Kamis, 13 Oktober 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3496

Messages In This Digest (1 Message)

Message

1a.

Art-Living Sos 2011 (A-10  Tak  Ada  Rotan

Posted by: "Ietje Guntur" ietje_gun76@yahoo.com   ietje_gun76

Wed Oct 12, 2011 6:11 pm (PDT)



Dear Allz,
 
Sssttttt….apa kabaaarrr ???
Mumpung saya lagi rajiiiin nih…jadi sekarang mau ngobrol lagi. Menjelang hari
Senin…menjelang awal minggu…Semoga teman dan sahabatku semua dalam keadaan
sehat dan ceria, ya…
 
Biasanya nih…awal minggu,
hari Senin, kita suka malas-malasan. Rasanya badan dan jiwa masih tertinggal di
akhir pekan. Memang betul, beristirahat itu perlu setelah kita menggenjot
tenaga selama sepekan. Tapi ingaaaat, tidak ada akhir pekan, kalau tidak ada
hari Senin. Sama juga, tidak ada ada akar, kalau tidak ada rotan… Hehehe…itu
pepatah nyeleneh. Aslinya sih bukan begitu, ya ?
 
Naaaaah, mumpung ini masih
menjelang dan awal minggu, saya jadi ingin berbagi cerita ringan tentang rotan.
Iya, kenal rotan kan ? Saya ingat juga ada satu lagu mengenai rotan . Hela
rotan. Masih ingat ?
 
hela hela rotane rotane tifa jawa
jawae bebunyi
rotan rotan sudah putus sudah putus ujung dua
dua baku dapae
rotan rotan sudah putus sudah putus ujung dua
dua baku dapae
 
 
Sambil menyanyi lagu Hela Rotane, mari kita
ngobrol sedikit tentang rotan. Setuju kah ?
 
Mariiiii…kita duduk rame-rame…dan kita
nikmati bersama.
 
Jakarta, 9 Oktober 2011
Salam hangat,
 
 
Ietje S. Guntur
 
♥♥♥
 
 
 
Art-Living Sos  2011 (A-10
Start ; 10/8/2011 11:00:42 AM
Finish : 10/9/2011 4:57:00 PM
 
 
TAK  ADA  ROTAN
 
 
Hari Sabtu. Pagi-pagi. Setelah beberes urusan domestik,
saya pun mengambil jeda . Me time ! Berleha-leha. Menikmati secangkir teh dan
sekerat roti… hee…hee…asyiiiik nih. Tinggal cari bacaan saja. Majalah yang
belum sempat dibaca . Ada beberapa . Saya bolak-balik sebentar. Tidak ada yang
menarik. Lempar ke samping. Sekarang cari koran . Sudah beberapa hari saya hanya
sempat menyapu judul-judulnya. Akhirnya mata tertambat pada berita tentang
rotan. Halaah…ada apa lagi ini ? Pengrajin dari sentra rotan terbesar di
Indonesia mengeluh karena kekurangan bahan baku rotan !
 
Degh !! Hati saya tergetar. Indonesia gitu loh !
Yang sudah menjadi salah satu penghasil rotan terbesar di dunia, bisa
kekurangan bahan baku. Ada apa ?
 
Saya memandang berkeliling. Di rumah saya sekarang
memang agak minim perabotan rotan. Hanya ada satu keranjang, satu tas, dan satu
kursi kecil yang sudah lama. Padahal duluuuuu….
 
Ingatan saya melayang…jauuuh…ke masa kecil saya…
 
Ayah saya adalah penggemar berat perabotan dari
rotan. Hampir seluruh ruangan di rumah kami selalu ada perabotan terbuat dari
rotan. Sofa di ruang keluarga, kursi di teras, rak buku, buaian bayi ( saya pun
pernah tidur di dalamnya ),  bahkan
ranjang tidur pun terbuat dari rotan. Itu belum termasuk keranjang, tikar
anyaman yang menghampar di ruang keluarga dan menjadi alas untuk seperangkat
kursi tamu , serta tempat duduk santai yang nyaris ada di setiap pojokan.
Menurut ayah saya, rotan itu kuat dan ekonomis… hehehehe…( ini istilah ayah
saya untuk mengatakan 'murah').
 
Saking hobbynya mengoleksi perabotan dari rotan,
hampir setiap bulan ayah saya selalu mengajak saya ke tukang pengrajin rotan. Kadang
hanya untuk melihat-lihat koleksi baru. Tapi tidak jarang juga beliau  membuka dompetnya. Ada saja barang yang dibawa
pulang. Entah kenapa, ayah saya selalu tergoda untuk membeli sesuatu dari
rotan. Dan kalau tidak ada yang dibutuhkannya, maka beliau membeli pemukul
kasur yang mirip dengan raket tennis, dari rotan juga…( seingat saya, di rumah
ada tiga atau empat pemukul kasur…hihihiiii….).
 
Bila ibu saya menegur, karena rumah kami sudah
mirip gudang penumpukan barang, ayah saya Cuma tersenyum dan berkomentar ," Ya
, kalau sudah kepenuhan, kasih saja sama siapa gitu !"…hihi…lucu bangeeett…Beli
barang, akhirnya buat dibagikan lagi ke orang lain. Ya, memang begitulah
keadaannya. Tidak jarang perabotan kami diangkut ke rumah teman atau sahabat ayah
saya, karena di rumah sudah tidak ada tempat. Tapi tunggu…tidak sampai sebulan,
saat ayah saya tergoda, maka perabot pengganti sudah muncul lagi di rumah kami
!
 

 
Ngomong-ngomong soal rotan.
 
Tidak hanya di rumah kami saja rotan menjadi
bagian dari perlengkapan rumah. Di banyak rumah, terutama di Sumatra pada era
tahun enampuluh hingga tujuhpuluhan, banyak perabotan rumahtangga terbuat dari
kerajinan rotan . Apalagi hutan di Sumatra cukup banyak menghasilkan rotan,
sehingga bahan baku mudah didapat .
 
Selain bahan baku yang mudah didapat dan harganya
ekonomis, bahkan dapat dikatakan murah sekali, sifat rotan yang lentur dan mudah
dibentuk menjadikan rotan sebagai pilihan yang tepat untuk membentuk berbagai
perabotan. Rotan yang besar-besar diameternya dapat dijadikan kerangka kursi
atau tempat tidur, sedangkan rotan yang kecil dan halus dapat dianyam untuk
menjadi lembaran yang dibentuk untuk berbagai keperluan.
 
Saya ingat. Di rumah kami ada kursi kayu terbuat
dari jati, yang alasnya dibuat dari anyaman rotan. Kursi itu enak diduduki
karena jok alas duduknya dibuat dengan anyaman renggang. Yang jadi masalah, di
celah-celah anyaman itu sering bersarang laba-laba dan sahabatnya kepinding
atau tumbila. Jadi deeeh…sejak saya bisa melakukan tugas domestik, maka urusan
membasmi tumbila dan sarang laba-laba di jok kursi merupakan keahlian
saya…hiiks…
 
Selain itu, perabotan yang paling saya kenal
terbuat dari rotan adalah pemukul kasur. Hampir setiap hari saya beraksi dengan
pemukul kasur itu. Selain untuk membuat kasur kapuk menjadi empuk dan gembur,
pemukul kasur juga bisa dimanfaatkan untuk mengait buah jambu dan rambutan di
halaman. Ujungnya yang berpilin cukup kuat untuk menjadi alat pengait, dan
biasanya cukup aman sehingga rambutan dan jambu tidak rusak karena tersangkut.
 
Rotan ini memang murah meriah.
 
Ada satu masa, ketika rotan menjadi primadona
karena model dan bentuknya sangat variatif. Saat saya dan seorang sahabat
menjadi anak kos di Jakarta, kami membeli rak rotan berwarna coklat tua, untuk
tempat menyimpan barang-barang di kamar kos kami yang tidak terlalu luas. Saya
juga pernah membeli kaca cermin yang bingkainya terbuat dari rotan. Bentuknya
unik dan artistik . Tapi sayang, bukan hanya saya yang menyukai bentuknya.
Sekawanan pencuri yang menyatroni rumah saya juga berminat terhadap cermin itu.
Jadi deeeh…dia membawa oleh-oleh cermin berbingkai rotan dari rumah saya.
 

 
Berbicara mengenai rotan, tidak dapat dipungkiri
bahwa sebagai hasil hutan rotan merupakan salah satu pilar ekonomi bagi
Indonesia. Hampir seluruh hutan belantara di Indonesia ditumbuhi oleh rotan.
Bahkan di Kalimantan, di kalangan suku Dayak, rotan merupakan pilar ketahanan
ekonomi rakyat. Rotan yang terdapat di hutan-hutan, menjadi penopang kehidupan
rakyat, sekaligus menjadi bagian dari adat istiadat masyarakat setempat.
 
Ada lagi. Rotan tidak hanya kita kenal sebagai
perabot rumahtangga. Di beberapa daerah dikenal juga masakan terbuat dari
rotan. Halaaah !! Hebat betul . Tentu saja rotan yang diolah menjadi masakan,
semacam sayur gulai ini terbuat dari rotan muda yang masih lunak. Dan konon
kata yang sudah pernah mencicipinya, sayur rotan ini lezat cita rasanya. Saya
sendiri belum pernah mencicipinya, tapi suatu saat bila saya berkesempatan
berkunjung ke Kalimantan, saya akan berwisata kuliner, dan mencicipi sayuran
rotan ini…hmh…nyam…nyam…
 
Yang sudah pernah saya cicipi dari rotan adalah
buahnya. Memang tidak lazim orang menyantap buah rotan. Tetapi di beberapa
daerah di Sumatra, buah rotan yang mirip salak ini memang dimakan. Rasanya agak
asam kelat, mirip buah salak yang muda. Dicocol dengan garam dan irisan cabe
rawit , atau digerogot begitu saja rasanya sudah mantap…hahaha…ketahuan banget
kalau saya ini termasuk pemakan segala tanaman ya…hihi…Memang begitulah adanya,
kalau menjadi anak yang dibesarkan di dekat rimba belantara. Apa saja yang
berbuah dari pohon, pasti disantap dengan nikmat.
 
Di daerah lain, buah rotan ini tidak lazim menjadi
buah santapan atau buah cemilan, karena memang agak sulit diperoleh. Jangan
membayangkan pohon rotan seperti pohon kelapa atau pohon rambutan. Pohon rotan
ini, walaupun termasuk keluarga besar palma jenis salak, atau nama kerennya
adalahCalameaedari keluarga besarpalma,tapi sama sekali tidak mirip pohon kelapa atau pohon salak. Hanya daunnya saja
yang agak mirip pohon salak, dan buahnya juga berkulit agak bersisik seperti
salak, tetapi caranya tumbuh sangat berbeda. Pohon rotan tumbuh bergelayut dan
bergantung  pada tanaman lain, seperti
tali panjang berduri. Dengan duri inilah ia memanjat, kemudian tumbuh menjulur
seperti tali yang kuat. Sebatang rotan dapat tumbuh hingga ratusan meter. Dan
uniknya di dalam batangnya terkandung air, yang dapat kita minum untuk bertahan
hidup di alam bebas. Itu sebabnya para petani rotan dapat masuk ke dalam hutan
selama beberapa waktu tanpa kuatir kekurangan air minum….Luar biasaaa…!!
 

 
Melihat keranjang rotan di ruangan kerja saya,
bekas wadah parsel lebaran, saya  merenung.
 
Sebatang rotan yang sederhana, begitu banyak
fungsi dan pengaruhnya bagi kita. Walaupun ada pepatah 'Tak ada rotan, akar pun jadi', namun tetap saja rotan menjadi
primadona . Okelah, dalam beberapa hal akar dapat menjadi pengganti. Tetapi
nilai keindahan, nilai budaya dan nilai ekonomis yang diusung oleh rotan belum
terganti oleh akar maupun tanaman bahan baku lainnya.
 
Saya selalu kagum pada rotan. Ia membawa semangat,
harus menjadi nomor satu. Menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitarnya.
Bermanfaat, dari mulai batangnya, buahnya, bahkan air di dalam batangnya. Bukan
tidak mungkin pula suatu saat ditemukan manfaat lagi dari duri dan
daun-daunnya. Siapa tahu ? Masih banyak yang belum tergali dari dirinya.
 
Seperti kita juga. Masih banyak hal yang belum
tergali dari diri kita. Masih banyak yang harus kita pelajari dari diri kita.
Agar lebih bermanfaat bagi lingkungan. Agar lebih bermanfaat bagi kehidupan
ini.
 
Bahkan sebatang rotan pun dihadirkan di dunia ini
dengan begitu banyak manfaat. Bagaimana dengan kita ?
 
 
Jakarta, 9 Oktober 2011
 
Salam hangat,
 
 
Ietje S. Guntur
 
Special note :
Terima kasih untuk
Pa tersayang…yang telah mengajak aku ke pengrajin rotan dan belajar dari rotan.
Juga adikku tersayang Titun, yang menjadi peneliti dalam bidang rotan…Dan
sahabatku Dini , teman senasib di tempat kos yang ajaib…ingat waktu beli rak
rotan di Pancoran ??? hahaha…pengalaman yang lucu banget…Terima kasih sudah
menjadi inspirasi kehidupan dan tulisan ini….I love U allz…
 
♥♥
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Parenting Zone

Family and home

Tips for mom

Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: