Kamis, 30 Juni 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3425

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1a.

Re: Selamat Ulang Tahun Kota Jakarta

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Wed Jun 29, 2011 3:32 am (PDT)



jauh banget beli tomat ampe ke purwakarta :-)

2011/6/22 bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id>

> **
>
>
> Beli tomat ke Purwakarta.Ke Purwakarta jangan lupa beli semur dan laksa.
> Selamat ulang tahun kota Jakarta.Semoga makin makmur dan sentosa
>
>
2a.

Re: (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Wed Jun 29, 2011 3:41 am (PDT)



terima kasih pak untuk sharing pencerahan n motivasinya :-)

lama sekali tidak bersapa ya pak? :-)

salam
pranolo

2011/6/27 Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id>

> **
>
>
> (Bahasa)
>
> *RETHINKING TENTANG PENYAIR*
>
> *Oleh Teha Sugiyo*
>
> * *
>
> 1. Menjadi penyair adalah pilihan. Dan setiap pilihan harus
> dipertanggungjawabkan. Ketika kita memilih sesuatu, maka kita meninggalkan
> sesuatu yang lain. Pada saat kita memilih A kita meninggalkan B. Pada saat
> kita memilih B kita meninggalkan C dan seterusnya. Di dunia ini ada
> banyak pilihan. Dan pilihan yang kita lakukan dapat lebih dari satu. Kita
> dapat memilih menjadi penyair sekaligus menjadi PNS, pengusaha atau bahkan
> penguasa! Dan sekali lagi, setiap pilihan harus dipertanggungjawabkan!
> 2. Menjadi penyair juga dapat dikatakan sebagai suatu panggilan,
> sebagaimana layaknya kita terpanggil untuk menjadi manusia. Manusia! Bukan
> manusia-manusiaan! Orang! Bukan orang-orangan. Menjadi manusia berurusan
> dengan kualitas.
>
>
2b.

Re: (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair

Posted by: "Teha Sugiyo" kembangpring049@yahoo.co.id   kembangpring049

Thu Jun 30, 2011 12:35 am (PDT)



ya mas andri. memang sudah lama. mari kita mulai lagi bersapa ria. eh ngomong-omong, kemarin saya dapat sms dari andriandiniwedding lho... apa bocorannya sudah disebar di milis? hehehe... wanayasa..purwakarta... sabtuu.. sukses ya mas!

--- Pada Rab, 29/6/11, Andri Pranolo <apranolo@gmail.com> menulis:

Dari: Andri Pranolo <apranolo@gmail.com>
Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 29 Juni, 2011, 10:41 AM

 

terima kasih pak untuk sharing pencerahan n motivasinya :-)

lama sekali tidak bersapa ya pak? :-)

salam
pranolo

2011/6/27 Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id>

 

(Bahasa)

RETHINKING TENTANG PENYAIR

Oleh Teha Sugiyo
 

Menjadi
penyair adalah pilihan. Dan setiap pilihan harus dipertanggungjawabkan.
Ketika kita memilih sesuatu, maka kita meninggalkan sesuatu yang lain.
Pada saat kita memilih A kita meninggalkan B. Pada saat kita memilih B
kita meninggalkan C dan seterusnya. 
Di dunia ini ada banyak pilihan. Dan pilihan yang kita lakukan
dapat lebih dari satu. Kita dapat memilih menjadi penyair sekaligus
menjadi PNS, pengusaha atau bahkan penguasa! Dan sekali lagi, setiap
pilihan harus dipertanggungjawabkan!Menjadi
penyair juga dapat dikatakan sebagai suatu panggilan, sebagaimana layaknya
kita terpanggil untuk menjadi manusia. Manusia! Bukan manusia-manusiaan!
Orang! Bukan orang-orangan. Menjadi manusia berurusan dengan kualitas.

2c.

Re: (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Thu Jun 30, 2011 1:41 am (PDT)



Hmmm...kalau begitu memang sangat sulit ya menilai karya terbaik dalam
sastra?:) Karena parameter "rasa" kan sangat amat nisbi.

tabik,

Nursalam AR

On 6/28/11, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> wrote:
>
>
>
>
>
>
> biasa mas nur, penyair itu egois. salah satu yang paling menunjukkan egoisme
> chairil nampak dalam lirik yang seingat saya berbunyi: "...bahkan dengan
> cermin pun aku enggan berbagi". sori kalau salah, dah lama gak baca chairil.
> dalam hal "yang bukan penyair, tidak ambil bagian", menurut tafsir saya
> :memang benar, karena yang bukan penyair mungkin tidak memahami dunia
> kepenyairan. jadi tidak dapat ikut ambil bagian dalam menikmati keindahan
> dan kebermaknaan sebuah puisi. tafsir lain pun tidak salah, sebab dalam
> sastra tidak ada yang salah atau benar, yang ada adalah baik atau tidak. dan
> itu pun juga relatif, sebab masalah sastra adalah masa "rasa", sebagaimana
> rasa, memang sulit diperdebatkan... btw trims atas tanggapannya. dah lama
> gak nulis, dan hanya sebagai silent reader seperti istilah mbak indar...
> mari kita ramaikan lagi, kita gebrak lagi milis ini biar lebih "hidup". ayo
> dani, endah, retno, catur, shinta, mbak ugik, bunda icha, divin, asri,
> novi, mas sis, dan teman-teman lain yang dah lama gak nulis, yuk nulis lagi
> yuk! atau tenggelam dalam kesibukan masing-masing?
>
>
> --- Pada Sen, 27/6/11, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> menulis:
>
>
> Dari: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Tanggal: Senin, 27 Juni, 2011, 4:34 AM
>
>
> Memang beda jika motivator plus sastrawan sekelas Pak Teha Sugiyo
> memberikan materi. Tak luput atmosfer motivasi yang dipompakan,bahkan
> dalam bahasan sastra sekalipun:).
>
> Satu pertanyaan yang menggelitik saya sejak pertamakali tertarik
> dengan dunia sastra pada awal SMP, apakah benar Chairil Anwar telah
> mengucapkan perkataan legendaris,"Yang bukan penyair, harap
> menyingkir!" yang dikutip dalam banyak literatur sebagai "egoisme"
> sastrawan elit.
>
> Mungkin dalam hal ini Pak Teha bisa berbagi pandangan.
>
> Terima kasih sebelumnya.
>
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
>
>
> On 6/27/11, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> wrote:
>> (Bahasa)
>>
>>
>>
>>
>> RETHINKING TENTANG PENYAIR
>>
>> Oleh Teha Sugiyo
>>
>> Menjadi
>> penyair adalah pilihan. Dan setiap pilihan harus
>> dipertanggungjawabkan.
>> Ketika kita memilih sesuatu, maka kita meninggalkan sesuatu yang
>> lain.
>> Pada saat kita memilih A kita meninggalkan B. Pada saat kita memilih
>> B
>> kita meninggalkan C dan seterusnya.
>> Di dunia ini ada banyak pilihan. Dan pilihan yang kita lakukan
>> dapat lebih dari satu. Kita dapat memilih menjadi penyair sekaligus
>> menjadi PNS, pengusaha atau bahkan penguasa! Dan sekali lagi, setiap
>> pilihan harus dipertanggungjawabkan!Menjadi
>> penyair juga dapat dikatakan sebagai suatu panggilan, sebagaimana
>> layaknya
>> kita terpanggil untuk menjadi manusia. Manusia! Bukan
>> manusia-manusiaan!
>> Orang! Bukan orang-orangan. Menjadi manusia berurusan dengan
>> kualitas.
>> Bukan
>> kuantitas. Bukan berapa lamanya kita menjadi manusia tetapi seberapa
>> bermaknanya kualitas dalam kemanusiaan kita. Kualitas manusia menurut
>> Oerip & Tatag (2000) merupakan hasil kali dari kualitas teknik,
>> kualitas fisik dan kualitas sikap mental. Kualitas teknik mencakup
>> ranah skill dan knowledge, keterampilan dan pengetahuan. Kualitas fisik
>> mencakup kesehatan, kebugaran, kesadaran termasuk daya tahan kita
>> terhadap
>> bantingan dan halangan. Kualitas sikap mental adalah attitude,
>> perilaku
>> yang bersumber pada cara pandang, pola
>> pikir (mindset), afektif yang
>> mengejawantah dalam perbuatan, kebiasaan, watak dan yang akhirnya
>> mengantarkan kita kepada sang nasib. Kalau dinilai, kualitas teknik
>> nilainya skala 1-100. Kualitas fisik nilainya skala 1-100. Tetapi
>> untuk
>> Kualitas Sikap Mental nilainya berskala -10 � 100. Jadi meskipun
>> kualitas
>> tekniknya bernilai 100, kualitas fisik bernilai 100, namun jika
>> kualitas
>> sikap mentalnya minus 1, maka jumlah total kualitas manusia itu
>> adalah
>> minus 10.000.Panggilan
>> penyair untuk menjadi manusia tak ubahnya laksana panggilan untuk
>> hidup.
>> Menjalani kehidupan. Hadir. Ada. To Be. (Masalahnya to be or not to
>> be)
>> Prinsip menjalani hidup sebagai manusia, sebagai penyair adalah To
>> Be,
>> To Do, To Have. Menjadi manusia, menjadi
>> penyair (to be), adalah
>> berpikir sebagai manusia besar, penyair besar, bertindak sebagai
>> manusia
>> besar, penyair besar, memiliki kebiasaan sebagai manusia besar,
>> penyair
>> besar dan berwatak sebagai manusia besar / penyair besar. Selanjutnya
>> melakukan (to do), berjuang
>> untuk menjadi besar, berupaya dengan berbagai cara, melakukan
>> eksperimen,
>> bekerja keras dan bijak, berjuang tanpa kenal putus asa, menunda
>> kesenangan. Tak hanya berani mati, tetapi juga berani hidup. Hidup
>> yang
>> penuh kenyataan perjuangan, ketidaknyamanan, kelelahan, kesendirian,
>> kesepian, tidak dikenal, tidak digubris, dihina, dilecehkan,
>> dibanting
>> hingga berkeping� untuk selanjutnya memetik hasilnya, memiliki (to
>> have) jiwa dan semangat
>> manusia/penyair besar, memiliki hidup sebagai manusia/penyair yang
>> terus
>> menerus diperkaya.Faktanya kini
>> terdapat berbagai macam problematika Bangsa: narkoba, pornografi,
>> tawuran,
>> kemiskinan, terorisme, korupsi, kriminalitas, kerusuhan anarkhis.
>> Kedukaan
>> dan kegembiraan bangsa ini adalah kedukaan dan kegembiraan kita juga.
>> Kecemasan dan harapan bangsa ini, adalah juga kecemasan dan harapan
>> kita
>> juga, sebagai manusia, sebagai penyair. Tugas kita sebagai
>> manusia/penyair, menanggapi, membuat, melakukan, agar kondisi tak
>> baik
>> itu
>> menjadi lebih baik. Tugas kita
>> sebagai penyair (manusia) tak cukup
>> hanya menyuarakan zamannya, tetapi sekaligus membuat zaman ini
>> menjadi
>> lebih baik, lebih agung, lebih
>> mulia. Sekecil apa pun yang kita lakukan dalam karya kita sebagai
>> penyair
>> itu sudah merupakan sumbangan kita bagi negeri, bagi bangsa, bagi
>> kemanusiaan, bagi hidup dan kehidupan. Seorang
>> penyair adalah perintis jalan, kata Chairil Anwar. Perintis jalan
>> artinya
>> berani memulai, berani melakukan terobosan, berani dicaci, dikritik,
>> dimaki, sendiri, kesepian, sebagai suatu resiko pilihan, sebagai
>> pertanggungjawaban panggilan. Para pendahulu kita, orang-orang
>> sukses,
>> penyair-penyair besar, sastrawan-sastrawan dunia, dan juga
>> manusia-manusia
>> sukses lainnya di berbagai bidang telah memberi contoh kepada kita
>> untuk
>> mengambil keputusan, mengubah mindset
>> untuk menjadi sukses. Jadi,
>> kuncinya: menerima tanggung jawab dengan mengubah mindset kita
>> sebagai
>> manusia untuk lebih produktif, kreatif,
>> berani menghadapi benturan, untuk melakukan terobosan, kreativitas,
>> berpikir out of the box,
>> senantiasa mencari cara untuk keluar dari kemelut masalah. Dan kita
>> yakin,
>> KITA PASTI MAMPU!SELAMAT DAN
>> SUKSES! Baik sebagai penyair maupun sebagai manusia!
>>
>>
>>
>> Disampaikan pada
>> acara Launching buku SENANDUNG BANDUNG-3
>>
>> Di Auditorium
>> FPIPS � UPI Bandung, 26 Juni 2011.
>>
>> Teha Sugiyo
>>
>> 081220011950
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>
>
> --
> www.nursalam.wordpress.com
>
>
> ------------------------------------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>

--
www.nursalam.wordpress.com

3a.

Daftar Isi Buku "Manajemen Pertanyaan"

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Wed Jun 29, 2011 8:47 am (PDT)



<http://4.bp.blogspot.com/-jgDXHS7J_uo/TgtGVJp7x3I/AAAAAAAACDs/OiJXvs4MwRA/s1600/manajemen-pertanyaan.jpg>

Kata Pengantar

BAGIAN I - Pertanyaan Tentang Pertanyaan

BAB 1 - Mengapa Saya Selalu Bertanya?
BAB 2 - Mengapa Saya Tidak Boleh Berhenti Bertanya?
BAB 3 - Bagaimana Pertanyaan Menentukan Kualitas Hidup Saya?
Bab 4 - Pertanyaan Yang Bagaimana Yang Perlu Saya Jawab?
Bab 5 - Bagaimana Sikap Terbaik Saya Tentang Pertanyaan?

BAGIAN II - Pertanyaan Yang Meningkatkan Kualitas Kehidupan

BAB 1 - Kecerdasan Motif
BAB 2 - Kecerdasan Peran
BAB 3 - Kecerdasan Pola Pikir
BAB 4 - Kecerdasan Fokus
BAB 5 - Kecerdasan Orientasi
BAB 6 - Kecerdasan Kebahagiaan
BAB 7 - Kecerdasan Pilihan
BAB 8 - Kecerdasan Integritas
BAB 9 - Kecerdasan Kendali
BAB 10 - Kecerdasan Fleksibilitas
BAB 11 - Kecerdasan Adversitas
BAB 12 - Kecerdasan Idealisme
BAB 13 - Kecerdasan Perubahan
BAB 14 - Kecerdasan Zona Nyaman
BAB 15 - Kecerdasan Risiko
BAB 16 - Kecerdasan Kesempurnaan
BAB 17 - Kecerdasan Proyeksi
BAB 18 - Kecerdasan Tindakan
BAB 19 - Kecerdasan Kemauan
BAB 20 - Kecerdasan Sukses
BAB 21 - Kecerdasan Penerimaan Diri
BAB 22 - Kecerdasan Proses
BAB 23 - Kecerdasan Keunikan
BAB 24 - Kecerdasan Militansi
BAB 25 - Kecerdasan Posisi
BAB 26 - Kecerdasan Semangat
BAB 27 - Kecerdasan Stamina
BAB 28 - Kecerdasan Belajar
BAB 29 - Kecerdasan Kesalahan
BAB 30 - Kecerdasan Kegagalan
BAB 31 - Kecerdasan Waktu
BAB 32 - Kecerdasan Jati Diri
BAB 33 - Kecerdasan Nilai Dan Keterlibatan
BAB 34 - Kecerdasan Kepercayaan
BAB 35 - Kecerdasan Kepemimpinan

BAGIAN III - Pertanyaan Terakhir

Daftar Pustaka

Mohon doa restu sahabat semua! Semoga diberi waktu dan tiada daya serta
upaya melainkan dengan kekuatan-Nya semata.

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
Founder, Penulis "Manajemen Pikiran Dan
Perasaan<http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Katalog&op=tampilbuku&bid=118>"
3b.

Bls: [sekolah-kehidupan] Daftar Isi Buku "Manajemen Pertanyaan"

Posted by: "Teha Sugiyo" kembangpring049@yahoo.co.id   kembangpring049

Thu Jun 30, 2011 12:30 am (PDT)



Selamat dan Sukses Pak Ikhwan Sopa. Semoga buku itu nantinya dapat memberikan pencerahan dan perbaikan siapa pun yang membacanya!

--- Pada Rab, 29/6/11, Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com> menulis:

Dari: Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com>
Judul: [sekolah-kehidupan] Daftar Isi Buku "Manajemen Pertanyaan"
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 29 Juni, 2011, 3:47 PM

 

Kata Pengantar

BAGIAN I - Pertanyaan Tentang Pertanyaan

BAB 1 - Mengapa Saya Selalu Bertanya?

BAB 2 - Mengapa Saya Tidak Boleh Berhenti Bertanya?

BAB 3 - Bagaimana Pertanyaan Menentukan Kualitas Hidup Saya?

Bab 4 - Pertanyaan Yang Bagaimana Yang Perlu Saya Jawab?

Bab 5 - Bagaimana Sikap Terbaik Saya Tentang Pertanyaan?

BAGIAN II - Pertanyaan Yang Meningkatkan Kualitas Kehidupan

BAB 1 - Kecerdasan Motif

BAB 2 - Kecerdasan Peran

BAB 3 - Kecerdasan Pola Pikir

BAB 4 - Kecerdasan Fokus

BAB 5 - Kecerdasan Orientasi

BAB 6 - Kecerdasan Kebahagiaan

BAB 7 - Kecerdasan Pilihan

BAB 8 - Kecerdasan Integritas

BAB 9 - Kecerdasan Kendali

BAB 10 - Kecerdasan Fleksibilitas

BAB 11 - Kecerdasan Adversitas

BAB 12 - Kecerdasan Idealisme

BAB 13 - Kecerdasan Perubahan

BAB 14 - Kecerdasan Zona Nyaman

BAB 15 - Kecerdasan Risiko

BAB 16 - Kecerdasan Kesempurnaan

BAB 17 - Kecerdasan Proyeksi

BAB 18 - Kecerdasan Tindakan

BAB 19 - Kecerdasan Kemauan

BAB 20 - Kecerdasan Sukses

BAB 21 - Kecerdasan Penerimaan Diri

BAB 22 - Kecerdasan Proses

BAB 23 - Kecerdasan Keunikan

BAB 24 - Kecerdasan Militansi

BAB 25 - Kecerdasan Posisi

BAB 26 - Kecerdasan Semangat

BAB 27 - Kecerdasan Stamina

BAB 28 - Kecerdasan Belajar

BAB 29 - Kecerdasan Kesalahan

BAB 30 - Kecerdasan Kegagalan

BAB 31 - Kecerdasan Waktu

BAB 32 - Kecerdasan Jati Diri

BAB 33 - Kecerdasan Nilai Dan Keterlibatan

BAB 34 - Kecerdasan Kepercayaan

BAB 35 - Kecerdasan Kepemimpinan

BAGIAN III - Pertanyaan Terakhir

Daftar Pustaka

Mohon doa restu sahabat semua! Semoga diberi waktu dan tiada daya serta upaya melainkan dengan kekuatan-Nya semata.

Ikhwan Sopa

Master Trainer E.D.A.N.

Founder, Penulis "Manajemen Pikiran Dan Perasaan"

4a.

Re: Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Wed Jun 29, 2011 8:05 pm (PDT)



Yup, silakan saja, Mbak Dee.Jangan lupa sebutkan sumbernya ya:D.

Btw, saya cowok, Mbak. Jadi mestinya ucapan terima kasihnya "jazakallah":D.

Salam kenal.

Tabik,

Nursalam AR

On 6/25/11, Dee <deenie_25@yahoo.co.id> wrote:
>
> Masya Alloh baru tahu ternyata..
> boleh copas dan share d blog/FB pak?
> Jazakillah khoir...
>
>

--
www.nursalam.wordpress.com

5.

Trs: Re: [sekolah-kehidupan] (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair

Posted by: "Teha Sugiyo" kembangpring049@yahoo.co.id   kembangpring049

Thu Jun 30, 2011 12:40 am (PDT)





biasa mas nur, penyair itu egois. salah satu yang paling menunjukkan egoisme chairil nampak dalam lirik yang seingat saya berbunyi:  "...bahkan dengan cermin pun aku enggan berbagi". sori kalau salah, dah lama gak baca chairil. dalam hal "yang bukan penyair, tidak ambil bagian", menurut tafsir saya :memang benar, karena yang bukan penyair mungkin tidak memahami dunia kepenyairan. jadi tidak dapat ikut ambil bagian dalam menikmati keindahan dan kebermaknaan sebuah puisi. tafsir lain pun tidak salah, sebab dalam sastra tidak ada yang salah atau benar, yang ada adalah baik atau tidak. dan itu pun juga relatif, sebab masalah sastra adalah masa "rasa", sebagaimana rasa, memang sulit diperdebatkan... btw trims atas tanggapannya. dah lama gak nulis, dan hanya sebagai silent reader seperti istilah mbak indar... mari kita ramaikan lagi, kita gebrak lagi milis ini biar lebih "hidup". ayo dani, endah, retno, catur, shinta, mbak ugik, bunda
icha, divin, asri, novi, mas sis, dan teman-teman lain yang dah lama gak nulis, yuk nulis lagi yuk! atau tenggelam dalam kesibukan masing-masing?
 

--- Pada Sen, 27/6/11, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> menulis:

Dari: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 27 Juni, 2011, 4:34 AM

Memang beda jika motivator plus sastrawan sekelas Pak Teha Sugiyo
memberikan materi. Tak luput atmosfer motivasi yang dipompakan,bahkan
dalam bahasan sastra sekalipun:).

Satu pertanyaan yang menggelitik saya sejak pertamakali tertarik
dengan dunia sastra pada awal SMP, apakah benar Chairil Anwar telah
mengucapkan perkataan legendaris,"Yang bukan penyair, harap
menyingkir!" yang dikutip dalam banyak literatur sebagai "egoisme"
sastrawan elit.

Mungkin dalam hal ini Pak Teha bisa berbagi pandangan.

Terima kasih sebelumnya.

Tabik,

Nursalam AR

On 6/27/11, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> wrote:
> (Bahasa)
 RETHINKING TENTANG PENYAIR
www.nursalam.wordpress.com

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

Recent Activity
Visit Your Group
Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: