Sabtu, 13 April 2013

[daarut-tauhiid] Berlomba-lomba Memuliakan Pasangan

Berlomba-lomba Memuliakan Pasangan

JIKA ada yang bertanya, siapakah pasangan suami istri paling bahagia, maka
jawabnya adalah Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam bersama Sayyidah
Khadijah radhiyallahu anha.
Sekalipun Muhammad ketika itu lebih muda, mantan karyawannya, dan tidak
memiliki kekayaan seperti dirinya, Khadijah tetap memuliakan, menghormati
bahkan mentaati Muhammad sebagai suaminya dengan sepenuh hati.

Khadijah sering sekali meneguhkan pendirian Muhammad, menghibur dan
memuliakannya. "Engkau adalah manusia yang paling jujur di bumi ini wahai
suamiku, engkau tidak pernah membalas kecuali kebaikan, meskipun engkau
menerima keburukan dan penderitaan. Bahkan, engkau tidak pernah memutus
tali persaudaraan. Sungguh aku yakin, engkau adalah suamiku yang akan
menerangi kehidupan ini," demikianlah ungkap Khadijah dalam suatu
kesempatan.
Demikian pula Muhammad, sekalipun istrinya jauh lebih tua dan janda dari
beberapa suami, Muhammad sangat-sangat memuliakan Khadijah sebagai
istrinya. Pernah suatu ketika, Aisyah cemburu tidak suka Nabi menyebut nama
Khadijah, Nabi pun menjelaskan bahwa Khadijah adalah istri yang paling
dimuliakannya.

"Dia menerimaku pada saat orang mendustakanku. Dia yang memuliakanku pada
saat semua orang menghinakanku. Dia telah menyerahkan seluruh hartanya demi
dakwah ini. Bahkan dia pula yang melahirkan anak-anakku," demikian kenang
Nabi sebagai bentuk hormat dan kasih yang mendalam beliau yang mulia kepada
istri pertamanya Khadijah radhiyallahu anha.

Khadijah menemani hidup Nabi selama 25 tahun sampai dirinya berpulang 3
tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Meninggalnya Khadijah membuat Nabi
berduka sehingga tahun wafatnyanya dinamai oleh Nabi dengan 'Am Al-huzni'
(tahun duka cita). Khadijah adalah istri yang paling di cintai Nabi
sehingga sampai sekian lama setelah ketiadaannya Nabi senantiasa menyebut
namanya, hal itu pernah membuat 'Aisyah cemburu.

Akar Kebahagiaan

Sikap saling memuliakan adalah akar kebahagiaan. Sikap tersebut tidak akan
muncul kecuali suami istri benar-benar mengamalkan ajaran Islam. Oleh
karena itu, sudah seharusnya, seluruh rumah tangga Muslim bersegera untuk
memperbaiki kondisi keluarganya dengan bersegera untuk saling memuliakan
antara suami dan istri.

Ibn Abbas radhiyallahu anhu adalah sosok sahabat yang sangat mengerti
bagaimana cara memuliakan istrinya. Dia berkata, "Aku sungguh senang
berdandan untuk istriku, sebagaimana aku senang jika dia berdandan untukku,
karena Allah Ta'ala berfirman;

æóáóåõäøó ãöËúáõ ÇáøóÐöí Úóáóíúåöäøó ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut
cara yang ma'ruf." (QS: al Baqarah [2]: 228).

Sungguh tak elok, jika seorang suami hanya menuntut istrinya berdandan,
sementara dirinya tidak memperhatikan dandanannya. Adalah suatu kebaikan
suami istri saling bersikap ramah, lemah lembut, penuh kasih, melayaninya
dengan sebaik-baik pelayanan dan saling memuji serta saling mendoakan.

Dengan cara seperti itu, Insya Allah istri akan bangga kepada suami begitu
juga sebaliknya. Bahkan jika sang istri menemui ajal lebih dahulu dari
suami, sementara suami ridha dengan sikap dan perilaku istrinya selama
bersamanya, maka surga sudah siap menjemputnya.

Rasulullah bersabda, "Setiap istri yang meninggal, dan suaminya ridha, maka
dia akan masuk surga." (HR:Tirmidzi).

Dengan demikian, jika suami istri ingin langgeng pernikahannya, berhasil
mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, bahkan bisa melahirkan
generasi kebanggaan, maka sudah seharusnya setiap pasangan menanam
dalam-dalam akar kebahagiaan ini, yaitu saling memuliakan antara istri dan
suami.

Seperti itulah yang juga dicontohkan oleh Ashim bin Umar bin Khaththab
ketika menikah dengan gadis miskin penjual susu. Ashim tidak melihat
istrinya dari status sosialnya, tetapi dari ketakwaannya yang telah
mempesona sang ayah, sehingga memerintahkan Ashim untuk menikah dengannya.

Ashim pun memuliakan istrinya dengan sebaik-baiknya hingga akhirnya
lahirlah putri mereka yang diberi nama Laila yang kemudian dikenal sebagai
Ummu Ashim. Ummu Ashim pun kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan,
sampai akhirnya lahirlah seorang cucu yang ketika besarnya menjadi
kebanggaan umat Islam, Umar bin Abdul Aziz.

Resep Kebahagiaan

Adalah idaman siapapun, pernikahannya menjadi pernikahan yang berkah dunia
akhirat. Dan, saling memuliakan antara suami dan istri adalah akar dari
terwujudnya dambaan tersebut.
Atas halitu Asma ibn Kharijah memberi nasehat yang sangat bagus kepada
putrinya pada saat melangsungkan pernikahannya.

"Wahai anakku, sesungguhnya engkau telah keluar dari kehidupan yang engkau
jalani menuju ke peraduan yang tidak engkau kenali sebelumnya dan hidup
bersama dengan orang yang sebelumnya tidak engkau kenal.

Maka jadilah engkau sebagai bumi bagi suami niscaya dia akan menjadi langit
bagimu, jadilah engkau sebagai tempat tidur baginya niscaya dia menjadi
tiang penyanggamu. Jadilah engkau sebagai seorang hamba sahaya wanitanya,
niscaya dia akan menjadi soerang hamba sahaya laki-lakimu.

Janganlah engkau menjauh darinya hingga ia akan melupakanmu, kalau ia
memanggilmu, maka dekatilah ia, jagalah penciuman, pendengaran dan matanya.
Ia tidak akan mencium apapun darimu kecuali yang indah."

Jika demikian, tunggu apalagi, mari berlomba-lomba memuliakan pasangan
kita. Insya Allah kebahagiaan akan menyertai kita, bahkan kehadiran
generasi (anak-anak) penuh iman dan takwa akan mendampingi kehidupan kita
hari ini dan kelak di akhirat. Semoga.*/Imam Nawawi

Rep: Imam Nawawi
Red: Cholis Akbar

sumber:
http://www.hidayatullah.com/read/28065/09/04/2013/berlomba-lomba-memuliakan-pasangan.html


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: