Senin, 27 Juni 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3422

Messages In This Digest (4 Messages)

Messages

1.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Sun Jun 26, 2011 3:25 am (PDT)




(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


2a.

(Bahasa) Rethinking Tentang Penyair

Posted by: "Teha Sugiyo" kembangpring049@yahoo.co.id   kembangpring049

Sun Jun 26, 2011 8:13 pm (PDT)



(Bahasa)

RETHINKING TENTANG PENYAIR

Oleh Teha Sugiyo  

Menjadi
penyair adalah pilihan. Dan setiap pilihan harus dipertanggungjawabkan.
Ketika kita memilih sesuatu, maka kita meninggalkan sesuatu yang lain.
Pada saat kita memilih A kita meninggalkan B. Pada saat kita memilih B
kita meninggalkan C dan seterusnya. 
Di dunia ini ada banyak pilihan. Dan pilihan yang kita lakukan
dapat lebih dari satu. Kita dapat memilih menjadi penyair sekaligus
menjadi PNS, pengusaha atau bahkan penguasa! Dan sekali lagi, setiap
pilihan harus dipertanggungjawabkan!Menjadi
penyair juga dapat dikatakan sebagai suatu panggilan, sebagaimana layaknya
kita terpanggil untuk menjadi manusia. Manusia! Bukan manusia-manusiaan!
Orang! Bukan orang-orangan. Menjadi manusia berurusan dengan kualitas. Bukan
kuantitas. Bukan berapa lamanya kita menjadi manusia tetapi seberapa
bermaknanya kualitas dalam kemanusiaan kita. Kualitas manusia menurut
Oerip & Tatag (2000) merupakan hasil kali dari kualitas teknik,
kualitas fisik dan kualitas sikap mental. Kualitas teknik mencakup ranah skill dan knowledge, keterampilan dan pengetahuan. Kualitas fisik
mencakup kesehatan, kebugaran, kesadaran termasuk daya tahan kita terhadap
bantingan dan halangan. Kualitas sikap mental adalah attitude, perilaku yang bersumber pada cara pandang, pola
pikir (mindset), afektif yang
mengejawantah dalam perbuatan, kebiasaan, watak dan yang akhirnya
mengantarkan kita kepada sang nasib. Kalau dinilai, kualitas teknik
nilainya skala 1-100. Kualitas fisik nilainya skala 1-100. Tetapi untuk
Kualitas Sikap Mental nilainya berskala -10 – 100. Jadi meskipun kualitas
tekniknya bernilai 100, kualitas fisik bernilai 100, namun jika kualitas
sikap mentalnya minus 1, maka jumlah total kualitas manusia itu adalah
minus 10.000.Panggilan
penyair untuk menjadi manusia tak ubahnya laksana panggilan untuk hidup.
Menjalani kehidupan. Hadir.  Ada. To Be.  (Masalahnya to be or not to be) 
Prinsip menjalani hidup sebagai manusia, sebagai penyair adalah To Be, To Do,  To Have. Menjadi manusia, menjadi
penyair (to be), adalah
berpikir sebagai manusia besar, penyair besar, bertindak sebagai manusia
besar, penyair besar, memiliki kebiasaan sebagai manusia besar, penyair
besar dan berwatak sebagai manusia besar / penyair besar. Selanjutnya
melakukan (to do), berjuang
untuk menjadi besar, berupaya dengan berbagai cara, melakukan eksperimen,
bekerja keras dan bijak, berjuang tanpa kenal putus asa, menunda
kesenangan. Tak hanya berani mati, tetapi juga berani hidup. Hidup yang
penuh kenyataan perjuangan, ketidaknyamanan, kelelahan, kesendirian,
kesepian, tidak dikenal, tidak digubris, dihina, dilecehkan, dibanting
hingga berkeping… untuk selanjutnya memetik hasilnya, memiliki (to have) jiwa dan semangat
manusia/penyair besar, memiliki hidup sebagai manusia/penyair yang terus
menerus diperkaya.Faktanya kini
terdapat berbagai macam problematika Bangsa: narkoba, pornografi, tawuran,
kemiskinan, terorisme, korupsi, kriminalitas, kerusuhan anarkhis. Kedukaan
dan kegembiraan bangsa ini adalah kedukaan dan kegembiraan kita juga.
Kecemasan dan harapan bangsa ini, adalah juga kecemasan dan harapan kita
juga, sebagai manusia, sebagai penyair. Tugas kita sebagai
manusia/penyair, menanggapi, membuat, melakukan, agar kondisi tak baik itu
menjadi lebih baik.  Tugas kita
sebagai penyair (manusia) tak cukup
hanya menyuarakan zamannya, tetapi sekaligus membuat zaman ini menjadi lebih baik, lebih agung, lebih
mulia. Sekecil apa pun yang kita lakukan dalam karya kita sebagai penyair
itu sudah merupakan sumbangan kita bagi negeri, bagi bangsa, bagi
kemanusiaan, bagi hidup dan kehidupan. Seorang
penyair adalah perintis jalan, kata Chairil Anwar. Perintis jalan artinya
berani memulai, berani melakukan terobosan, berani dicaci, dikritik,
dimaki, sendiri, kesepian, sebagai suatu resiko pilihan, sebagai
pertanggungjawaban panggilan. Para pendahulu kita, orang-orang sukses,
penyair-penyair besar, sastrawan-sastrawan dunia, dan juga manusia-manusia
sukses lainnya di berbagai bidang telah memberi contoh kepada kita untuk
mengambil keputusan, mengubah mindset
untuk menjadi sukses.  Jadi,
kuncinya: menerima tanggung jawab dengan mengubah mindset kita sebagai manusia untuk lebih produktif, kreatif,
berani menghadapi benturan, untuk melakukan terobosan, kreativitas,
berpikir out of the box,
senantiasa mencari cara untuk keluar dari kemelut masalah. Dan kita yakin,
KITA PASTI MAMPU!SELAMAT DAN
SUKSES! Baik sebagai penyair maupun sebagai manusia!

 

Disampaikan pada
acara Launching buku SENANDUNG BANDUNG-3

Di Auditorium
FPIPS – UPI Bandung, 26 Juni 2011.

Teha Sugiyo

081220011950

 

 

 

2b.

Re: (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Sun Jun 26, 2011 9:34 pm (PDT)



Memang beda jika motivator plus sastrawan sekelas Pak Teha Sugiyo
memberikan materi. Tak luput atmosfer motivasi yang dipompakan,bahkan
dalam bahasan sastra sekalipun:).

Satu pertanyaan yang menggelitik saya sejak pertamakali tertarik
dengan dunia sastra pada awal SMP, apakah benar Chairil Anwar telah
mengucapkan perkataan legendaris,"Yang bukan penyair, harap
menyingkir!" yang dikutip dalam banyak literatur sebagai "egoisme"
sastrawan elit.

Mungkin dalam hal ini Pak Teha bisa berbagi pandangan.

Terima kasih sebelumnya.

Tabik,

Nursalam AR

On 6/27/11, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> wrote:
> (Bahasa)
>
>
>
>
> RETHINKING TENTANG PENYAIR
>
> Oleh Teha Sugiyo
>
> Menjadi
> penyair adalah pilihan. Dan setiap pilihan harus dipertanggungjawabkan.
> Ketika kita memilih sesuatu, maka kita meninggalkan sesuatu yang lain.
> Pada saat kita memilih A kita meninggalkan B. Pada saat kita memilih B
> kita meninggalkan C dan seterusnya.
> Di dunia ini ada banyak pilihan. Dan pilihan yang kita lakukan
> dapat lebih dari satu. Kita dapat memilih menjadi penyair sekaligus
> menjadi PNS, pengusaha atau bahkan penguasa! Dan sekali lagi, setiap
> pilihan harus dipertanggungjawabkan!Menjadi
> penyair juga dapat dikatakan sebagai suatu panggilan, sebagaimana
> layaknya
> kita terpanggil untuk menjadi manusia. Manusia! Bukan
> manusia-manusiaan!
> Orang! Bukan orang-orangan. Menjadi manusia berurusan dengan kualitas.
> Bukan
> kuantitas. Bukan berapa lamanya kita menjadi manusia tetapi seberapa
> bermaknanya kualitas dalam kemanusiaan kita. Kualitas manusia menurut
> Oerip & Tatag (2000) merupakan hasil kali dari kualitas teknik,
> kualitas fisik dan kualitas sikap mental. Kualitas teknik mencakup
> ranah skill dan knowledge, keterampilan dan pengetahuan. Kualitas fisik
> mencakup kesehatan, kebugaran, kesadaran termasuk daya tahan kita
> terhadap
> bantingan dan halangan. Kualitas sikap mental adalah attitude, perilaku
> yang bersumber pada cara pandang, pola
> pikir (mindset), afektif yang
> mengejawantah dalam perbuatan, kebiasaan, watak dan yang akhirnya
> mengantarkan kita kepada sang nasib. Kalau dinilai, kualitas teknik
> nilainya skala 1-100. Kualitas fisik nilainya skala 1-100. Tetapi untuk
> Kualitas Sikap Mental nilainya berskala -10 � 100. Jadi meskipun
> kualitas
> tekniknya bernilai 100, kualitas fisik bernilai 100, namun jika
> kualitas
> sikap mentalnya minus 1, maka jumlah total kualitas manusia itu adalah
> minus 10.000.Panggilan
> penyair untuk menjadi manusia tak ubahnya laksana panggilan untuk
> hidup.
> Menjalani kehidupan. Hadir.� Ada. To Be.� (Masalahnya to be or not to
> be)
> Prinsip menjalani hidup sebagai manusia, sebagai penyair adalah To Be,
> To Do,� To Have. Menjadi manusia, menjadi
> penyair (to be), adalah
> berpikir sebagai manusia besar, penyair besar, bertindak sebagai
> manusia
> besar, penyair besar, memiliki kebiasaan sebagai manusia besar, penyair
> besar dan berwatak sebagai manusia besar / penyair besar. Selanjutnya
> melakukan (to do), berjuang
> untuk menjadi besar, berupaya dengan berbagai cara, melakukan
> eksperimen,
> bekerja keras dan bijak, berjuang tanpa kenal putus asa, menunda
> kesenangan. Tak hanya berani mati, tetapi juga berani hidup. Hidup yang
> penuh kenyataan perjuangan, ketidaknyamanan, kelelahan, kesendirian,
> kesepian, tidak dikenal, tidak digubris, dihina, dilecehkan, dibanting
> hingga berkeping� untuk selanjutnya memetik hasilnya, memiliki (to
> have) jiwa dan semangat
> manusia/penyair besar, memiliki hidup sebagai manusia/penyair yang
> terus
> menerus diperkaya.Faktanya kini
> terdapat berbagai macam problematika Bangsa: narkoba, pornografi,
> tawuran,
> kemiskinan, terorisme, korupsi, kriminalitas, kerusuhan anarkhis.
> Kedukaan
> dan kegembiraan bangsa ini adalah kedukaan dan kegembiraan kita juga.
> Kecemasan dan harapan bangsa ini, adalah juga kecemasan dan harapan
> kita
> juga, sebagai manusia, sebagai penyair. Tugas kita sebagai
> manusia/penyair, menanggapi, membuat, melakukan, agar kondisi tak baik
> itu
> menjadi lebih baik. �Tugas kita
> sebagai penyair (manusia) tak cukup
> hanya menyuarakan zamannya, tetapi sekaligus membuat zaman ini menjadi
> lebih baik, lebih agung, lebih
> mulia. Sekecil apa pun yang kita lakukan dalam karya kita sebagai
> penyair
> itu sudah merupakan sumbangan kita bagi negeri, bagi bangsa, bagi
> kemanusiaan, bagi hidup dan kehidupan. Seorang
> penyair adalah perintis jalan, kata Chairil Anwar. Perintis jalan
> artinya
> berani memulai, berani melakukan terobosan, berani dicaci, dikritik,
> dimaki, sendiri, kesepian, sebagai suatu resiko pilihan, sebagai
> pertanggungjawaban panggilan. Para pendahulu kita, orang-orang sukses,
> penyair-penyair besar, sastrawan-sastrawan dunia, dan juga
> manusia-manusia
> sukses lainnya di berbagai bidang telah memberi contoh kepada kita
> untuk
> mengambil keputusan, mengubah mindset
> untuk menjadi sukses.� Jadi,
> kuncinya: menerima tanggung jawab dengan mengubah mindset kita sebagai
> manusia untuk lebih produktif, kreatif,
> berani menghadapi benturan, untuk melakukan terobosan, kreativitas,
> berpikir out of the box,
> senantiasa mencari cara untuk keluar dari kemelut masalah. Dan kita
> yakin,
> KITA PASTI MAMPU!SELAMAT DAN
> SUKSES! Baik sebagai penyair maupun sebagai manusia!
>
>
>
> Disampaikan pada
> acara Launching buku SENANDUNG BANDUNG-3
>
> Di Auditorium
> FPIPS � UPI Bandung, 26 Juni 2011.
>
> Teha Sugiyo
>
> 081220011950
>
>
>
>
>
>
>
>
>

--
www.nursalam.wordpress.com

3.

[Catper] Kesan Pertama Begitu Menggoda (Edisi Snorkeling)

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Sun Jun 26, 2011 10:11 pm (PDT)



Ada seorang Indonesia yang sering melanglang buana ke negera-negara asing,
mencari keindahan alam negera yang ia datangi. Suatu saat di suatu tempat
ia bertemu dengan seseorang, �dari mana Anda berasal?�, Ia bertanya.

�Hawai�(*), orang asing itu menjawab.

�wow, tempat yang sangat indah.�

�Anda berasal dari mana?�

�Indonesia�

�wah, Anda salah, justru Indonesia adalah negera yang indah, terutama taman
dasar laut�.

Cerita di atas adalah cerita yang sebenernya tidak terlalu sama persis
dengan kejadian sebenarnya, ini adalah cerita seorang teman perjalan yang
menceritakan ulang cerita yang didengarnya, ketika kami sama-sama
�mbolangan� ke Morotai, Halmahera Utara untuk mencari sisa-sisa peninggalan
perang dunia ke-2(**).

�Nia.. gue curiga, harta karun bawah laut ada di Indonesia.�, teman satu
perjalan itu menambahkan.

Entah kenapa, setelah itu rasa penasaran saya bertambah untuk mengetahui
lebih banyak tentang alam Indonesia, tak terkecuali laut dan perairan
lainnya. Padahal sebelumnya saya begitu takut dengan yang namanya perairan
luas ditambah kurangnya kemampuan berenang, apalagi tekhnik menyelam.

11 � 12 Juni 2011, saya memberanikan diri mengikuti trip Petualangan Kita,
agenda utama dari trip itu adalah snorkeling di beberapa tempat di sekitaran
pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Setelah kurang lebih 7 tahun, akhirnya saya kembali lagi ke Kepulauan
Seribu. 7 tahun yang lalu, untuk urusan penilitian akademis saya pernah
singgah di Pulau Rambut memperhatikan populasi berbagai jenis burung yang
mendiami pulau itu, walaupun saya harus rela pulangnya diberi oleh-oleh
kotoran burung yang sedang berlalu di atas saya.

11 Juni 2011, kami memulai perjalanan dengan menaiki kapal penumpang dari
Muara Angke. Bau menusuk hidung, ditambah dengan tanah pasar yang becek dan
air tergenang. Orang-orang berlalu lalang, muda-mudi pun berjumlah banyak,
mereka dan juga kami merencanakan trip yang berbeda, walaupun di satu gugus
kepualauan seribu juga.

Kami ber-10, satu diantaranya adalah seorang pemandu dari Petualangan Kita,
Hedra Akhari. Pagi itu, ombak cukup tenang, selama menunggu saya juga
mendengarkan pengalaman Icad (keturunan JAPA �jawa Papua�) tentang
pengalaman serunya lomba berenang Surabaya � Madura, membuat saya
geleng-geleng dibuatnya. setelah 2 jam perjalanan akhirnya sampai juga kami
ke penginapan.

Istirahat sejenak kami langsung pergi ke Pulau Semak Daun. Pulau kecil
cukup asri dan berpasir putih. Di pulau ini kami memulai latihan dasar
snorkeling, banyak di antara kami yang sebelumnya belum pernah snorkeling.
Dengan bantuan mas Agus, yang berasal dari pulau Pramuka, kami diajarkan
bagaimana berjalan menggunakan fin, bernapas dengan snorkel dan beberapa
tekhnik dasar lainnya. Saya tanpa malu-malu berkata bahwa saya tidak bisa
berenang.

Teringat beberapa hari sebelumnya, ketika saya latihan renang, keponakan
saya, Pasha, yang masih TK pernah komentar tentang kemampuan renang saya
yang baru 2 meteran udah megap-megap nafasnya, �tante cuma bisa berenang 2
meter? Pasha 500 meter�, si bocah kecil ini memang sudah terbiasa dengan
berenang, tidak takut air seperti tantenya :D, kemampuan bernafasnya juga
terlatih karena 2 kali seminggu anak TK ini rutin kursus berenang.

Walaupun, kemampuan tekhnik pernafasan saya dalam air belum begitu baik,
namun dengan peralatan snorkel sangat membantu banyak dalam ketahanan
bernafas saya dalam air. Walaupun begitu beberapa kali saya tersedak, karena
lupa bahwa ketika menggunakan snorkel saya harus bernafas dengan mulut bukan
dengan hidung.

Setelah cukup latihan dasar di pinggir pantai pulau semak daun, akhirnya
kami melanjutkan kembali ke perairan luas. Awalnya susah sekali untuk
menceburkan diri ke dalam laut, kaki kaku, muka gugup, padahal sudah
menggunakan alat yang cukup lengkap termasuk life jacket (sayang waktu itu
gak ada yang moto :P).

Byuuuur� sempat gelagapan sebentar, pemandu memberikan saya Ring, agar saya
tidak khawatir terbawa arus. Ring itu diberi tali, memudahkan pemandu (mas
agus dan Hedra) menyeret-nyeret saya :D. Hanya saya yang mengunakan ring,
yang lain hanya dengan life jacket, malah ada di antaranya yang tidak
menggunakan life jacket sama sekali. Saya lihat, adik bungsu saya pun lincah
bersnorkeling riya. (gak kaya kakaknya yang takutan macam begini hihi).

Benar kata Hedra, rasa takut snorkeling pertama kali adalah kewajaran, dan
setelah melihat taman bawah laut maka akan lupa.

Saya benamkan wajah saya ke dalam air, terlihat berbagai jenis terumbu
karang. Bahkan di antaranya ada yang berbentuk seperti otak-otak besar yang
tertanam dalam lautan. Menakjubkan,untuk pengalaman pertama saya. Beberapa
jenis ikan berenang di dasar laut. Setelah puas snorkeling, kami istirahat
sejenak di Pulau Air, pulau yang cukup luas yang dimiliki oleh satu
pengusaha Indonesia. Orang-orang asing ramai bermain olahraga air. Setelah
itu melihat beberapa jenis hiu di keramba apung.

Keesokan harinya, ada dua tempat tujuan kami snorkeling. Pertama, di
sekitaran pulau air, namun saya memilih untuk berdiam diri di atas perahu.
Sambil menunggu, saya mengobrol dengan pemilik perahu yang bercerita banyak
tentang pulau Pramuka dan Pulau Panggang. Bapak pemilik perahu itu juga
menjelaskan, bahwa, beberapa pulau di kepulauan seribu banyak yang sudah
menjadi milik pribadi, beberapa di antaranya malah dimiliki oleh orang-orang
asing. Miris mendengarnya. Beberapa pulau itu dibeli dengan harga ber-M-M.
(ada yang mau nabung buat beli Pulau? Hehe)

Selain itu, ia juga bercerita bahwa beberapa pulau yang kami lalui di
antaranya pulau buatan. Perairan yang cukup dangkal lalu ditimbuni pasir
putih, setelah itu pohon-pohon dan tumbuhan liar tumbuh sendiri, entah
karena penyerbukan lewat udara atau terbawa air. Sehingga pulau-pulau
buatan itu, seperti pulau-pulau yang berdiri secara alami.

Beberapa jam setelahnya, teman-teman kembali ke perahu, bercerita banyak,
membuat saya sedikit menyesal tidak ikut �nyebur�. Kata mereka terumbu
karangnya lebih bagus dari pada yang pertama, lalu banyak ikan-ikan yang
mengikuti mereka. Menurut salah satu pemandu, kebiasaan ikan-ikan berenang
di sekitar mereka dikarenakan sebelumnya banyak penyelam yang memberikan
mereka makan (roti dsb).

Tempat kedua �soft coral�, tidak begitu jauh dari pulau pramuka. Saya
memberanikan diri lagi untuk menceburkan diri, walaupun belum berani dengan
tekhnik menceburkan diri dengan berdiri di perahu, kaki kanan dimajukan ,
tangan kanan memegang google dan kaki kiri di belakang, seperti beberapa
teman yang lain (saya masih nyebur dengan �duduk� sodara-sodara.. hehe
cupu).

Tempat ini, punya terumbu karang lebih beraneka dibanding tempat pertama
saya menceburkan diri. Lebih dalam dan binatang-binatang laut pun lebih
beraneka. Tumbuhan dan binatang lautnya lebih berwarna. Ubur-ubur bertebaran
di mana-mana.

Menghampiri kami yang sedang berenang, jadi teringat salah satu adegan di
film layar lebar �Avatar�. Membuat saya sedikit sibuk agar ubur-ubur itu tak
menciumi pipi saya :P.

Setelah itu kami harus bersiap-siap pulang, agar tak tertinggal kapal
penumpang yang terjadwal pukul satu siang. Namun, ombak yang menerjang cukup
keras, perahu yang penuh muatan penumpang itu menghadang gelombang naik
turun, teringat wahana Kora-kora di Dunia Fantasi, membuat beberapa
penumpang memuntahkan isi perutnya.

Setelah 2 jam, akhirnya kami tiba di Muara Angke dengan selamat. Air laut
yang semula biru, berubah menjadi keruh dan bau. Tentu sudah faham,
pencemaran air merupakan jawabannya.

Lelah kami bawa, tapi bersyukur untuk pengalaman pertama bersnorkeling yang
saya alami. Mengobati ketraumaan saya terhadap perairan luas. Ditambah
dengan teman-teman baru yang ramah, dengan berbagai pengalaman yang mereka
punya (beberapa di antaranya tak asing dengan wilayah timur Indonesia). Dan
juga untuk Petualangan Kita, Hedra, mas Agus sebagai pemandunya, yang
bersedia menyeret2 saya dengan tali ring (nyeretnya pake kelingking lho..
hihi merhatiin kelingking si Hedra nyeret2 tali ring dalam air). Terima
kasih untuk semua (momik, Evi, Icad, Fanny, Dely, Rhonald, Yudi, mba Andi,
Hedra, mas Agus).. terima kasih untuk seafood-nya :) cuminya� mantap sudah!
:D

Catatan kaki :

(*) Hawai berasal dari kata Javaii, pada saat itu penjelajah salah mengira,
dikiranya hawai merupakan pulau Jawa. (baca di buku sejarah melayu lama)

(**) Peninggalan perang dunia ke dua banyak di sekitar Morotai, dan Pulau
Zumzum bisa dilihat di notes :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=478319383919
Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Yahoo! Groups

Parenting Zone

Tips for family,

kids and living

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Bi-polar disorder

Find support

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: