Kamis, 11 Agustus 2011

[daarut-tauhiid] Murtad Tanpa Sadar

*Murtad Tanpa Sadar*

oleh Ihsan Tandjung

Ada sebuah buku berjudul asli Al-Iman wa Nawaqidhuhu & At-Tibyan Syarhu
Nawaqidhil Iman. Buku ini ditulis oleh duet Dr Safar Hawali & Syaikh
Sulaiman Nashir Ulwan. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Etoz Publishing.
Yang menariknya, penerbit menerjemahkan judul buku tersebut dengan atraktif
sekaligus menghentak sanubari. Judul bahasa Indonesianya ialah Murtad Tanpa
Sadar Kok Bisa?

Benar saudaraku. Ternyata di dalam hidup ini ada perkara-perkara yang jika
dilakukan, bahkan sekedar diucapkan, dapat menjerumuskan seorang muslim ke
dalam sebuah keadaan murtad tanpa sadar. Artinya, ia tidak sekedar terlibat
dalam sembarang dosa. Tapi ia terlibat ke dalam urusan yang dapat
menyebabkan batalnya keimanan serta keislamannya. Hal ini menjadi lebih
serius jika kita kaitkan dengan kondisi zaman modern yang sangat sarat
dengan fitnah (ujian) terhadap iman seorang muslim. Sehingga kita jadi
teringat sebuah hadits di mana Rasulullah Muhammad Õáì Çááå Úáíå æ Óáãbersabda:

ÈóÇÏöÑõæÇ ÝöÊóäðÇ ßóÞöØóÚö Çááøóíúáö ÇáúãõÙúáöãö íõÕúÈöÍõ ÇáÑøóÌõáõ
ãõÄúãöäðÇ æóíõãúÓöí ßóÇÝöÑðÇ æóíõãúÓöí ãõÄúãöäðÇ æóíõÕúÈöÍõ ßóÇÝöÑðÇ íóÈöíÚõ
Ïöíäóåõ ÈöÚóÑóÖò ãöäú ÇáÏøõäúíóÇ

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum
datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita,
seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di
waktu sore beriman dan paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan
kesenangan dunia." (HR. Ahmad, No. 8493)

Sungguh penulis khawatir bahwa kondisi dunia dewasa ini persis sebagaimana
Nabi Õáì Çááå Úáíå æ Óáã gambarkan di dalam hadits di atas. Laksana malam
yang gelap gulita. Fitnah (ujian) telah meliputi segenap aspek kehidupan
modern. Dan derajat fitnah tersebut sedemikian rupa sehingga potensial
menyebabkan seorang muslim sulit memelihara ke-istiqomahannya. Pagi masih
dinilai Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì beriman, namun sore harinya telah menjadi
kafir. Bayangkan...! Nabi Õáì Çááå Úáíå æ Óáã di dalam hadits di atas tidak
menggambarkan kondisi gelap gulita tersebut berakibat sekedar "di waktu pagi
berbuat kebaikan dan di waktu sore berbuat kejahatan". Sebab jika demikian
penggambarannya, masih lebih ringan. Sebab betapapun seseorang melakukan
kejahatan, ia masih mungkin dipandang tetap memiliki iman. Sedangkan Nabi Õáì
Çááå Úáíå æ Óáã jelas-jelas menggambarkan bahwa kegelapan akibat rangkaian
fitnah tersebut berakibat "seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di
waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan paginya menjadi
kafir". Wa na'udzu billahi min dzaalika...!

Mari kita lihat contohnya. Sebut saja Pembatal Keislaman nomor empat dan
nomor sembilan. Pembatal Keislaman nomor empat di dalam buku MTS (Murtad
Tanpa Sadar) ialah "Meyakini Bahwa Selain Petunjuk Nabi Muhammad Õáì Çááå
Úáíå æ Óáã Lebih Sempurna Daripada Petunjuknya". Sedangkan Pembatal
Keislaman nomor sembilan ialah "Meyakini Bahwa Manusia Boleh Keluar Dan
Tidak Mengikuti Syariat Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì dan RasulNya Õáì Çááå Úáíå æ
Óáã ".

Sungguh, tidak sedikit muslim di era modern ini yang terjatuh kepada dua
perkara di atas. Mereka masih menaruh harapan kepada petunjuk, panduan,
isme, ideologi, bimbingan hidup, sistem hidup atau falsafah hidup selain
yang bersumber dari Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì dan RasulNya Õáì Çááå Úáíå æ Óáã .
Lalu mereka memperlakukan berbagai petunjuk tersebut seolah setara bahkan
lebih baik dan lebih sempurna daripada ajaran Al-Islam. Mereka meragukan
Al-Islam sebagai pemersatu keanekaragaman ummat manusia lalu meyakini ada
selain Al-Islam yang dapat memainkan peranan pemersatu tersebut. Seolah
mereka mengabaikan kesempurnaan ajaran atau syariat Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì.
Lalu menaruh kepercayaan akan kesempurnaan ajaran atau isme lainnya. Padahal
di dalam Al-Qur'an dia membaca ayat Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì yang berbunyi:

Çáúíóæúãó ÃóßúãóáúÊõ áóßõãú Ïöíäóßõãú æóÃóÊúãóãúÊõ Úóáóíúßõãú äöÚúãóÊöí
æóÑóÖöíÊõ áóßõãõ ÇáÅÓúáÇãó ÏöíäðÇ

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu." (QS.
Al-Maidah [5] : 3)

Salah satu faham modern yang dewasa ini secara gencar dikampanyekan oleh
masyarakat Barat (baca: kaum Yahudi dan Nasrani) ialah Pluralisme. Sebagian
besar penghuni planet bumi dewasa ini telah terpengaruh dan percaya kepada
faham tersebut. Mereka memandangnya sebagai sebuah faham yang baik dan
positif. Bahkan faham ini telah dipandang sebagai indikator kemajuan atau
kemodernan seseorang atau bahkan suatu bangsa. Memang, pada tahap awal,
Pluralisme mengajarkan suatu hal yang baik yaitu keharusan setiap orang agar
menghormati orang lain apapun latar belakang agama dan keyakinannya. Sampai
di sini kita tidak punya masalah dengan ajaran ini. Bahkan Islam-pun
menganjurkan kita untuk berlaku demikian. Tetapi persoalannya, Pluralisme
tidak menerima jika seseorang hanya sebatas memiliki sikap seperti itu. Ia
menuntut setiap orang agar mengembangkan "sikap modern" sedemikian rupa
sehingga tanpa ragu dan bimbang rela berkata: "Semua agama baik. Semua agama
sama. Semua agama benar." Nah, jika seorang muslim sampai rela mengeluarkan
kata-kata seperti itu, barulah ia benar-benar diakui sebagai seorang
penganut Pluralisme. Barulah ia akan diberi label "muslim modern" dan
"muslim moderat" oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat barat.

Apa masalahnya bila seorang muslim berkata: "Semua agama baik. Semua agama
sama. Semua agama benar"? Saudaraku, ungkapan seperti itu menunjukkan bahwa
yang mengucapkannya tidak setuju dengan beberapa ayat di dalam Kitabullah
Al-Qur'anul Karim. Padahal ketidaksetujuan seseorang akan isi Al-Qur'an
menunjukkan bahwa dirinya meragukan kebenaran fihak yang telah
mewahyukannya, yaitu Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì . Padahal tidak ada satupun firman
Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì yang mengandung kebatilan. Subhaanallah...! Seluruh isi
Al-Qur'an sepatutunya diterima oleh setiap orang yang mengaku muslim sebagai
kebenaran mutlak, karena ia merupakan Kalamullah (ucapan-ucapan Allah ÓÈÍÇäå
æ ÊÚÇáì). Sehingga setiap malam saat sholat tahajjud Nabi Muhammad Õáì Çááå
Úáíå æ Óáã selalu membaca doa yang sebagian isinya berbunyi:

ÃóäúÊó ÇáúÍóÞøõ æóæóÚúÏõßó ÇáúÍóÞøõ æóáöÞóÇÄõßó ÍóÞøñ æóÞóæúáõßó ÍóÞøñ

"...(Ya Allah) Engkaulah Al Haq (Yang Maha Benar), dan janji-Mu haq (benar
adanya), dan perjumpaan dengan-Mu adalah benar dan firman-Mu benar..." (HR.
Bukhari, No 1053)

Maka seorang muslim yang termakan oleh faham Pluralisme sehingga melontarkan
kalimat-kalimat batil seperti di atas sungguh potensial terjangkiti virus
MTS. Sebab ia sekurang-kurangnya telah menolak tiga ayat Al-Qur'an. Ia telah
memandang dirinya lebih cerdas daripada Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì Yang Maha Tahu
dan Maha Benar pengetahuannya. Ketiga ayat tersebut ialah:

Åöäøó ÇáÏøöíäó ÚöäúÏó Çááøóåö ÇáúÅöÓúáóÇãõ

"Sesungguhnya dien (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali
Imran [3] : 19)

æóãóäú íóÈúÊóÛö ÛóíúÑó ÇáúÅöÓúáóÇãö ÏöíäðÇ Ýóáóäú íõÞúÈóáó ãöäúåõ æóåõæó Ýöí
ÇáúÂóÎöÑóÉö ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó

"Barangsiapa mencari dien selain dien Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi." (QS. Ali Imran [3] : 85)

ÑõÈóãóÇ íóæóÏøõ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ áóæú ßóÇäõæÇ ãõÓúáöãöíäó

"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan,
kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim." (QS. Al-Hijr
[15] : 2)

Bagaimana mungkin seorang muslim yang pernah membaca ketiga ayat di atas,
sambil mengaku beriman akan Al-Qur'an sebagai kumpulan firman Allah ÓÈÍÇäå æ
ÊÚÇáì Yang Maha Tahu dan Maha Benar pengetahuannya, lalu akan dengan
ringannya tega melontarkan kata-kata: "Semua agama baik. Semua agama sama.
Semua agama benar"?

Coba perhatikan cuplikan diskusi yang sering terjadi di sekitar kita. Ada
beberapa orang sedang mendiskusikan soal perselisihan antar dua kelompok
berbeda agama yang terjadi di tengah masyarakat. Yang satu kelompok kaum
muslimin, sedangkan yang satu lagi kelompok kaum non-muslim. Lalu
masing-masing fihak mempertahankan argumennya masing-masing. Akhirnya
suasana diskusi menjadi panas dan hampir tidak terkendali. Tiba-tiba salah
seorang di antara mereka melontarkan sebuah upaya menenteramkan situasi
dengan melontarkan kata-kata: "Sudahlah tenman-teman. Marilah kita ingat
selalu bahwa kita ini kan satu bangsa. Agama boleh berbeda. Tapi kita kan
tetap satu bangsa. Toh, setiap agama kan maksudnya baik. Tujuannya mulia.
Dan semuanya kan menuju tujuan yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Kenapa
sih kita tidak bisa saling memahami dan bersikap toleran?"

Bukankah contoh kasus di atas merupakan suasana yang sangat sering kita
temui di dalam kehidupan sehari-hari kita? Dan diskusi hangat dengan akhir
seperti itu kian hari kian mudah kita temui belakangan ini. Kasus dan pelaku
perselisihan boleh berbeda, tapi ujung akhir penyelesaiannya kurang lebih
sama. Yaitu mengakui bahwa setiap agama punya maksud yang sama dan baik.
Benarkah demikian? Kalaulah semua agama punya maksud dan tujuan yang sama
dan baik, lalu mengapa kita harus memilih Al-Islam? Mengapa kita tidak pilih
yang lainnya saja? Bukankah Islam secara praktek lebih rumit dan menuntut
pengorbanan dibandingkan yang lainnya? Islam mewajibkan setiap muslim sholat
beribadah kepada Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì sekurangnya lima kali sehari-semalam.
Islam mewajibkan setiap satu tahun sekali selama sebulan penuh muslim
menahan rasa lapar, dahaga dan berhubungan suami-istri di siang hari.
Mengapa tidak kita pilih agama lainnya yang lebih sederhana dan ringan?
Artinya, pandangan yang mengatakan bahwa semua agama bermaksud "sama dan
baik" mengingkari statement Allah ÓÈÍÇäå æ ÊÚÇáì yang berfirman:

Åöäøó ÇáÏøöíäó ÚöäúÏó Çááøóåö ÇáúÅöÓúáóÇãõ

"Sesungguhnya dien (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali
Imran [3] : 19)

æóãóäú íóÈúÊóÛö ÛóíúÑó ÇáúÅöÓúáóÇãö ÏöíäðÇ Ýóáóäú íõÞúÈóáó ãöäúåõ æóåõæó Ýöí
ÇáúÂóÎöÑóÉö ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó

"Barangsiapa mencari dien selain dien Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi." (QS. Ali Imran [3] : 85)

Realitasnya dewasa ini sangat mudah kita jumpai di sekeliling kita kaum
muslimin yang melontarkan kata-kata batil seperti di atas. Astaghfirullahal
'azhiem. Allahummagh fir lil muslimin wal muslimat. Ya Allah, ampunilah
dosa-dosa kaum Muslimin dan Muslimat. Laa haula wa laa quwwata illa
billah...!

Ya Allah, lindungilah kami dari virus penyakit murtad tanpa sadar di era
modern penuh fitnah ini. Amiin. Amiin ya Rabbal 'aalamiin.

Çááåã Åäí ÃÚæÐÈß ãöäú ÌóåúÏö ÇáúÈóáóÇÁö æóÏóÑóßö ÇáÔøóÞóÇÁö æóÓõæÁö
ÇáúÞóÖóÇÁö æóÔóãóÇÊóÉö ÇáúÃóÚúÏóÇÁö

"Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari cobaan yang memayahkan, kesengsaraan
yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian musuh." (HR. Bukhari, No.
5871)


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: