Minggu, 07 April 2013

[daarut-tauhiid] Kakek- kakek di Baris Pertama

 

Kakek- kakek
di Baris Pertama
 
Di Mesjid terbesar di RW tempatku tinggal, setiap tempat
di baris pertama di mesjid itu seolah sudah mempunyai nomor tiket dan sudah dibooking oleh
para kakek-kakek itu.  Sebelum adzan berkumandang, tubuh- tubuh renta dan ada
yang sudah sedikit bungkuk itu sudah berdiri dengan rapi di baris pertama.
Mereka sudah mempunyai, atau tepatnya membooking tempatnya
sendiri- sendiri. Yang lowong hanya tempat sang muadzin dan tempat imam. Jamaah
selain mereka, murid dan guru TPA tidak akan berani mengambil tempat mereka
sebelum memastikan bahwa yang " punya kapling" memang benar- benar tidak
datang. Dan juga, para kakek- kakek ini memang selalu datang jauh lebih awal
dari waktu sholat. Di antara para kakek- kakek itu salah satunya adalah
kakekku.

Sejak aku mulai mengajar Iqra di TPA itu, ketika aku
masih mengenakan seragam putih-abu, sampai terakhir kali aku pergi merantau ke
Cilegon, "Baris  Pertama Fans Club" ini tidak berubah sama sekali. Hanya
sholat Ashar dan Zhuhur berjamaah, kadang beberapa dari mereka yang absen
mengisi baris pertama ini.

Sisanya, sholat Jum'at, Subuh, Magrib dan Isya, bahkan
sholat Idul Adha dan Idul Fitri pun, shaf pertama selalu menjadi "daerah
kekuasaan" mereka.

Hampir di setiap acara pengajian, "kelompok baris
pertama" ini tetap istiqomah dan selalu berada di tempat yang sama.

Aku melihatnya sebagai sebuah keindahan dari keteladanan.

Ada sih, yang melihatnya sebagai monopoli dan penguasaan
sepihak, tapi kalau dipikir- pikir sih, ya itu salah mereka, tidak datang lebih
dulu dari mereka.           Ada
juga yang melihatnya sebagai sebuah kewajaran. Karena secara, mereka kan sudah
tua, sudah dekat dengan kematian.
Sudah seharusnya mereka memang bersemangat seperti itu.

Setelah aku hijrah ke Cilegon, aku pulang mudik ke
Bandung biasanya satu bulan sekali.

Ketika pulang, tak pernah kulewatkan kesempatan untuk
berjamaah di mesjid yang gerbang sampingnya berseberangan dengan pintu belakang
rumah ku itu. Selain untuk bersilaturahmi dengan teman- teman mengajiku, dan murid-
muridku di TPA mesjid itu, aku juga ingin melihat dan bersilaturahmi dengan
para penghuni baris pertama.

Tahun- tahun pertama tidak ada yang berubah. Sosok tubuh-
tubuh renta renta itu masih penjadi penghuni baris pertama.

Kira- kira lima tahun setelah aku meninggalkan Bandung,
kabar buruk pertama akhirnya datang. Adikku mengirim sms, memberi tahu bahwa
salah satu kakek- kakek di baris pertama ada yang meninggal. Katanya karena
stroke.
Entah kenapa, hatiku langsung bergetar dan spontan
mendo'akan si kakek itu agar mendapatkan tempat yang terbaik di alam sana. Aku
mendo'akan agar keistiqomahannya sholat di mesjid, dan baris pertama itu
menjadi tiket untuknya ke surga yang terindah kelak.
Ujung mataku tak mampu menahan jatuhnya air mata yang
entah sedih, atau terharu, ketika kabar itu sampai ke telingaku.

Ketika aku pulang setelah kabar itu, penghuni tempat yang
biasa di booking oleh si kakek  sudah berganti. Kali ini tidak ada yang
permanen mengisi tempat itu.Sosok tubuh yang berdiri di sudut itu selalu berganti
setiap waktu sholat.
Sudah takdir manusia untuk akhirnya harus menghadap
penciptanya.

Tahun demi tahun berganti, dan akhirnya satu demi satu
dari mereka pun mulai berguguran", menyusul si kakek pertama.

Ada yang sudah meninggal dan ada juga yang sudah tidak
kuat lagi untuk berjalan ke mesjid.

Sampai terakhir aku pergi ke Qatar, hanya kakekku saja
dan dua orang kakek lainnya yang tersisa di baris pertama. Dan hanya mereka
juga yang tersisa. Hanya mereka yang masih hidup dari lima belas orang kakek- kakek
penghuni baris pertama.
Semoga mereka yang masih hidup tetap istiqomah menjaga
kondisi mereka seperti sekarang, sehingga mereka bisa meraih Husnul Khotimah,
akhir yang baik di kehidupan meraka.

Dan semoga segala usaha, dan keletihan mereka untuk selalu
membawa tubuh rentanya berjalan ke mesjid akan menjadi tiket untuk syurga yang
terindah untuk mereka kelak.

Semoga Allah memberikan aku dan semua muslim kekuatan
agar aku bisa memiliki keistiqomahan untuk bisa sholat berjamaah ke mesjid
sampai tua seperti para kakek- kakek penghuni baris pertama itu.
Amin.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (2)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: