Senin, 20 Juni 2011

[daarut-tauhiid] Titipan itu bernama Cinta

 

Titipan itu bernama Cinta

Tatapan mata itu terus membekas, menyimpan sebuah rasa yang tidak pernah di mengerti olehnya. Sejak saat itu, entah mengapa rasa gugup menghinggapi ketika berdekatan dengan gadis itu, apakah ini cinta...entahlah, tidak ada kata, tidak ada suara tidak ada gerakan , hanya sebuah tatapan. Getaran itu terus menerus menghantuinya sepanjang hari. Kegelisan tidak bertemu bersatu dengan ke gugupan ketika bertemu,...aneh, indah tapi menyakitkan, karena beberapa kali kesempatan bertemu berdua tapi tidak pernah ada kata-kata, hanya senyuman menghiasi sepanjang jalan menuju sekolah. Memang banya orang yang merindukan masa SMA. Waktu berputar begitu cepat, dua tahun seperti bias begitu saja , pertama kali bertemu dengan gadis itu ketika dia masuk bangku sekolah kelas satu sedangkan Ryan kelas dua. Bahkan ketika acara perpisahan sekolah tidak ada satu katapun yang sanggup di lontarkan Ryan walaupun banyak temannya yang mengatakan bahwa Lusi, nama gadis itu, juga menyukainya. Dia memendam rasa itu untuk selamanya.

Sepuluh tahun berlalu, Tatapan ibu tua itu seperti menembus jantung Ryan. " Sudahlah nak tidak usah repot, biar saja , namanya juga penyakit orang tua, susah sembuhnya.." desah ibunya. Rasa terus berkecamuk di dada Ryan, banyak sudah uang habis dikeluarkan untuk menyembuhkan kanker otak ibunya, tapi ibunya belum juga menampakan gejala sembuh. Dokter mengatakan bahwa cara satu satunya hanya dengan operasi , tetapi memang akan memakan biaya , lebih dari seratus juta rupiah, sebuah angka yang sulit dicapai Ryan walaupun bekerja puluhan tahun sebagai buruh pabrik elektronik. Hari demi hari berlalu sampai akhirnya ibunya menghembuskan nafas terakhir dipangkuannya. Dia tidak bisa berkata apa-apa, air matanya bercampur keringat membasahi seluruh tubuhnya.

Bertahun-tahun kesunyian menghinggapi dirinya, Lima tahunpun berlalu. " Pak cepat kerumah sakit ! anak dan istri bapak mau melahirkan " seru seorang tetangga kepada Ryan yang baru pulang kerja, dia mendapat shift malam, tanpa pikir panjang Ryan memacu motor bututnya ke rumah sakit. sebenarnya semalam Ryan enggan masuk kerja mengingat istrinya sudah mulai mules dan sering meringis kesakitan. Tapi atasannya menelpon agar Ryan bisa masuk karena oprator forklift yang diharapkannya bisa menggantikan tidak bisa datang karena sakit. Nafas Ryan semakin tidak menentu, dia berlari secepat mungkin dari tempat parkir motor rumah sakit menuju kamar yang telah diberiathukan tetangganya. Belum habis rasa letih dan nafas yang belum turun, tiba-tiba suster keluar dengan wajah lesu " Maaf pak, kami telah berusaha sekuat tenaga, tetapi istri bapak telah mengeluarkan darah cukup banyak dan kami tidak bisa menyelamatkannya. ....Tapi anak bapak alhamdulillah , lahir selamat " kata suster dengan wajah memendam kesedihan.

Ryan melangkah dengan kaki gontai, seperti melayang, matanya berkunang-kunang. mulutnya bergumam pelan " Ya Allah, Aku mohon berikan ketabahan pada diri ku dan anakku nanti, ...Ya Allah jangan pernah izinkan diriku untuk mengeluh dengan sagala cobaan Mu..sampai aku bisa mensyukuri nikmat sabar yang Engkau titipan pada hatiku"....doa Ryan dengan mata berlinang

Ryan menantap anaknya dengan penuh harap, lintasan masa lalu seperti bertebaran diatas kepalannya, memaksa untuk dikenang dan ditafakuri.

" Anakku jika engkau telah dewasa, ingatlah nak, bahwa Allah selalu bersama kita, cintailah Allah dengan ihklas, melalui cintamu pada orang tua, cintamu kepada anakmu kelak , cintamu kepada istrimu dan citamu kepada sesama , sampai kita lupa bahwa kitapun mempunyai keinginan untuk dicintai. Ketahuilah anakku bahwa rasa itu adalah titipan. Hatinya satu tapi didalam hati itu menyimpan sejuta rasa, tentang kehidupan yang kelak akan kau jalani "

" Kesabaran itu tidak akan pernah bisa kamu dapatkan tanpa ujian anakku , karena kesabaran itu adalah titipan, keikhlasan itu adalah titipan karena Rasulullah pernah berkata bahwa Ikhlas itu adalah sesuatu rahasia yang disembunyikan dihati orang-orang yang dicintai Allah , begitupula dengan rasa syukur, kita tidak mempunyai daya apa-apa selain selalu minta pertolongan kepadaNya anakku, Iyyakana'budu wa iyyakanasta'in...."

Rasa adalah sebuah misteri yang tersimpan didalam dada, rasa bahagia, sedih, cemburu, marah, kesal, dendam, ceria, cinta, dan lain, merupakan ruangan-ruangan didalam hati. Didalam ilmu tassawuf dikenal istilah Man lam Yadzuq lam yadri, Barang siapa yang tidak bisa merasakan maka dia tidak akan bisa mengetahui. Bagaimana mungkin seseorang mengetahui cinta jika dia tidak pernah merasakannya. Cinta adalah bahasa universal yang dirasakan semua manusia, bahkan binatang, karena cinta adalah bahasa pemersatu. Allah adalah Sang Maha Pencinta. Dia mencitai mahluknya melebihi mahluk kepadaNya, Sebesar apapun kesalahan mahluknya , apapun agamanya, bangsanya, warna kulitnya, bahasanya tidak pernah berpengaruh terhadap cinta Allah kepada mereka. Tapi disudut lain dinegeri ini banyak orang saling membenci atas nama Tuhan.

Beberapa hari kemudian Ryan datang kerumah sakit untuk melunasi sisa biaya bersalin dan biaya pengurusan jenazah istrinya. Diujung rumah sakit nampak seorang wanita, tersenyum kepadanya, seorang suster. Kepala Ryan sakit, nanar dan berusaha mengingat sekuat tenaga, kemudian hatinya membuncah seketika. Dia melihat anaknya yang masih terbaring di dalam sebuah vakum, dia melihat wanita itu, air matanya keluar entah mengapa, air mata itu untuk siapa ?, apakah saat seperti ini tepat ? dia tidak lagi tahu apapun, sebuah skenario raksasa telah bekerja untuknya. " Apa khabar Yan ", seru wanita itu menyapa. Goresan-goresan masa lalu seperti hendak merajut kata yang pernah hilang, tersembunyi dibalik takdir sang Maha Pencipta. Lusi masih tetap sendiri, menunggu lembaran takdir bercerita tentang jodohnya, dan lembaran itu seperti akan segera berakhir, hanya Allah yang maha mengetahui.

" Ya Allah, titipkanlah cinta dihati kami, dan ajarilah kami, agar kami bisa mencintaiMu dengan ikhlas "

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: