Messages In This Digest (25 Messages)
- 1a.
- Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah From: Nursalam AR
- 1b.
- Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah From: Zubair Awwam
- 1c.
- Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah From: Bu CaturCatriks
- 1d.
- Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah From: inga_fety
- 1e.
- Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah From: yudhi mulianto
- 2.
- (Ruang Baca) Petualangan Keluarga Retak From: kidishom
- 3.
- [info buku] Hoegeng: orang hebat yang miskin pengikut From: bentang Pustaka
- 4a.
- Re: RIHLAH YUk....dan Sukses untuk pa Teha...--> tante nia From: ateu alif
- 5a.
- [catcil] Ketika yang Hilang, Kini Tergantikan From: novi khansa'
- 5b.
- [catcil] Ketika yang Hilang, Kini Tergantikan From: novi khansa'
- 5c.
- Re: [catcil] Ketika yang Hilang, Kini Tergantikan From: hariyanty thahir
- 6.
- (Catcil) Anak Kecil Itu From: rahmad nurdin
- 7.
- Fwd: Emang Enak Jadi Orang Kaya From: __MadeTeddyArtiana__
- 8.
- MPPO: Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi From: Budi Setiawan
- 9.
- Artikel: Benarkah Kita Hidup Dalam Serba Kekurangan? From: dkadarusman
- 10.
- [Catcil] Maju-mundur Seorang Editor From: Rini Agus Hadiyono
- 11a.
- Re: [catcil] Sisi Lain Jepang: Beginilah Kuliah Di Jepang From: inga_fety
- 12a.
- Re: Untuk Retno dan Mas Catur From: inga_fety
- 13.
- [Ruang Baca] Tears Of Heaven From Beirut To Jerusalem From: Syafaatus Syarifah
- 14.
- (catcil) Berikanlah Cinta From: agussyafii
- 15.
- [maklumat] Sastra Reboan di World Book Day Indonesia, Sabtu, 9 Mei 2 From: Lia Octavia
- 16a.
- Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur) From: Lia Octavia
- 16b.
- Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur) From: Lia Octavia
- 16c.
- Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur) From: Lia Octavia
- 16d.
- Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur) From: Lia Octavia
Messages
- 1a.
-
Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Mon May 4, 2009 4:02 am (PDT)
Pendek tapi memeras perasaan:). Sebagai ayah dari bayi cowok yang usianya
jalan 6 bulan, saya dapat menangkap resonansi getar hati Dani. Yah, memang
cerita tentang anak takkan pernah ada kata titik. Selalu penuh harap dan
doa. Moga Nibras lekas sembuh ya, Bro...Sudah mendingan kan sekarang
kondisinya?Maaf, baru tahu via postingan ini.
Salut untuk Mbak Endah yang kukuh dengan prinsipnya tersebut. Yuni pun
pernah dapat 'kursus singkat' tentang merawat bayi dari Mbak Endah. Sangat
berguna sekali. Meski setiap orang tua mungkin punya cara tersendiri merawat
dan mendidik buah hatinya:).
Salam buat Kak Nibras dari Alham:).
Tabik,
Nursalam AR
On 5/4/09, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com > wrote:
>
>
>
> Nibras pun Genap dan Memerah
> ~ Dani Ardiansyah
>
>
> Menulis tentang Nibras (anak saya), mungkin tidak akan pernah habis
> ceritanya, terlalu banyak hal yang selalu ingin kami bagikan pada dunia
> tentang betapa bangganya kami menjadi orang tua untuk seorang anak
> seanugerah dia. Tapi kesibukan saya dikantor, cukup bisa membatasi tentang
> bagaimana membahananya kami.
>
> Mei adalah bulan kelahiran Nibras, tanggal 2 tepatnya. Setahun yang lalu.
> Rencana menandai momentum dengan menyenangkan, telah kami atur sedemikian
> rupa, Kami ber harap bahwa Nibras akan menjadi pribadi yang peduli terhadap
> sesama dengan cara mensyukuri hari lahirnya bersama beberapa orang anak
> yatim. Celengan yang telah terisi sejak lama, kami bongkar.
>
> Rencananya, sebagian dari uang yang kami ibratkan sebagai tabungan Nibras,
> akan dibagikan kepada anak-anak yatim di sebuah yayasan. Tidak banyak
> memang, tapi kami ingin menghadiahinya sebuah simbol: Tangan di atasselalu lebih baik.
>
> 3 hari menjelang miladnya, Nibras demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 38
> derajat celsius. Saya yang jarang membaca tentang treathment yang baik
> untuk bayi tentu saja panik. Ditambah ketika melihat dia (maaf) muntah
> dengan banyaknya. Sebagian ada yang keluar dari hidung. Ya saya sangat
> khawatir. Endah kukuh dengan pendapatnya, bahwa Nibras belum membutuhkan
> penannganan dokter.
>
> FYI: Endah sudah banyak membaca artikel treathment untuk bayi, terutama
> dalam keadaan seperti itu. Kami juga pernah sepakat, bahwa Nibras tidak akan
> terlalu sering berinteraksi dengan antibiotik, puyer dan sejenisnya. Nibras
> akan dilatih untuk imun terhadap penyakit dengan antibody yang dia miliki
> secara alami. Meski khawatir, kami menunggu. Tentu saja dengan melakukan
> treathment yang paling aman menurut kami.
>
> Demamnya yang turun naik, membuat saya banyak berprasangka. Dari mulai
> demam berdarah sampai swine flu yang sedang marak beritanya, menjadi daftar
> tersangka dalam benak saya. Untung saja Endah pandai menghibur, begini
> kira-kira: "Bi, panas itu gejala bahwa ada viruz yang sedang menginfeksi,
> Dan Adek (Panggilan kami untuk Nibras) sedang berusaha melawan dengan
> antibodynya." Semoga.
>
> 2 mei 2009, Nibras genap 1 tahun. Rencana untuk menyalurkan uang
> celengannya masih tertunda. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, saya
> harus pergi ke sebuah acara workshop penulisan di daerah Cikini Jakarta
> Pusat. Pagi itu demamnya mulai turun, bahkan hilang sama sekali.
>
> Mengucap syukur berkali-kali dalam hati masih mengalahkan gembiranya hati
> saya yang meramai. Berkali-kali saya ciumi bayi yang mulai beranjak itu.
> Ketia saya akan berangkat menuju acara workshop, Nibras sedang minum susu
> bersama Bundanya. Sekilas saya melihat bercak-bercak merah di seluruh
> permukaan wajahnya. Tentu saja saya terkejut, namun tetap harus berangkat.
>
> Dzuhur yang panas di sekitar Taman Ismail Marzuki, diredam pendingin
> didalam ruangan workshop. Cukup membantu menghalau teriknya gelisah. HP
> saya bergetar, dari Endah. "Bi, adek kena tampek, badannya merah semua."Jelasnya dari seberang.
>
> Ya Robb, genap setahunnya Kau tandai dengan gelisahnya kami. saya hanya
> berdoa, semoga Nibras menjadi manusia tangguh dan sabar, dan menjadi salah
> satu risalah dari 3 amalan yang tidak pernah hilang meskipun saya dan
> Ibunya kelak tiada.
>
> Met milad, my Son. we luv u.
>
> Dani Ardiansyah
> www.kaostabletspirit.com <http://sekolah- kehidupan. >com/
> www.catatankecil.multiply. com
>
>
--
-"A long journey begins with one small step" (Chinese proverb) -
Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply. com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
Ingin belajar menulis & menerjemahkan?
ke www.pensilmania.multiply. com aja!
(launching 10 Mei 2009)
- 1b.
-
Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah
Posted by: "Zubair Awwam" zubair_ibnu_awwam@yahoo.com zubair_ibnu_awwam
Mon May 4, 2009 7:41 am (PDT)
met ulath Dede Kecil
moga lekas sembuh ya...
amin
oya, sama ya sm Om Iyan miladnya
yuk tukaran kado...hehehe
apa ya yg cocok buat Dede Kecil
ya, pokoknya moga jd anak yg saleh ya Dede Kecil
amin!
--- On Mon, 5/4/09, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com > wrote:
From: Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Monday, May 4, 2009, 9:35 AM
Nibras pun Genap dan Memerah
~ Dani Ardiansyah
Menulis tentang Nibras (anak saya), mungkin tidak akan pernah habis ceritanya, terlalu banyak hal yang selalu ingin kami bagikan pada dunia tentang betapa bangganya kami menjadi orang tua untuk seorang anak seanugerah dia. Tapi kesibukan saya dikantor, cukup bisa membatasi tentang bagaimana membahananya kami.
Mei adalah bulan kelahiran Nibras, tanggal 2 tepatnya. Setahun yang lalu. Rencana menandai momentum dengan menyenangkan, telah kami atur sedemikian rupa, Kami ber harap bahwa Nibras akan menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama dengan cara mensyukuri hari lahirnya bersama beberapa orang anak yatim. Celengan yang telah terisi sejak lama, kami bongkar.
Rencananya, sebagian dari uang yang kami ibratkan sebagai tabungan Nibras, akan dibagikan kepada anak-anak yatim di sebuah yayasan. Tidak banyak memang, tapi kami ingin menghadiahinya sebuah simbol: Tangan di atas selalu lebih baik.
3 hari menjelang miladnya, Nibras demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celsius. Saya yang jarang membaca tentang treathment yang baik untuk bayi tentu saja panik. Ditambah ketika melihat dia (maaf) muntah dengan banyaknya. Sebagian ada yang keluar dari hidung. Ya saya sangat khawatir. Endah kukuh dengan pendapatnya, bahwa Nibras belum membutuhkan penannganan dokter.
FYI: Endah sudah banyak membaca artikel treathment untuk bayi, terutama dalam keadaan seperti itu. Kami juga pernah sepakat, bahwa Nibras tidak akan terlalu sering berinteraksi dengan antibiotik, puyer dan sejenisnya. Nibras akan dilatih untuk imun terhadap penyakit dengan antibody yang dia miliki secara alami. Meski khawatir, kami menunggu. Tentu saja dengan melakukan treathment yang paling aman menurut kami.
Demamnya yang turun naik, membuat saya banyak berprasangka. Dari mulai demam berdarah sampai swine flu yang sedang marak beritanya, menjadi daftar tersangka dalam benak saya. Untung saja Endah pandai menghibur, begini kira-kira: "Bi, panas itu gejala bahwa ada viruz yang sedang menginfeksi, Dan Adek (Panggilan kami untuk Nibras) sedang berusaha melawan dengan antibodynya. " Semoga.
2 mei 2009, Nibras genap 1 tahun. Rencana untuk menyalurkan uang celengannya masih tertunda. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, saya harus pergi ke sebuah acara workshop penulisan di daerah Cikini Jakarta Pusat. Pagi itu demamnya mulai turun, bahkan hilang sama sekali.
Mengucap syukur berkali-kali dalam hati masih mengalahkan gembiranya hati saya yang meramai. Berkali-kali saya ciumi bayi yang mulai beranjak itu. Ketia saya akan berangkat menuju acara workshop, Nibras sedang minum susu bersama Bundanya. Sekilas saya melihat bercak-bercak merah di seluruh permukaan wajahnya. Tentu saja saya terkejut, namun tetap harus berangkat.
Dzuhur yang panas di sekitar Taman Ismail Marzuki, diredam pendingin didalam ruangan workshop. Cukup membantu menghalau teriknya gelisah. HP saya bergetar, dari Endah. "Bi, adek kena tampek, badannya merah semua." Jelasnya dari seberang.
Ya Robb, genap setahunnya Kau tandai dengan gelisahnya kami. saya hanya berdoa, semoga Nibras menjadi manusia tangguh dan sabar, dan menjadi salah satu risalah dari 3 amalan yang tidak pernah hilang meskipun saya dan Ibunya kelak tiada.
Met milad, my Son. we luv u.
Dani Ardiansyah
www.kaostabletspiri t.com
www.catatankecil. multiply. com
- 1c.
-
Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Mon May 4, 2009 4:36 pm (PDT)
alhamdulillah, selamat ya kang dani :)
wah miladnya nibras deket2 milad nikahan kami, dan miladku, hehehe :)
selamat ya, nibras sayang
peluk cium dari tante retno. nanti main2 sama anaknya tante yaaa
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Kang Dani <fil_ardy@..com .> wrote:
>
> Nibras pun Genap dan Memerah
> ~ Dani Ardiansyah
>
>
> Menulis
> tentang Nibras (anak saya), mungkin tidak akan pernah habis ceritanya,
> terlalu banyak hal yang selalu ingin kami bagikan pada dunia tentang
> betapa bangganya kami menjadi orang tua untuk seorang anak seanugerah
> dia. Tapi kesibukan saya dikantor, cukup bisa membatasi tentang
> bagaimana membahananya kami.
>
> Mei
> adalah bulan kelahiran Nibras, tanggal 2 tepatnya. Setahun yang lalu.
> Rencana menandai momentum dengan menyenangkan, telah kami atur
> sedemikian rupa, Kami ber harap bahwa Nibras akan menjadi pribadi yang
> peduli terhadap sesama dengan cara mensyukuri hari lahirnya bersama
> beberapa orang anak yatim. Celengan yang telah terisi sejak lama, kami bongkar.
>
> Rencananya,
> sebagian dari uang yang kami ibratkan sebagai tabungan Nibras, akan
> dibagikan kepada anak-anak yatim di sebuah yayasan. Tidak banyak
> memang, tapi kami ingin menghadiahinya sebuah simbol: Tangan di atas selalu lebih baik.
>
> 3 hari menjelang miladnya, Nibras demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celsius. Saya
> yang jarang membaca tentang treathment yang baik untuk bayi tentu saja
> panik. Ditambah ketika melihat dia (maaf) muntah dengan banyaknya.
> Sebagian ada yang keluar dari hidung. Ya saya sangat khawatir. Endah
> kukuh dengan pendapatnya, bahwa Nibras belum membutuhkan penannganan
> dokter.
>
> FYI:
> Endah sudah banyak membaca artikel treathment untuk bayi, terutama
> dalam keadaan seperti itu. Kami juga pernah sepakat, bahwa Nibras tidak
> akan terlalu sering berinteraksi dengan antibiotik, puyer dan
> sejenisnya. Nibras akan dilatih untuk imun terhadap penyakit dengan
> antibody yang dia miliki secara alami. Meski khawatir, kami menunggu.
> Tentu saja dengan melakukan treathment yang paling aman menurut kami.
>
> Demamnya
> yang turun naik, membuat saya banyak berprasangka. Dari mulai demam
> berdarah sampai swine flu yang sedang marak beritanya, menjadi daftar
> tersangka dalam benak saya. Untung saja Endah pandai menghibur, begini
> kira-kira: "Bi, panas itu gejala bahwa ada viruz yang sedang
> menginfeksi, Dan Adek (Panggilan kami untuk Nibras) sedang berusaha
> melawan dengan antibodynya." Semoga.
>
> 2
> mei 2009, Nibras genap 1 tahun. Rencana untuk menyalurkan uang
> celengannya masih tertunda. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, saya
> harus pergi ke sebuah acara workshop penulisan di daerah Cikini Jakarta
> Pusat. Pagi itu demamnya mulai turun, bahkan hilang sama sekali.
>
> Mengucap
>
> syukur berkali-kali dalam hati masih mengalahkan gembiranya hati saya
> yang meramai. Berkali-kali saya ciumi bayi yang mulai beranjak itu.
> Ketia saya akan berangkat menuju acara workshop, Nibras sedang minum
> susu bersama Bundanya. Sekilas saya melihat bercak-bercak merah di
> seluruh permukaan wajahnya. Tentu saja saya terkejut, namun tetap harus
> berangkat.
>
> Dzuhur yang panas di sekitar Taman Ismail Marzuki, diredam pendingin didalam ruangan workshop. Cukup membantu menghalau teriknya gelisah. HP saya bergetar, dari Endah. "Bi, adek kena tampek, badannya merah semua." Jelasnya dari seberang.
>
> Ya
> Robb, genap setahunnya Kau tandai dengan gelisahnya kami. saya hanya
> berdoa, semoga Nibras menjadi manusia tangguh dan sabar, dan menjadi salah satu risalah dari 3 amalan yang tidak pernah hilang meskipun saya dan Ibunya kelak tiada.
>
> Met milad, my Son. we luv u.
>
> Dani
> Ardiansyah
> www.kaostabletspirit.com
> www.catatankecil.multiply. com
>
- 1d.
-
Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon May 4, 2009 7:11 pm (PDT)
hmm, nibras yang ganteng bulan ini ternyata milad yah..
met milad nibras sayang.
salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Kang Dani <fil_ardy@..com .> wrote:
>
> Nibras pun Genap dan Memerah
> ~ Dani Ardiansyah
>
>
> Menulis
> tentang Nibras (anak saya), mungkin tidak akan pernah habis ceritanya,
> terlalu banyak hal yang selalu ingin kami bagikan pada dunia tentang
> betapa bangganya kami menjadi orang tua untuk seorang anak seanugerah
> dia. Tapi kesibukan saya dikantor, cukup bisa membatasi tentang
> bagaimana membahananya kami.
>
> Mei
> adalah bulan kelahiran Nibras, tanggal 2 tepatnya. Setahun yang lalu.
> Rencana menandai momentum dengan menyenangkan, telah kami atur
> sedemikian rupa, Kami ber harap bahwa Nibras akan menjadi pribadi yang
> peduli terhadap sesama dengan cara mensyukuri hari lahirnya bersama
> beberapa orang anak yatim. Celengan yang telah terisi sejak lama, kami bongkar.
>
> Rencananya,
> sebagian dari uang yang kami ibratkan sebagai tabungan Nibras, akan
> dibagikan kepada anak-anak yatim di sebuah yayasan. Tidak banyak
> memang, tapi kami ingin menghadiahinya sebuah simbol: Tangan di atas selalu lebih baik.
>
> 3 hari menjelang miladnya, Nibras demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celsius. Saya
> yang jarang membaca tentang treathment yang baik untuk bayi tentu saja
> panik. Ditambah ketika melihat dia (maaf) muntah dengan banyaknya.
> Sebagian ada yang keluar dari hidung. Ya saya sangat khawatir. Endah
> kukuh dengan pendapatnya, bahwa Nibras belum membutuhkan penannganan
> dokter.
>
> FYI:
> Endah sudah banyak membaca artikel treathment untuk bayi, terutama
> dalam keadaan seperti itu. Kami juga pernah sepakat, bahwa Nibras tidak
> akan terlalu sering berinteraksi dengan antibiotik, puyer dan
> sejenisnya. Nibras akan dilatih untuk imun terhadap penyakit dengan
> antibody yang dia miliki secara alami. Meski khawatir, kami menunggu.
> Tentu saja dengan melakukan treathment yang paling aman menurut kami.
>
> Demamnya
> yang turun naik, membuat saya banyak berprasangka. Dari mulai demam
> berdarah sampai swine flu yang sedang marak beritanya, menjadi daftar
> tersangka dalam benak saya. Untung saja Endah pandai menghibur, begini
> kira-kira: "Bi, panas itu gejala bahwa ada viruz yang sedang
> menginfeksi, Dan Adek (Panggilan kami untuk Nibras) sedang berusaha
> melawan dengan antibodynya." Semoga.
>
> 2
> mei 2009, Nibras genap 1 tahun. Rencana untuk menyalurkan uang
> celengannya masih tertunda. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, saya
> harus pergi ke sebuah acara workshop penulisan di daerah Cikini Jakarta
> Pusat. Pagi itu demamnya mulai turun, bahkan hilang sama sekali.
>
> Mengucap
>
> syukur berkali-kali dalam hati masih mengalahkan gembiranya hati saya
> yang meramai. Berkali-kali saya ciumi bayi yang mulai beranjak itu.
> Ketia saya akan berangkat menuju acara workshop, Nibras sedang minum
> susu bersama Bundanya. Sekilas saya melihat bercak-bercak merah di
> seluruh permukaan wajahnya. Tentu saja saya terkejut, namun tetap harus
> berangkat.
>
> Dzuhur yang panas di sekitar Taman Ismail Marzuki, diredam pendingin didalam ruangan workshop. Cukup membantu menghalau teriknya gelisah. HP saya bergetar, dari Endah. "Bi, adek kena tampek, badannya merah semua." Jelasnya dari seberang.
>
> Ya
> Robb, genap setahunnya Kau tandai dengan gelisahnya kami. saya hanya
> berdoa, semoga Nibras menjadi manusia tangguh dan sabar, dan menjadi salah satu risalah dari 3 amalan yang tidak pernah hilang meskipun saya dan Ibunya kelak tiada.
>
> Met milad, my Son. we luv u.
>
> Dani
> Ardiansyah
> www.kaostabletspirit.com
> www.catatankecil.multiply. com
>
- 1e.
-
Re: [Catcil] Nibras pun Genap dan Memerah
Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com yudhi_sipdeh
Mon May 4, 2009 10:37 pm (PDT)
met milad yah Nibras ....semoga jadi anak yang sholeh dan tumbuh sehat. Nanti kalo sudah besar main sama om ya :-)
--- On Mon, 5/4/09, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com > wrote:
>Nibras pun Genap dan Memerah
~ Dani Ardiansyah
Menulis tentang Nibras (anak saya), mungkin tidak akan pernah habis ceritanya, terlalu banyak hal yang selalu ingin kami bagikan pada dunia tentang betapa bangganya kami menjadi orang tua untuk seorang anak seanugerah dia. Tapi kesibukan saya dikantor, cukup bisa membatasi tentang bagaimana membahananya kami.
Mei adalah bulan kelahiran Nibras, tanggal 2 tepatnya. Setahun yang lalu. Rencana menandai momentum dengan menyenangkan, telah kami atur sedemikian rupa, Kami ber harap bahwa Nibras akan menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama dengan cara mensyukuri hari lahirnya bersama beberapa orang anak yatim. Celengan yang telah terisi sejak lama, kami bongkar.
Rencananya, sebagian dari uang yang kami ibratkan sebagai tabungan Nibras, akan dibagikan kepada anak-anak yatim di sebuah yayasan. Tidak banyak memang, tapi kami ingin menghadiahinya sebuah simbol: Tangan di atas selalu lebih baik.
3 hari menjelang miladnya, Nibras demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celsius. Saya yang jarang membaca tentang treathment yang baik untuk bayi tentu saja panik. Ditambah ketika melihat dia (maaf) muntah dengan banyaknya. Sebagian ada yang keluar dari hidung. Ya saya sangat khawatir. Endah kukuh dengan pendapatnya, bahwa Nibras belum membutuhkan penannganan dokter.
FYI: Endah sudah banyak membaca artikel treathment untuk bayi, terutama dalam keadaan seperti itu. Kami juga pernah sepakat, bahwa Nibras tidak akan terlalu sering berinteraksi dengan antibiotik, puyer dan sejenisnya. Nibras akan dilatih untuk imun terhadap penyakit dengan antibody yang dia miliki secara alami. Meski khawatir, kami menunggu. Tentu saja dengan melakukan treathment yang paling aman menurut kami.
Demamnya yang turun naik, membuat saya banyak berprasangka. Dari mulai demam berdarah sampai swine flu yang sedang marak beritanya, menjadi daftar tersangka dalam benak saya. Untung saja Endah pandai menghibur, begini kira-kira: "Bi, panas itu gejala bahwa ada viruz yang sedang menginfeksi, Dan Adek (Panggilan kami untuk Nibras) sedang berusaha melawan dengan antibodynya. " Semoga.
2 mei 2009, Nibras genap 1 tahun. Rencana untuk menyalurkan uang celengannya masih tertunda. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, saya harus pergi ke sebuah acara workshop penulisan di daerah Cikini Jakarta Pusat. Pagi itu demamnya mulai turun, bahkan hilang sama sekali.
Mengucap syukur berkali-kali dalam hati masih mengalahkan gembiranya hati saya yang meramai. Berkali-kali saya ciumi bayi yang mulai beranjak itu. Ketia saya akan berangkat menuju acara workshop, Nibras sedang minum susu bersama Bundanya. Sekilas saya melihat bercak-bercak merah di seluruh permukaan wajahnya. Tentu saja saya terkejut, namun tetap harus berangkat.
Dzuhur yang panas di sekitar Taman Ismail Marzuki, diredam pendingin didalam ruangan workshop. Cukup membantu menghalau teriknya gelisah. HP saya bergetar, dari Endah. "Bi, adek kena tampek, badannya merah semua." Jelasnya dari seberang.
Ya Robb, genap setahunnya Kau tandai dengan gelisahnya kami. saya hanya berdoa, semoga Nibras menjadi manusia tangguh dan sabar, dan menjadi salah satu risalah dari 3 amalan yang tidak pernah hilang meskipun saya dan Ibunya kelak tiada.
Met milad, my Son. we luv u.
Dani Ardiansyah
www.kaostabletspiri t.com
www.catatankecil. multiply. com
- 2.
-
(Ruang Baca) Petualangan Keluarga Retak
Posted by: "kidishom" kidishom@yahoo.com kidishom
Mon May 4, 2009 4:49 am (PDT)
Petualangan Keluarga Retak
dengan Bumbu Spiritualisme dan Geologi
Judul: Bright Angel Time
Penulis: Martha McPhee
Penerjemah: Th. Ninung Pandamnurani
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
Halaman: 448
Terbit: Maret 2009
"Karya fiksi yang cantik . Setiap bagiannya senantiasa mengalir laksana gelombang kenangan manusia. Kadang lucu dan sesekali membuat terenyuh. Buku ini satu di antara sedikit novel yang secara diam-diam dan manis bersemayam dalam hati pembaca."
Demikian bunyi pujian seorang novelis Amerika Serikat, Tim O'Brien, untuk karya pertama Martha McPhee ini. Tidak lain, pujian seperti itu disimpan di sampul depan sebuah buku untuk memengaruhi calon pembaca dan pembeli. Cara terbaik untuk membuktikan apakah pujian itu benar atau berlebihan, kita harus membaca buku yang dimaksud. Namun, saya pribadi merangkum novel ini dalam satu kalimat: Bright Angel Time merupakan cerita petualangan keluarga retak dengan bumbu spiritualisme dan geologi dalam narasi bocah perempuan berumur 8 tahun.
Sebagai potret keluarga retak, konflik berawal karena minggatnya kepala keluarga bersama istri tetangga. Pada hari pertama kali orang mendarat di bulan, tokoh Kate atau aku yang berumur 8 tahun seharusnya menonton momen sangat bersejarah itu bersama mama (Eve), papa yang berjanji akan menerangkan geologi bulan, serta dua saudarinya (Jane dan Julia). Namun, setelah lama menunggu, ternyata bukan papanya yang datang, melainkan tetangganya bernama Brian Cain yang melabrak rumah karena istrinya dibawa kabur.
Konflik cerita keluarga limbung ini terbangun dengan sendirinya karena tiap-tiap tokoh memiliki karakter kuat. Eve, ibu rumah tangga yang membutuhkan dan menemukan sosok kepala keluarga pada diri Anton. Jane, putri sulung berusia dua belas tahun dengan pembangkangan khas remaja yang tidak menerima begitu saja kehadiran laki-laki pengganti papanya. Julia, anak kedua yang cenderung netral, tetapi tetap sok pintar. Dan, Kate, si bungsu yang tampaknya menuruni bakat peneliti papanya karena gemar mengamati dan mencatat segala kejadian, termasuk toko-toko kecil tempat keluarganya membeli sandwich.
Diceritakan, Jane marah saat Anton berkunjung ke rumah dan bermain poker dengan mama dan kedua saudarinya sampai larut malam. Dia pun mengusir pendatang baru dalam keluarganya itu.
"Kamu enggak tahu bagaimana rasanya! Apa kamu tahu apa yang mesti Mama perbuat tanpa siapa pun! Tanpa seseorang sebagai tempat berbagi kehidupan? Dan teman bersenang-senang?" Eve membentak Jane yang lalu menimpali mamanya,
"Apa yang akan kaulakukan padaku? Memukulku?" Jane bergegas keluar dari dapur, menghentakkan pintu. "Dia tidak akan menikahimu," teriaknya. Perdebatan ibu dan anak ini bisa dibaca di halaman 7273.
Eveyang meyakini Anton sebagai pengganti suaminyamembawa ketiga putrinya yang manis menyusul lelaki itu di area perkemahan Big Sur, California setelah menempuh perjalanan lima hari. Di sana Anton mengadakan lokakarya "Cinta Romantis dan Kesetaraan Gender" yang sedang hangat-hangatnya jika mengingat latar novel ini yaitu Amerika Serikat tahun 70-an.
Di dalam novel, Kate menceritakan dia menarik sebuah garis lurus merah dalam peta yang menghubungkan New Jersey dan California. Saya mencobanya sendiri dan mendapat gambaran negara-negara bagian yang dilewati dia dan keluarganya. Mereka melewati 9 negara bagian: Pennsylvania, Ohio, Indiana, Illinois, Missouri, Kansas, Colorado, Utah, Nevada.
Empat perempuan itu membelah Amerika Serikat dari Pantai Timur ke Pantai Barat dengan station wagon dengan menjadikan pom bensin sebagai tempat istirahat kala malam tiba. Jane sempat merengek kenapa mereka harus tidur dalam mobil di pom bensin, bukannya di hotel. Akibatnya, dia malah didamprat mamanya.
Di California, Kate, Julia, dan Jane berkenalan dengan lima anak (Nicholas, Caroline, Sofia, Timothy, dan Finny) Anton, yang berbeda 180 derajat dengan ketiga gadis itu meskipun sebaya. Finny, contohnya, yang memiliki julukan "bone" alias jago melinting ganja. Sebagai "aktivis" kebebasan (sekaligus pastor Jesuit, ahli terapi Gestalt, penjudi ulung, dan pemikat perempuan), Anton memang cenderung membebaskan anak-anaknya untuk melakukan apa pun. Namun, namanya juga bocah, mereka tetap saling mengejek dan menyombongkan hal-hal kecil (termasuk kentut dan siapa yang pancaran air kencingnya paling jauh). Dalam hal ini, Kate sangat membanggakan sebongkah batu (nugget) yang diberikan papanya. Hubungan Eve dan Anton pun tidak selalu mesra. Suatu waktu mereka terlibat pertengkaran sengit.
Dari Esalen, mereka (dua keluarga) menuju ke Grand Canyon. Sepanjang jalan mereka memberi tumpangan kepada berbagai macam orang, mulai dari biarawati Ursulin hingga perempuan binal. Salah satu penumpang itu bernama Dwayne yang mereka temukan di sebuah pom bensin tidak lama setelah mereka meninggalkan Los Angeles. Dengan berbaik hati mereka mengantarkannya menyusul orangtuanya di hotel mewah Desert Princess
Mirip Anton, Dwayne rupanya menggemari spiritualisme. Dia bercerita pernah ke India dan tinggal di sebuah Ashram. Bahkan, dia sempat memimpin anggota rombongan bermeditasi. Kate bercerita di halaman 255.
ketika gurun kembali hidup dan ular-ular terdengar mendesis di pasir dan jutaan atau mungkin triliunan bintang menyinari langit, Dwayne memimpin kami bermeditasi yang akhirnya berakhir dengan tarian. "Kita berusaha mendapatkan diri kita kembali," kata Dwayne . Kami bersebelas duduk dalam suatu lingkaran, saling membelakangi, dan aku ingin tertawa.
Novel ini tidak beralur linear. Awal konflik disimpan di bab dua dan diceritakan kembali di bab sembilan belas dengan tambahan khayalan Kate seandainya papanya tidak kabur saat itu. Bahkan bisa jadi, bab pertama merupakan akhir cerita. Mungkin inilah yang dimaksud dengan "setiap bagiannya senantiasa mengalir laksana gelombang kenangan manusia" di alinea pertama. Kenangan tidak pernah datang secara runut. Ketika sedang mengingat satu peristiwa, tiba-tiba terlintas kenangan akan kejadian yang lain.
Di sela-sela cerita petualangan, Kate mengenang pelajaran dari papanya tentang bebatuan, tentang proses geologi yang terus berlangsung di wilayah barat Amerika Serikat, khususnya Grand Canyon. "Kami bisa menyaksikan sendiri lapisan waktu dan bagian yang saling bertabrakan dalam sejarahbaca saja sendiri pada semua dinding canyon. Kata Papa, riwayat semua batuan itu bisa di baca di sana seperti membaca kata-kata dari buku."
"Bright Angelnama itu sungguh indah, meskipun tidak sesuai untuk nama suatu batuan, suatu shale dari periode Cambrian . Begitulah penjelasan papa kami." Membaca novel ini, kita akan menemukan istilah-istilah Geologi seperti shale, tufa, dan The Great Unconformity yang telah ditambahi keterangan oleh penyunting edisi bahasa Indonesia. Jadi, judul novel ini bisa dimaknai sebagai periode pembentukan batuan fenomena geologis atau episode hidup gadis kecil bernama Kate yang mungkin nanti sekokoh Grand Canyon.
Novel ini terbit pertama kali di Amerika Serikat pada 1997. Pengarangnya, Martha McPhee mungkin menjadi salah satu novelis terkemuka di sana dalam beberapa tahun ke depan. Bright Angel Time diselesaikan dengan disponsori oleh National Endowment for the Arts dan langsung mencuri perhatian khalayak dengan menjadi "New York Times Notable Book". Kemudian, novel keduanya Gorgeous Lie (2002) menjadi finalis National Book Award pada tahun yang sama. Sampai saat ini, pengajar di Hofstra University ini telah menghasilkan empat novel.***
Moh. Sidik Nugraha
http://catatanmiring.wordpress. com/
- 3.
-
[info buku] Hoegeng: orang hebat yang miskin pengikut
Posted by: "bentang Pustaka" pustakabentang@yahoo.com pustakabentang
Mon May 4, 2009 4:49 am (PDT)
Untitled Document
Judul buku : HOEGENG
Penerbit: Bentang
Penulis: Aris Santoso, Ery Sutrisno, Hasudungan Sirait, Imran Hasibuan
ISBN: 978-979-1227-65-0
Berbicara tentang Hoegeng,
maka kita akan menemukan begitu banyak kontroversi yang melingkupi
kehidupan dan kariernya selama di kepolisian.
Dia terkenal ngotot
untuk memperjuangkan kepolisian yang bersih dan menegakkan keadilan di
negeri ini. Hal-hal yang dia lakukan antara lain:
Pada masa jabatannya demikian banyak
menteri yang diperiksa karena dugaan korupsi atau penyalahgunaan
jabatan. Mantan menteri kehakiman dihukum setahun karena terbukti
menerima suap RP40.000 sedangkan menteri luar negeri didenda Rp5000
karena dianggap "lalai" membawa uang titipan 11.000 dolar AS ke luar
negeri.
Di Medan, Hoegeng mengembangkan forum
antikorupsi yang terdiri dari aparat hukum bersama tokoh sipil dan
militer, yang mengadakan rapat sepekan sekali.
Penyelesaian kasus tertembaknya
mahasiswa ITB Rene Coenrad Oktober 1970 yang menjadi salah satu
lembaran hitam taruna Akabri Kepolisian.
Penyelesaian peristiwa "Sum Kuning" yang
menghebohkan dan kabarnya melibatkan putra pejabat/bangsawan Yogya dan
putra pahlawan revolusi itu dan diselesaikan dengan cara berliku-liku:
ada pihak di luar polisi yang melakukan intervensi. Sedangkan kasus
penyelundupan mobil mewah oleh Robby Tjahyadi
membenturkan Hoegeng dengan "orang kuat" Indonesia meskipun akhirnya
pelaku kejahatan ekonomi itu sempat dijatuhi hukuman.
Aturan pemakaian helm untuk pengendara
motor yang terbukti sangat berguna pada masa sekarang ini.
Tumbuh di Tengah Badai
Penerbit: Bentang
Penulis: Herniwatty Moechiam
ISBN: 978-979-1227-56-8
Hati ibu mana yang tak
hancur saat mengetahui anaknya tak mungkin tumbuh normal seperti
anak-anak lainnya? Catra terkena autis, sebuah penyakit yang belum
banyak dikenal pada masa itu.
Di saat anak-anak lain mulai
berinteraksi dan belajar mengenal sekelilingnya, ia malah sibuk dengan
dunianya sendiri, sebuah dunia yang tak bisa dimasuki orang lain, tak
terkecuali ibu yang telah melahirkannya.
Namun, apakah Catra lantas tak memiliki harapan lagi? Tidak, Catra
harus bisa tumbuh mandiri walaupun jalan yang harus ia lalui sangat
panjang dan berliku.
Bersama tangan sang ibu
selalu terulur untuk memandunya keluar dari dunia soliternya, Catra
menyingkirkan semua ketidakmungkinan yang membayang dan menggantinya
dengan sebuah kebanggaan berbalut rasa syukur.
Kisah inspiratif yang layak
disimak oleh semua orang tua, bahwa setiap anak adalah mutiara yang
perlu diasah agar berkilau gemilang.
Bagi Anda semua, inilah kisah yang menuturkan sebuah harapan yang
disemai di tengah badai kehidupan.
MIMPI
BAYANG JINGGA
MANCHASTER UNITED
ROOM TO READ
ARSITEKTUR MASJID
GOOGLE
LONELY PLANET
PT BENTANG PUSTAKA Jl. Pandega Padma No. 19 Yogyakarta 55284 Indonesia Phone 62-274-517373 Fax 62-274-541441 www.mizan.com www.klub-sastra-bentang.blogspot .com www.cpublishing. blogspot. com
- 4a.
-
Re: RIHLAH YUk....dan Sukses untuk pa Teha...--> tante nia
Posted by: "ateu alif" ateu_alif@yahoo.com
Mon May 4, 2009 4:51 am (PDT)
boleh ikut ga?..pastinya jadwalnya kpn ya?
REGARDS
E-INVEST INSTITUTE
NUNUNG KARTIKASARI
081809861797
021 36384435
ateu_alif@yahoo.com
--- Pada Sab, 2/5/09, Diaz Rossano <dizzman@yahoo.com > menulis:
Dari: Diaz Rossano <dizzman@yahoo.com >
Topik: Re: [sekolah-kehidupan] RIHLAH YUk....dan Sukses untuk pa Teha...--> tante nia
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Sabtu, 2 Mei, 2009, 4:11 AM
boleh koq, janjian aja dimana ama temen2 yg laen, anyway, jadwalnya berubah tuh jd tgl 23, malah sekalian liburan panjang, he3x.....
wassalam,
diaz
--- On Fri, 5/1/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail. com> wrote:
From: Nia Robie' <musimbunga@gmail. com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] RIHLAH YUk....dan Sukses untuk pa Teha...--> om hadian
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Date: Friday, May 1, 2009, 9:22 AM
boleh ikut tak???? hehe...
berangkatnya kapan sih/
Pada 1 Mei 2009 22:28, Diaz Rossano <dizzman@yahoo. com> menulis:
dikit amat om, cuma sebakul, kenapa gak sekarung aja sekalian, he3x....
anyway, saya boleh ikut gak? mumpung libur mo ke Bandung juga
yg di Jakarta bisa ikut saya koq, mobil muat 3-4 orang lagi....
wassalam,
Diaz
Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini!
http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer
- 5a.
-
[catcil] Ketika yang Hilang, Kini Tergantikan
Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon May 4, 2009 7:34 am (PDT)
Masih teringat jelas saat itu ketika satu ransel
tas berisi laptop dan lainnya dari mobil kakakku di sebuah pusat perbelanjaan. Tanpa terasa sudah sebulan lebih sejak
kejadian itu.
***
Beberapa hari setelah kejadian tersebut, aku mulai
sibuk dengan pekerjaan dan deadline. Hingga
suatu hari, aku teringat
kalau pernah "menemukan" kartu asuransi saat sedang membereskan ruang kerja.
"Lho, ada asuransi laptop"
Awalnya aku ga
ngeh karena aku pikir itu adalah garansi toko yang memang diberikan AGIS
(toko elektronik tempat aku membeli laptop). Tertulis di kaver sertifikat itu
"Jangankan Hilang, Jatuh pun Kami Ganti" beserta logo AGIS electronic dan Allianz (PT Asuransi yang bekerja sama dengan Agis).
Aku pun menelusuri aturan sertifikat asuransi
tersebut. Usia laptopku baru enam bulan ketika hilang, sedangkan aturan di
sini, maksimal penggantian asuransi adalah satu tahun tanpa membayar premi
apapun. Kehilangan, bencana, kejatuhan pesawat terbang dan lain-lain menjamin
penggantian dari produk yang dijual AGIS di atas satu juta rupiah.
Malam itu aku mempelajari aturan-aturan asuransi
tersebut sambil mengumpulkan data-data yang diperlukan. Invoice pembelian laptop atas nama kakak, surat permohonan, kartu
garansi produk, surat keterangan polisi, surat klaim dan foto kopi KTP.
O
ow, KTP-ku kan ikut raib
saat pencurian itu. Aku coba mencari dan terus mengingat-ingat, kira-kira di
mana aku bisa menemukan foto kopi KTP sampai akhirnya aku menemukan sehelai... Fuuuh, walau akhirnya KTP mbak Pipit
lebih terpakai, tapi paling tidak aku masih punya identitas. Aku juga sempat meminta tolong seorang
teman untuk men-scan foto kopi KTP satu lembar penuh. Makasi, ya Yan :D, hehe... maaf kalau bikin kompie
eror :D
Hari itu juga, dengan harapan baru, aku
menghubungi kakak dan ibu di Pondok Gede. Aku juga mencoba menulis apa yang
terjadi saat itu. Ada kekhawatiran tersendiri, jika ini tak berpengaruh. Tapi,
aku juga yakin aku harus usaha, apapun hasilnya.
Sepulang dari kantor klien, aku menuju rumah kakak
dan selanjutnya kami bertiga mendatangi AGIS. Menemui customer service, memberikan kelengkapan yang harus dibuat, membuat
pernyataan yang ditandatangani dan lain sebagainya. Selanjutnya, kami pasrah
semoga saja klaim asuransi diterima. Apabila disetujui, akan mendapat
penggantian 75% dari harga laptop.
Tak berapa lama, aku melakukan perjalanan ke Yogya
selama hampir sepekan. Dilanjutkan dengan berbagai aktivitas sambil terus
berharap dan berdoa. Masih terus menghubungi mbak Pipit sampai di mana kemajuan
asuransi tersebut. Karena, invoice yang
tertulis atas nama mbak Pipit. Sempat juga ditanya, apa hubungan mbak Pipit
sebagai pembeli laptop dan aku yang kehilangan uang beserta identitas dalam tas
yang tercantum dalam surat laporan polisi. Kali ini kami harus menyertakan
kartu keluarga.
Mbak Pipit juga sempat mendapat kabar, kalau klaim
asuransi itu bisa disetujui maksimal tiga bulan. "Nop kali aja yang lama gitu
yang disetujui" ujar mbak Pipit menenangkan aku.. Mungkin juga harapan buat kami.
Beberapa hari lalu, mbak Pipit kembali mendapat
kabar untuk mengirimkan bukti berupa foto kerusakan pintu mobil. Tapi karena saat itu panik dan bingung dan
tak terpkir asuransi, kami tak memfoto sama sekali mobil yang telah dicongkel
paksa. Alhamdulillah, kami bisa mengajukan bukti lain, berupa invoice pembetulan pintu mobil yang
kakak lakukan sehari setelah kejadian.
Siang itu, aku menyusuri jalan mencari wartel
untuk mengefaks invoice ke asuransi.
Yah, ada titik terang yang hadir lagi. Ada harapan yang membuat tersenyum
hingga sebuah kabar kembali hadir.
Sabtu, 2 Mei 2009
Sms dari kakak
"Mau ke Agis da? Klaim disetujui"
Alhamdulillah, saat itu aku begitu senang dan
tanpa sadar tersenyum sepanjang perjalanan di angkot, sampai tak henti-hentinya
meng-SMS beberapa teman. Rasa ngantuk yang berkali-kali tertepis agar bisa
cepat sampai rumah dan sujud syukur...
Alhamdulillah, benar-benar tak menyangka. Hingga
sore itu, aku masih menemukan senyum dari anak-anak TPA ketika aku bercerita akan ada
laptop lagi, berarti akan ada nonton bareng lagi :)
Alhamdulillah, tak henti-henti aku tersenyum hari
itu... hingga pada Ahad, sebuah laptop baru sudah di tanganku lagi. Semoga makin bermanfaat dan aku bisa belajar dari semua pengalaman ini, aamiin.
Makasi buat semua teman-teman yang telah mendoakan
dan mendukung. Mbak-mbak, mas-mas di AGIS, hehe
Buat Mbak Pipit & Kak Daus, Ibu dan semua... tentunya
anak-anak TPA yang selalu bikin seruuu dan senyuuum :D
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.rezaervani. com/
- 5b.
-
[catcil] Ketika yang Hilang, Kini Tergantikan
Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon May 4, 2009 11:46 am (PDT)
Masih
teringat jelas saat itu ketika satu ransel tas berisi laptop dan
lainnya raib dari mobil kakakku di sebuah pusat perbelanjaan. Tanpa terasa sudah sebulan lebih kejadian itu.
*** Beberapa hari setelah kejadian tersebut, aku mulai sibuk dengan pekerjaan dan deadline. Hingga suatu hari, aku teringat kalau pernah "menemukan" kartu asuransi saat sedang membereskan ruang kerja. "Lho, ada asuransi laptop" Awalnya aku ga ngeh
karena aku pikir itu adalah garansi toko yang memang diberikan AGIS
(toko elektronik tempat aku membeli laptop). Tertulis di kaver
sertifikat itu "Jangankan Hilang, Jatuh pun Kami Ganti" beserta logo
AGIS electronic dan Allianz (PT Asuransi yang bekerja sama dengan Agis). Aku
pun menelusuri aturan sertifikat asuransi tersebut. Usia laptopku baru
enam bulan ketika hilang, sedangkan aturan di sini, maksimal
penggantian asuransi adalah satu tahun tanpa membayar premi apapun.
Kehilangan, bencana, kejatuhan pesawat terbang dan lain-lain menjamin
penggantian dari produk yang dijual AGIS di atas satu juta rupiah. Malam itu aku mempelajari aturan-aturan asuransi tersebut sambil mengumpulkan data-data yang diperlukan. Invoice
pembelian laptop atas nama mbak Pipit, surat permohonan, kartu garansi
produk, surat keterangan polisi, surat klaim dan foto kopi KTP. O ow,
KTP-ku kan ikut raib saat pencurian itu. Aku coba mencari dan terus
mengingat-ingat, kira-kira di mana aku bisa menemukan foto kopi KTP
sampai akhirnya aku menemukan sehelai... Fuuuh, walau akhirnya KTP mbak Pipit lebih terpakai, tapi paling tidak aku masih punya identitas. Aku juga sempat meminta tolong seorang teman untuk men-scan foto kopi KTP satu lembar penuh. Makasi, ya Yan :D, hehe... maaf kalau bikin kompie eror :D Hari
itu juga, dengan harapan baru, aku menghubungi mbak Pipit dan ibu di
Pondok Gede. Aku juga mencoba menulis apa yang terjadi saat itu. Ada
kekhawatiran tersendiri, jika ini tak berpengaruh. Tapi, aku juga yakin
aku harus usaha, apapun hasilnya. Sepulang dari kantor klien, aku menuju rumah kakak dan selanjutnya kami bertiga mendatangi AGIS. Menemui customer service,
memberikan kelengkapan yang harus dibuat, membuat pernyataan yang
ditandatangani dan lain sebagainya. Selanjutnya, kami pasrah semoga
saja klaim asuransi diterima. Apabila disetujui, akan mendapat
penggantian 75% dari harga laptop. Tak
berapa lama, aku melakukan perjalanan ke Yogya selama hampir sepekan.
Dilanjutkan dengan berbagai aktivitas sambil terus berharap dan berdoa.
Masih terus menghubungi mbak Pipit sampai di mana kemajuan asuransi
tersebut. Karena, invoice yang tertulis atas nama mbak
Pipit. Sempat juga ditanya, apa hubungan mbak Pipit sebagai pembeli
laptop dan aku yang kehilangan uang beserta identitas dalam tas yang
tercantum dalam surat laporan polisi. Kali ini kami harus menyertakan
kartu keluarga. Mbak
Pipit juga sempat mendapat kabar, kalau klaim asuransi itu bisa
disetujui maksimal tiga bulan. "Nop kali aja yang lama gitu yang
disetujui" ujar mbak Pipit menenangkan aku.. Mungkin juga harapan buat
kami. Beberapa hari lalu, mbak Pipit kembali mendapat kabar untuk mengirimkan bukti berupa foto kerusakan pintu mobil. Tapi
karena saat itu panik dan bingung dan tak terpkir asuransi, kami tak
memfoto sama sekali mobil yang telah dicongkel paksa. Alhamdulillah,
kami bisa mengajukan bukti lain, berupa invoice pembetulan pintu mobil yang kakak lakukan sehari setelah kejadian. Siang itu, aku menyusuri jalan mencari wartel untuk mengefaks invoice ke asuransi. Yah, ada titik terang yang hadir lagi. Ada harapan yang membuat tersenyum hingga sebuah kabar kembali hadir. Sabtu, 2 Mei 2009 Sms dari mbak Pipit "Mau ke Agis ga? Klaim disetujui" Alhamdulillah,
saat itu aku begitu senang dan tanpa sadar tersenyum sepanjang
perjalanan di angkot, sampai tak henti-hentinya meng-SMS beberapa
teman. Rasa ngantuk yang berkali-kali kutepis agar bisa cepat sampai
rumah dan sujud syukur... Alhamdulillah,
benar-benar tak menyangka. Hingga sore itu, aku masih menemukan senyum
dari anak-anak TPA ketika aku bercerita akan ada laptop lagi, berarti
akan ada nonton bareng lagi :) Alhamdulillah, tak henti-henti aku tersenyum hari itu...
hingga pada Ahad, sebuah laptop baru sudah di tanganku lagi. Semoga
makin bermanfaat dan aku bisa belajar dari semua pengalaman ini,
aamiin.
Makasi buat semua teman-teman yang telah mendoakan dan mendukung. Mbak-mbak, mas-mas di AGIS, hehe Buat Mbak Pipit & Kak Daus, Ibu dan semua... tentunya anak-anak TPA yang selalu bikin seruuu dan senyuuum :D
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.rezaervani. com/
- 5c.
-
Re: [catcil] Ketika yang Hilang, Kini Tergantikan
Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com anty_th
Mon May 4, 2009 11:00 pm (PDT)
Selamat ya mbak .........
Pasti senang banget yah ...
Turut bahagia ^_^
Salam
anty
- 6.
-
(Catcil) Anak Kecil Itu
Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com rahmadsyah_tcc
Mon May 4, 2009 4:52 pm (PDT)
Assalamu'alaikum wr.wb
Limpahan syukur kepada Allah, terutama kita pantaskan hanya bagi Nya.
Permohonan penuh harap kepada Sang Pengabul doa. Agar kiranya aktivitas kita
lakukan dibimbing oleh Nya menuju kebaikan dan kebenaran. Dan mudah-mudahan
tetap terjaga dalam sumur keikhlasan...
Jam 19.00 saya keluar dari bahana. Selesai siaran program "Power of Peace".
Saya langsung menuju terminal Blok M dengan menggunakan jasa Bajaj.
Alhamdulillah, setibanya disana adzan baru dikumandangkan. Dan dapat
mengikuti shalat isya Berjamaah...
Selesai shalat menuju Mesjid KOMDAK. Biasanya setiap rabu malam, teman-teman
dari tahajjud_call <http://www.blogger.com/www.tahajjud >mengadakan_call.org
pengajian tahsinul Quran. Dibimbing oleh ust-ust di mesjid disana. Sesampai
di Halte Polda. Kondektur mengingatkan.."Komdak. .Komdak". Alhamdulillah
sampai juga...
Saat menyebrangi ke Polda, dijembatan (Halte) dari kejauhan saya melihat ada
seorang ibu sedang tiduran. Disampingnya ada anak kecil mungil tertidur
penuh keasyikan. Semakin mendekati, kutatap wajahnya yang sedang tertidur
pulas... Didalam sini ada bisikan membuat diri terasa pilu "Dan nikmat tuhan
yang manakah engkau dustakan ?"
Begitu menuruni tangga, disanapun ku melihat ada seorang ibu tertidur pulas.
Rambutnya sudah mulai memutih, baju yang dikenakan kemerja berwarna putih.
Lengan kanan menjadi alas sandaran kepala. Dan dia pun tertidur dengan penuh
pulas... sekali lagi bisikan itu muncul "Nikmat Tuhan manakah yang engkau
dustakan?"
Syukur alhamdulilah, tak hentinya terucap untukMu wahai Allah. Tatkala kaki
terus melangkah menuju tujuan, pertanyaan perenungan muncul berbagai macam.
Tengah malam yang dingin, walaupun aku mengenakan jaket. Kesejukan angin
malam masih merasuki tulangku. Tapi anak kecil itu tidur dengan baju tak
berlengan. Mulut ini tak kuasa menahan, Allahu Akbar. Tiba-tiba saja Seakan
ada yang menasehati didalam sini.
Mad apakah engkau perhatikan karunia Allah berikan tadi? masih pantaskah
engkau mengeluh dengan kehidupan pemberian Allah berikan untukmu? Tidakkah
itu bukti bahwa kamu lebih beruntung? Masihkah perlu engkau bertanya, apakah
Allah memperdulikanmu? Bukankah Allah yang mencukupi rezekimu? Sungguh,
bukan matamu yang buta, bukan pula telinganmu yang tuli. Tetapi Hatimu yang
telah membeku...
Duhai Allah yang Maha Menatap, ampunilah kesalahan dan dosa
hamba...Berikanlah kami hidayahMu, Agar kami tetap lurus dijalan Engkau
inginkan. Berikan kami kekuatan agar kami mampu menjalani roda kehidupan
yang telah Engkau Takdirkan. Berikanlah kami pertolongan Mu ya Rahman ya
Rahim, Ya Karim Ya Zaljalali walikram...
Bogor 29 April 2009.
--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc
- 7.
-
Fwd: Emang Enak Jadi Orang Kaya
Posted by: "__MadeTeddyArtiana__" made.t.artiana@gmail.com
Mon May 4, 2009 5:05 pm (PDT)
* Emang Enak Jadi Orang Kaya*
By MTA (Made Teddy
Artiana)
*photographer, graphic designer & profile developer*
http://semarbagongpetrukgareng. blogspot. com/
Istimewa sessi photo prewedding kali ini. Rencananya kami akan melakukannya
di pulau yang 2 jam jauhnya sepelayaran. Bukan kali pertama ini aku berlayar
untuk sebuah pemotretan. Tetapi inilah pertama kali bagiku untuk preweding
disebuah pulau, yang terletak di gugusan Kepulauan Seribu sana, dengan
menggunakan kapal mini yang begitu mewah dan berangkat dari sebuah rumah
tinggal yang mirip dermaga, yang kesemuanya adalah milik client kami. Milik
pribadi. Iseng bertanya pada salah seorang crew kapal tentang berapa harga
kapal ini..aku pun mendapatkan jawaban yang sudah kukira sebelumnya. "10 M,
Pak" katanya tersenyum. Aku mengangguk-angguk. Tak meleset lagi. "Ada empat
lagi Pak didermaga rumah ? Malah yang lebih besar", sambungnya kembali, kali
ini dengan tertawa kecil. Dan aku membelalakkan mataku lebar-lebar. Sebuah
pulau, rumah dermaga, lima buah kapal dan tiga buah jet sky yang
masing-masing seharga satu mobil honda Jazz- itu baru yang kuketahui. Aku
merasa sudah cukup bertanya, tidak ingin tahu lebih banyak.
Mereka berdua memang pasangan istimewa. Keduanya berasal dari keluarga luar
biasa. Pengusaha sukses. Calon mempelai laki-laki mengelola sebuah
perusahaan telekomunikasi dan networking, sedangkan yang wanita, seorang
dokter muda, yang mempunyai rumah sakit dengan namanya sendiri, dan sedang
melanjutkan sekolah dokter spesialis !! Lengkap sudah. Pasangan serasi.
Muda, berbakat, sukses, cerdas, dari keluarga terhormat dan saling
mencintai. Keadaan yang diinginkan siapapun yang waras otaknya. Mengagumkan.
Tetapi yang membuat ku lebih terkagum-kagum adalah justru peranan orang tua
mereka. Betapa tidak, dalam limpah ruah harta kekayaan itu mereka, orang tua
kedua pasangan ini, berhasil menanamkan kekuatan yang demikian kepada
anak-anak mereka dan mengarahkan anak-anaknya sehingga menggunakan gelimang
harta kekayaan itu dalam jalur-jalur yang benar.
Itu tidak mudah. Sangat amat tidak mudah !!! Bukan jenis keberuntungan yang
sekonyong-konyong turun dari langit, melainkan pencapaian luar biasa berat
dan mengarungi waktu yang pastilah demikian panjang. Kita semua tahu harta
kekayaan adalah pedang bermata dua. Ditangan yang tepat akan mendatangkan
kemaslahatan, sedangkan jika tidak, akan berbalik mengancam, mengejar dan
akhirnya menikam mereka yang tidak cuku ilmu dan hati dalam menggenggamnya.
Tak terhitung jumlahnya orang tua yang terbenam dalam kekayaan, sehingga
lupa bagaimana mendidik anak-anak mereka. Mudah ditebak, anak-anak itu
kemudian berubah menjadi monster setelah dewasa. Manja, menghamburkan uang,
menyusahkan orang tua dan membawa bencana buat orang sekitarnya. Pendeknya
melakukan segala perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tempurung kepala
dan hatinya nya kosong melompong. Karena semakin kaya kita, semakin banyak
yang kita lihat, semakin luas keinginan, semakin beragam godaan dan semakin
banyak peluang yang menari-nari dipelupuk mata.
Keadaan ini kontras jika teringat dulu ketika masih kecil, bersama kedua
orang tua dan kakak, kami tinggal dalam sebuah rumah sederhana di komplek
pegawai negeri sipil. Seolah membandingkan pedati tua pengangkut jerami,
dengan Ferarry. Tetangga kami, mereka miskin, begitu miskin. Keadaan mereka
sangat menyedihkan. Bapak, ibu dan anak-beranak itu tinggal berdesakan
disebuah rumah reot yang sewaktu-waktu bisa saja rubuh tanpa sebab apapun
sebelumnya. Bapaknya hanya pesuruh kantor berpenyakit cacing pita yang
kronis. Ibunya penjaga sepetak kebun bayam, yang juga sakit-sakitan.
Sementara anak-anaknya, agak berbeda. Petantang-petenteng laksana anak Camat
yang baru saja menjual tanahnya berhektar-hektar. Begitu sering kudengar
orang tua mereka mengeluh tentang anak-anaknya. Sayang anak-anaknya tak
mendengar rintihan itu. Mungkin saja mereka mendengar, tetapi sesegera itu
melupakannya. Kempat anak itu punya track record berbeda, meskipun punya
satu hal yang merupakan kesamaan dari keempatnya. Sama-sama punya kepala
tetapi tanpa otak. Anak yang pertama, tak jelas juntrungannya. Anak kedua
menghamili teman sekelasnya ketika SMP, dan akhirnya menikah. Anak ketiga,
berprofesi sebagai preman, dengan tatto disekujur badan. Anak yang keempat,
masuk keluar diskotik, bahkan dengan uang SPP utangan tetangga yang
seharusnya dibayarkan ke sekolah.
"Kalau mereka ayam", kata Si Bapak disuatu kesempatan padaku,"sudah dari
dulu saya jual !!". Anak orang melarat, bodoh, angkuh dan bejat kelakuannya.
Orang tua yang begitu terluka. Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya
apakah keadaan mereka disebabkan karena kemiskinan. Rasa tidak. Aku punya
selusin kawan yang berada dalam kondisi kemiskinan serupa tetapi pandai dan
berbakti pada orang tua mereka. Jadi kedua hal ini nampaknya tidak
berbanding lurus.
Disebuah kesempatan peluncuran Buku Kedua Bob Sadino di Gramedia, dan
kebetulan diundang oleh Si Om dan penerbit. Aku menyaksikan adegan yang aku
anggap lucu. "Apa resepnya supaya sukses dan kaya raya seperti Om Bob ?".
Pertanyaan klise ini begitu sering muncul sehingga aku sudah agak bosan
mendengarnya. Aku yakin benar Si Om juga sudah muak menjawab hal itu.
Herannya pertanyaan ini keluar dari seorang pembantu dekan disebuah
perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta. Reaksi Om Bob, tampak
tersenyum mengejek. "Kamu kira enak jadi orang kaya !!! Belum rasa
diaaaa.."", jawab beliau lantang, kemudian menoleh kearah kami yang berada
dibelakang beliau. Tak jelas maksud "tolehan" tadi. Kami yang berdiri
dibelakang Om Bob ini, belumlah kaya. Tak jauh bedanya dengan sang penanya.
Masih terus berusaha untuk jadi kaya. Sangat jauh dari level Om Bob. Tolehan
ini membuat kami kikuk. Mau tersenyum, takut disangka kaya beneran. Kalau
bengong, malah dimarahi Om Bob, karena tidak mendukung. "Nanti kamu
rasa..bahwa kaya itu nggak enak !!!", jawab Om Bob singkat mengetahui
kebingungan team pendukung beliau.
Adegan itu bermakna cukup dalam bagiku pribadi. Setidaknya tentang kekayaan.
Paradigma kekayaan itu bermetamorfose saat itu. Dari sebuah syarat center
of point- menjadi sebuah perjalanan. Dari sebuah kesenangan belaka, menjadi
sebuah amanat. Aku rasa ada sebuah tanggung jawab yang berat dalam gunungan
harta kekayaan itu. Bagaikan mendapat sesuatu tetapi harus kehilangan
sesuatu. Mendapat harta, tetapi kehilangan entahlah. Yang jelas, diperlukan
hati dan otak yang cukup untuk menggenggam kekayaan. Tanpa itu, hampir pasti
kekayaan akan berubah menjadi racun yang mematikan. Tetapi ini hanya
hipotesa ku saja. Karena aku toh belumlah sampai digerbang itu. Nampaknya
kekayaan juga sangat relatif dan selalu berada didepan. Ia menempatkan diri
sedemikian rupa sehingga selalu dalam posisi untuk dikejar. Ada garis start,
tetapi memiliki garis finish. Yang mendapatkan sedikit akan terus berusaha
mendapatkan lebih banyak, sedangkan yang mendapatkan banyak, tetap akan
mengejar yang lebih banyak lagi. Demikian seterusnya..selalu..dan
selalu Jika demikian nampaknya definis kekayaan diotak kita harus mengalami
pencerahan, karena jika tidak sepertinya diri kita, istri, anak dan keluarga
dalam bahaya. Karena jangan sampai kita "kehilangan hidup" justru dalam
usaha pengejaran kita yan begitu bernafsu terhadap kekayaan dan kesuksesan.
Jika demikian judul diatas "Emang Enak Jadi Orang Kaya" dapat mengalami
penafsiran berbagai macam, sesuai tanda bacanya. Jika kita membubuhi tanda
tanya :"Emang Enak Jadi Orang Kaya ?". Menjadi sebuah pertanyaan yang
mungkin dilontarkan oleh orang yang belum kaya dan sangat ingin kaya. Jika
dibubuhi tanda seru : "Emang Enak Jadi Orang Kaya !". Cocok untuk OKB (Orang
Kaya Baru), yang belum lama berubah jadi kaya. Yang aneh jika dibubuhi tanda
baca tanya dan seru sekaligus : "Emang Enak Jadi Orang Kaya !!??".
Sepertinya ini diucapkan oleh mereka yang sudah demikian kaya raya, dan
akhirnya memandang sebuah kekaayaan sebagai sesuatu beban yang cukup
menyusahkan.
***
*with friendship, respect & blessing
**Made Teddy Artiana, S. Kom*
*"Life is one big road with lots of signs. So when you riding through the
ruts, don't complicate your mind. *
*Flee from hate, mischief and jealousy. Don't bury your thoughts, put your
vision to reality. Wake Up and Live! "
**(Bob Marley)*
*
*
** *T J A M P U H A N*
*company profile developer*
[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply. com
http://withbobsadino.multiply. com
# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply. com
# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply. com
http://weddingcandid.multiply. com
http://mtaprewedding.multiply. com
http://damonpuji.multiply. com
http://prewedding.multiply. com
http://prewedding1.multiply. com
http://prewedding2.multiply. com
http://prewedding3.multiply. com
http://outdoorprewedding.multiply. com
http://weddingceremony.multiply. com
# Jurnalism Photography #
http://fotojalanan.multiply. com
[ CONTACT US ]
Esia. 96202505
Flexy. 70820318
m. 0815 740 900 80 - 0813 178 227 20
email. teddyartiana_photography@ yahoo.com
- 8.
-
MPPO: Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Posted by: "Budi Setiawan" bukik_psi@yahoo.com bukik_psi
Mon May 4, 2009 5:05 pm (PDT)
Apa itu MPPO?
Program Pendidikan Magister
Perubahan dan Pengembangan Organisasi adalah organisasi pembelajaran yang
menjadikan perubahan dan pengembangan organisasi berbasis pengembangan personal
sebagai praktek keunggulan yang dilandasi nilai integritas, sharing
pengetahuan, kekeluargaan dan keunikan untuk menciptakan Indonesia lebih baik.
Mantra
Imagining, learning and creating
for life
Mengapa Belajar di MPPO?
- Program pendidikan pertama dan satu-satunya di Indonesia yang
bertujuan mendidik "Praktisi Perubahan dan Pengembangan Organisasi"
- Revolusi cara belajar dengan menggunakan project based
learning. Belajar adalah proses mencipta.
- Orientasi pendidikan pada pengembangan diri sebagai pijakan
perubahan yang lebih luas lingkupnya
- Proses pendidikan dilakukan oleh akademisi dan praktisi
profesional
- Perubahan dan pengembangan organisasi akan semakin menjadi trend
di era "the world is flat". Menjadi lulusan MPPO membangun kesiapan menghadapi
trend tersebut.
- Jumlah peserta pendidikan MPPO TERBATAS. Hanya untuk
15 orang. Memastikan pembelajaran yang efektif.
Apa manfaatnya Belajar di
MPPO?
Manfaat bagi pembelajar
1. Menjadi praktisi perubahan dan pengembangan organisasi yang
memiliki keunggulan dalam menempati posisi pada unit organizational
development, change management, bussiness development atau pada posisi-posisi
strategis lainya.
2. Mampu melakukan kepemimpinan sepenuh hati yang mengarahkan
organisasi mencapai sasaran-sasaran strategis organisasi dan berdampak positif
pada lingkungan sekitar
Manfaat bagi organisasi
1. Adanya praktisi perubahan dan pengembangan organisasi yang mampu
diandalkan dalam memfasilitasi perubahan atau pengembangan dalam organisasi.
Perubahan dan pengembangan organisasi dapat berjalan secara efektif.
2. Adanya kepemimpinan sepenuh hati yang mengarahkan organisasi
secara inovatif dan efektif mencapai sasaran-sasaran strategis organisasi dan
berdampak positif pada lingkungan sekitar
Apa tujuan pendidikan MPPO?
1. Menghasilkan lulusan yang mampu mengenali dan mengembangkan
dirinya sendiri serta mampu melakukan perubahan berdasarkan pengenalan dirinya
tersebut.
2. Menghasilkan lulusan yang mampu melakukan pembelajaran mandiri
secara berkelanjutan
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan mengenai pengembangan
dan perubahan organisasi.
4. Menghasilkan lulusan yang terampil melakukan pengembangan dan
perubahan organisasi sebagai sebuah sistem utuh (whole system)
berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan untuk mewujudkan organisasi yang berkembang
secara berkelanjutan
5. Menghasilkan lulusan yang memiliki etika dalam melakukan
pengembangan dan perubahan organisasi
Apa yang akan dikuasai
setelah belajar di MPPO?
Lulusan MPPO adalah seorang "Praktisi
Perubahan Organisasi" yang mempunyai kompetensi sebagai berikut:
1. Kompetensi personal: Kapasitas menyadari dan mengelola diri
sehingga dapat menjadikan diri sebagai praktisi sekaligus model perubahan
2. Kompetensi interpersonal: Kapasitas memahami orang lain dan
mengelola relasi interpersonal dengan orang yang terlibat dalam proses
pengembangan organisasi.
3. Kompetensi analitis: Kapabilitas untuk mengumpulkan,
mengorganisasikan, menginterpretasikan dan menggunakan informasi yang relevan
dari setting sosial dan organisasi untuk mengelola perubahan secara efektif
4. Kompetensi organisasi: Kapasitas memahami organisasi sebagai
sebuah sistem yang mempunyai seperangkat nilai, keunikan, dan norma tersendiri.
5. Kompetensi tindakan: Kapasitas bertindak secara tepat dalam
kerangka perubahan dan pengembangan organisasi untuk menciptakan nilai tambah
bagi organisasi dan komunitas disekitar.
Siapakah yang Dapat Menjadi
Peserta MPPO?
Seseorang yang:
1. Mempunyai hasrat yang kuat untuk melakukan perubahan positif
baik pada diri sendiri, orang lain maupun organisasi kerjanya
2. Sedang atau telah bekerja minimal 2 tahun pada level
staf/operasional atau 1 tahun pada level manajerial (menangani bawahan/tim
kerja)
3. Telah menyelesaikan pendidikan S1 semua jurusan (multi entry)
Bagaimana Pola Pembelajaran
di MPPO?
Project Based Learning
Belajar adalak mencipta. Belajar
tidak sekedar memahami. Belajar tidak sekedar mampu menjelaskan. Belajar tidak
sekedar mampu melakukan serangkaian aktivitas. Belajar adalah menciptakan suatu
karya untuk kehidupan. Pada MPPO, anda akan diminta menggunakan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengkreasikan sebuah karya melalui pengerjaan suatu proyek.
Dalam setiap proyek, anda diharapkan menampilkan otentitas dan potensi terbaik
anda.
Adanya proyek ini memungkinkan
terjadinya integrasi teori-praktek dan pengetahuan-ketrampilan peserta program.
Aktivitas pembelajaran dalam program ini terdiri dari ceramah umum, diskusi,
praktek dan mentoring. Anda akan dipandu oleh praktisi profesional dan
akademisi berpengalaman.
Apa yang Diharapkan dari
Peserta MPPO?
Secara singkat, apa yang diharapkan
dari diri anda selama menjalani pendidikan MPPO adalah: Imagining,
learning and creating
Anda diharapkan mempunyai suatu
impian, bayangan ideal tentang masa depan yang sungguh-sungguh ingin
diwujudkan. Suatu impian yang dapat menyebarluaskan dampak positif pada
masyarakat dan kemanusiaan. Suatu impian dimana anda menjadi diri terbaik anda,
sisi keberhasilan anda.
Di awal pendidikan MPPO, anda telah
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan belajar (study skill). Anda
diharapkan dapat mengoptimalkan kapasitas pembelajaran yang terbaik dalam
mengikuti proses pendidikan MPPO. Belajar dari diri sendiri, belajar dari
orang lain, belajar dari praktek, belajar dari teori. Mengembangkan
kapasitas-kapasitas yang diperlukan untuk mewujudkan impian menjadi nyata.
Selama pendidikan MPPO, anda diharapkan
menciptakan karya-karya yang melukiskan kekuatan terbaik diri anda sekaligus
melukiskan idealisasi anda. Karya yang bercerita kepada semua orang tentang
cara hidup dan berorganisasi yang anda idealkan. Karya yang membuat diri anda
bangga pada diri anda.
Info Terbaru MPPO:
Pengambilan Formulir Pendaftaran
: 18 Mei - 26 Juni 2009
Pengembalian Formulir
Pendaftaran:15 Juni - 26 Juni 2009
Ujian Seleksi Masuk (tertulis -
interview): 27 Juni 2009
Pengumuman Penerimaan : 4 Juli
2009
Matrikulasi :13 Juli - 16 Agustus
2009
Kuliah : Sabtu - Minggu pukul
08.30 - 16.30
Katalog dapat diakses di versi ukuran kecil (928KB) atau versi kualitas tinggi (4.5 MB)
Contact Person
Budi Setiawan
http://psikologi.unair.ac. id/
http://appreciativeorganization. wordpress. com
PIN BB : 25222123
HP : 0856 306 99 72
FB : bukikpsi@gmail.com
Email : budi_psikologi@unair.ac. id
Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer
- 9.
-
Artikel: Benarkah Kita Hidup Dalam Serba Kekurangan?
Posted by: "dkadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusman
Mon May 4, 2009 5:05 pm (PDT)
Artikel: Benarkah Kita Hidup Dalam Serba Kekurangan?
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
Banyak sekali kekurangan dalam diri kita. Kurang mancung. Kurang putih. Kurang kaya. Kurang pintar. Dan beragam macam kurang-kurang lainnya. Oleh karena itu, kita tidak pernah kekurangan alasan untuk bersembunyi dibalik serba kekurangan yang kita miliki. Sampai-sampai, alasan yang kita kemukakan itu tidak lagi bisa diterima akal karena sama sekali tidak bermutu. Herannya, semakin hari kita semakin nyaman dengan beragam alasan itu. Seolah-olah kita sudah menjadi sahabat terbaik bagi para alasan dan enggan beranjak barang sedikit saja dari tempat persembunyian itu. Padahal, kita percaya bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dan kita juga percaya bahwa dibalik ketidaksempurnaan itu; ada orang-orang yang bisa menghasilkan pencapaian tinggi. Tapi, mengapa bersembunyi dibalik kekurangan diri ini kok terasa begitu nikmat?
Akhir tahun lalu, saya mengikuti bowling fun game. Dengan modal keterampilan main bowling yang nol besar ini, saya berhasil memenangkan hadiah berupa 3 lembar voucher masing-masing bernilai seratus ribu rupiah. Jadi, pasti kemenangan itu merupakan 'keberuntungan seorang pemula'. Beberapa hari yang lalu, voucher itu 'ditemukan' kembali terselip dibuku catatan saya. Lalu, saya menggunakannya untuk mampir disebuah cafeshop. Sekedar nongkrong sejenak selepas mengikuti kelas fitness. Sekarang Anda sudah tahu bahwa saya berani masuk kesana gara-gara memiliki voucher itu; sehingga saya cukup mengeluarkan uang 15 ribu rupiah saja untuk makan berdua rada gaya. Kalau tidak ada voucher itu; saya tidak makan disitu, haha.
Ketika tengah menikmati ice blended vanilla dan smoked beef cake itu mata saya tertuju kepada sebuah meja dimana disana tengah bersantap siang sebuah keluarga terdiri dari Ayah, Ibu, dan dua anak yang lucu-lucu. Anak-anak sibuk bermain. Sang Ibu sibuk menyuapi mereka. Sedangkan sang Ayah terlihat asyik melayani pertanyaan-pertanyaan anak-anak sambil terus bekerja dengan lap-topnya. Sungguh, saya terkesan dengan lelaki seumuran saya itu. Entah mengapa, saya merasa ada 'aura' kuat yang terpancar dari dalam dirinya. Ketika itu saya merasa seolah tengah memandang seorang bintang dengan segenap profesionalisme dan kompetensi. Padahal, saya tidak mengenalnya.
Saya tidak berhenti mencuri pandang kearahnya. Seperti ketika remaja dulu mencuri pandang kearah gadis pujaan hati. Bedanya, dulu saya melakukan itu karena perasaan suka kepada kecantikan yang memukau. Sekarang, karena sebuah kekaguman. Diam-diam, dalam hati saya berbisik; ingin rasanya meniru orang itu.
Saya mengira bahwa kekaguman itu akan berhenti sampai disitu. Tetapi saya keliru seratus persen. Saya termangu ketika menyaksikan pemandangan lain sesaat setelah itu. Yaitu, ketika orang itu berubah posisi duduk dan serta merta saya menyadari bahwa ternyata orang itu memiliki keistimewaan lain yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Tahukah anda apa keistimewaan itu? Beliau memiliki satu kaki.
Sekarang saya jadi malu kepada diri sendiri. Dengan kesempurnaan fisik ini pun saya masih saja bersembunyi dibalik seribu satu alasan untuk membesar-besarkan kekurangan diri. Sehingga saya bisa dengan mudahnya menyerah. Lalu, memilih untuk bersikap pasif. Lalu menjadi orang yang tidak berbuat apa-apa secara produktif.
Betapa banyak orang yang diberi kesempurnaan penciptaan seperti kita, namun mempunyai mental yang lembek. Betapa banyak orang yang memiliki kelengkapan fisik seperti kita, namun setiap hari berkubang dengan keluh kesah. Padahal, betapa Tuhan telah memberi lebih banyak dari yang kita butuhkan; tapi, kita masih saja memenjarakan diri didalam kotak berlabel 'kurang'.
Saat ini, rasanya kok saya masih duduk dihadapan orang hebat di cafe itu. Dan saya masih merasakan semangatnya berputar-putar diatas kepala saya. Seolah dia berubah menjadi malaikat bersayap indah, lalu berkata; "Keluarlah dari tempat persembunyianmu. Karena, Tuhan telah memberimu segala yang engkau butuhkan, untuk menjalani hidupmu....."
Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangkadarusman. com/
Catatan Kaki:
Menyadari kekurangan diri bisa menghindarkan kita dari sifat sombong. Namun, terlampau membesar-besarkannya bisa melupakan kita akan betapa banyak nikmat yang sudah kita dapat.
Jika Anda membutuhkan Artikel Gratis untuk Mading kantor silakan
hubungi kami japri dengan subjek "Artikel Mading" ke dkadarusman@yahoo.com
- 10.
-
[Catcil] Maju-mundur Seorang Editor
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Mon May 4, 2009 5:06 pm (PDT)
Buku keluaran lama, Menjadi Penerbit, sukses membetot minat saya menjadi editor dengan berbagai contoh kasus yang dipaparkan di dalamnya oleh para kontributor, yang notabene adalah para praktisi penerbitan senior. Kemudian belum lama ini, novel Because She Can menciptakan empati yang cukup besar terhadap profesi tersebut sekaligus menjadi cambuk setiap kali saya hampir tersungkur di depan mulut deadline yang menganga. Saya terus mengatakan pada diri sendiri, "Ayo Rini, ini belum ada apa-apanya daripada penderitaan Claire Truman (karakter utama novel tadi)."
Orang bilang, jika semua naskah mulus sempurna maka editor tidak akan punya pekerjaan. Barangkali ada benarnya, walaupun mengharapkan semua naskah bolong parah pun terasa memprihatinkan. Dalam perjalanan kepenyuntingan saya yang masih belia ini, alhamdulillah saya telah mencicipi beberapa segi yang mengandung pelajaran besar untuk diri pribadi kala menulis dan kualitas penyuntingan ke depannya, tentu saja. Saya baru satu kali mendapat kepercayaan membenahi naskah novel, dan cukup bersyukur karena isinya relatif memudahkan. Terlebih mengingat tenggatnya yang, kalau tak salah, tidak sampai seminggu.
Kadang tanggung jawab dibatasi, tapi ide mendesak-desak. Sewaktu merangkak sebagai proofreader, saya pernah mengajukan beberapa masukan untuk naskah yang ditangani. Akan tetapi pihak klien menegaskan bahwa itu bukan tugas saya. Mungkin salah satu sebabnya adalah naskah tersebut merupakan hasil terjemahan bahasa Arab yang tidak saya kuasai. Deadline proofreader ini lebih mepet lagi sebab harus segera diserahkan kepada penjaga gawang lapis kedua, yakni editor 'yang sebenarnya'.
Menyunting naskah non fiksi memang terasa 'sepi' dari sudut pandang tertentu, namun tak urung ada ilmu yang direngkuh dari situ. Ketika saya menyunting sebuah buku sejenis How To, klien penerbit memberikan nilai C saja [dengan segala hormat kepada editor kepala yang saya juluki Simon]. Beliau meluangkan waktu untuk mengevaluasi hasil suntingan saya dan menunjukkan sesuatu yang terbilang baru bagi saya saat itu, yakni kesalahan logika. Tak fiksi, tak non fiksi, elemen seperti demikian merupakan kekeliruan cukup fatal dalam sebuah bacaan yang dikonsumsi orang banyak. Kesalahan logika seperti apa? Berikut ini contohnya.
Pada suatu paragraf, penulis menyatakan:
'Saya tidak pernah punya waktu luang untuk bersosialisasi. Sepulang kuliah, saya sibuk mengurus rumah dan keluarga.'
Tiba-tiba di paragraf yang tak berjauhan, ia menuliskan:
'Kami sering bertemu di rumahnya, yang berdekatan dengan kediaman saya, atau ngobrol-ngobrol di kantin kampus sambil nongkrong bersama teman yang lain.'
Pada kesempatan lain, saya 'magang' pada seorang penyunting berpengalaman sangat banyak. Ia memberikan pengetahuan lain berupa tinjauan kritis, terlebih naskah yang jadi sasaran belajar waktu itu ialah fiksi. Di situlah saya belajar perihal menilai kekurangan mengenai motivasi karakter, alur yang tidak masuk akal, dan lain sebagainya yang tidak hanya bermanfaat dalam menyunting, tetapi juga sangat terasa untuk menulis resensi.
Tadi Subuh, saya chat dengan seorang kenalan yang bekerja di surat kabar. Ia mendiskusikan reaksi negatif penulis apabila tulisannya disunting atau terpaksa dipangkas karena ruang pemuatan yang tidak mencukupi. Saya hanya dapat menyarankan agar penulis bersangkutan dipersilakan merevisi sendiri dengan pengarahan seperlunya (atau bisa saja sangat terperinci). Inilah kondisi ideal yang menghindarkan penulis merasa 'dizalimi' meskipun pada praktiknya, tidak selalu dapat tercapai dikarenakan berbagai faktor (jadwal terbit yang sudah di ambang pintu) atau hambatan internal penulis sendiri yang cenderung malas melakukan perbaikan (termasuk saya pribadi).
Mau tak mau, saya termenung juga. Selama menjadi editor, pelaksanaan tugas saya didominasi oleh potong-memotong tulisan. Bisa dikatakan, saya agak tergila-gila pada kalimat efektif dan bisa merasa 'sinting' menghadapi kalimat super majemuk yang sering kali tidak jelas mana subjek, mana predikat, mana objek serta memiliki segudang keterangan waktu (Di sinilah saya menyadari faedah pelajaran bahasa Indonesia yang bolak-balik mengupas SPOK dahulu). Alangkah sayangnya waktu dan energi pembaca terbuang oleh repetisi berlimpah, sedangkan diksi dan sinonim dapat dipetik dari banyak sumber. Pada titik ini, terasa pula betapa sangat perlunya seseorang gemar membaca.
Kembali pada urusan tinjauan kritis yang saya serap dari sang senior tadi, itu pulalah yang saya kerjakan pagi ini dan cukup penting untuk dilakukan semua penyunting. Menuliskan apa yang telah kita lakukan, terutama bagi freelancer, untuk memudahkan editor tetap menelusuri perubahan dan perombakan. Menyebutkan rewrite karena apa, memotong dengan sebab begini, meringkas karena begitu, supaya kita tidak terkesan 'asal gunting'. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Dari blog saya: http://multiply.com/m/item/ rinurbad: journal:2434
- 11a.
-
Re: [catcil] Sisi Lain Jepang: Beginilah Kuliah Di Jepang
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon May 4, 2009 7:12 pm (PDT)
salam kenal juga, mbak:)
alasan yang sederhana, mbak kenapa memilih jepang, di alam pikiran saya di jepang belum ada kasus penyepelean terhadap muslimah:)
salam kenal,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , gresielda lenziany <lenziany@..com .> wrote:
>
> Salam kenal mba Febty..
> salut dengan kerja keras menjadi mahasiswi di negeri orang pasti berlipat2 lebih susah dalam hal materi maupun penyesuaiannya yaa..
> kalo boleh tau, out ot my curiosity,, mengapa memilih di jepang? kenapa tidak di english-speaking countries??..
> wish you all the luck yaa...
>
> Best Wishes,
> Gresie
>
> --- On Sun, 5/3/09, febty febriani <inga_fety@...> wrote:
>
> From: febty febriani <inga_fety@...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Sisi Lain Jepang: Beginilah Kuliah Di Jepang
> To: "milis" <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >, pembacaasmanadia@com yahoogroups. com
> Date: Sunday, May 3, 2009, 7:14 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Sisi
> Lain Jepang: Beginilah Kuliah di Jepang
> Febty Febriani
>
>
>
>
>
> Aku
> sudah mengikuti kuliah hampir dua minggu. Pengalaman pertamaku
> mengikuti kuliah di negeri orang, dengan bahasa asing pula. Bercampur
> aduk perasaan-perasaan yang ada di dadaku. Aku senang, akhirnya
> selesai juga masa sebagai research student, dan
> bisa lolos ujian masuk universitas.. Aku sebal, karena enam bulan
> belajar bahasa rasanya tidak berarti apa-apa. Aku tetap tidak bisa
> mengikuti kuliah dengan baik, apalagi kalau sang sensei
> sudah menjelaskan sesuatu di
> papan tulis dengan mencatat sedemikian banyak 'huruf-huruf aneh'.
>
>
>
>
> Aku
> mencoba mengerti keterangan sang sensei,
> kadang. Aku memperhatikan baik-baik. Apalagi kalau sang sensei
> menggunakan slide
> bahasa Inggris, aku bisa mencerna materi kuliah. Tapi, kalau sang
> sensei menggunakan
> silde bahasa Jepang,
> menerangkan dengan bahasa Jepang, dan menulis di papan tulispun juga
> dengan menggunakan bahasa Jepang, aku sama sekali tidak mempunyai ide
> untuk bisa mengerti apa yang diteragkan sang sensei. Bertanya kepada
> teman yang lain, aku jelas tidak bisa melakukannya. Semua kelas yang
> aku ikuti adalah kelas kecil. Jumlah mahasiswanya pun bisa
> dikategorikan sedikit.
>
>
>
>
> Tentu
> aku akan membuat berisik, jika
> aku melakukan hal itu. Padahal di Jepang, berisik
> adalah sesuatu hal yang dilarang. Lihatlah di dalam kereta api, bus
> ataupun kendaraan umum, hanya ketenangan yang bisa ditemukan di sana.
> Juga ditempat-tempat umum, jarang ada keberisikan yang tidak perlu.
>
>
>
>
> Akhirnya,
> inilah yang kulakukan kalau aku tidak mempunya ide di kepala
> bagaimana mengerti materi kuliah yang disampaikan oleh sang sensei:
> membaca novel selama kuliah berlangsung. Yang aku lakukan tentu saja
> akan mendapatkan tatapan aneh dari teman kuliah. Teman-teman kuliahku
> begitu serius dengan kuliah sang sensei dan aku membaca novel:) Dua
> hal yang bertolak belakang, bukan. Tapi, aku melakukan hal yang
> bermanfaat bukan? Dan yang terpenting adalah aku tidak mengganggu
> orang lain.
>
>
>
> Tapi,
> aku adalah mahasiswa yang bertanggung jawab dengan pilihanku untuk
> kuliah di negeri sakura ini. Setelah kuliah, aku akan menghampiri
> sang sensei.
> Menanyakan buku-buku penunjang dalam bahasa Inggris yang beliau
> gunakan atau meminta soft file slide
> kuliah untuk ditranslate
> di rumah, itu yang aku lakukan. Capek, tentu saja. Kerja dua kali,
> yah itu betul. Tapi, setidaknya aku punya idealisme mengapa memilih
> kuliah di Jepang. Dan aku sepakat dengan nasehat ibuku setiap aku
> menelepon beliau, sekedar mencari semangat: menikmati semua hal yang
> mesti dilewati, juga termasuk ketika kuliah, walaupun tetap saja rasa
> sebal masih mendominasi. Tapi, setidaknya aku punya hiburan saat aku
> benar-benar tidak mempunyai ide untuk tune in
> dengan keterangan sang sensei:
> membaca novel:)
>
>
>
> Dilarang
> protes yah:)
>
>
>
>
>
>
> @
> spring, Mei 2009
>
>
>
> ~ http://ingafety. wordpress. com ~
>
- 12a.
-
Re: Untuk Retno dan Mas Catur
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon May 4, 2009 7:13 pm (PDT)
belum bisa berpuisi seperti mbak lia dan teh sky, tapi dari jauh tetap ingin mengucapkan selamat berbahagia untuk retno dam catur.
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "susanti" <susanti@...com > wrote:
>
> Kali ini asmara berpeluh awan
> memijat langit yang tak berpematang
> mengelantang derai-derai air mata menjadi permata
>
> Kali ini rindu tak lagi mau diberi nama
> hanyut dalam deras cinta, seadanya
> menderu dalam gelas waktu, seutuhnya
>
> Untuk Retno dan Mas Catur:
>
> Ketika asmara menggebu dan menghangat pada waktu bersamaan, rindu mengalir berbarengan dengan helaan nafas. Indah bukan?
>
> Selamat hari jadi perkawinan! Semoga nama kalian akan selalu ditulis beriringan. Di sini, maupun nanti.
> Dan ya, semoga dikaruniai putra-putri yang shaleh dan shalehah.
>
> Turut berbahagia,
> ~Sky~
>
- 13.
-
[Ruang Baca] Tears Of Heaven From Beirut To Jerusalem
Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id sya4215
Mon May 4, 2009 9:23 pm (PDT)
Judul : Tears Of Heaven From Beirut To Jerusalem
Penulis : Dr Ang Swee Chai
Penerbit : Mizan
Jumlah halaman : 656
Rating : *****
"Doctora, anda jangan lupa, saya ini orang palestina" kata seorang pemuda yang di tangannya bersarang peluru dan hendak dioperasi oleh dr Ang Swee Chai tanpa dibius sama sekali. Lalu hanya dengan peralatan sederhana, tanpa obat bius, tanpa obat-obat yang memadai bahkan tanpa masker dr Ang Swee Chai melakukan pembedahan. Cara seperti itu sebenarnya tak diperbolehkan, namun terpaksa dr Swee -begitu panggilan akrabnya-- lakukan karena di rumah sakit Haifa sudah sama sekali tak ada alat operasi yang memadai. Jangankan alat operasi, bahkan air bersih pun nyaris habis.
Hal itu dikarenakan blokade yang dilakukan oleh pasukan Israel menyusul pembantaian para pengungsi Palestina yang tinggal di kamp Sabra dan Satila (kamp penampung para pengungsi dari Palestina dan Lebanon yang berada di Beirut) yang terjadi pada 1982.
Dr Swee tersenyum miris kepada sang pemuda. Pertanyaannya yang dilontarkan kepada sang pemuda sebelumnya adalah untuk memastikan bahwa dia tak keberatan bila harus dioperasi tanpa pembiusan. Jawaban dari pemuda itu sungguh seperti yang sudah dia kira. Pemuda pejuang Palestina yang setiap hari menyandang Kalasnikhov itu tak pernah terlihat gentar menghadapi musuh, alih-alih menghadapi operasi kecil seperti itu.
Kekaguman dr Swee kepada rakyat Palestina kian menggumpal. Seringkali dia temui wajah-wajah tegar dari para pengungsi yang rumahnya sudah luluh lantak tak menyisakan ruang sama sekali. Tak jarang pula ia temui janda-janda yang kehilangan suami dan anak-anaknya namun tetap tegar dan tak gentar menghadapi musuh.
Bahkan suatu kali dr Swee sedang menangani seorang ibu yang terluka parah karena terkena tembakan, di saat itu masuklah seorang balita yang mengeluarkan banyak darah karena terkena cluster bomb. Mereka berdua bergolongan darah sama. Dan persediaan darah waktu itu hanya cukup untuk satu orang. Lalu berkatalah wanita itu pada dr Swee " berikan darah itu untuknya, beri aku obat penghilang rasa sakit saja..". Tak lama setelah diberi obat penghilang sakit, wanita itu meninggal karena kekurangan darah sementara balita tadi selamat. Seringpula dia jumpai korban palestina yang sudah sangat parah terbaring di rumah sakit namun tetap melafalkan "Alhamdulilah..", sebuah pujian syukur kepada Sang Pencipta karena mereka masih diberi hidup. Bagi rakyat Pelstina kehidupan itu sendiri adalah sebuah nikmat yang harus selalu disyukuri. Itulah sebabnya dr Swee makin jatuh cinta pada warga Palestina.
Perjalannya ke bumi Palestina berawal dari tugasnya sebagai seorang dokter ortopedi yang dikirim sebuah yayasan di Inggris untuk membantu para korban perang di Palestina. Dr Swee adalah warga Singapura yang setelah menikah dengan Francis, kemudian menetap di Inggris. Sebagai seorang kristen fundamentalis, awalnya dr Swee adalah pendukung Israel. Baginya PLO adalah teroris (seperti anggapan Amerika yang sering digembar gemborkan selama ini). Namun lambat laun anggapan itu pudar setelah dr Swee melihat sendiri dari dekat (dari kamp Sabra dan Satila) bahwa ternyata orang Palestina itu adalah orang-orang yang penuh dengan kehangatan cinta.
"Dr Swee, selamat datang di Sabra dan Satila" seorang perawat melingkarkan tangannya di bahu dr Swee. Sejenak dr Swee kaget dengan keramahtamahan sang perawat. Matanya memandang sekeliling. Perlahan dia berjalan ke ujung jendela. Dari ketinggian lantai 9 rumah sakit Gaza itu dia melihat orang-orang hilir mudik membawa barang mereka yang sedikit (seperti kasur,bantal) dan berusaha menyelamatkan harta yang tersisa dari rumah mereka yang telah roboh. Bangunan-bangunan di sekitarnya banyak yang berdebu dengan kaca jendela yang pecah dan dinding-dindingyang berlubang.
"Jadi, dimana tenda-tendanya? " tanya dr Swee kepada si perawat. "harusnya berupa tenda-tenda bukan? " lanjutnya. Lalu si perawat menjelaskan bahwa meski disebut kamp, di sana tak ada tenda. Yang ada hanya berupa bangunan-bangunan tua nan kotor seperti yang dr Swee lihat. Di kamp Sabra dan Satila itu hidup para pengungsi, warga Palestina yang terusir dari rumah mereka sendiri. Banyak diantara mereka yang keluarganya tercerai berai. Ada yang meninggal, ditahan atau dievakuasi ke negara lain.
Seorang ibu setengah baya datang menghampiri dr Swee. Dua anaknya yang masih balita menggelendotinya manja. Ibu itu mendekati dr Swee dan memperlihatkan sebuah foto usang kepadanya. "Itu foto keluarga ibu?" tanya dr Swee memulai percakapan. "Iya, ini suami dan anak sulung saya.." sang ibu menunjuk ke gambar dua orang lelaki gagah dengan wajah sumringah. "lalu, di mana mereka sekarang?" tanya dr Swee. Si Ibu menunduk sedih, dengan lirih dia menjawab "pagi tadi mereka telah dievakuasi keluar dari Pelestina, sekarang saya di kamp ini hanya tinggal dengan anak-anak saya yang masih balita.."
Saat itu semua orang yang diduga sebagai PLO diusir paksa oleh pasukan Israel untuk keluar dari Palestina. Berbondong-bondong mereka digiring menyebrang laut dari Beirut ke Siprus, lalu dibuang ke negara-negara sekitarnya. Semua laki-laki muda yang sehat diusir, yang tertinggal di Sabra dan Satila hanya janda, anak-anak dan para laki-laki tua yang sudah lemah. Pasukan Israel berjanji akan menghentikan serangannya bila orang-orang yang diduga anggota PLO itu telah dievakuasi. Namun ternyata janji tinggal janji, justru hal itu ternyata merupakan satu propaganda licik si Laknatullah israel. Setelah kaum mudanya yang kuat terusir dari Palestina, justru kemudian israel membantai semua yang tersisa di kamp Sabra dan Satila.
Saat itu bulan September 1982. Dr Swee masih terlelap di sebuah apartemen bagi dokter sukarelawan asing yang berada di Hamra. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara-suara raungan pesawat yang terbang rendah dengan suara mesin yang memekakkan telinga. Satu persatu bom mulai dijatuhkan. Dr Swee segera bergegas menuju kamp, di sana korban-korban mulai berjatuhan. Kebanyakan adalah wanita dan anak-anak. Ribuan warga dibantai habis-habisan, mereka dikumpulkan di sebuah lapangan terbuka lalu ditembaki sampai tak ada yang hidup lagi. Dr Swee menjadi saksi atas kebrutalan pasukan israel itu. Ia tak menjadi korban pembantaian itu karena ia seorang dokter asing yang tak boleh diserang.
Menyaksikan pembantaian yang menyedihkan itu, hati dr Swee tergerak untuk berbuat sesuatu demi menghentikan serangan israel. Lalu dia membuat sebuah surat terbuka yang ditujukan oleh pers-pers di London. Meski suaminya, Franciss yang berada di London, sudah berusaha mati-matian agar surat terbuka itu dimuat di media-media di London, namun tak satupun media yang mau memuatnya. Surat terbuka itu dinilai tak memiliki nilai jual.
Dr Swee tak menyerah, bersama teman-teman sukarelawannya dan dengan dukungan penuh suaminya ia lalu mendirikan MAP (medical aid for palestinians), sebuah yayasan yang membantu para korban perang Palestina. Ia menjadi sangat dekat dengan orang-orang Palestina dan orang-orang Palestina sangat mencintainya. Salah seorang warga bahkan berkata "Doctora, anda lebih kami cintai dibandingkan dengan saudara-saudara Arab kami.." . Saat itu sedang pecah perang saudara antara Palestina dan Lebanon, negara tetangga yang tadinya mendukung Palestina tapi kemudian malah menyerangnya.
Masalah di kamp Sabra dan Satila menjadi makin kompleks, warga di sana tak hanya menghadapi serangan dari Israel namun yang makin memedihkan mereka juga menghadapi serangan dari tetangga sendiri yakni Lebanon. Dr Swee tak mau tinggal diam, dia lalu menghadap ke komite angkatan bersenjata Israel untuk memberikan kesaksian. Dengan gagah berani dia sampaikan penderitaan rakyat Palestina yang harus hidup di kamp-kamp yang roboh, rumah sakit - rumah sakit yang tak memiliki obat dan peralatan memadai, anak-anak dan janda-janda yang terlantar. Namun sayang kesaksiannya itu tak berhasil menghentikan serangan israel ke Palestina. Lalu dr Swee kembali beraktifitas di MAP.
Dr Swe menggalang dana di London. Dia aktif menyampaikan ke berbagai media di sana tentang derita rakyat Palestina. Satu persatu warga Inggris menaruh simpati pada rakyat Palestina, banyak yang menyumbang untuk MAP bahkan menjadi sukarelawan yang dikirim ke Palestina. Saat kembali ke Paelstina, dr Swee makin giat mengupayakan penanganan pasien-pasien di rumah sakit- rumah sakit Palestina untuk mendapatkan pengobatan yang layak.
Perjuangannya ini bukan tanpa hambatan. Karena kegiatannya yang dinilai terlalu memihak rakyat Palestina, dr Swee kerap menghadapi ancaman pembunuhan baik dari pasukan israel maupun dari pasukan Lebanon. Namun meski dr Swee bertubuh mungil (khas Asia Tenggara) ternyata dia memiliki keberanian yang luar biasa besarnya. Tak kenal menyerah dia terus berjuang untuk rakyat Palestina.
Di tahun 1987, dr Swee mendapat penghargaan dari Yasser Arafat sebagai "Star of Palestine" sebuah penghargaan tertinggi bagi pengabdian kepada rakyat Palestina. Hingga kini dr Swee masih mengabdikan hidupnya untuk menolong rakyat Palestina melalui MAP yang kini telah berkembang pesat. (www.map-uk.org)
Dr Swee menuliskan kisah hidupnya ini dalam buku berjudul "Tears of Heaven, From Beirut To Jerusalem". Buku ini dia maksudkan sebagai kesaksiannya. Dia ingin menyampaikan kebenaran kepada dunia luar, agar mata mereka terbuka akan apa sesungguhnya yang terjadi di Palestina. Bagaimana kejamnya Israel dan Bagaimana derita rakyat palestina digambarkan dalam buku itu secara detail dan menyentuh.
PS :
(Sebelum membaca buku ini, sediakan tisu yang banyak ya.. pasti akan sangat berguna untuk menghapus air mata anda, anda akan merasa sedih, seolah melihat derita rakyat palestina dari dekat)
- 14.
-
(catcil) Berikanlah Cinta
Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Mon May 4, 2009 10:54 pm (PDT)
(catcil) Berikanlah Cinta
By: agussyafii
Setiap sore hari ketika saya pulang nampak dari kejauhan Hana sudah menyambut dengan senyuman. Senyum indah putriku..dengan teriakan, 'ayah..ayah..' sambil membuka kedua tangannya berlari-lari terkadang membuat saya takut terjatuh. Luka dikakinya belum sembuh benar, kemaren kakinya terluka dengan 6 jahitan. rasanya hati saya masih teriris setiap kaki melihat luka dikakinya dengan 6 jahitan itu.
Satu-satunya kekuatan penyembuh luka bagi anak-anak kita karena faktor cinta kita sebagai orang tua. Cinta juga menjadi faktor yang menolong kita memecahkan berbagai masalah dengan anak-anak kita. Pernahkah anda bertanya pada diri sendiri bagaimana mungkin cinta dapat membantu kita? Ditengah kehidupan yang dituntut serba cepat dengan pusaran kegelisahan, kemarahan, keinginan untuk mengalahkan orang lain, cinta menjadi sebuah barang langka namun jika kita bisa menemukan cinta maka berarti kitalah pemenangnya.
Saya teringat satu ayat 'Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah'(Q.S. Al Baqarah 2: 165), cinta kita kepada Alloh SWT adalah landasan utama cinta kita kepada anak-anak kita dan cinta kita kepada pasangan hidup yang setia menemani karena Setiap cinta memberikan karunia dan hikmah. seperti cinta orang tua adalah karunia bagi anak-anaknya.
Itulah sebabnya anak-anak yang mengalami luka kecil atau sakit, mereka rewel, menangis, membutuhkan makan dan istirahat. Anak-anak ketakutan, membutuhkan perlindungan. Saat lututnya gemetar mereka membutuhkan kita. Masalah kecil bagi kita bisa jadi itu tragedi bagi anak-anak. Mereka menangis dan putus asa. Kita bisa melupakan semua dan membiarkan berlalu disetiap masalah tetapi anak-anak tidak mengerti. jadi tugas kitalah memberikan cinta, menghibur, menolong dan kehangatan pada Sang Buah Hati kita.
Wassalam,
agussyafii
--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot. atau sms 087 8777 12431com
- 15.
-
[maklumat] Sastra Reboan di World Book Day Indonesia, Sabtu, 9 Mei 2
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Mon May 4, 2009 10:57 pm (PDT)
Teman-teman, insya Allah buku Mbak Retno, Mbak Ain, dan Mbak Sinta yang
berjudul"Let's Talk About" akan diluncurkan pada ajang World Book Day
Indonesia, Sabtu, 9 Mei 2009.
Ditunggu ya kehadiran teman-teman SK ... ^_^
Salam
Lia
*************
"SASTRA REBOAN KE KOTA" Sabtu, 9 Mei 2009
Manggung di World Book Day Indonesia 2009 di Museum Mandiri
Sastra Reboan akan mengambil bagian dari perayaan World Book Day (Hari Buku
se Dunia) Indonesia 2009 yang berlangsung di Museum Mandiri, Jakarta pada
Sabtu, 9 Mei 2009 dari pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Salah satu acara yang
bakal ditampilkan adalah Parade Peluncuran Buku yang antara lain
menghadirkan Sapardi Djoko Damono dengan kumpulan puisi terbarunya "Kolam".
"Kehadiran Sastra Reboan di WBD 2009 diharapkan dapat meningkatkan apresiasi
terhadap sastra dan pada gilirannya kecintaan terhadap membaca", ujar
penggiat Paguyuban Sastra Rabu Malam (penyelenggara Sastra Rebaon), Setyo
Bardono yang dalam acara ini bertindak selaku Ketua Panitia.
WBD Indonesia 2009 bertema "Reading for Love" atau "Membaca Untuk Cinta",
yang bertujuan mengingatkan kembali tentang kecintaan terhadap membaca dan
pentingnya berbagi kecintaan membaca kepada orang lain di sekitar kita.
Beberapa kegiatan yang digelar antara lain Workshop Media Literasi untuk
Guru, Lomba-lomba dan Dongeng Anak Workshop dan Bedah Buku Remaja, Minggu
Keluarga, Seminar dan Workshop Read Aloud, Kuis "Keluarga" Berburu Buku dan
Bedah Buku dan Temu Penulis.
Menurut Setyo Bardono, hadirnya Sastra Reboan di ajang bergengsi WBD 2009
merupakan penghargaan bagi kegiatan sastra yang makin mampu menjangkau semua
lapisan setelah setahun tanpa jeda tampil di Warung Apresiasi (Wapres),
Bulungan, Jakarta Selatan. Seperti beragamnya pengisi acara semisal T-Koes,
grup musik yang personilnya terdiri dari anak-anak SD yaitu Jaru (12 th),
Gali (9 th), Buggy (11 th) dan Jim (6 th). T-Koes pertama kali tampil di
Sastra Reboan, 29 April lalu dan langsung merebut hati para pengunjung.
Dalam Parade Peluncuran Buku ini tidak hanya menyajikan karya penyair
ternama seperti Sapardi Djoko Damono, tapi juga wajah penyair yang lama dan
baru seperti Sihar Ramses Simatupang, Iwan Sulistyawan, Handoko dan Novanka
Raja, serta perpaduan puisi dan kisah pada karya Retno Nur'aini dkk, novel
Roro Syn srta kumpulan cerpen Damhuri Muhammad. Semua buku yang akan
diluncurkan di sini akan dikomentari oleh kritikus sastra ternama, Maman
S.Mahayana.
Para cerpenis yang tergabung dalam Asosiasi Penulis Cerita (Anita) tak mau
kalah semangat dengan mereka yang baru menapakkan jejaknya. Anita yang
dikomandani oleh Kurnia Effendi akan menampilkan monolog. Begitu juga dengan
Teater Pintu 310 yang akan membawakan petikan karya Anton Chekov.
Sementara itu, untuk pembacaan puisi akan tampil penyair Slamet Widodo,
Rieska Arbi yang dikenal sebagai salah satu host di Trans TV, Komunitas
Membaca Bogor dengan musikalisasi puisi, Kartika Kusworati dan duet Kemuning
Larasati dan Krisandi Dewi serta para awak Sastra Reboan seperti Dedy Tri
Riyadi, Setyo Bardono, Kirana Kejora yang akan berduet dengan pemain biola,
Budhi Setyawan (yang merangkap MC bersama Nurul Wardah dan Astri), Sahlul
Fuad, Ilenk Rembulan, Nina Yuliana, Weni Suryandari, Eva Budiastuti dan
lainnya.
Seperti halnya acara di Wapres, Bulungan, diharapkan penikmat dan pecinta
sastra bisa hadir dan meramaikan "Sastra Reboan Ke Kota" di Museum Mandiri
(tepat di depan Stasiun Kota/pemberhentian busway). gie-
- 16a.
-
Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur)
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Tue May 5, 2009 1:42 am (PDT)
alhamdulillah... seneng banget mbak an juga menyukainya ^_^
happy 3rd month anniversary to you too, mbak... ^_^
ttg buku bacaanku... apaa yaaa? jadi bingung hehehe... maklum kalau udah
ngomongin buku bacaan, menyangkut selera masing-masing orang, mbak.. tapi
yah ga beda jauh sama mbak ain lah hehehehe
mbak ain, mba retno udah nraktir aku donut cokelat yang enak banget
hihihihihi ^_^
makasih yaaaa mbak ain... insya Allah kita ketemu sabtu besok yaaa ^_^
salam
lia
2009/5/1 Ain Nisa Oktarinda <jurnalcahaya@yahoo.com >
>
>
>
>
> baguuuuuuuuuuuuuuuuuussss
> kosa katanya kaya. mbak lia bacaannya buku apa sih?
>
> jo, lo musti traktir mbak lia karena dibikinin puisi cantik bgini.
>
>
>
> --------------------- ---------
> *From:* Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com >
> *To:* "sekolah-kehidupan@yahoogroups. " <com
> sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
> *Sent:* Friday, May 1, 2009 12:23:07 PM
> *Subject:* [sekolah-kehidupan] [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba
> Retno & Mas Catur)
>
> *Jalan Bernama Haru*
>
>
> :Retno dan Catur
> **
>
>
>
>
>
> menelusuri jalan itu adalah niskala
>
> yang berdesakan ingin menuntaskan gundah
>
> dan seribu tanya tak lagi menemukan katakata
>
> tuk goreskan gemerlap sejuta bahasa
>
>
>
> menjejak jalan itu adalah romansa
>
> bertetesan meninggalkan jejakjejak angsa
>
> yang masih ingin hinggap di jendela kaca
>
> dan bernyanyi pada mentari dan bulan
>
>
>
> meniti jalan itu adalah kunangkunang
>
> beterbangan merajut kepingkeping asa
>
> yang meleleh pada tepi tatap dan pandang
>
> dan mengkristal menjadi nuansa swarga
>
>
>
> menapak jalan itu adalah cinta
>
> yang ujungnya tak lagi hitam, putih atau kelabu
>
> karena merah dan jingga telah mengendap di sana
>
> dan biru tak lagi bosan menyapa rindu
>
> saat jalan itu kini bernama haru
>
>
>
>
>
> Jakarta, 1 Mei 2009 at 11.00 a.m.
>
> Dipersembahkan untuk Mas Catur Sukono dan Mbak Retno untuk memperingati
> setahun pernikahannya
>
>
> http://mutiaracinta .multiply. com <http://mutiaracinta.multiply. >com
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
- 16b.
-
Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur)
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Tue May 5, 2009 1:43 am (PDT)
makasih banyak, mbak novi ^_^
senang sekali dirimu menyukainya ^_^
salam
lia
2009/5/1 novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com >
>
>
> indahnya :)
>
> Selamat ya.. Retno n Mas Catur :)
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > *Jalan Bernama Haru*
>
> >
> >
> > :Retno dan Catur
> > **
> >
> >
> >
> >
> >
> > menelusuri jalan itu adalah niskala
> >
> > yang berdesakan ingin menuntaskan gundah
> >
> > dan seribu tanya tak lagi menemukan katakata
> >
> > tuk goreskan gemerlap sejuta bahasa
> >
> >
> >
> > menjejak jalan itu adalah romansa
> >
> > bertetesan meninggalkan jejakjejak angsa
> >
> > yang masih ingin hinggap di jendela kaca
> >
> > dan bernyanyi pada mentari dan bulan
> >
> >
> >
> > meniti jalan itu adalah kunangkunang
> >
> > beterbangan merajut kepingkeping asa
> >
> > yang meleleh pada tepi tatap dan pandang
> >
> > dan mengkristal menjadi nuansa swarga
> >
> >
> >
> > menapak jalan itu adalah cinta
> >
> > yang ujungnya tak lagi hitam, putih atau kelabu
> >
> > karena merah dan jingga telah mengendap di sana
> >
> > dan biru tak lagi bosan menyapa rindu
> >
> > saat jalan itu kini bernama haru
> >
> >
> >
> >
> >
> > Jakarta, 1 Mei 2009 at 11.00 a.m.
> >
> > Dipersembahkan untuk Mas Catur Sukono dan Mbak Retno untuk memperingati
> > setahun pernikahannya
> >
> >
> > http://mutiaracinta.multiply. com
> >
>
>
>
- 16c.
-
Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur)
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Tue May 5, 2009 1:45 am (PDT)
hahahaha.. alhamdulillah aku kebagian donat cokelatnya mba retno... ^_^
enaaaak banget... apalagi donatnya bisa dimakan dengan ayam saus rica-rica
ya, mbak, seperti caranya mas setiyo? hahahaha...^_^
makasih banyak ya, mbak... seneng banget dirimu menyukainya ^_^
salam
lia
2009/5/1 Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com >
>
>
> wadhuh wadhuh, karena tadi sibuk bikin donat, aku malah nggak ngeh ada yg
> bikin puisi buat kami.
>
> teman2 semua, terima kasih banyak ya :)
>
> @mbak lia: subhanallah, indah banget mbak. seluruh kosakatamu indah sekali
> menggambarkan perjalanan 1 tahun kami ini. jalan yg jarang ditapaki itu kini
> sudah melihat pelanginya mbak :). terima kasih banyak. (btw, insya Allah
> donatnya disisain yaaa besok :) )
> @ nia: waaah, nia nggak tau aja. masku itu lebih jago dr aku bikin
> puisinya! tks ya sweetpea!
> @ novi: makasih banyak utk telpon sore ini. selalu menyenangkankan utk
> ngobrol dgnmu, merapel semua kejadian berbulan2 :), bih gug!
> @ ain: ain, kerja!! (lho???), hehehe. tks ya neng. met tiga bulanan juga ma
> kak andi ya. gimana kalo eneng dan yena nraktir kami di poke sushi?
> (lho???). love u, neng :)
> @ mas jojo: iya mas jojo, subhanallah, Tuhan memang Mahabaik, mengirimkan
> banyak malaikat baik nan cantik yang sayang ke kami. makasih ya mas :)
> @ mas catur: wah, padahal baca puisi yg dikirim ke imel ini aja tadi pagi
> udah bikin aku nangis, sekarang jadi dobel2, deh. tadinya mau posting
> puisiku juga disini, tapi maluuu, hehehe. makasih ya ayah, utk menjadi teman
> seperjalanan yg mengajarkan saya kata "bahagia" dan "cinta". i love you :)
>
> salam,
>
> -retno-
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> Jojo_Wahyudi@... wrote:
> >
> > Mas Catur & Mba Retno
> >
> > Selamat yaa...............
> > duh betapa bahagianya,
> > ulang tahun perkawinan-nya banyak sekali yg "care" :))
> >
> > Ini salah satu kelebihan dari Sekolah Kehidupan, dari sekian kelebihannya
> > dibanding Sekolah Sekolah lainnya
> >
> > salam SK,
> >
> > Jojo Wahyudi
> >
> >
> > Manulife Indonesia â" âBringing Dreams to Lifeâ
> >
>
>
>
- 16d.
-
Re: [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba Retno & Mas Catur)
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Tue May 5, 2009 1:46 am (PDT)
waah puisinya mas catur bagus ya... dari hati yang terdalam nih ^_^
alhamdulillah... aku senang mas catur dan mba retno menyukai puisi ini ^_^
terima kasih yaaa...
terutama buat donatnya yang enaaak banget ^_^
salam
lia
2009/5/1 CaturCatriks <akil_catur@yahoo.co.id >
>
>
>
> terima kasih mb lia
> wah, jadi terharu
> jadi terharu
> jadi terharu
>
> terimakasih sekali mb lia
> bener mb ain, puisinya bagus banget
>
> oya, trm kasih juga buat mas nursalam yg udah ngucapin selamat kepadaku
> lewat sms
>
> aku juga bikin puisi buat istriku tadi pagi
> tapi malu klo diposting disini
> gak sebagus mb lia masalahnya
>
> hmm, gpp kali ya
> maaf bila ada yg kurang berkenan
> ==================
>
> cukup
>
> seperti tanpa tanda
>
> hari ini tiba mengantar senyum
>
> karena dia tahu, antara kita semakin dekat
>
> sepi bila keberadaan satu
>
> tidak ditemani oleh satu keberadaan yang lain
>
> tapi senantiasa ada angin lembut yang menghubungkan jarak
>
> mendekatkan hati
>
> kian erat
>
> mungkin tidak ada yang perlu ditambahkan
>
> agar kau bisa menjadi aku
>
> atau aku menjadi kau
>
> ini tidak bisa diciptakan
>
> seberapapun kita bersama
>
> yang perlu kita janjikan adalah
>
> saling menciptakan setia di setiap sel yang kita miliki
>
> mungkin juga tidak ada yang perlu diberikan
>
> aku kepadamu
>
> aku terlihat sederhana dan tidak punya banyak
>
> tapi kita bisa saling mengajak
>
> untuk lebih mengerti
>
> bahwa penyatuan dengan cinta
>
> akan memberikan kita limpahan
>
> kekuatan
>
> senyum
>
> dan cukuplah dengan ini
>
> rasanya baru kemarin
>
> rasanya baru belajar
>
> rasanya luar biasa dengan segera hadirnya anak kita
>
> tak terkira
>
> sayang,
>
> tak biasa aku berkata banyak
>
> kita tandai saja hari ini sebagai
>
> satu tahun usia cinta kita
>
> lihat,
>
> di depan kita adalah cermin
>
> mari kita sapa dengan mata berbinar
>
> gambar yang tercipta
>
> pada permukaannya
>
> Sayang, I love U
>
>
> --- Pada Jum, 1/5/09, Ain Nisa Oktarinda <jurnalcahaya@yahoo.com <jurnalcahaya%40yahoo.com> >
> menulis:
>
> > Dari: Ain Nisa Oktarinda <jurnalcahaya@yahoo.com <jurnalcahaya%40yahoo.com>
> >
> > Topik: Re: [sekolah-kehidupan] [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba
> Retno & Mas Catur)
> > Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>
> > Tanggal: Jumat, 1 Mei, 2009, 1:06 PM
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > baguuuuuuuuuuuuuuuu uussss
> > kosa katanya kaya. mbak lia bacaannya buku apa sih?
> >
> > jo, lo musti traktir mbak lia karena dibikinin puisi cantik
> > bgini.
> >
> >
> >
> > From:
> > Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com>
> > To:
> > "sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com"
> > <sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com>
> > Sent: Friday,
> > May 1, 2009 12:23:07
> > PM
> > Subject:
> > [sekolah-kehidupan] [rampai] Jalan Bernama Haru (untuk Mba
> > Retno & Mas Catur)
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Jalan Bernama Haru
> > :Retno dan Catur
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > menelusuri jalan itu adalah
> > niskala
> >
> > yang berdesakan ingin menuntaskan
> > gundah
> >
> > dan seribu tanya tak lagi menemukan
> > katakata
> >
> > tuk goreskan gemerlap sejuta bahasa
> >
> >
> >
> >
> > menjejak jalan itu adalah romansa
> >
> > bertetesan meninggalkan jejakjejak
> > angsa
> >
> > yang masih ingin hinggap di jendela
> > kaca
> >
> > dan bernyanyi pada mentari dan
> > bulan
> >
> >
> >
> > meniti jalan itu adalah
> > kunangkunang
> >
> > beterbangan merajut kepingkeping
> > asa
> >
> > yang meleleh pada tepi tatap dan
> > pandang
> >
> > dan mengkristal menjadi nuansa
> > swarga
> >
> >
> >
> > menapak jalan itu adalah cinta
> >
> > yang ujungnya tak lagi hitam, putih
> > atau kelabu
> >
> > karena merah dan jingga telah
> > mengendap di sana
> >
> > dan biru tak lagi bosan menyapa
> > rindu
> >
> > saat jalan itu kini bernama haru
> >
> >
> >
> >
> >
> > Jakarta,
> > 1 Mei 2009 at 11.00 a.m.
> >
> > Dipersembahkan untuk Mas Catur Sukono
> > dan Mbak Retno untuk
> > memperingati setahun pernikahannya
> >
> > http://mutiaracinta
> > .multiply. com
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat
> yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan
> IE8 di sini!
> http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer/
>
>
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar