Minggu, 21 April 2013

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3705

2 New Messages

Digest #3705
1
10 Tafsir Berita Bom Boston by "Yons Achmad" freelance_corp

Messages

Sat Apr 20, 2013 6:14 am (PDT) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

Senin (15/4/2013) siang waktu setempat bom mengguncang lokasi di dekat
garis finish di Boston Marathon Massachusetts, Amerika Serikat. Berita itu
segera beredar dan sampailah kepada kita. Media tanah air sebagian besar
"hanya" menterjemahkan media-media Barat. Berita simpang siur.
Dugaan-dugaan mengemuka. Kita bingung dengan fakta yang sebenarnya. Kalau
sudah begini akankah kita bisa mendapatkan makna dari peristiwa tersebut?

Nah, inilah yang sebenarnya kita perlukan. Duduk sejenak merenungkan makna
peristiwa pengeboman tersebut. Hasil pembacaan saya atas beragam berita
yang muncul, ada beberapa tafsir dan catatan sebagai berikut:

1. Pengeboman atau teror semacamnya dalam kondisi damai di tempat
kejadian perkara saya kira semua orang tidak membenarkannya. Hanya saja,
yang namanya pengeboman pasti mempunyai motif dan tujuan tertentu. Dalam
kajian ilmu komunikasi, aktivitas pengeboman tentu saja tidak sekedar
"menghancurkan" tapi pasti ada pesan di dalamnya. Tentang motif, pesan,
tujuan. Hanya pengebom dan Tuhanlah yang tahu. Kita tidak benar-benar bisa
menerkanya. Hanya satu satu hal yang perlu dicatat bahwa pengeboman
tersebut adalah tindakan keliru.

2. Dalam versi FBI, tersangka pengeboman tersebut dua orang. Seorang
berumur 26 tahun, seorang lagi berumur 17 tahun. Satu orang ditembak mati
dalam pengejaran. Sedangkan satunya lagi ditangkap hidup-hidup. Ini apa
artinya? Tidak bisa melakukan konfirmasi tentang motif, alasan dan tujuan
pengeboman kepada tersangka. Ya, memang masih ada tersangka satu lagi
seorang bocah (remaja) umur 17 tahunan. Apakah yang demikian bisa
dilakukan? Apakah bocah tanggung itu punya semacam "motif politik" yang
begitu "berbahaya". Agak meragukan.

3. Salah satu korban luka peristiwa pengeboman tersebut seorang pria Saudi.
Luka ringan dan harus dirawat di rumah sakit setempat. Dan polisi lokal
langsung mengamankan dan menjaga ketat orang tersebut. Berita demikian
mensyiratkan bagaimana kecurigaan pelaku adalah tak jauh-jauh dari "bau
Islam" masih cukup dominan dalam pikiran aparat lokal negeri itu.

4. Media-media Amerika yang dikutip media-media kita selalu menyebut bahwa
pelaku pengeboman sebagai keturunan Chechnya. Tentu yang demikian
tendensius. Faktanya tersangka tidak pernah tinggal di Chechnya. Siapapun
akan paham kenapa media-media Amerika selalu memberitakan begitu. Tak lain
tak bukan menyalahkan etnis Chechens (dalam isu terorisme) yang berbau
Islam di dalamnya.

5. Sebuah media online (Berita Satu) menulis ulang pengakuan Sang Paman
tersangka pengeboman. Sang paman mengaku dia selalu berusaha mendesak dua
keponakannya itu agar tidak terlalu fokus ke Islam dan lebih banyak belajar
di sekolah, dan menasihati mereka supaya "menjadi orang berguna, menyadari
alasan kenapa mereka datang ke Amerika.". Pengakuan sang paman tersebut
entah bagaimana begitu diminati media-media disana. Dikutip media-media
kita pula. Dan kita tahu kemana arahnya. Tentu saja berita pengakuan sang
paman yang disiarkan Berita Satu itu tidak tepat seolah-olah orang yang
fokus ke Islam tidak berguna. Penyesatan-penyesatan opini yang halus
demikian perlu kita waspadai.

6. Terkait peristiwa pengeboman ini, Amerika pamer teknologi yang
diklaimnya canggih. Mereka berhasil menangkap dan menghabisi tersangka
dengan bantuan alat "infrared" yang dikendalikan dari helikopter sehingga
bisa menemukan lokasi tersangka. Ajang pamer teknologi semacam ini sudah
jelas pesannya. Untuk menunjukkan kekuatan kedikdayaan negeri itu, terutama
alat keamanannya dalam soal pemberantasan apa yang disebut dengan terorisme
sehingga negara-negara lain bisa menjadikannya referensi. Sebuah dimensi
ekonomi politik yang menguntungkan mereka.

7. Ada jejak intel militer swasta yang berkeliaran di lokasi kejadian.
Mereka semua membawa ransel hitam yang terlihat sangat mirip dengan ransel
yang membawa bom pressure cooke. Media-media arus utama Amerika tidak
melakukan ekspose terhadap keberadaan intel-intel ini. Fakta-fakta demikian
hanya beredar di kalangan jurnalis investigatif. Saya kira fakta-fakta yang
terlupakan ini perlu mendapat perhatian agar kita punya narasi lain yang
bisa menjelaskan dengan gamblang bagaimana fakta sebenarnya kasus bom
Boston tersebut.

8. Pada peristiwa tersebut, terjadi dua ledakan. Dalam hal ini kita mungkin
tidak pernah bisa menduga sebenarnya ledakan mana yang memakan korban.
Satu bom mungkin ledakan dari tersangka "A", satu lagi mungkin saja
ledakan dari tersangka, maaf, "tersangka" "B". Anda pasti tahu maksud saya.
Hal ini mengingatkan kasus Bom Bali dimana Amrozi Cs juga kaget ledakan bom
yang begitu besar. Statemen ini terkesan konspirasi. Tapi, apa boleh
buat, saya hanya membuka wacana kemungkinan untuk alternatif pewacanaan
agar mendapatkan makna yang sebenarnya.

9. Pada akhirnya point ke 8 diatas cukup beralasan. Tersangka tidak berdiri
sendiri. Setidaknya komunikasi dengan aparat atau persentuhan dengan aparat
terjadi. Ibu tersangka pada akhirnya yang sendirian membela anaknya. Dalam
pengakuan sang ibu, sang anak dijebak dan dikendalikan FBI. Termasuk upaya
pengejaran keduanya adalah rekayasa aparat setempat. Sang ibunda mengaku
anaknya dikontrol oleh FBI selama 5 tahun. Dikatakanya "Mereka tahu apa
yang putra saya lakukan, mereka tahu situs apa saya yang dibukanya di
internet"

10. Nah terakhir yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana kita mesti
kritis dalam membaca media. Ada kecenderungan, tendensi yang ingin
menyudutkan Islam dan mengkait-kaitkan segala macam yang berbau terror bom
dengan Islam, umat Islam sebagai sosok yang dituduhkan. Tugas kita adalah
meluruskan. Pada akhirnya , kalau kita ikuti dengan seksama dan teliti,
kita nanti akan tahu kemana arah pemberitaan ini.

Demikian, setidaknya tafsir atas berita yang berkembang. Mungkin Anda punya
Tafsir lain? Silakan berbagi. (Yons Achmad/wasathon.com)

http://wasathon.com/humaniora/read/10__tafsir_berita_bom_boston/

Sat Apr 20, 2013 6:18 am (PDT) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

*Undangan** **Diskusi* *Institut **Peradaban*

Institut Peradaban (IP) dengan hormat mengundang Anda untuk hadir dan
berpartisipasi dalam diskusi bulanan IP yang kali ini akan diadakan pada

*Hari Rabu, 24 April 2013 pukul 13.30*

*di Wisma Intra Asia*

*Jalan Prof. Dr. Soepomo 58. Tebet, Jakarta Selatan*

*(300 m dari Tugu Pancoran)*

Topik diskusi bulan ini:

*"Hubungan Sipil Militer 15 tahun Setelah Reformasi"*

*Pembicara :*

*Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto (Mantan Panglima TNI)*

*Dr. Andi Wijayanto (Universitas Indonesia)*

* *

Mengingat relevan dan pentingnya topik ini, kami sangat mengharapkan
kedatangan dan partisipasi Anda.

Berhubung terbatasnya tempat, kami berharap kesediaan Anda konfirmasi
kedatangan ke email: admin@institutperadaban.org (admin at
institutperadaban.org)

Atau SMS ke 0821 2314 7969 (Yons Achmad)

* *

*Atas nama IP,*

*Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie,SH*

*Prof. Dr. Salim Said,MA,MAIA*

*======================*

*salam*

*yons achmad*

*publicist 0821 2314 7969/ Pin: 2677F8AC*
**

Tidak ada komentar: