Siraaj
*Kamis, 5 April 2012 19:38:45*
<http://static.arrahmah.net/images/stories/2012/04/arabian-woman1.jpg>
*(Arrahmah.com <http://arrahmah.com/>)* - Awal mulanya…Ia seorang gadis
Rusia, berasal dari keluarga yang taat beragama, akan tetapi ia seorang
penganut kristen ortodox yang sangat fanatik dengan kristennya.Salah
seorang pedagang Rusia menawarinya untuk pergi bersama dengan sekelompok
gadis-gadis ke negara teluk untuk membeli alat-alat elektronik yang
kemudian akan dijual di Rusia. Demikianlah awal kesepakatan antara pedagang
dengan gadis-gadis tersebut.
Ketika mereka telah sampai di sana, laki-laki itu mulai menampakkan
taringnya dan mengungkapkan niat jahatnya. Ia menawarkan kepada gadis-gadis
tersebut profesi tercela. Ia mulai merayu mereka dengan harta yang melimpah
dan hubungan yang luas, sampai sebagian besar gadis-gadis itu terpedaya dan
akhirnya menerima idenya, kecuali wanita yang satu ini. Ia sangat fanatik
dengan agama kristennya sehingga ia menolak.
Laki-laki itu menertawakannya seraya berkata, "Engkau di negeri ini
tersia-sia, engkau tidak memiliki apapun selain pakaian yang engkau pakai …
dan aku tidak akan memberikan apapun kepadamu". Ia mulai menekannya, ia
tempatkan wanita itu di sebuah flat (kamar) bersama gadis-gadis yang lain
dan ia sembunyikan paspor-paspor mereka. Gadis-gadis yang lain tidak mampu
mempertahankan prinsipnya, mereka pun larut bersama arus … sementara ia
tetap teguh menjaga kesuciannya. Setiap hari ia selalu mendesak laki-laki
itu untuk menyerahkan paspornya atau memulangkan dirinya ke negeri asalnya.
Tetapi laki-laki itu menolak. Pada suatu hari ia berusaha untuk mencari
paspor itu di flat. Setelah susah payah mencarinya akhirnya ia
menemukannya. Langsung saja ia ambil paspor tersebut dan segera kabur dari
flat itu.
Ia keluar menuju ke jalan raya, sementara ia tidak punya apa-apa selain
pakaian yang dikenakannya. Ia kebingungan, ia orang asing yang tidak tahu
kemana harus pergi, tak ada keluarga, tak ada hubungan, tak ada harta, tak
ada makanan dan tak ada juga tempat tinggal.Wanita yang lemah itu
benar-benar kebingungan, menoleh ke kanan dan ke kiri. Tiba-tiba ia melihat
seorang pemuda yang sedang berjalan bersama tiga orang wanita, ia merasa
tentram dengan penampilannya lalu ia menghampirinya dan mulai berbicara
dengan bahasa Rusia.Pemuda itu minta maaf karena ia tidak paham bahasa
Rusia. Wanita itu berkata, "Apakah kalian bisa berbicara bahasa Inggris".
Mereka menjawab, "Ya, bisa." Wanita itu menangis karena gembira, lalu
berkata, "Aku seorang wanita dari Rusia, kisahku begini (ia menuturkan
kisahnya), aku tidak punya harta dan tempat tinggal, aku ingin pulang ke
negeriku, yang aku inginkan dari kalian hanyalah sekedar mau menampungku
dua atau tiga hari agar aku dapat mengatur urusanku bersama keluargaku dan
saudara-saudaraku di negeriku."
Pemuda yang bernama Khalid itu merenungkan kata-katanya, ia berfikir boleh
jadi wanita ini menipu! Sementara wanita itu melihat kepadanya dan
menangis. Lalu Khalid bermusyawarah dengan ibu dan kedua saudara
perempuannya.
Pada akhirnya mereka sepakat membawa wanita itu ke rumah. Ia mulai
menghubungi keluarganya di Rusia, akan tetapi tidak ada yang menjawab.
Jaringan telepon terputus di negeri itu! Padahal ia sudah mengulang-ngulang
menelpon setiap jam.
Keluarga itu tahu bahwa wanita itu seorang Kristen. Mereka berusaha untuk
berlemah lembut dan santun kepadanya. Wanita itu mencintai mereka dan
mereka mengajaknya untuk memeluk Islam. Akan tetapi ia menolak dan tidak
ingin berpindah agama, bahkan tidak bersedia sekedar untuk diskusi tentang
masalah agama sama sekali, karena ia dari keluarga ortodox yang sangat
fanatik membenci Islam dan kaum muslimin!
Khalid pergi ke Pusat Islam dan Dakwah (Islamic Center) lalu membawakan
untuknya beberapa buku tentang Islam dalam bahasa Rusia. Wanita itu
membacanya dengan seksama. Setelah membaca buku-buku tersebut ia mulai bisa
memahami tentang Islam. Pada akhirnya ia terkesan dan kagum dengan agama
yang baru ia kenal ini. Hari-hari terus berlalu sementara mereka terus
berusaha untuk meyakinkannya hingga akhirnya dia masuk Islam. Semakin hari
keislamannya semakin baik. Ia mulai menaruh perhatian terhadap
ajaran-ajaran dien dan semangat untuk bergaul dengan wanita-wanita yang
shalihah. Setelah memeluk Islam ia takut untuk kembali ke negerinya karena
khawatir kembali ke agama Kristen.
*Pernikahan*
Karena ia telah menjadi seorang wanita yang muslimah maka akhirnya Khalid
pun menikahinya. Ternyata ia lebih teguh dalam memegang dien daripada
kebanyakan wanita-wanita muslimah lainnya. Pada suatu hari ia pergi bersama
suaminya ke pasar, di sana ia melihat seorang wanita bercadar. Ini adalah
untuk pertama kalinya ia melihat seorang wanita berjilbab yang menutupi
wajahnya (bercadar). Seorang wanita berjilbab dengan sempurna, ia merasa
heran dengan bentuk pakaian tersebut!! Ia berkata kepada suaminya ,
"Khalid, kenapa wanita itu berpakaian seperti itu? Mungkin wanita itu
tertimpa penyakit yang membuat rusak wajahnya sehingga ia menutupinya?"
Khalid menjawab, "Tidak, wanita itu berhijab dengan hijab yang diridhoi
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk hamba-hamba-Nya dan yang diperintahkan
oleh Rasul-Nya." Ia terdiam sebentar kemudian berkata, "Ya, benar, ini
adalah hijab yang islami, yang dikehendaki oleh Allah untuk kita."
Khalid berkata, "Dari mana engkau tahu?" Ia menjawab, "Aku sekarang
merasakan, jika aku masuk ke pertokoan, mata-mata para pemilik toko itu
tidak lepas dari wajahku! Seakan-akan mereka mau menelan wajahku
sepotong-sepotong!! Kalau begitu wajahku ini harus ditutup, tidak boleh ada
yang melihatnya selain suamiku saja, kalau begitu aku tidak akan keluar
dari pasar ini kecuali dengan hijab seperti itu. Di mana kita bisa
membelinya?". Khalid berkata, "Tetaplah terus dengan hijabmu ini, seperti
ibu dan saudara-saudara perempuanku." Ia menjawab, "Tidak, aku ingin hijab
seperti yang diinginkan Allah."
Hari-hari terus berlalu atas wanita ini sementara tidak ada yang bertambah
kecuali keimanannya. Orang-orang yang ada di sekelilingnya menyukainya,
hati dan perasaan Khalid pun terkuasai olehnya.
Pada suatu hari ia melihat paspornya, ternyata hampir habis masa berlakunya
dan harus segera diperpanjang. Yang paling sulit adalah paspor itu harus
diperpanjang di kota tempat dulu ia tinggal. Jadi mesti pergi ke Rusia.
Jika tidak, maka ia akan dianggap pendatang gelap. Khalid memutuskan untuk
pergi bersamanya, karena wanita itu tidak mau bepergian tanpa disertai
mahram.
Mereka berdua naik pesawat jawatan penerbangan Rusia (Russian Air Lines)
sementara wanita itu tetap dengan hijabnya yang sempurna!! Ia duduk di
samping suaminya dengan mantap dan penuh kewibawaan. Khalid berkata
kepadanya, "Aku khawatir kita menemui kesulitan-kesulitan karena hijabmu
ini." Ia menjawab, "Subhanallah! engkau ingin agar aku mentaati orang-orang
kafir tersebut dan mendurhakai Allah? Tidak, demi Allah, terserah mereka
mau ngomong apa."
Orang-orang mulai memandanginya. Dan para pramugari mulai membagi-bagikan
makanan dan khamr (bir) kepada para penumpang. Tak lama kemudian khamr
mulai beraksi di kepala mereka, kata-kata kasar mulai bermunculan dari
orang-orang di sekelilingnya yang diarahkan kepadanya. Ada yang membuat
lelucon (humor), ada yang tertawa, ada juga yang mengolok-olok. Mereka
berdiri di samping wanita itu dan mengomentari dirinya. Sementara Khalid
melihat ke arah mereka tanpa memahami ucapan mereka sedikitpun. Adapun
wanita itu tersenyum dan tertawa serta menerjemahkan omongan mereka
kepadanya. Sang suami marah, tetapi wanita itu berkata, "Jangan, jangan
engkau bersedih, jangan merasa sempit dada, ini perkara kecil dibandingkan
ujian dan cobaan iman yang dialami oleh para sahabat Nabi, baik yang
laki-laki maupun perempuan." Wanita itu bersabar, demikian juga sang suami,
hingga pesawat itu mendarat.
*Di Rusia*
Khalid berkata, "Ketika kami turun di bandara, aku menyangka bahwa kami
akan pergi ke rumah keluarganya dan tinggal di sana, setelah itu akan
menyelesaikan pengurusan perpanjangan paspor kemudian pulang. Akan tetapi
pandangan istriku ternyata cukup jauh."Wanita itu berkata, "Keluargaku
masih menganut kristen ortodox semua, mereka fanatik dengan agamanya. Oleh
karena itu aku tidak ingin ke sana sekarang! Tetapi kita akan menyewa
sebuah kamar di satu tempat dan tinggal di sana lalu mengurus perpanjangan
paspor. Nanti sebelum pulang, kita berkunjung ke rumah keluargaku." Khalid
pun menyetujui usulan yang bagus itu.Kami pun menyewa sebuah kamar dan
bermalam di situ. Keesokan harinya kami pergi ke kantor bagian pengurusan
paspor. Kami menemui petugas dan ia meminta agar kami menyerahkan paspor
yang lama berikut foto pemiliknya. Istriku menyerahkan fotonya yang hitam
putih, yang tak terlihat dari tubuhnya kecuali bagian wajahnya saja.
Petugas itu berkata, "Foto ini menyalahi aturan, kami minta foto yang
berwarna, dan terlihat di situ wajah, rambut dan leher dengan sempurna!!"
Istriku menolak menyerahkan selain foto itu. Kami pun pergi ke petugas
kedua lalu petugas yang lainnya lagi, akan tetapi mereka semua minta foto
yang tidak berjilbab, sementara istriku berkata, "Tidak mungkin aku berikan
kepada mereka foto yang tabarruj (terbuka auratnya) selama-lamanya." Para
petugas itu pun menolak melayani permintaan kami. Kemudian kami menuju ke
pimpinan utama mereka yang perempuan.
Istriku berusaha semampunya meyakinkan pimpinan itu agar mau menerima foto
tersebut. Akan tetapi ditolak. Istriku mulai mendesak seraya berkata,
"Apakah tidak engkau lihat rupaku yang sebenarnya lalu engkau bandingkan
dengan yang ada di foto itu? Yang penting wajah terlihat, adapun rambut
bisa saja berubah. Bukankah foto ini sudah cukup?!"Pimpinan itu tetap
bersikeras bahwa aturan tidak membolehkan foto seperti itu. Maka istriku
berkata, "Saya tidak akan menyerahkan selain foto-foto ini, lalu apa jalan
keluarnya?" Sang pimpinan berkata, "Tidak ada yang bisa menyelesaikan
masalah ini kecuali direktur utama di kantor pusat pengurusan paspor yang
berada di Moskow." Maka kami pun keluar dari kantor tersebut.
Ia menoleh kepadaku seraya berkata, "Wahai Khalid, kita akan pergi ke
Moskow." Ketika itu aku berkata kepadanya, "Sudahlah, serahkan saja foto
yang mereka inginkan itu, bukankah Allah tidak akan membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya? Maka bertakwalah kepada Allah
semampumu. Dan ini sesuatu yang darurat, sementara paspor itu tidak akan
dilihat kecuali oleh segelintir orang, itupun untuk sesuatu yang darurat,
kemudian setelah itu engkau sembunyikan di rumahmu sampai habis masa
berlakunya. Lepaskan dirimu dari kesulitan-kesulitan ini, kita tidak perlu
pergi ke Moskow."Ia menjawab, "Tidak, tidak mungkin aku tampil dengan
bentuk yang tabarruj (membuka aurat) setelah aku mengenal agama Allah ini."
*Di Moskow*
Ia mendesakku, akhirnya kami pun pergi ke Moskow, lalu kami menyewa sebuah
kamar dan tinggal di situ. Keesokan harinya kami pergi ke kantor pusat
pengurusan paspor. Kami menemui petugas pertama, kedua dan ketiga. Pada
akhirnya kami terpaksa menghadap direktur utama. Kami menemuinya, ternyata
ia termasuk orang yang paling buruk akhlaknya! Ketika ia melihat paspor, ia
membolak-balik foto-foto kemudian mengarahkan pandangannya ke arah istriku,
seraya berkata, "Siapa yang bisa membuktikan kepadaku bahwa engkau adalah
pemilik foto-foto ini?" Ia ingin agar istriku membuka wajahnya agar dapat
melihatnya. Istriku berkata kepadanya, "Katakan saja kepada salah seorang
pegawai wanita yang ada di sini atau sekretaris wanita untuk menemuiku lalu
aku bersedia membuka wajahku untuknya, sehingga ia dapat mencocokkan
foto-foto itu. Adapun engkau maka tidak akan bisa mencocokkannya, aku tidak
akan membuka wajahku untukmu."
Orang itu marah lalu mengambil paspor lama dan foto-fotonya berikut
berkas-berkas lainnya kemudian dijadikan satu dan dilemparkan ke laci meja
pribadinya. Ia berkata kepada istriku, "Engkau tidak akan bisa memperoleh
paspor yang lama ataupun yang baru kecuali jika engkau serahkan kepadaku
foto-foto yang benar-benar cocok dan kami bisa mencocokkannya
denganmu."Istriku mulai berbicara kepadanya dan berusaha untuk
meyakinkannya. Kedua orang itu berbicara dengan bahasa Rusia, sementara aku
memandangi keduanya tanpa faham sedikitpun pembicaraan mereka. Aku marah …
tetapi aku tak dapat berbuat apa-apa, sementara orang itu
mengulang-ngulang, "Engkau harus mendatangkan foto-foto yang sesuai dengan
syarat-syarat kami."
Istriku tetap berusaha untuk meyakinkannya… tetapi tidak ada hasilnya!
Akhirnya ia diam dan berdiri, aku menoleh kepadanya dan mengulangi
perkataanku sebelumnya, "Wahai istriku yang terhormat, Allah tidak akan
memberikan beban kepada seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, dan
kita dalam keadaan darurat, sampai kapan kita berkeliling di kantor-kantor
pengurusan paspor?"Dia menjawab, "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah,
niscaya Dia adakan baginya jalan keluar dan Dia karuniakan kepadanya rizki
dari arah yang tidak diduga-duga."
Perdebatan antara aku dengannya semakin sengit, direktur pengurusan paspor
itupun marah dan kami diusir dari kantornya. Kami keluar sambil menyeret
langkah-langkah kami, perasaanku antara kasihan dan marah kepada istriku.
Kami pun pergi untuk saling mempelajari perkara ini di kamar kami. Aku
berusaha untuk meyakinkannya, akan tetapi ia tetap bersungguh-sungguh
meyakinkanku, sampai larut malam. Kami pun shalat Isya'. Fikiranku tetap
risau dengan musibah ini, kemudian kami makan malam seadanya lalu aku
letakkan kepalaku untuk tidur.
*Bagaimana engkau bisa tidur*
Ketika ia melihatku seperti itu, wajahnya berubah lalu menoleh kepadaku
seraya berkata, "Khalid, engkau akan tidur?!" Aku menjawab, "Ya, apakah
engkau tidak merasa capek?!"Ia berkata, "Subhanallah, dalam kondisi yang
sulit ini engkau bisa tidur?! Kita sedang melewati saat-saat yang kita
harus lari kepada Allah, bangun dan mohonlah kepada Allah dengan
sungguh-sungguh, karena ini adalah waktu untuk memohon."
Aku pun bangun dan shalat sesuai dengan yang Allah kehendaki untukku,
kemudian aku tidur, adapun dia tetap berdiri untuk shalat dan shalat,
setiap kali aku terbangun dan melihatnya, aku dapati dia masih dalam
keadaan ruku' atau sujud atau berdiri atau berdoa atau menangis, sampai
terbit fajar. Kemudian ia membangunkanku seraya berkata, "Telah masuk waktu
fajar, mari kita shalat berjam'ah."
Aku pun bangun, berwudhu' dan shalat berjama'ah, kemudian ia tidur sejenak.
Setelah matahari terbit ia terbangun seraya berkata, "Mari kita pergi ke
kantor pengurusan paspor!!"Aku berkata, "Kita akan pergi ke kantor
pengurusan paspor lagi?! Dengan argumen apa?! Mana foto-fotonya, kita masih
belum memiliki foto-foto itu!!"
Ia berkata, "Marilah kita pergi dan berusaha, jangan putus asa dari rahmat
Allah." Kami pun pergi. Demi Allah, ketika kaki-kaki kami menginjak lantai
ruang pertama kantor pengurusan paspor tersebut dan mereka melihat istriku
-yang sudah mereka ketahui sebelumnya- dengan hijabnya itu, tiba-tiba salah
seorang petugas memanggil, "Engkau Fulanah?"Istriku menjawab, "Ya, benar!"
Petugas itu berkata, "Ambillah paspormu." Dan ternyata paspor itu telah
beres, lengkap dengan foto-fotonya yang berjilbab. Aku merasa gembira, lalu
ia menoleh kepadaku seraya berkata, "Bukankah telah aku katakan kepadamu,
barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia adakan baginya jalan
keluar."
Tatkala kami ingin keluar, petugas itu berkata, "Kalian harus kembali ke
kota yang kalian datangi pertama kali agar paspor Anda distempel di sana."
Kami pun kembali ke kota yang pertama dan aku berkata dalam hatiku, ini
adalah kesempatan untuk mengunjungi keluarganya sebelum kami meninggalkan
Rusia. Akhirnya kami sampai di kota keluarganya. Kami menyewa sebuah kamar
kemudian kami menstempel paspor tersebut.
*Perjalanan yang penuh siksaan*
Kami pergi mengunjungi keluarganya. Ternyata rumah itu tampak kuno dan
sederhana. Nampak jelas ada tanda-tanda kemiskinan di sana. Kami mengetuk
pintu rumah tersebut dan yang membukakan pintu adalah kakak laki-lakinya
yang tertua, ia seorang pemuda yang kekar otot-ototnya. Istriku gembira
dapat bertemu dengan kakaknya, ia membuka wajahnya dan tersenyum serta
mengucapkan selamat berjumpa! Adapun sang kakak -ketika pertama kali
melihat adiknya- wajahnya terlihat gembira dengan kepulangannya yang
selamat tapi bercampur heran karena pakaiannya yang hitam dan menutup
semuanya itu.
Istriku masuk sambil tersenyum dan memeluk saudaranya. Aku pun ikut masuk
di belakangnya dan duduk di ruang tamu, aku duduk seorang diri. Adapun dia,
terus masuk ke dalam rumah. Aku mendengar mereka berbicara dengan bahasa
Rusia. Aku tidak faham sama-sekali, tetapi aku perhatikan nada suara mereka
semakin meninggi dan keras!! Logatnya pun berubah!! Teriakan mulai
meninggi!!… Tiba-tiba mereka semua meneriaki istriku, sementara ia membela
diri dan menyanggah perkataan mereka. Aku merasa ada hal yang tidak baik
dalam urusan ini, tetapi aku tidak bisa memastikannya karena aku tidak
faham sedikitpun dari pembicaraan mereka.
Tiba-tiba suara mereka semakin mendekat ke ruangan tamu –dimana aku berada
di situ- kemudian keluarlah tiga orang pemuda dipimpin oleh seorang yang
agak tua menemuiku. Pada mulanya aku menduga bahwa mereka akan menyambut
kedatangan suami dari anak mereka! Ternyata mereka menyerangku seperti
binatang buas. Tiba-tiba sambutan berubah menjadi pukulan-pukulan dan
tamparan-tamparan!! Aku berusaha untuk membela diri dari serangan mereka,
aku berteriak dan minta tolong, hingga habis kekuatanku. Aku merasa di
rumah inilah akhir hidupku. Mereka semakin menghujaniku dengan
pukulan-pukulan. Sementara itu aku berusaha menoleh ke sekitarku, aku
berusaha mengingat-ingat dari pintu mana aku tadi masuk supaya aku bisa
keluar. Ketika aku melihat pintu, aku segera bangkit membuka pintu dan
kabur. Sementara mereka mengejar di belakangku. Aku masuk di tengah
kerumunan orang hingga tersembunyi dari mereka.
Kemudian aku menuju ke kamarku yang kebetulan tidak jauh dari rumah itu.
Aku berdiri membersihkan darah dari wajah dan mulutku. Aku melihat diriku,
ternyata pukulan dan tamparan-tamparan itu meninggalkan bekas pada kening,
pipi dan hidungku. Darah mengalir dari mulutku, pakaianku robek. Aku memuji
Allah yang telah menyelamatkanku dari binatang-binatang buas tersebut.
Tetapi aku berkata dalam hati, "Aku telah selamat, tetapi bagaimana dengan
istriku?!" Wajahnya terbayang-bayang di hadapanku, apakah ia juga menerima
pukulan dan tamparan sepertiku? Laki-laki saja hampir-hampir tak sanggup
menghadapinya… sementara ia adalah seorang wanita, apakah ia mampu
menanggungnya?! Aku khawatir wanita yang lemah itu roboh…
*Inikah saatnya perpisahan…??*
Syetan mulai bekerja dan membisikkan kepadaku, "Ia akan murtad dari
agamanya dan kembali menjadi Kristen, lalu engkau akan kembali ke negerimu
seorang diri." Aku jadi bingung, apa yang harus aku perbuat? Di negeri ini,
kemana aku harus pergi, apa yang mesti aku lakukan? Nyawa di negeri ini
murah, engkau bisa menyewa seseorang untuk membunuh orang lain hanya dengan
sepuluh dollar!! Uuuh … bagaimana kalau keluarga istriku menyiksanya lalu
ia menunjukkan kepada mereka tempatku, kemudian mereka mengutus seseorang
untuk membunuhku di kegelapan malam…?
Aku kunci kamar, aku tetap merasa takut dan cemas sampai pagi. Kemudian aku
berganti pakaian lalu pergi untuk mencari-cari informasi, aku lihat rumah
mereka dari kejauhan, aku mengawasinya dan mengikuti apa yang terjadi di
situ. Akan tetapi pintunya tertutup. Aku terus menunggu. Tiba-tiba pintu
terbuka dan keluarlah tiga orang pemuda dan seorang tua. Ketiga pemuda
itulah yang menyiksaku. Dari penampilannya nampaknya mereka akan pergi ke
tempat kerja. Pintu pun tertutup dan terkunci kembali. Aku tetap mengawasi
dan mengintai. Aku berharap dapat melihat wajah istriku, akan tetapi tak
berhasil.
Aku terus mengawasinya sampai berjam-jam. Kemudian para laki-laki yang
pergi itu kembali dari pekerjaan mereka dan memasuki rumah mereka. Aku
merasa lelah, lalu kembali ke kamarku. Pada hari kedua, aku pergi mengawasi
kembali. Akan tetapi aku tidak melihat istriku. Pada hari ketiga pun sama.
Aku sudah putus asa akan kehidupannya, aku menduga ia sudah mati karena
kerasnya siksaan atau dibunuh! Akan tetapi seandainya ia telah mati tentu
paling tidak akan terlihat kesibukan di rumah itu, akan ada yang datang
untuk berta'ziah (melayat) atau menjenguk. Akan tetapi ketika aku tidak
melihat sesuatu yang aneh. Akhirnya aku meyakinkan diriku bahwa ia masih
hidup dan kesempatan bertemu kembali masih ada.
*Pertemuan*
Pada hari yang keempat, aku tidak sabar untuk duduk di kamarku, lalu aku
pergi untuk mengawasi rumah mereka dari kejauhan. Ketika para pemuda itu
pergi bersama ayah mereka ke tempat kerjanya seperti biasa, sementara aku
tetap mengawasi dan berharap, tiba-tiba pintu terbuka… dan ternyata wajah
istriku terlihat dari balik pintu.
Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, aku melihat ke wajahnya, ternyata penuh
dengan lingkaran-lingkaran merah dan bekas-bekas pukulan yang membiru,
karena banyaknya pukulan dan tamparan. Pakaiannya bersimbah darah. Aku
merasa cemas dan iba ketika melihat penampilannya. Aku segera
menghampirinya. Aku melihatnya semakin jelas, ternyata darah mengalir dari
luka-luka di wajahnya. Kedua tangan dan kakinya pun mengalirkan darah.
Pakaiannya robek-robek, tidak tersisa kecuali secarik kain sederhana yang
menutupinya. Kedua kakinya terikat dengan belenggu!! Kedua tangannya pun
diikat ke belakang dengan rantai. Tatkala aku melihatnya seperti itu aku
menangis. Aku tidak dapat menguasai diriku, aku panggil ia dari kejauhan…
*Keteguhan*
Istriku berkata kepadaku sambil menahan air matanya dan merintih karena
pedihnya siksaan, "Dengarkan wahai Khalid, jangan engkau mencemaskan
diriku, aku tetap teguh di atas perjanjian. Demi Allah yang tidak ada Tuhan
selain Dia, apa yang aku temui sekarang ini tidak sebanding seujung rambut
pun dengan apa yang ditemui oleh para sahabat dan tabi'in, apalagi para
Nabi dan Rasul. Dan aku mengharap agar engkau tidak ikut campur dalam
urusan antara aku dan keluargaku, dan pergilah cepat-cepat sekarang juga
serta tunggulah di kamar sampai aku datang, insya Allah, akan tetapi
perbanyaklah doa, qiyamullail dan shalat."
Aku pun pergi dari sisinya sementara aku merasa sangat iba dan sedih atas
dirinya, aku tinggal di kamarku sehari penuh menunggunya, aku mengharapkan
kedatangannya. Hari berikutnya pun lewat. Hari ketiga juga berlalu, sampai
malam telah larut, tiba-tiba pintu kamarku diketuk! Aku terkejut… siapakah
gerangan yang di balik pintu?! Siapa yang mengetuk itu? Akan merasa sangat
takut, siapa yang datang pada tengah malam begini? Boleh jadi keluarganya
telah mengetahui tempatku, atau boleh jadi istriku telah mengaku lalu
keluarganya datang untuk membunuhku. Aku ditimpa ketakutan seperti mau
mati, tidak ada jarak antara aku dengan kematian kecuali seujung rambut.
Aku bertanya dengan mengulang-ulang, "Siapa yang mengetuk pintu itu?"
Tiba-tiba terdengar suara istriku berkata dengan penuh kelembutan, "Bukalah
pintu, aku Fulanah." Kemudian aku nyalakan lampu kamar dan aku buka pintu.
Ia masuk dalam keadaan gemetar dan kondisi yang mengenaskan, sementara
luka-luka disekujur tubuhnya. Ia berkata, "Cepat kita pergi sekarang!" Aku
berkata, "Sementara keadaanmu seperti ini?!" Ia menjawab, "Ya, cepatlah."
Aku mulai membereskan pakaianku sementara ia mengambil kopernya, ia
mengganti pakaiannya dan mengeluarkan hijab dan 'aba'ah (mantel luar) nya
lalu dipakainya. Kami segera mengambil semua barang-barang kami lalu turun
dan naik taksi. Wanita yang lemah itu menghempaskan tubuhnya yang lapar dan
penuh luka itu ke kursi mobil…
*Ke Bandara*
Begitu aku naik taksi, aku langsung berkata kepada sopir dengan bahasa
Rusia, "Ke bandara pak!" Aku memang sudah mengetahui beberapa kata dalam
bahasa Rusia. Tetapi istriku berkata, "Tidak, kita tidak akan pergi ke
bandara, tetapi kita akan pergi ke suatu desa."Aku bertanya, "Kenapa?
Bukankah kita akan kabur?!" Ia menjawab, "Benar, akan tetapi jika
keluargaku tahu akan kepergianku mereka pasti akan segera mencari kita di
bandara. Kita pergi saja ke suatu desa, jika kita telah sampai di desa
tersebut kita akan turun, lalu naik mobil lain ke desa yang lainnya,
kemudian ke desa lainnya, kemudian ke sebuah kota lain yang di situ ada
bandara internasional."
Ketika kami telah sampai di bandara internasional, kami segera memesan
tiket untuk pulang ke negeri kami, akan tetapi pemesanan terlambat, lalu
kami menyewa sebuah kamar dan tinggal di situ. Tatkala kami sudah merasa
tenang tinggal di kamar, istriku melepas aba'ah (mantel luar) nya. Aku
melihat kepadanya, ya Allah … ternyata tidak ada satu tempat pun yang
selamat dari darah!! Kulitnya tercabik, darah-darah yang membeku, rambut
yang terpotong-potong dan bibir yang membiru …
*Kisah yang menakutkan*
Aku bertanya kepadanya, "Apa yang telah terjadi?." Ia menjawab, "Ketika
kita telah masuk ke rumah, aku duduk bersama keluargaku, lalu mereka
berkata kepadaku, 'Pakaian apa ini?!! Aku menjawab, 'Ini adalah pakaian
Islam.' Mereka berkata, 'Dan siapakah laki-laki itu?!' Aku menjawab, 'Dia
suamiku, aku telah masuk Islam dan menikah dengan laki-laki tersebut.'
Mereka berkata, 'Tidak mungkin ini terjadi!'"
Kemudian aku berkata, "Dengarkanlah dulu ceritaku." Lalu aku ceritakan
kepada mereka kisah laki-laki Rusia yang ingin menarikku ke lembah
prostitusi, lalu bagaimana aku bisa lari darinya, kemudian pertemuanku
denganmu. Mereka berkata, "Seandainya engkau menempuh jalan prostitusi
tentu lebih kami sukai daripada engkau datang kepada kami sebagai
muslimah." Mereka juga berkata kepadaku, "Sekali-kali engkau tidak akan
bisa keluar dari rumah ini kecuali sebagai wanita kristen orthodox atau
mayat yang kaku!!"
Sejak saat itu mereka menyiksa dan memukuliku, kemudian mereka menuju
kepadamu dan memukulimu, sementara aku mendengar mereka memukulimu dan
engkau berteriak minta tolong, sedangkan aku saat itu dalam keadaan
terikat. Dan ketika engkau lari, saudara-saudaraku kembali kepadaku dan
menumpahkan cacian serta cercaannya kepadaku. Kemudian mereka pergi dan
membeli rantai belenggu, lalu mereka mengikatku.
Mereka mulai mencambukku, aku merasakan cambukan yang meninggalkan bekas,
mereka mencambukku dengan cambuk-cambuk yang aneh dan asing!! Setiap hari
pemukulan dimulai ba'da 'ashar sampai tiba waktu tidur, adapun di pagi
hari, ayah dan saudara-saudaraku pergi ke tempat kerja, sedangkan ibuku di
rumah. Nah, inilah waktu istirahatku satu-satunya. Tidak ada di sampingku
selain adik perempuan yang umurnya 15 tahun. Ia mendatangiku dan
menertawakan keadaanku. Percayakah engkau bahwa hingga tidur pun aku dalam
keadaan pingsan? Mereka mencambukku sampai aku pingsan dan tertidur. Mereka
hanya menuntut dariku agar murtad dari Islam, tetapi aku menolaknya dan
berusaha keras untuk bersabar. Setelah itu adik perempuanku mulai bertanya
kepadaku, "Kenapa engkau tinggalkan agamamu dan agama ibu, ayah serta
kakek-kakekmu?."
*Dia adakan baginya jalan keluar*
Aku berusaha untuk meyakinkannya, aku jelaskan kepadanya tentang dien ini,
aku terangkan tentang tauhid, lalu ia pun mulai merasa puas dan terkesan!!
Gambaran tentang Islam mulai jelas di hadapannya!! Tiba-tiba aku dikejutkan
olehnya ketika ia berkata, "Engkau di atas kebenaran … inilah agama yang
benar, inilah agama yang seharusnya aku anut juga!!" Kemudian ia berkata
kepadaku, "Aku akan membantumu." Aku menjawab, "Jika engkau memang ingin
membantuku maka bantulah aku untuk menemui suamiku."
Adik perempuanku mulai melihat dari atas rumah, lalu ia melihatmu sedang
berjalan, ia segera berkata kepadaku, "Sesungguhnya aku melihat seorang
laki-laki yang begini dan begitu cirinya." Aku berkata, "Dialah suamiku,
jika engkau melihatnya maka bukakanlah pintu untukku agar aku bisa
berbicara kepadanya."
Dan benar, ia pun membukakan pintu lalu aku keluar dan berbicara kepadamu,
akan tetapi aku tidak bisa keluar menghampirimu karena aku dalam keadaan
terikat dengan dua rantai belenggu yang kuncinya dipegang oleh saudaraku,
dan rantai yang ketiga diikatkan ke salah satu tiang rumah agar aku tidak
bisa keluar. Kuncinya dipegang oleh adik perempuanku ini dan akan dibukanya
bila aku hendak ke kamar mandi.
Ketika aku berbicara kepadamu waktu itu dan aku meminta kepadamu agar tetap
tinggal sampai aku datang, keadaanku masih terikat dengan rantai belenggu.
Lalu aku mulai meyakinkan adik perempuanku tentang Islam, maka ia pun masuk
Islam dan ingin berkorban dengan pengorbanan yang lebih besar dari
pengorbananku. Ia pun memutuskan untuk melepasku agar bisa keluar rumah,
akan tetapi kunci-kunci rantai belenggu dipegang oleh saudaraku dan ia
sangat menjaganya.
Pada hari tersebut, adik perempuanku menyiapkan untuk saudara-saudaraku
khamr yang kental dan berat. Lalu mereka pun meminumnya sampai mabuk berat
dan tidak sadar sama sekali. Kemudian adikku mengambil kunci tersebut dari
kantong saudaraku dan membuka rantai-rantai belenggu itu dariku. Lalu aku
datang menemuimu pada kegelapan malam itu.
Aku bertanya kepada istriku, "Bagaimana adik perempuanmu? Apa yang akan
terjadi dengannya?" Ia menjawab, "Tidak masalah, aku sudah meminta
kepadanya agar merahasiakan ke-Islamannya sampai kita bisa memikirkan
urusannya."
Kami pun bisa tidur malam itu, dan keesokan harinya kami pulang ke negeri
kami. Begitu kami sampai di negeri kami, langsung aku masukkan istriku ke
rumah sakit. Ia tinggal di situ beberapa hari menjalani pengobatan karena
bekas cambukan-cambukan dan penyiksaan. Dan sekarang ini kami berdoa untuk
adik perempuannya agar Allah Subhanahu wa Ta'ala meneguhkan hatinya di atas
dien-Nya.
***
*Kisah ini dikutip dari kaset yang berjudul Qishash Mu'atstsirah, oleh Dr.
Ibrahim Al Faris*
Sumber: *Majalah Qiblati*
Foto: Ilustrasi
(siraaj/arrahmah.com<http://arrahmah.com/read/2012/04/05/19222-amazing-story-perjalanan-panjang-seorang-wanita-mualaf-rusia.html>
)
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar