Kamis, 06 Oktober 2011

[daarut-tauhiid] Kunci Meraih Kebahagiaan Hidup yang Hakiki

Kunci Meraih Kebahagiaan Hidup yang Hakiki

Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kematian dan
kehidupan untuk menguji umat manusia, siapa di antara mereka yang terbaik
amalnya. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Setiap kita ingin bahagia. Tak ada yang ingin sengsara, baik di dunia maupun
di akhirat. Namun, kenyataannya tidak semua dari kita bisa bahagia dalam
hidupnya. Apa kunci dan resep supaya kita benar-benar menjadi orang yang
bahagia? Inilah yang ingin kami hadiahkan kepada pembaca setia
voa-islam.com, agar bisa sama-sama merasakan kebahagiaan dalam hidup ini.

Sesungguhnya kebahagiaan hidup dalam pandangan Islam tidak berkutat pada
sisi materi saja. Walaupun Islam mengakui kalau materi menjadi bagian dari
unsur kebahagiaan itu sendiri. Di mana dalam pandangan Islam, masalah materi
hanya sebagai sarana saja, bukan tujuan. Oleh karenanya, Islam memberikan
perhatian sangat besar pada unsur ma'nawi seperti memiliki iman dan budi
pekerti yang luhur sebagai cara mendapatkan kebahagiaan hidup. Hal telah
ditunjukkan oleh beberapa nash syar'i, seperti firman Allah:

æóÇáúÃóäúÚóÇãó ÎóáóÞóåóÇ áóßõãú ÝöíåóÇ ÏöÝúÁñ æóãóäóÇÝöÚõ æóãöäúåóÇ
ÊóÃúßõáõæäó æóáóßõãú ÝöíåóÇ ÌóãóÇáñ Íöíäó ÊõÑöíÍõæäó æóÍöíäó ÊóÓúÑóÍõæäó

"Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.
Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya
kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan."
(QS. An-Nakhl: 5-6)

Þõáú ãóäú ÍóÑøóãó ÒöíäóÉó Çááøóåö ÇáøóÊöí ÃóÎúÑóÌó áöÚöÈóÇÏöåö
æóÇáØøóíøöÈóÇÊö ãöäó ÇáÑøöÒúÞö

"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezeki yang baik?" (QS. Al-A'raf: 32)

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Di antara unsur kebahagiaan anak
Adam adalah istri shalihah, tempat tinggal luas, dan tunggangan yang
nyaman." (HR. Ahmad)

Kebahagiaan dunia

Islam telah menetapkan beberapa hukum dan beberapa kriteria yang mengarahkan
manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia. Hanya saja Islam
menekankan bahwa kehidupan dunia, tidak lain, hanyalah jalan menuju akhirat.
Sedangkan kehidupan sebenarnya yang harus dia upayakan adalah kehidupan
akhirat. Allah Ta'ala berfirman,

ãóäú Úóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ
ÝóáóäõÍúíöíóäøóåõ ÍóíóÇÉð ØóíøöÈóÉð æóáóäóÌúÒöíóäøóåõãú ÃóÌúÑóåõãú
ÈöÃóÍúÓóäö ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS.
An-Nahl: 97)

æóÇÈúÊóÛö ÝöíãóÇ ÂÊóÇßó Çááøóåõ ÇáÏøóÇÑó ÇáúÂÎöÑóÉó æóáóÇ ÊóäúÓó äóÕöíÈóßó
ãöäó ÇáÏøõäúíóÇ

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi." (QS. Al-Qashshash: 77)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini, {Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat}
maksudnya, gunakan apa yang sudah allah berikan kepadamu dari harta yang
banyak ini dan nikmat yang berlimpah dalam ketaatan kepada Tuhanmu dan
mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai amal ibadah yang dengannya
engkau mendapatkan pahala di negeri akhirat. {dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi} maksudnya, dari kenikmatan di dalamnya
yang telah Dia halalkan untukmu berupa makanan, minuman, pakaian, tempat
tinggal, dan menikah. Karena Rabbmu memiliki hak atasmu, begitu juga dirimu,
keluargamu, tetanggamu memiliki hak atasmu. Maka berikan hak untuk setiap
pemiliknya."

Bahkan dibeberapa tempat Allah menyatakan membeli kehidupan dunia seseorang
yang akan dibayar dengan kebahagiaan akhirat berupa surga. Contohnya dalam
firman Allah,

Åöäøó Çááøóåó ÇÔúÊóÑóì ãöäó ÇáúãõÄúãöäöíäó ÃóäúÝõÓóåõãú æóÃóãúæóÇáóåõãú
ÈöÃóäøó áóåõãõ ÇáúÌóäøóÉó íõÞóÇÊöáõæäó Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö ÝóíóÞúÊõáõæäó
æóíõÞúÊóáõæäó æóÚúÏðÇ Úóáóíúåö ÍóÞøðÇ Ýöí ÇáÊøóæúÑóÇÉö æóÇáúÅöäúÌöíáö
æóÇáúÞõÑúÂóäö æóãóäú ÃóæúÝóì ÈöÚóåúÏöåö ãöäó Çááøóåö ÝóÇÓúÊóÈúÔöÑõæÇ
ÈöÈóíúÚößõãõ ÇáøóÐöí ÈóÇíóÚúÊõãú Èöåö æóÐóáößó åõæó ÇáúÝóæúÒõ ÇáúÚóÙöíãõ

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang
lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan
jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar."
(QS. Al-Taubah: 111)

Kebahagiaan akhirat

Kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan abadi yang kekal. Menjadi balasan
atas keshalihan hamba selama hidup di dunia. Allah berfirman,

ÇáøóÐöíäó ÊóÊóæóÝøóÇåõãõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ ØóíøöÈöíäó íóÞõæáõæäó ÓóáóÇãñ
Úóáóíúßõãõ ÇÏúÎõáõæÇ ÇáúÌóäøóÉó ÈöãóÇ ßõäúÊõãú ÊóÚúãóáõæäó

"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum, masuklah kamu ke dalam
surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan"." (QS. Al Nahl: 32)

áöáøóÐöíäó ÃóÍúÓóäõæÇ Ýöí åóÐöåö ÇáÏøõäúíóÇ ÍóÓóäóÉñ æóáóÏóÇÑõ ÇáúÂÎöÑóÉö
ÎóíúÑñ æóáóäöÚúãó ÏóÇÑõ ÇáúãõÊøóÞöíäó

"Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik.
Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik
tempat bagi orang yang bertakwa." (QS. Al Nahl: 30)

Islam telah menetapkan tugas manusia di bumi sebagai khalifah di dalamnya.
Bertugas memakmurkan bumi dan merealisasikan kebutuhan manusia yang ada di
sana. Hanya saja dalam pelaksanaannya senantiasa ada kesulitan, sehingga
menuntutnya bersungguh-sungguh dan bersabar. Hidup tidak hanya kemudahan
sebagaimana yang diinginkan dan diangankan orang. Bahkan dia selalu berganti
dari mudah ke sulit, dari sehat ke sakit, dari miskin ke kaya, atau
sebaliknya.

Ujian-ujian ini akan selalu mengisi hidup manusia yang menuntunnya untuk
bersabar, berkeinginan kuat, bertekad tinggi, bertawakkal, berani,
berkorban, dan berakhlak mulia serta lainnya. Semua ini akan mendatangkan
ketenangan, kebahagiaan, kelapangan, dan ridla.

Allah Ta'ala berfirman,

æóáóäóÈúáõæóäøóßõãú ÈöÔóíúÁò ãöäó ÇáúÎóæúÝö æóÇáúÌõæÚö æóäóÞúÕò ãöäó
ÇáÃóãúæóÇáö æóÇáÃóäúÝõÓö æóÇáËøóãóÑóÇÊö æóÈóÔøöÑö ÇáÕøóÇÈöÑöíäó ÇáøóÐöíäó
ÅöÐóÇ ÃóÕóÇÈóÊúåõãú ãõÕöíÈóÉñ ÞóÇáõæÇ ÅöäøóÇ áöáøóåö æóÅöäøóÇ Åöáóíúåö
ÑóÇÌöÚõæäó ÃõæáóÆößó Úóáóíúåöãú ÕóáóæóÇÊñ ãöäú ÑóÈøöåöãú æóÑóÍúãóÉñ
æóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúãõåúÊóÏõæäó

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS. Al Baqarah: 155-157)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

ÚóÌóÈðÇ áöÃóãúÑö ÇáúãõÄúãöäö Åöäøó ÃóãúÑóåõ ßõáøóåõ ÎóíúÑñ æóáóíúÓó ÐóÇßó
áöÃóÍóÏò ÅöáøóÇ áöáúãõÄúãöäö Åöäú ÃóÕóÇÈóÊúåõ ÓóÑøóÇÁõ ÔóßóÑó ÝóßóÇäó
ÎóíúÑðÇ áóåõ æóÅöäú ÃóÕóÇÈóÊúåõ ÖóÑøóÇÁõ ÕóÈóÑó ÝóßóÇäó ÎóíúÑðÇ áóåõ

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Seluruh urusannya bernilai baik.
Jika mendapat kebaikan dia bersyukur, dan itu baik untuknya. Dan jika
tertimpa keburukan dia bersabar, dan itu baik untuknya." (HR. Muslim)

Cara meraih kebahagiaan

Berikut ini poin-poin penting untuk mencapai kebahagiaan hakiki, dunia dan
akhirat, yang senantiasa didambakan oleh setiap insan:

1. Beriman dan beramal shalih

Meraih kebahagiaan melalui iman ditinjau dari beberapa segi: Pertama, Orang
yang beriman kepada Allah Yang Esa, Yang tiada sekutu bagi-Nya, -dengan iman
yang sempurna, bersih dari kotoran dosa,- maka dia akan merasakan ketenangan
hati dan ketentraman jiwa. Dia tidak akan galau dan penat dalam menghadapi
ujian hidup, sebaliknya dia ridha terhadap takdir Allah pada dirinya.
Sehingga dia akan bersyukur terhadap kebaikan dan bersabar atas bala'.

Ketundukan seorang mukmin kepada Allah membimbing ruhaninya untuk lebih giat
bekerja karena merasa hidupnya memiliki makna dan tujuan yang berusaha
diwujudkannya. Allah berfirman,

ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóáóãú íóáúÈöÓõæÇ ÅöíãóÇäóåõãú ÈöÙõáúãò ÃõæáóÆößó
áóåõãõ ÇáúÃóãúäõ æóåõãú ãõåúÊóÏõæäó

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan
kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'aam: 82)

Kedua, Iman menjadikan seseorang memiliki pijakan hidup yang mendorongnya
untuk diwujudkan. Maka hidupnya akan memiliki nilai yang tinggi dan berharga
yang mendorongnya untuk beramal dan berjihad di jalan-Nya. Dengan itu, dia
akan meninggalkan gaya hidup egoistis yang sempit sehingga hidupnya
bermanfaat untuk masyarakat di mana dia tinggal.

Ketika seseorang bersifat egois maka hari-harinya terasa sempit dan tujuan
hidupnya terbatas. Namun ketika hidupnya dengan memikirkan fungsinya, maka
hidup nampak panjang dan indah, dia akan merasakan hari-harinya penuh nilai.

Ketiga, Peran iman bukan saja untuk mendapatkan kebahagiaan, namun juga
sebagai sarana untuk menghilangkan kesengsaraan. Hal itu karena seorang
mukmin tahu dia akan senantiasa diuji dalam hidupnya sebagai konsekuensi
keimanan, maka akan tumbuh dalam dirinya kekuatan sabar, semangat, percaya
kepada Allah, bertawakkal kepada-Nya, memohon perlindungan kepada-Nya, dan
takut kepada-Nya. Potensi-potensi ini termasuk sarana utama untuk
merealisasikan tujuan hidup yang mulia dan siap menghadapi ujian hidup.
Allah Ta'ala berfirman:

Åöäú ÊóßõæäõæÇ ÊóÃúáóãõæäó ÝóÅöäøóåõãú íóÃúáóãõæäó ßóãóÇ ÊóÃúáóãõæäó
æóÊóÑúÌõæäó ãöäó Çááøóåö ãóÇ áóÇ íóÑúÌõæäó

"Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita
kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari
Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana." (QS. Al Nisaa': 104)

2. Memiliki akhlak mulia yang mendorong untuk berbuat baik kepada sesama

Manusia adalah makhluk sosial yang harus melakukan interaksi dengan makhluk
sebangsanya. Dia tidak mungkin hidup sendiri tanpa memerlukan orang lain
dalam memenuhi seluruh kebutuhannya. Jika bersosialisasi dengan mereka
merupakan satu keharusan, sedangkan manusia memiliki tabiat dan pemikiran
yang bermacam-macam, maka mungkin sekali akan terjadi kesalahpahaman dan
kekhilafan yang membuatnya sedih. Jika tidak disikapi dengan bijak maka
interaksinya dengan manusia akan menjadi sebab kesengsaraan dan membawa
kesedihan dan kesusahan. Karena itulah, Islam memberikan perhatian besar
terhadap akhlak dan pembinaannya. Hal ini dapat kita saksikan dalam beberapa
ayat dan hadits berikut ini:

- Firman Allah dalam menyifati Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam,

æóÅöäøóßó áóÚóáì ÎõáõÞò ÚóÙöíãò

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al
Qalam: 4)

ÝóÈöãóÇ ÑóÍúãóÉò ãöäó Çááøóåö áöäúÊó áóåõãú æóáóæú ßõäúÊó ÝóÙøðÇ ÛóáöíÙó
ÇáúÞóáúÈö áóÇäúÝóÖøõæÇ ãöäú Íóæúáößó ÝóÇÚúÝõ Úóäúåõãú æóÇÓúÊóÛúÝöÑú áóåõãú
æóÔóÇæöÑúåõãú Ýöí ÇáúÃóãúÑö

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."
(QS. Ali Imran: 159)

- Perintah Allah kepada kaum mukminin agar tolong menolong dalam kebaikan,

æóÊóÚóÇæóäõæÇ Úóáóì ÇáúÈöÑøö æóÇáÊøóÞúæóì æóáóÇ ÊóÚóÇæóäõæÇ Úóáóì ÇáúÅöËúãö
æóÇáúÚõÏúæóÇäö

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al Maidah:
2)

- Perintah Allah agar membalas keburukan orang dengan kebaikan,

æóáóÇ ÊóÓúÊóæöí ÇáúÍóÓóäóÉõ æóáóÇ ÇáÓøóíøöÆóÉõ ÇÏúÝóÚú ÈöÇáøóÊöí åöíó
ÃóÍúÓóäõ ÝóÅöÐóÇ ÇáøóÐöí Èóíúäóßó æóÈóíúäóåõ ÚóÏóÇæóÉñ ßóÃóäøóåõ æóáöíøñ
Íóãöíãñ æóãóÇ íõáóÞøóÇåóÇ ÅöáøóÇ ÇáøóÐöíäó ÕóÈóÑõæÇ æóãóÇ íõáóÞøóÇåóÇ ÅöáøóÇ
Ðõæ ÍóÙøò ÚóÙöíãò

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat
yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar
dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keberuntungan yang besar." (QSl Fushshilat: 34-35)

- Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak mulia."

- Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Perumpamaan orang-orang
yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara
mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit
maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur." (Muttafaqun
'Alaihi)

3. Memperbanyak dzikir dan merasa selalu disertai Allah

Sesungguhnya keridhaan hamba tergantung pada tempat bergantungnya. Dan Allah
adalah Dzat yang paling membuat hati hamba tentram dan dada menjadi lapang
dengan mengingat-Nya. Karena kepada-Nya seorang mukmin meminta bantuan untuk
mendapatkan kebutuhan dan menghindarkan dari mara bahaya. Karena itulah,
syariat mengajarkan beberapa dzikir yang mengikat antara seorang mukmin
dengan Allah Ta'ala sesuai tempat dan waktu, yaitu ketika ada sesuatu yang
diharapkan atau ada sesuatu yang menghawatirkannya. Dzikir-dzikir tadi
mengikat seorang hamba dengan penciptanya sehingga dia akan mengembalikan
semua akibat kepada yang mentakdirkannya.

Berikut ini beberapa nash yang menunjukkan hubungan dzikir dengan
kebahagiaan seorang hamba.

- Firman Allah Ta'ala:

ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ æóÊóØúãóÆöäøõ ÞõáõæÈõåõãú ÈöÐößúÑö Çááøóåö ÃóáóÇ ÈöÐößúÑö
Çááøóåö ÊóØúãóÆöäøõ ÇáúÞõáõæÈõ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram." (QS. Al Ra'du: 28)

- Perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada seorang muslim ketika
menikah.

Çááøóåõãøó Åöäøöí ÃóÓúÃóáõßó ÎóíúÑóåóÇ æóÎóíúÑó ãóÇ ÌóÈóáúÊóåóÇ Úóáóíúåö
æóÃóÚõæÐõ Èößó ãöäú ÔóÑøöåóÇ æóãöäú ÔóÑøö ãóÇ ÌóÈóáúÊóåóÇ Úóáóíúåö

"Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabi'at yang dia bawa, dan
aku berlindung dari keburukannya dan keburukan tabi'at yang dia bawa." (HR.
Abu Daud no 2160, Ibnu Majah no1918 dan al Hakim).

- Doa ketika terjadi angin ribut:

Çóááøóåõãøó Åöäøöíú ÃóÓúÃóáõßó ÎóíúÑóåóÇ æóÎóíúÑó ãóÇ ÝöíúåóÇ æóÎóíúÑó ãóÇ
ÃõÑúÓöáúÊó Èöåö¡ æóÃóÚõæúÐõ Èößó ãöäú ÔóÑøöåóÇ æóÔóÑøö ãóÇ ÝöíúåóÇ æóÔóÑøö
ãóÇ ÃõÑúÓöáúÊó Èöåö

"Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini),
kebaikan apa yang di dalamnya dan kebaikan tujuan angin dihembuskan. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan angin ini, kejahatan apa yang di dalamnya
dan kejahatan tujuan angin dihembuskan." (Muttafaq 'Alaih)

- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan untuk melakukan sebab
(usaha), minta tolong kepada Allah, dan tidak sedih jika hasil yang
diharapkan tidak terwujud. "Bersemangatlah mencari yang bermanfaat bagimu,
minta pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika engkau tertimpa
musibah janganlah berkata: 'Seandainya saya berbuat begini maka tentu tidak
terjadi begitu.' Namun katakanlah: 'Allah telah menakdirkan musibah ini. Apa
yang Allah kehendaki pasti terjadi'. Karena perkataan 'Seandainya' dapat
membuka perbuatan syetan." (HR. Muslim)

4. Menjaga kesehatan

Kesehatan di sini mencakup semua sisi; badan, jiwa, akal, dan ruhani.
Menjaga kesehatan badan merupakan fitrah manusia, karena berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan juga menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan materi
seperti makan, minum, pakaian, dan kendaraan.

- Kesehatan fisik: Islam sangat menghargai kehidupan fisik manusia.
Karenanya Islam melarang membunuh tanpa ada sebab yang dibenarkan syari'at
sebagaimana Islam melarang setiap yang bisa membahayakan badan dan
kesehatannya. Allah Ta'ala berfirman, "dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar."
(QS. Al An'am: 151 dan al Isra': 33)

æóíõÍöáøõ áóåõãõ ÇáØøóíøöÈóÇÊö æóíõÍóÑøöãõ Úóáóíúåöãõ ÇáúÎóÈóÇÆöËó

". . dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk . . " (QS. Al A'raaf: 157)

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Tidak (boleh melakukan/menggunakan
sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan (orang lain)." (HR. Ahmad dalam
Musnadnya, Malik dan Ibnu Majah)

- Kesehatan jiwa: banyak orang yang tidak memperhatikan kesehatan jiwa dan
tidak memperdulikan cara untuk menjaganya, padahal dia pilar pokok untuk
meraih kebahagiaan. Karena itu, Islam sangat memperhatikan pendidikan jiwa
dan menyucikannya dengan sifat-sifat mulia.

Kesehatan jiwa tegak dengan iman lalu dihiasi dengan akhlak terpuji dan
disterilkan dari akhlak buruk seperti marah, sombong, berbangga diri,
bakhil, tamak, iri, dengki, dan akhlak buruk lainnya.

Allah Ta'ala berfirman,

æóáóÇ ÊóãõÏøóäøó Úóíúäóíúßó Åöáóì ãóÇ ãóÊøóÚúäóÇ Èöåö ÃóÒúæóÇÌðÇ ãöäúåõãú
ÒóåúÑóÉó ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ áöäóÝúÊöäóåõãú Ýöíåö æóÑöÒúÞõ ÑóÈøößó ÎóíúÑñ
æóÃóÈúÞóì

"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan
kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk
Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan
lebih kekal." (QS. Thaahaa: 131)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "jika kalian bertiga,
janganlah yang dua orang berbisik-bisik tanpa mengikutkan yang satunya
sehingg mereka berkumpul dengan orang banyak supaya tidak membuatnya sedih."
(Muttafaq 'Alaih)

Allah Ta'ala berfirman, "Hai orang-orang beriman janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih
baik dari mereka (yang mengolok-olok). Jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-wanita lain, boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok). Dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan)
yang buruk sesudah iman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang dzalim." (QS. Al Hujuraat: 11)

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing
sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang." (QS. Al Hujuraat: 12)

- Kesehatan akal: Akal adalah sebab utama manusia mendapat taklif (beban
syari'at). Karenanya Allah memerintahkan untuk menjaganya dan mengharamkan
sesuatu yang membahayakan dan merusaknya. Sebab utama yang menghilangkan
kesadaran akal adalah hal-hal yang memabukkan dan yang diharamkan. Allah
Ta'ala berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan
keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum)
khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." (QS. Al
Maaidah: 90-91)

- Kesehatan ruhani: Syari'at sangat memperhatikan sarana-sarana yang bisa
menjaga kesehatan ruhani. Makanya seorang mukmin diperintahkan untuk
dzikrullah setiap saat sebagaimana mewajibkan, dalam batas minimal, untuk
memenuhi nutrisi ruhani seperti perintah shalat wajib, puasa, zakat, haji
dan medan yang lebih luas lagi dalam bentuk amal sunnah dan segala amal
untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Ibadah-ibadah ini mengikat seorang hamba dengan Rabb-Nya dan
mengembalikannya kepada Sang Pencipta ketika tersibukkan oleh dunia.
Karenanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "dan dijadikan
kebahagiaan hatiku dalam shalat." Beliau bersabda kepada Bilal, "wahai
bilal, hibur kami dengan shalat."

Syari'at juga melarang segala tindakan yang bisa merusak ruhani dan
melemahkannya. Syari'at melarang mengikuti hawa nafsu, mengerjakan hal
syubuhat, dan memanjkan diri dalam kenikmatan karena biasa menyebabkan hati
menjadi mati. Karena itulah Allah menyifati orang-orang kafir laksana
binatang, "Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al Furqaan:
44)

æóÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ íóÊóãóÊøóÚõæäó æóíóÃúßõáõæäó ßóãóÇ ÊóÃúßõáõ
ÇáúÃóäúÚóÇãõ æóÇáäøóÇÑõ ãóËúæðì áóåõãú

"Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan
seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal
mereka." (QS. Muhammad: 12)

5. Berusaha meraih materi yang mendatangkan kebahagiaan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Islam tidak mengingkari urgensi
meteri untuk merealisasikan kebahagiaan. Hanya saja, semua materi ini bukan
sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan kebahagiaan, namun hanya sebagai
sarana saja. Banyak nash menguatkan kenyataan ini, di antaranya firman Allah
Ta'ala,

Þõáú ãóäú ÍóÑøóãó ÒöíäóÉó Çááøóåö ÇáøóÊöí ÃóÎúÑóÌó áöÚöÈóÇÏöåö
æóÇáØøóíøöÈóÇÊö ãöäó ÇáÑøöÒúÞö

"Katakanlah: 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezeki yang baik?" (QS. Al A'raaf: 32)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sebaik-baik harta adalah yang
dimiliki hamba shalih." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "di
antara unsur kebahagiaan anak Adam: istri shalihah, tempat tinggal luas, dan
kendaraan nyaman."

6. Memanajemen waktu, karena waktu adalah modal utama manusia selama hidup
di dunia. Oleh sebab itu, Islam sangat memperhatikan waktu dan akan meminta
pertanggungjawaban seorang mukmin tentang waktunya. Dan kelak di hari
kiamat, dia akan ditanya tentang waktunya. Perintah dalam Islam sangat
membantu manusia untuk mengatur waktunya dan memanfaatkannya dengan baik
antara memenuhi kebutuhan hidup dan materinya di satu sisi, dan untuk
memenuhi kebutuhan ruhani dan ibadah pada sisi lainnya. Islam telah
memerintahkan orang beriman agar memanfaatkan waktu untuk kebaikan dan amal
shalih.

Allah Ta'ala berfirman,

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ Êõáúåößõãú ÃóãúæóÇáõßõãú æóáóÇ
ÃóæúáóÇÏõßõãú Úóäú ÐößúÑö Çááøóåö æóãóäú íóÝúÚóáú Ðóáößó ÝóÃõæáóÆößó åõãõ
ÇáúÎóÇÓöÑõæäó . æóÃóäúÝöÞõæÇ ãöäú ãóÇ ÑóÒóÞúäóÇßõãú ãöäú ÞóÈúáö Ãóäú
íóÃúÊöíó ÃóÍóÏóßõãõ ÇáúãóæúÊõ ÝóíóÞõæáó ÑóÈøö áóæúáóÇ ÃóÎøóÑúÊóäöí Åöáóì
ÃóÌóáò ÞóÑöíÈò ÝóÃóÕøóÏøóÞó æóÃóßõäú ãöäó ÇáÕøóÇáöÍöíäó

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian
maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari
apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah
seorang di antara kamu; lalu ia berkata: 'Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku
dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?'." (QS. Al
Munaafiquun: 9-10)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak tergelincir dua kaki
seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal: Umurnya,
untuk apa selama hidupnya dihabiskan; Waktu mudanya, digunakan untuk apa
saja; Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya;
Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak." (HR. Tirmidzi )

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits lain,

äöÚúãóÊóÇäö ãóÛúÈõæäñ ÝöíåöãóÇ ßóËöíÑñ ãöäú ÇáäøóÇÓö ÇáÕøöÍøóÉõ æóÇáúÝóÑóÇÛõ

"Ada dua nikmat yang mayoritas orang merugi pada keduanya, yaitu (nikmat)
sehat dan waktu luang." (HR. Al Bukhari dari Ibnu Abbas)

Penutup

Sesungguhnya Allah amat sangat baik kepada para hamba-Nya. Dia menghendaki
agar mereka bahagia, dunia dan akhirat. Sehingga diperintahkan apa saja yang
bisa menghantarkan kepada kebahagiaan itu. Juga dilarang setiap yang bisa
merusaknya. Oleh sebab itu, dikatakan kepada para mujrimin saat mereka
disiksa dalam neraka, "Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah
yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Al-Zukhruf: 76)

Kebahagiaan yang paling ditekankan Islam adalah kebahagiaan akhirat, namun
bukan berarti kebahagiaan dunia ditelantarkan. Tidak, bahkan kebahagiaan di
dunia ini berusaha diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya. Yakni dengan
mengabdikan diri kepada Allah semata sebagai panggilan dari fitrah diri
manusia yang ia diciptakan di atasnya. Sehingga dengan itu akan mendapat
ketenangan dan ketentraman. Dan ini menjadi kunci utama tercapainya
kebahagiaan, sampaipun dalam musibah dan bencana. Ia jadikan musibah
tersebut menjadi ladang untuk mendapatkan keutamaan dan pahala besar yang
menjaminnya masuk dalam surga, yakni dengan sabar. Dan tidaklah seseorang
mendapatkan surga akhirat sebelum ia mendapatkan surga dunia dalam
ibadahnya. Wallahu Ta'ala a'lam.

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: