Kamis, 11 Agustus 2011

[daarut-tauhiid] Operasi Alpha, Kerjasama Rahasia Militer RI-Israel

 

Beginilah jika tentara tidak ada yg mengawasi.

---

Kamis, 11/08/2011 03:28 WIB
Operasi Alpha, Kerjasama Rahasia Militer RI-Israel (I)
Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional
(Pangkohanudnas) Marsda Djoko Poerwoko wafat di Brazil tanggal 9
Agustus 2011 pukul 22.30 waktu setempat. Keberadaan Djoko di Brazil
untuk melakukan kunjungan ke Pabrik Super Tucano atas undangan pihak
Embraer. Djoko terkena serangan jantung. Saat ini pihak keluarga masih
menunggu kepulangan jenazah Djoko.

Djoko merupakan salah satu penerbang tempur handal TNI AU. Berbagai
jabatan pernah diembannya. Dia pensiun pada 30 September 2006.
Demikian keterangan pers dari Dispen TNI AU, Rabu (10/8/2011).

Banyak pengalaman penerbang tempur yang satu ini. Salah satunya adalah
mengikuti operasi Alpha. Inilah operasi rahasia antara TNI dan Militer
Israel untuk membeli 32 pesawat tempur A-4 Skyhawk, melatih pilot
Indonesia di Israel dan menyamarkan pesawat tempur itu agar bisa
dibawa pulang.

"Saat itu kebutuhan TNI AU untuk memperbaharui armada tempurnya.
Pembelian ke Israel itu tentunya masalah sensitif. Proses pembeliannya
diatur oleh petinggi ABRI saat itu Pak Benny Moerdani, sedangkan Pak
Djoko Poerwoko adalah salah satu pilot yang dilatih di sana," ujar
pengamat militer Mufti Makarim kepada detikcom, Rabu (10/8/2011).

Operasi ini digelar secara rahasia pada tahun 1980. Hingga kini, TNI
tidak pernah mengakuinya. Saat itu TNI AU kekurangan pesawat tempur.
Pesawat seperti F-86 dan T-33 sudah tua dan tidak bisa beroperasi
maksimal. Amerika Serikat bisa memberikan 16 pesawat F-5 E/F Tiger II,
tetapi hal itu dianggap belum cukup. Apalagi saat itu Indonesia harus
menghadapi operasi militer lanjutan di Timor Timur.

Pihak intelijen mendapat informasi, Israel akan menjual 32 pesawat A-4
Skyhawk. Masalahnya tentu tidak sesederhana itu. Selain tidak ada
hubungan diplomatik, pembelian pesawat tempur ke Israel juga akan
menuai protes keras dari masyarakat. Tapi pihak ABRI memutuskan
operasi terus berlanjut.

Setelah mengirimkan teknisi, 10 Pilot TNI AU diberangkatkan ke Israel.
Bahkan 10 pilot itu tidak tahu mereka akan diberangkatkan ke mana.
Dalam buku autobiografinya, Menari di Angkasa, Djoko Poerwoko
menceritakan pengalamannya.

"Awalnya hanya mengetahui bahwa para penerbang akan belajar terbang
disana. Informasi lain-lain masih sangat kabur," tulis Djoko.

10 Pilot tersebut berangkat dengan pesawat Garuda Indonesia dari Halim
Perdana Kusuma ke Singapura. Setelah mendarat, di Singapura mereka
dijemput oleh beberapa petugas intel ABRI. Mereka mulai sadar tidak
akan diterbangkan ke AS, tetapi ke Israel. Sebuah negara yang sangat
dibenci oleh masyarakat Indonesia.

Mayjen Benny Moerdani yang saat itu menjadi Kepala Badan Intelijen
ABRI memberikan briefing. Ini misi rahasia. Jika misi gagal,
pemerintah Indonesia tidak akan mengakui kewarganegaraan mereka. Benny
juga memberikan pilihan jika ada yang ragu silakan kembali. Operasi
ini dianggap berhasil jika pesawat tempur A-4 Skyhawk yang diberi kode
'merpati' sudah masuk ke Indonesia.

Berbagai pikiran berkecamuk di benak para pilot tersebut. Kaget dan
bingung tentu saja. Tapi tidak ada yang mundur. Mereka pun diberi
identitas palsu dan akhirnya siap diberangkatkan.

(rdf/adi)

---

Kamis, 11/08/2011 03:28 WIB
Operasi Alpha, Kerjasama Rahasia Militer RI-Israel (II)
Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - "Saat itu Benny Moerdani yang mengatur operasi Alpha. Tentu
zamannya berbeda. Kalau dulu dengan kekuasaan tak terbatas yang
dimiliki, ABRI bisa melakukan upaya semacam itu. Kalau sekarang tentu
tidak bisa, karena menggunakan dana APBN, harus ada
pertanggungjawabannya. Lagipula operasi semacam ini tentu melanggar
prinsip keterbukaan. Belum lagi kerjasama dengan Israel, kalau
dilakukan kini tentu Ormas-ormas Islam akan sangat keras menentang,"
ujar pengamat militer Aris Santoso kepada detikcom, Rabu (10/8/2011).

Operasi Alpha digelar 31 tahun lalu. Misi khusus untuk membeli 32
pesawat tempur A-4 Skyhawk, melatih pilot TNI AU di Israel, dan
membawa pulang pesawat ke Indonesia berlanjut. Dari Singapura, 10
Pilot TNI AU diterbangkan ke Frankfurt dengan menggunakan Boeing 747
Lufthansa. Mereka tidak boleh bertegur sapa, duduk saling terpisah,
namun masih dalam batas jarak pandang.

Begitu mendarat di Bandara Frankfurt, Mereka berganti pesawat lagi
untuk menuju Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel. Semuanya bingung
dan jetlag. Begitu sampai di Tel Aviv, mereka ditangkap dan digiring
petugas keamanan bandara. Semuanya hanya pasrah, oleh karena memang
tidak tahu skenario apalagi yang harus dijalankan, yang ada hanya
menunggu dengan hati berdebar.

Setelah memasuki ruang bawah tanah, dan melihat ada beberapa perwira
intelijen ABRI, baru para pilot merasa tenang. Ternyata penangkapan
hanya skenario saja agar mereka bisa keluar bandara dengan cepat tanpa
diketahui.

Mereka langsung menerima brifing singkat mengenai berbagai hal yang
harus diperhatikan selama berada di Israel. Segala sesuatu yang yang
terkait dengan Indonesia di-sweeping. Para pilot ini juga diajari
sedikit bahasa Ibrani. Mereka diperintahkan mengaku pilot dari
Singapura.

Mereka dibawa ke Pangkalan Udara di Kota Eliat. Pangkalan itu rahasia.
Tidak ada nama resminya. Atas kesepakatan, selama latihan Pangkalan
Udara itu dinamai 'Arizona'. Karena resminya memang para penerbang itu
akan dikirim ke Arizona. Di sana mereka berlatih dengan pesawat A-4
Skyhawk. Melakukan berbagai manuver, mengoperasikan pesawat tempur
sebagai mesin perang, hingga menembus hingga perbatasan Suriah.

Setelah sekitar 4 bulan, Latihan terbang berakhir tanggal 20 Mei 1980.
Para perwira lulus dan berhak mendapatkan ijazah dan brevet penerbang
tempur. Namun para perwira intelijen ABRI yang hadir justru
membakarnya di depan para pilot itu. Tentu saja untuk menghilangkan
bukti bahwa pernah ada kerjasama militer RI dan Israel.

Para penerbang itu kemudian dibawa ke Amerika Serikat. Sekedar untuk
berfoto-foto. Di manapun ada tulisan AS mereka disuruh berfoto. Ini
untuk mengecoh, seolah-olah bahwa mereka memang dikirim ke AS, bukan
ke Israel. Kepada para komandan di kesatuan pun, para pilot ini harus
mengaku telah dilatih di AS, bukan Israel.

Kemudian Tanggal 4 Mei 1980, paket A-4 Skyhawk gelombang pertama,
terdiri dua pesawat single seater dan dua double seater tiba di
Tanjung Priok. Pesawat-pesawat tersebut diangkut dengan kapal laut
langsung dari Israel, dibalut memakai plastik pembungkus, berlabel
F-5. Saat itu Indonesia juga memang memesan pesawat F-5 Tiger dari AS.
Jadi seolah-olah pesawat yang diangkut kapal laut itu adalah juga
pesawat F-5. Secara bergelombang, pesawat-pesawat A-4 Skyhawk terus
berdatangan.

Operasi Alpha accomplished!

(rdf/adi)

http://www.detiknews.com/read/2011/08/11/032856/1701149/10/?992204topnews
http://www.detiknews.com/read/2011/08/11/032856/1701149/10/operasi-alpha-kerjasama-rahasia-militer-ri-israel--i-

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE
A bad score is 598. A good idea is checking yours, at freecreditscore.com.
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: