Minggu, 29 Maret 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2581

Messages In This Digest (5 Messages)

Messages

1.1.

Re: Salam Kenal

Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com   sinkzuee

Sat Mar 28, 2009 5:20 pm (PDT)

Salam kenal Mbak/Ibu Lia

Nama saya Ugik.
Anggota SK Surabaya
Ynag sekarang lagi asyik freelance :D

Semoga Mbak/ Ibu betah di sekolah ini :)
Saya tunggu tulisan-tulisannya :)

Ugik Madyo
http://ugik.multiply.com
http://ruanghijau.blogspot.com

2009/3/25 Natalia Rumanti <rumanti@gmail.com>

> Salam Kenal buat anggota Milis Sekolah Kehidupan,
>
> Nama saya Natalia Rumanti, biasa di panggil Lia.
> Bekerja sebagai guru MAN di pinggiran jakarta timur.
>
> Mudah-mudahan saya akan dapat memetik banyak manfaat dari milis ini.
>
> Terima Kasih,
> Natalia
> _
>
2.

[Catatan Kaki] Atribut Kributt Kributt

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Sat Mar 28, 2009 9:39 pm (PDT)

Runtuhnya Dunia Atribut.

Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan mencampakkan
pakaian lamanya yang usang, begitu pula sang jiwa menerima badan-badan
jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan usang yang tidak
berguna itu.

Para Pemulung Atribut.

Dalam kehidupan duniawi, apa yang kita lakukan adalah 'memulung
atribut'. Berbagai atribut kita pulung, mulai dari profesi, pangkat,
jabatan, bahkan hingga atribut-atribut sosio-kultural-religius. Itu
adalah atribut yang kita pulung, kita koleksi, kita kenakan dan lekatkan
lapis demi lapis pada diri ini. Belum lagi atribut yang kita bawa sejak
lahir, sebagai efek langsung dari kelahiran kita, seperti wangsa, marga,
suku, ras dan bangsa dan sebagainya. Nah...jadilah kita sesosok makhluk
yang tebal, sarat dan ringkih dengan

berbagai atribut.

Baik atribut-atribut yang terbawa sejak lahir maupun yang dilekatkan
kemudian, mengkondisikan eksistensi kita di masyarakat, di antara
manusia lainnya. Masyarakat melihat kita dengan cara seperti itu;
belajar daripadanya, maka kitapun percaya bahwa demikianlah seharusnya
melihat seseorang. Lambat-laun, berjalan bersama waktu, tanpa disadari
kitapun malah ikut menyangka diri kita sebagai atribut-atribut itu. Al
hasil, kita mengidentifikasikan diri sebagai atribut-atribut itu.
Nah...dari sinilah muncul ungkapan-ungkapan seperti: 'Saya orang Bali.',
'Saya orang Batak', `'Saya orang Jawa', 'Saya orang Indonesia',
'Saya dokter', 'Saya insinyur', 'Saya Gubernur', 'Saya Dosen', ,
dsb...dsb.

Sebagai para pemulung atribut, kita berdedikasi terhadapnya. Kita siap
sedia mengerahkan tenaga, memporsikan waktu, memeras otak dan keringat
bahkan --bilamana dipandang perlu-- mempertaruhkan jiwa-raga untuk
memperolehnya.

Dunia-dunia Atribut.

Sebagai konsekwensi dari penyandangan atribut-atribut itu, kitapun
merasa punya kewajiban-kewajiban melekat, yang tak terpisahkan dari
atribut tersebut. Kita juga merasa pantas ataupun tak pantas melakukan
sesuatu sehubungan dengannya. Lalu kita merasa perlu untuk membentuk
sebuah lingkungan, sebuah dunia tersendiri, dunia yang eksklusif, dunia
yang berbeda dengan dunia-dunia lainnya. Para penduduk dunia kita itu
tiada lain adalah para penyandang atribut sejenis, dimana kita merasa
cocok berada di dalamnya, merasa diterima di dalamnya, oleh karenanya
kitapun merasa 'aman dan nyaman' berada di dalamnya.

Disinilah sesungguhnya setiap orang hidup; di dunia atribut yang
dibangunnya sendiri berdasarkan atribut yang disandang atau disandangkan
pada mereka, berdasarkan minat dan bakatnya masing-masing. Apa yang
mereka pikirkan, yang mereka bicarakan dan yang mereka perbuat
menjadikan mereka semakin eksklusif dan terpisah dunia-dunia lainnya.
Mereka berkarier disana, mereka mengambil posisi yang dianggap layak dan
terposisikan sesuai kiprahnya, mereka merasa 'terlindung' di dalamnya.

Di dunia atribut ini, ada tatakramanya, ada sistem nilai dan
penjenjangannya, ada aturan-aturan main yang harus dipatuhi. Sebagai
konsekwensinya, perlu diadakan pula penghargaan-penghargaan dan
sangsi-sangsi atau denda. Oleh karenanya, di dalamnya juga ada
persaingan, ada perselisihan, dan sebagainya yang serupa dengan dunia
luar yang umumnya kita kenal. Mereka juga punya para pemimpin, para
tetua, para sesepuh dan melengkapi diri dengan struktur hierarki.

Dengan Sadar melepas sendiri.

Mungkin saja kehidupan di atas terlalu didramatisir, akan tetapi,
fakta-fakta yang kurang lebih serupa dengan mudah dapat kita saksikan di
sekeliling kita setiap waktu, bila kita mau sedikit peduli.

Menyaksikan dan menyadari bahwa kita semua adalah para pemulung atribut,
yang hidup di dunia-dunia atribut, serta mengetahui dan menyaksikan
betapa akan menyakitkannya bila suatu ketika dunia atribut itu runtuh,
bila suatu ketika kita dipaksa oleh 'keadaan' menanggalkan atribut demi
atribut itu, kita tentu tidak berkeberatan untuk mempersiapkan diri.

Bila diibaratkan kita ini sebagai manusia yang telah terlanjur
mengenakan sedemikian banyak baju-baju dan sweater-sweater di musim
dingin. Ketika musim panas datang, kita kegerahan, merasa sumpek dan
ingin melepaskannya satu persatu. Nah...dalam konteks ini penyederhanaan
yang kita maksudkan terfokus pada pelepasan, atau mungkin lebih tepat
disebut penyangkalan, terhadap atribut terluar. Demikian seterusnya
secara susul-menyusul hingga hanya pakian dalam yang tersisa. Yang
teramat penting disini adalah, semua itu kita lakukan dengan penuh
kesadaran, rasa tanggung-jawab dan tanpa paksaan atau desakan dari luar
samasekali. Dalam sikap batin seperti itulah kita melakoninya.

Dengan melepas satu per satu atribut-atribut tersebut dengan suka-rela
tidaklah menyakitkan, dan kitapun tak perlu berprilaku ekstrim di mata
umum karenanya. Dengan cara itu, kegerahanpun sirna secara
berangsur-angsur, sementara cukup waktu bagi kita untuk beradaptasi.
Waktu adaptatif, betapapun amat penting bagi kita untuk mengurangi
kejutan-kejutan yang tak perlu, tidak kondusif dan mengganggu.

If the day is done,

if birds sing no more,

if the wind has flagged tired,

then draw the veil of darkness thick upon me,

even as thou hast wrapt the earth with the coverlet of sleep

and tenderly closed the petals of the drooping lotus at dusk.

From the traveller, whose sack of provisions is empty before the voyage
is ended,

whose garment is torn and dustladen,

whose strength is exhausted,

remove shame and poverty,

and renew his life like a flower under the cover of thy kindly night.

[Rabindranath Tagore]

Waqshid fi masyika waghdud min shoutik" (QS. Lukman : 19)

("Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu")

Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.(QS.
Al-Baqarah: 148)

Dan, Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat.(QS. Al-An'am: 165)

Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya
(masing-masing).(QS. Al-Baqarah: 60)

Setiap manusia memiliki kelebihan, potensi dan bakat masing-masing. Dan,
jika kita mencontoh salah satu keagungan Rasulullah adalah kemampuannya
untuk menempatkan setiap sahabatnya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
kesiapan mereka masing-masing.

Ali misalnya, ditempatkan pada posisi kehakiman, Mu'adz dalam
masalah keilmuan, Ubay yang menyangkut al- Qur'an, Zaid dalam
masalah Faraidh, Hassan dalam masalah syair, dan Qais ibn Tsabit dalam
orasi.

Menempatkan parfum di tempat pedang tentu sangat berbahaya sebagaimana
pedang kala ditempatkan di tempat parfum.

Larut dalam kepribadian orang lain pada hakikatnya adalah bunuh diri.
Memakai baju kepribadian orang lain adalah sebuah pembunuhan yang
direncanakan. Salah satu tanda kebesaran Allah adalah perbedaan sifat
yang ada pada manusia dan karakter yang mereka miliki, serta perbedaan
bahasa dan warna kulit mereka. Abu Bakar dengan kelembutan dan wataknya
yang pengasih telah memberikan manfaat bagi umat dan agama. Umar dengan
sikapnya yang keras dan keteguhannya telah membangkitkan Islam dan
pemeluknya. Artinya, menerima dengan penuh kerelaan pemberian yang ada
pada diri Anda, merupakan karunia. Oleh sebab itu, kembangkanlah,
tumbuhkanlah, dan dapatkanlah manfaat darinya.

Allah, tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.(QS. Al-Baqarah: 286)

Taklid buta dan terlalu mudah melebur ke dalam kepribadian orang lain
merupakan penguburan hidup-hidup terhadap bakat yang Allah berikan,
pembunuhan terhadap kemauan, dan penghancuran sistem terhadap karakter
penciptaan manusia itu sendiri. Wallahu A'lam.

Note : Dari berbagai sumber

3.

[catatatn kaki] Netter Peduli Nila (yang hanya makan Gatot ketela)

Posted by: "MIFTAH ROHMAN" miftah_madiun@yahoo.co.id   miftah_madiun

Sat Mar 28, 2009 9:42 pm (PDT)



NETTER PEDULI NILA.

 

Ralat Tulisan Sebelumnya

 

Ada
sedikit kekeliruan atas informasi yang kami terima tentang Nila dan Keluarganya

 

Nila
sekarang kelas 2 dan bukan kelas 1.Ibunya
bernama Yatmiati atau Bu Miati bukan Yatmiasih atau Bu Miasih

 

NETTER PEDULI

 

Setelah kisah nyata kehidupan Nila, bocah kelas 2 SDN 06
Kare Kabupaten Madiun tampil di lmimadiun.blogspot.com, dan kami kirimkan ke
milist pada jumat dini hari, ada 4 netters yang membantu Nila. Mereka yang baik
hati ini mengaku bernama bapak Harnanto, Ibu Fauziah, Bapak Gunarso dan Bapak Teuku
Meldi.

 

Beliau melakukan konfirmasi ke SMS Center LMI Madiun yang
kami cantumkan di lmimadiun.blogspot.com dengan nomor 081 234 200 200. kami
kemudian melakukan pengecekan ke rekening yang ditunjuk diantara 10 rekening
LMI Madiun.

 

Dari pagi hingga siang hari yang melakukan konfirmasi adalah
Bapak Harnanto dan Ibu Fauziah. Dengan adanya konfirmasi ini kami memutuskan
untuk menyerahkan bantuan pada sore hari. Sayangnya Jumat sore turun hujan,
sementara untuk menuju rumah Nila harus menempuh jalan yang naik-turun dan
berkelok-kelok. Akhirnya kami putuskan untuk menyalurkan pada sabtu pagi.

 

Sore hari menjelang maghrib dua netter lagi melakukan
konfirmasi transfer ke sms center LMI Madiun. Bantuan 4 netter baik hati ini
akhirnya kami salurkan pada sabtu 28 Maret 2009.

 

Jumat malam, kantor LMI kembali kedatangan seseorang warga
Madiun. Beliau diminta sang adik yang bekerja di Jakarta untuk mengecek kebenaran kisah Nila.
Staf yang masih di kantor menjelaskan sedetail-detailnya kondisi Nila.

 

Sempat staf LMI menawarkan kepada beliau untuk ikut
berkunjung ke rumah Nila saat penyerahan bantuan. Akan tetapi beliau menolak.
Dan mengajak ketemu lagi Sabtu malam setelah menceritakan hasil pertemuan
kepada Sang Adik. Pertemuan akhirnya disepakati hari Ahad.

 

Sejujurnya, kami sebegai pengelola dana amanah ummat ini
lebih senang jika donator bisa dating sendiri dan menyaksikan kondisi Nila dan
keluarga, kami akan mengantar ke sana
dengan suka hati.

 

PENYERAHAN BANTUAN.

 

Miftahurrohman-manajer LMI Madiun disertai 4 staf meluncur
dari kantor LMI Sabtu 28 Maret 2009 pukul 10.00. tujuan pertama adalah
menjemput Relawan LMI yang berlokasi di Kare Kabupaten Madiun yang tahu persis
rut eke sana.
Kami belum hafal rutenya karena baru sekali kesana dan diantar relawan tadi.

 

Kami Sampai di Kecamatan Kare pukul 11.30.Kami putuskan
untuk makan siang dulu dilanjutkan sholat Dhuhur. Setelah cukup berbasa basi,
kami segera merayap naik menuju Rumah Nila. Saat LMI dating, Nila dan Bu Miati
sedang mengantar tamu yang berkunjung hingga pintu rumahnya.

 

Bu Miati dan Nila menyambut kami di depan rumah yang tak
berhalaman ini. Kami sempat menanyakan kabar mereka berdua. Dan alhamdulillah
mereka dalam keadaan baik tak kurang apapun (maksudnya sehat gitu…)

 

Baju yang dikenakan Nila masih seperti baju ketika digunakan
untuk menerima kami saat itu. Yang berbesa adalah sang ibu, Miati. Kalau
kesempatan sebelumnya Miati mengenakan pakaian alakadarnya. Alakadar yang
sebenarnya. Kesempatan ini beliau mengenakan kaos warna kuning kuat yang tampak
cukup pantas dikenakan. Meski kalau diamati, sebenarnya sudah cukup usang.

 

Tanpa banyak basa basi kami dipersilakan masuk dan kami
langsung menyampaikan maksud kedatangan kami. Kami serahkan yang pertama adalah
beasiswa bulan kedua yang menjadi hak Nila.

 

Kemudian kami sampaikan kepada mereka ada empat orang yang
baik hati membantu mereka dengan menitipkan kepada LMI Madiun. 2 orang dari Jakarta, 1 orang dari
Bekasi dan 1 orang dari aceh. Nila hanya diam tidak ada perubahan ekspresi.
Miati, Sang Ibu mulai merona merah wajahnya.

 

Ketika kami sampaikan nilai yang dititipkan kepada LMI oleh
4 orang tersebut sejumlah 1.050.000, tangis Miati tak terbendung. Keharuan
menyelimuti seisi rumah, 4 staf LMI, dan di depan pintu 3 Relawan LMI juga
terlihat haru melihat ekspresi Bu Miati.

 

Diantara tangisnya yang tidak kunjung reda, Miati selalu
mengucapkan, "Matur nuwun Mas… Gusti Allah sing Mbales" (Terima Kasih Mas….
Allah yang Akan membalas)

 

Berkali-kali, kami menegaskan bahwa kami hanya mengantarkan
titipan tersebut. Dan juga kami sampaikan pesan salah satu dari empat netter
yang baik hati ini, agar bantuan ini digunakan seperlunya, sisanya ditabung,
barangkali nanti ada keperluan yang mendesak untuk dipenuhi.

 

Sepulang kami menyerahkan Bantuan untuk Nila dan teman-teman
senasib Nila di tiga kecamatan paling tertinggal di Madiun yang berlokasi di
daerah pegunungan, kami membuka sebuah Email dari netter dari NTB yang ingin
membantu Sepeda untuk Bu Miati. Beliau meminta kami informasi harga sepeda di
Madiun dan beliau akan mentransfer ke LMI Madiun.

 

Foto Penyerahan Bantuan Nila bisa Klik di
lmimadiun.blogspot.com

Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
4.

Untuk Situ Gintung dan renungan kita semua...

Posted by: "Imam Suyudi" pekalian@yahoo.com   pekalian

Sat Mar 28, 2009 9:45 pm (PDT)

Untuk Situ Gintung, hanya ini yang secara pribadi saya bisa berikan dan juga untuk mengingatkan kita semua betapa MAHA KUASANYA DIA...

5.

Mari kita bersyukur atas indahnya hidup..

Posted by: "Imam Suyudi" pekalian@yahoo.com   pekalian

Sun Mar 29, 2009 12:24 am (PDT)



Kita tak pernah tahu esok ada apa, bagaimana, dan kenapa bisa terjadi.
Kita tak pernah tahu apakah DIA merencanakan untuk memberi kita kebahagiaan atau justru memberi kita penderitaan,
Maka marilah bersyukur atas indah hidup yang telah diberikan
 

 

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Stay healthy

and discover other

people who can help.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: