aku tiba. Mas Pramu sejak saat itu tidak pulang ke
rumah. Setahu mbok Yam, bapak tidak sampai mengusirnya saat itu. Ketidak
pulangan mas Pram membuat ibu dan bapak sangat sedih. Bukan apa-apa, itu lebih
karena mas pergi dalam keadaan seperti ini.

Bapak menjadi sangat pendiam, bahkan enggan untuk mengajar
pemuda-pemuda yang setiap sore mengaji di masjid. Perubahan bapak sangat
membuat ibu khawatir. Tapi bapak meyakinkan, apa yang mereka alami hanya
bersifat sementara. Sebuah kesadaran perlu waktu. Itu yang dibutuhkan mas
Pramu.

Tapi, kepergian bapak seakan mengambangkan harapan itu. Ibu
menyangka bapak tertidur di mushalla setelah shalat tahajud. Itu bukan
kebiasaan bapak. Mushalla hanya tempat untuk bersujud pada Allah, tidak
yang lain! Bapak juga tak pernah melanggar apa yang pernah dinasehatkan untuk
kami. Maka ibu berusaha membangunkannya saat hendak shalat shubuh.

Mbok Yam sangat kaget ketika ibu mendatangi rumahnya
masih pagi buta. Mbok Yam mencoba bertanya, tapi ibu hanya memintanya
agar saat itu juga ke rumah.

Tak ada sepatah katapun dari ibu sampai keduanya sampai di
rumah kami. Mbok Yam tak mau mendesak ibu dengan pertanyaan setelah tiga
kali keingintahuannya tak ditanggapi ibu. Sesampai di rumah, ibu langsung
mengajaknya ke mushalla. Tubuhnya lemas, kaki tuanya hampir tak mampu
menyangga tubuhnya. Tangannya gemetaran menggelayut pada lengan ibu.

"Mbok, saya minta tolong, mbok panggilkan pak
Umar. Kita akan memakamkannya hari ini juga." Hanya itu yang ibu ucapan. Mbok melihat air mata ibu begitu deras. Tapi, tanpa suara. Sementara, tepat di
tengah mushalla, jasad bapak tenang berselimut selembar kain batik.


Tulungagung, 29 April
2009, 21:07:19




Nduk: panggilan sayang untuk anak perempuan.
Mbok: panggilan untuk perempuan
Pak Pung Oil: minyak gosok jadul :-)

________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!


8.

[Ruang Baca] Kenapa Harus Melajang?

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Sun May 3, 2009 10:49 pm (PDT)



Judul : Kenapa Harus Melajang?
Penulis: Dewi Rieka A.
Penerbit : Dar! Mizan 
Tahun : 2007
Genre : Nonfiksi
Tebal : 164 halaman
ISBN : 978-979-752-740-2

Pertanyaan yang masuk kategori menyebalkan bagi seorang lajang adalah seputar menikah, apalagi saat pertanyaan itu diajukan berkali-kali kepada seseorang yang memasuki usia rawan ke atas [>25 th]. Lewat buku berjudul "Kenapa harus melajang?"--yang menurutku, bahasa halus dari "Yakin lo masih lajang?"-penulis seperti mempertanyakan kelajangan yang saat ini seperti sudah mulai mewabah.

Mbak Dedew--sapaan online Dewi Rieka. A-mencoba mengkaji tentang masalah lajang, alasan kenapa masih melajang. Berbagai latar belakang diuraikan satu persatu, mulai dari yang memang belum ingin menikah, belum punya calon sampai dikarenakan apatis dengan pernikahan. Kemudian, ibu dari Nailah ini juga menguraikan tentang untung ruginya menjadi seorang lajang.

Tidak hanya melulu di masalah lajang, penulis kelahiran Makasar ini juga menceritakan tentang serunya menikah, macam-macam nikah, syarat menikah dan positifnya menikah. Selanjutnya, dalam buku "Kenapa Harus Melajang?" juga dirumuskan tips menggaet pasangan dan mempersiapkan diri untuk menikah.

Buku yang diterbitkan Dar! Mizan disajikan penulis dengan bahasa yang meremaja, sehingga tidak ada kesan men-judge para lajang. Buku dengan kemasan simple ini layak untuk dikonsumsi sebagai pemotivasi diri menikah. Namun, buku ini kurang obyektif saat dijadikan referensi, karena lebih banyak menampilkan sisi baik pernikahan.

Walaupun buku ini bertujuan untuk memotivasi lajang-ers untuk menikah, tetapi menampilkan lebih banyak lika-liku "buram" pernikahan---sekaligus mengkajinya---tidak akan mematikan label motivasi. Malah akan memperkaya wacana sekaligus memberi gambaran riil kepada pembaca bahwa pernikahan tak selama indah.

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani.com

YM : SINTHIONK

9.

[info] Liputan Lampung Post: Bedah Buku Ruang Lengang

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Sun May 3, 2009 11:54 pm (PDT)





BANDAR LAMPUNG (Lampost): Buku kumpulan puisi berjudul Ruang Lengang,
karya penyair Lampung Epri Tasik, diluncurkan dan dibedah dalam diskusi
di Kafe Taman Beringin Unila, Minggu (26-4). Kegiatan yang digelar
Forum Lingkar Pena (FLP) Lampung itu menghadirkan narasumber Budi P.
Hatees (Dewan Penasihat FLP Lampung) dengan moderator Angga Aditya
(Ketua FLP Lampung).

Dalam diskusi tersebut, Budi mengatakan ideologi penulis akan sangat
memengaruhi karya-karyanya. Pengalaman juga menentukan pandangan.
Penyair memiliki peranan penting dalam kehidupan dan itu telah
dibuktikan sejarah.

"Karya Epri menggunakan bahasa yang dekat dengan kita, tapi memiliki
pesan yang disampaikan yang dipengaruhi pemikiran dan ideologi yang
diyakininya," ujar Budi yang juga Direktur Matakata, sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang penerbitan buku ini.

Menurut dia, menulis puisi dapat dilakukan dengan mengangkat tema-tema
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dengan penyampaian yang berbeda
seperti yang dilakukan Epri. Setiap penyair memiliki keinginan untuk
dapat memiliki karya yang memorian, yang dapat dikenang generasi
selanjutnya seperti Chairil Anwar dengan puisi Aku dan Kerawang-Bekasi.
Melakukan perubahan memerlukan kerja sama semua pihak, bukan hanya
penyair.

Ketua Pelaksana Agus Utomo mengatakan acara ini bertujuan
menyosialisasikan keberadaan buku kumpulan puisi tersebut sekaligus
memberi wawasan kepada anggota FLP dan masyarakat umum tentang dunia
perpuisian. "Melalui kegiatan ini, kami sekaligus menyosialisasikan
keberadaan kami sebagai organisasi para pengarang di Lampung," kata dia.

FLP, lanjut dia, merupakan wadah bagi para penulis dan calon penulis
yang berusaha memfasilitasi anggota untuk belajar mengembangkan
keterampilan dan meningkatkan kualitas di bidang menulis.

FLP juga memberikan wawasan kepenulisan kepada masyarakat umum. Ini
mengingat sebuah tulisan dapat mengubah peradaban suatu bangsa dan
merupakan sarana berdakwah. "Tentu akan lebih baik jika tulisan-tulisan
tersebut penuh makna dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik,"
kata dia. n MG2/K-2

Liputan Lampung Post pada bedah buku Ruang Lengang

http://lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009042807215717

Foto bisa dilihat di : http://www.facebook.com/reqs.php#/note.php?note_id=76861528702

Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
10.

(catcil) Kala Airmata Itu Mengalir

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sun May 3, 2009 11:57 pm (PDT)



(catcil) Kala Airmata Itu Mengalir

By: agussyafii

Kala airmata itu terus mengalir cukuplah Alloh SWT sebagai pelindungku, itulah yang diucapkan oleh seorang teman, perempuan yang begitu tegar dalam hidupnya tetapi senantiasa berpikir bahwa hidupnya penuh keberkahan. Pernikahannya yang pertama mengalami kegagalan. Hatinya gundah, airmatanya mengalir dengan kepasrahan bahwa hidup dan matinya hanya untuk Alloh semata.

Walau hanya dengan 'kaki sebelah' dirinya sanggup untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan ketiga anaknya. perlahan semuanya membaik, Anak-anaknya bangkit. awal dirinya diterima disalahsatu perusahaan hingga dirinya dipercaya sebagai salah petinggi diperusahaannya, tantangannya semakin berat.

'Saya selalu membaca tulisan-tulisan Mas Agus dan semakin menguatkan saya, benteng perlindungan yang paling aman hanyalah Alloh SWT' begitu yang dikatakannya pada saya.

Beliau bertutur bahwa setiap kali dalam kesulitan selalu membaca ayat suci al-Quran seolah Alloh SWT menuntunnya untuk menemukan jawabannya. Pernah sehabis sholat subuh saya membaca surat an-Naml, seolah Alloh SWT mengingatkanku agar menjadi pemimpin yang arif dan bijak. aku selalu membaca surat al-kahfi agar diberi kekuatan lahir dan batin dalam mengaruhi hidup yang kian tidak menentu ini.

Tak lama ujian berikutnya tiba, ketika dirinya diharuskan berhadapan dengan pengadilan karena urusan sengketa. Sekuat apapun sebagai seorang perempuan dirinya hanya bisa bersujud dihadapan Alloh SWT memohon ampunanNya. 'Inilah bukti Alloh mencintai hamba-hambaNya yang dilimpahkan karunia dengan berbagai bentuk.' berkat doanya yang selalu dipanjatkan, kebiasaannya yang selalu membantu orang tetap saja dilakukan, disaat teman-temannya mengingatkan tentang dirinya yang terlalu baik terhadap orang lain.

Kebiasaannya yang selalu membantu orang lain, tetangganya yang selalu kesusahan menjadikan rumahnya sebagai pilihan pertama untuk meminta pertolongan tetap dilakukan sekalipun dirinya dirundung berbagai masalah, 'begitulah orang tua saya mendidik untuk selalu membantu orang lain.'katanya.

Sampai keputusan dipengadilan menyatakan dirinya menang, banyak teman-temannya yang terheran bagaimana mungkin dirinya bisa menang dipengadilan? 'hanya Alloh yang Maha Mengatur semuanya..'begitu jawabnya.

'Saya rasakan Alloh SWT melimpahkan karuniaNya buat kami sekeluarga, rizki yang kami terima juga mengalir untuk orang-orang disekeliling kami yang membutuhkan karena kami yakin, kami hanyalah pintu rizki bagi mereka..alhamdulillah, terima kasih ya Alloh....ucapnya dengan penuh rasa syukur.

'Sesungguhnya Allah membantu dan menolong orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan' (QS. An-Nahl ayat 128)

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

11.

[Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Mon May 4, 2009 2:35 am (PDT)



Nibras pun Genap dan Memerah
~ Dani Ardiansyah

Menulis
tentang Nibras (anak saya), mungkin tidak akan pernah habis ceritanya,
terlalu banyak hal yang selalu ingin kami bagikan pada dunia tentang
betapa bangganya kami menjadi orang tua untuk seorang anak seanugerah
dia. Tapi kesibukan saya dikantor, cukup bisa membatasi tentang
bagaimana membahananya kami.

Mei
adalah bulan kelahiran Nibras, tanggal 2 tepatnya. Setahun yang lalu.
Rencana menandai momentum dengan menyenangkan, telah kami atur
sedemikian rupa, Kami ber harap bahwa Nibras akan menjadi pribadi yang
peduli terhadap sesama dengan cara mensyukuri hari lahirnya bersama
beberapa orang  anak yatim. Celengan yang telah terisi sejak lama, kami bongkar.

Rencananya,
sebagian dari uang yang kami ibratkan sebagai tabungan Nibras, akan
dibagikan kepada anak-anak yatim di sebuah yayasan. Tidak banyak 
memang, tapi kami ingin menghadiahinya sebuah simbol: Tangan di atas selalu lebih baik.

3 hari menjelang miladnya, Nibras demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celsius. Saya
yang jarang membaca tentang  treathment yang baik untuk bayi tentu saja
panik. Ditambah ketika melihat dia (maaf) muntah dengan banyaknya.
Sebagian ada yang keluar dari hidung. Ya saya sangat khawatir. Endah
kukuh dengan pendapatnya, bahwa Nibras belum membutuhkan penannganan
dokter.

FYI:
Endah sudah banyak membaca artikel treathment untuk bayi, terutama
dalam keadaan seperti itu. Kami juga pernah sepakat, bahwa Nibras tidak
akan terlalu sering berinteraksi dengan antibiotik, puyer dan
sejenisnya. Nibras akan dilatih untuk imun terhadap penyakit dengan
antibody yang dia miliki secara alami. Meski khawatir, kami menunggu.
Tentu saja dengan melakukan treathment yang paling aman menurut kami.

Demamnya
yang turun naik, membuat saya banyak berprasangka. Dari mulai demam
berdarah sampai swine flu yang sedang marak beritanya, menjadi daftar
tersangka dalam benak saya. Untung saja Endah pandai menghibur, begini
kira-kira: "Bi, panas itu gejala bahwa ada viruz yang sedang
menginfeksi, Dan Adek (Panggilan kami untuk Nibras) sedang berusaha
melawan dengan antibodynya." Semoga.

2
mei 2009, Nibras genap 1 tahun. Rencana untuk menyalurkan uang
celengannya masih tertunda. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, saya
harus pergi ke sebuah acara workshop penulisan di daerah Cikini Jakarta
Pusat. Pagi itu demamnya mulai turun, bahkan hilang sama sekali.

Mengucap

syukur berkali-kali dalam hati masih mengalahkan gembiranya hati saya
yang meramai. Berkali-kali saya ciumi bayi  yang mulai beranjak itu.
Ketia saya akan berangkat menuju acara workshop, Nibras  sedang minum
susu bersama Bundanya. Sekilas saya melihat bercak-bercak merah di
seluruh permukaan wajahnya. Tentu saja saya terkejut, namun tetap harus
berangkat.

Dzuhur yang panas di sekitar Taman Ismail Marzuki, diredam pendingin didalam ruangan workshop. Cukup  membantu menghalau teriknya gelisah. HP saya bergetar, dari Endah. "Bi, adek kena tampek, badannya merah semua." Jelasnya dari seberang.

Ya
Robb, genap setahunnya Kau tandai dengan gelisahnya kami. saya hanya
berdoa, semoga Nibras menjadi manusia tangguh dan sabar, dan menjadi salah satu risalah dari 3 amalan yang tidak pernah hilang meskipun saya dan Ibunya kelak tiada.

Met milad, my Son. we luv u.

Dani
Ardiansyah
www.kaostabletspirit.com
www.catatankecil.multiply.com

Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Group Charity

California Pet

Rescue: Furry

Friends Rescue

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: