Rabu, 17 April 2013

[daarut-tauhiid] Hari yang Lamanya Lima Puluh Ribu Tahun (oleh Ihsan Tandjung)

Hari yang Lamanya Lima Puluh Ribu Tahun

<http://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/hari-yang-lamanya-lima-puluh-ribu-tahun.htm#>

Oleh Ihsan Tandjung

<http://img.eramuslim.com/media/2008/05/download1.jpeg>

Tokoh penuh hikmah *Luqmanul Hakim* pernah menasihati anaknya. *"Anakku,
hiduplah untuk duniamu sesuai porsi yang Allah berikan. Dan hiduplah untuk
akhiratmu sesuai porsi yang Allah berikan."* Tak seorangpun tahu berapa
lama jatah hidupnya di dunia fana ini. Ada yang mencapai 60, 70 atau 80-an
tahun. Ada yang bahkan berumur pendek. Wafat saat masih muda beliau. Yang
pasti tak seorangpun bisa memastikan porsi umurnya di dunia. Pendek
kata *Wallahu
a'lam*, Allah saja yang Maha Tahu.

Adapun jatah hidup kita kelak di akhirat adalah *tidak terhingga*. Kita
insyaAllah bakal hidup kekal selamanya di sana.

ÎóÇáöÏöíäó ÝöíåóÇ ÃóÈóÏðÇ

Alangkah senangnya bila hidup kekal tersebut dipenuhi dengan kenikmatan
surga. Namun, sebaliknya, alangkah celakanya bila kehidupan abadi tersebut
diisi dengan siksa neraka yang menyala-nyala.* "Ya Allah, kami mohon
kepadaMu surgaMu dan apa-apa yang mendekatkan kami kepadanya, baik ucapan
maupun perbuatan. Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari siksa nerakaMu
dan apa-apa yang mendekatkan kami kepadanya, baik ucapan maupun perbuatan."*

Artinya, jika kita bandingkan lama hidup di dunia dengan di akhirat, maka
jatah hidup di dunia sangatlah sedikit. Sedangkan hidup manusia di akhirat
sangat luar biasa lamanya. Praktis, hidup manusia di dunia seolah *zero time
* (nol masa waktu) dibandingkan hidup di akhirat kelak. Wajar bila Nabi
Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam* sampai mengibaratkan dunia bagai
sebelah sayap seekor nyamuk. Artinya sangat tidak signifikan. Dunia sangat
tidak signifikan untuk dijadikan barang rebutan.

Orang beriman kalaupun turut berkompetisi atau berjuang di dunia hanyalah
sebatas mengikuti secara disiplin aturan main yang telah Allah *subhaanahu
wa ta'aala* gariskan. Mereka tidak mengharuskan apalagi memaksakan hasil.
Sehingga bukanlah menang atau kalah yang menjadi isyu sentral, melainkan *
konsistensi* (baca: istiqomah) di atas jalan Allah. Berbeda dengan
orang-orang kafir dan para hamba dunia lainnya. Mereka tidak pernah peduli
dengan aturan main Allah *subhaanahu wa ta'aala*. Yang penting harus
menang. Prinsip hidup mereka adalah *It's now or never* (Kalau tidak
sekarang, kapan lagi…?!). Sedangkan prinsip hidup orang beriman adalah *If
it's not now then it will be in the Hereafter* (Kalaupun tidak sekarang,
maka masih ada nanti di akhirat). Sehingga orang beriman akan selalu tampil
*elegan*, tidak norak ketika terlibat dalam permainan kehidupan dunia.
Sebab kalaupun ia kalah di dunia, ia sadar dan berharap segala usahanya
yang bersih tersebut tidak menyebabkan kekalahan di akhirat. Sementara
kalau ia menang di dunia ia sadar dan berharap segala amal ikhlasnya bakal
menyebabkan kemenangan di akhirat yang jauh lebih menyenangkan.

Di antara perkara yang selalu membuat orang beriman berlaku wajar di dunia
adalah ingatannya akan hari ketika manusia dibangkitkan. Saat mana setiap
kita bakal dihidupkan kembali dari kubur masing-masing lalu dikumpulkan di
Padang Mahsyar. Tanpa pakaian apapun di badan dengan matahari yang jaraknya
sangat dekat dengan kepala manusia. Seluruh manusia bakal hadir semua sejak
manusia pertama, Adam *alaihis-salaam*, hingga manusia terakhir. Semua
menunggu giliran diperiksa dan diadili orang per orang. Sebuah proses
panjang serta rangkaian episode harus dilalui sebelum akhirnya tahu apakah
ia bakal senang selamanya di akhirat dalam surga Allah ataukah sengsara
berkepanjangan di dalam api neraka. Proses panjang tersebut akan
berlangsung lima puluh ribu tahun sebelum jelas bertempat tinggal abadi di
surgakah atau neraka. *Laa haula wa laa quwwata illa billah…!* Begitulah
gambaran yang diberikan oleh Nabi Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam:*
* *

**

Úóäú ÃóÈöí åõÑóíúÑóÉó ÞóÇáó ÞóÇáó ÑóÓõæáõ Çááóøåö Õóáóøì Çááóøåõ Úóáóíúåö
æóÓóáóøãó ãóÇ ãöäú ÕóÇÍöÈö ßóäúÒò áóÇ íõÄóÏöøí ÍóÞóøåõ ÅöáóøÇ ÌõÚöáó
ÕóÝóÇÆöÍó íõÍúãóì ÚóáóíúåóÇ Ýöí äóÇÑö Ìóåóäóøãó ÝóÊõßúæóì ÈöåóÇ ÌóÈúåóÊõåõ
æóÌóäúÈõåõ æóÙóåúÑõåõ ÍóÊóøì íóÍúßõãó Çááóøåõ ÚóÒóø æóÌóáóø Èóíúäó
ÚöÈóÇÏöåö Ýöí *íóæúãò ßóÇäó ãöÞúÏóÇÑõåõ ÎóãúÓöíäó ÃóáúÝó* *ÓóäóÉò* ãöãóøÇ
ÊóÚõÏõøæäó Ëõãóø íõÑóì ÓóÈöíáóåõ ÅöãóøÇ Åöáóì ÇáúÌóäóøÉö æóÅöãóøÇ Åöáóì
ÇáäóøÇÑö (ÃÍãÏ)

*Abu Hurairah r.a.berkata bahwa, Rasulullah saw. bersabda, "Tidak seorang
pun pemilik simpanan yang tidak menunaikan haknya (mengeluarkan hak harta
tersebut untuk dizakatkan) kecuali Allah akan menjadikannya
lempengan-lempengan timah yang dipanaskan di neraka jahanam, kemudian
kening dan dahi serta punggungnya disetrika dengannya hingga Allah SWT
berkenan menetapkan keputusan di antara hamba-hambaNya pada hari yang
lamanya mencapai lima puluh ribu tahun yang kalian perhitungkan
(berdasarkan tahun dunia). (Baru) setelah itu ia akan melihat jalannya,
mungkin ke surga dan mungkin juga ke neraka." (HR Ahmad 15/288)*

Sungguh, suatu hari yang sulit dibayangkan! Apalagi -karena matahari begitu
dekat dari kapala manusia- selama hari itu berlangsung manusia bakal basah
dengan keringat masing-masing sebanding dosa yang telah dikerjakannya
sewaktu di dunia. Ada yang keringatnya hanya sampai mata kakinya. Ada yang
mencapai pinggangnya. Ada yang mencapai lehernya. Bahkan ada yang sampai
tenggelam dalam keringatnya. Hari itu sedemikian menggoncangkan sehingga
para sahabatpun sempat resah. Mereka meminta kejelasan kepada Nabi Muhammad
*shollallahu 'alaih wa sallam*. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana
akan sanggup melewati hari yang begitu lamanya, yakni hingga lima puluh
ribu tahun. Maka Nabi Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam* menenteramkan
hati mereka dengan menjanjikan adanya dispensasi khusus dari Allah *subhaanahu
wa ta'aala* bagi orang beriman pada hari itu:

Þöíáó áöÑóÓõæáö Çááóøåö Õóáóøì Çááóøåõ Úóáóíúåö æóÓóáóøãó íóæúãðÇ ßóÇäó
ãöÞúÏóÇÑõåõ ÎóãúÓöíäó ÃóáúÝó ÓóäóÉò ãóÇ ÃóØúæóáó åóÐóÇ Çáúíóæúãó ÝóÞóÇáó
ÑóÓõæáõ Çááóøåö Õóáóøì Çááóøåõ Úóáóíúåö æóÓóáóøãó æóÇáóøÐöí äóÝúÓöí
ÈöíóÏöåö Åöäóøåõ áóíõÎóÝóøÝõ Úóáóì ÇáúãõÄúãöäö ÍóÊóøì íóßõæäó *ÃóÎóÝóø
Úóáóíúåö ãöäú ÕóáóÇÉò ãóßúÊõæÈóÉò íõÕóáöøíåóÇ Ýöíóø ÇáÏõøäúíóÇ*(ÃÍãÏ)

*Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw:"Sehari seperti lima puluh ribu
tahun… Betapa lamanya hari itu!" Maka Rasulullah saw bersabda:"Demi jiwaku
yang berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya hari itu dipendekkan bagi
mu'min sehingga lebih pendek daripada sholat wajibnya sewaktu di
dunia."(HR Ahmad 23/337)
*

*Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin*. Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam
golongan orang beriman sejati sehingga kami sanggup menjalani hari yang
tidak ada naungan selain naunganMu. Amin.-

http://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/hari-yang-lamanya-lima-puluh-ribu-tahun.htm#.UW6hoUrjaSo


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: