Selasa, 30 April 2013

[daarut-tauhiid] Antara Marocco, California dan Jonggol

 

Antara Marocco, California dan Jonggol

Selasa, 30 April 2013

Oleh: *Muhaimin Iqbal
*

*DI TENGAH *kegersangan Marocco ada hutan tanaman pangan (*food forest*)
yang konon telah berusia 2000 tahun dan hingga kini masih lestari dan terus
menghidupi sekitar 800-an penghuninya. Di padang pasir California ada suatu
daerah *desert resort *yang disebut *Palm Springs *- dahulunya adalah
*reservation
*bagi suku Indian Cahuilla yang telah hidup di daerah tersebut selama 500
tahun. Di Jonggol ada sejengkal lahan yang kami jadikan ajang untuk belajar
merekonstruksi ekosistem. Apa hubungan ketiganya?

Hutan tanaman pangan yang lestari selama ribuan tahun di Marocco tersebut
memiliki tanaman pelindung dari kurma (*Phoenix dactylifera*), kemudian
tanaman yang hidup dibawahnya adalah hampir seluruh jenis tanaman buah yang
disebut di al-Qur'an seperti zaitun, tin, delima, pisang, anggur dlsb.

Daerah asli suku Indian Cahuilla di California tersebut di atas, oleh para
penjajah barat hingga kini disebut *Palm Springs *– karena di tempat teduh
di tengah padang pasir ini banyak dinaungi pepohonan Fan Palm dari keluarga
palma yang dalam bahasa latin disebut Washingtonia filifera. Di daerah ini
juga banyak memancar sumber-sumber mata air – maka daerah ini disebut *Palm
Springs, *yang terjemahan bebasnya adalah mata air- mata air dari pohon
palma!

Washingtonia filifera - Menjaga Mata Air di Palm Springs

Di daerah Jonggol yang kami coba pakai untuk belajar me-rekonstruksi
ecosystem adalah suatu dusun yang disebut Rawagede. Sesuai namanya dahulu
ada rawa besar di tempat ini, namun rawa besar tersebut telah mengering
sejak beberapa puluh tahun terakhir. Tinggalah sedikit sisa mata air
ditempat ini – yaitu di tempat yang ditumbuhi pohon aren (*Arenga piñnata*)
atau masyarakat setempat menyebutnya pohon atep (karena daunnya biasa
dipakai untuk membuat atap).

Marocco, California dan Jonggol adalah tiga tempat yang sangat berjauhan
dari sisi geografis, sangat berbeda dari sisi budaya dan sangat jauh
terpisah dari sisi waktu mulai peradabannya. Namun ketiganya ada yang
menguhubungkan satu sama lain, ketiganya berkeluarga dalam keluarga besar
tanaman – yaitu yang disebut keluarga palma atau *family Aracaceae. *Keluarga
palma atau *family Aracaceae *inilah yang diciptakan Allah untuk
memancarkan mata air di masing-masing tempat tersebut.

Suku Indian Cahuilla kecil sekali kemungkinannya bisa belajar dari orang
Marocco, demikian pula Suku Sunda yang menanam pohon atep kecil sekali
kemungkinannya mereka belajar dari Suku Indian Cahuilla atau dari orang
Marocco – namun ketiganya memiliki ke-'arifan lokal' yang sama untuk
menanam tanaman dari kaluarga Palma tertentu – yang mereka yakini dan
buktikan dengan berlalunya waktu bahwa pohon-pohon ini mampu menghadirkan
atau setidaknya mempertahankan keberadaan mata air.

Tiga fenomena di tempat yang berjauhan dari sisi waktu dan geografis
tersebut mestinya dapat menambah pelajaran keimanan bagi kita bahwa Allah
- Tuhan yang menciptakan tanaman Kurma untuk orang Marocco, adalah Allah
yang sama yang menciptakan Washingtonia filifera untuk masyarakat Suku
Indian Cahuilla, Allah – Tuhan yang sama pula yang menciptakan pohon atep
bagi Suku Sunda.

Tanda-tanda kekuasaanNya yang tertulis dengan begitu jelas di alam tersebut
ternyata sejalan pula dengan ayat-ayatNya yang tertulis di KitabNya:

وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا
مِنْ الْعُيُونِ

*"Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan
padanya beberapa mata air." *(QS: yaasin [36]:34).

Pohon Atep - Menjaga Mata Air di Jonggol

Bila orang Marocco perlu waktu ribuan tahun melalui hutan tanaman pangannya
untuk membuktikan bahwa pohon kurma dapat menjadi tanaman ideal untuk
menghadirkan dan mempertahankan mata air, Suku Indian perlu waktu ratusan
tahun untuk mengenali manfaat Washingtonia filifera, demikian pula orang
Sunda perlu bergenerasi untuk membangun ke-'arifan lokal' tentang manfaat
pohon atep – maka petunjuk melalui wahyu itu memberik kita ilmu yang
melompati ruang dan waktu.

Dengan petunjuk wahyu dan ilmuNya kita tidak harus melakukan perjalanan
jauh ke Marocco atau ke California, tidak perlu membuktikan beribu tahun -
kita cukup mentadaburi ayat-ayatNya di Jonggol – kemudian mengamalkannya
saat ini juga – maka insyaAllah kita akan bisa membangun hutan tanaman
pangan dan sekaligus mengamankan cadangan mata air kita sendiri sekarang
dan nanti. Blue print yang sama dari Sang Maha Pencipta yang sama, kita
hanya tinggal mengimplementasikannya saja.

Hutan tanaman pangan di Marocco yang saya ceritakan dalam tulisan ini -
atas kebaikan salah satu pembaca situs ini - Anda bisa saksikan videonya
melalui link ini. *Food Forest *ini juga dapat menjadi contoh nyata
tentang suatu konsep pertanian/perkebunan yang berkesinambungan atau yang
disebut *permaculture *- dengannya insyaAllah kita dapat mengamankan
kebutuhan pangan kita sekaligus juga mengamankan lingkungan dalam jangka
panjang. Sekali dibangun, dia akan hidup kerkesinambungan sampai beribu
tahun kemudian.

Betapa indahnya kalau kita bisa berbuat amal yang seperti ini? Ikut memberi
makan dan minum bagi dunia sampai beribu tahun yang akan datang. Bila orang
Marocco dengan teknologi seadanya bisa melakukannya dengan sangat baik
sejak ribuan tahun lalu, mengapa kita tidak?

Perumahan Menyerbu Dari Kejauhan - Kurang 1 Km Lagi Sampai Mata Air Yang
Kita Jaga
Kita memang perlu rumah untuk tempat tinggal sementara kita sekarang di
dunia – untuk ini kita keluarkan begitu banyak biaya untuk membangunnya,
dan untuk ini pula kita mengorbankan begitu banyak sumber kehidupan dalam
pengadaan lahannya. Mengapa tidak sebagian dari lahan-lahan tersebut kita
pertahankan kelestariannya, kita tanam dan tumbuhkan pohon-pohonan yang
kita niatkan untuk bisa menghidupi generasi anak cucu kita entah sampai
berapa ratus atau ribu tahun yang akan datang.

Dengan ini kita mungkin harus mengorbankan sebagian dari rumah sementara
kita di dunia, tetapi dengan ini pula kita bisa berpengharapan semoga Allah
memberi kita rumah yang permanen kelak di surgaNya. Amin.*

*Penulis adalah Direktur Gerai Dinar <http://www.geraidinar.com>, kolumnis
hidayatullah.com <http://hidayatullah.com/read/28360/30/04/2013/undefined>*

http://hidayatullah.com/read/28360/30/04/2013/antara-marocco,-california-dan-jonggol-.html
**

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE


.

__,_._,___

Tidak ada komentar: