Selasa, 31 Maret 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2583

Messages In This Digest (25 Messages)

1a.
The plight and the Plea of Menteng: an epitome of  Jakarta's From: anastasia savitri
1b.
The plight and the Plea of Menteng: an epitome of  Jakarta's From: anastasia savitri
2a.
Re: (catatan kecil) DIMUAT DI MEDIA ONLINE, KOK BANGGA SIH? mas Fiya From: april_reto
3.
Fwd:  MENGUBAH KEPRIBADIAN MELALUI TULISAN TANGAN From: ahmad ade
4a.
Re: Untuk Situ Gintung dan renungan kita semua... From: aryadni nataya
5.
[rampai] Pada Suatu Ketika From: novi khansa'
6a.
[catcil] Isya Yang Terlewatkan From: incognito.cool
6b.
Re: [catcil] Isya Yang Terlewatkan From: sismanto
7a.
[catcil] Memulai Lagi dari Nol From: novi khansa'
7b.
[catcil] Memulai Lagi dari Nol From: novi khansa'
7c.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol From: teha
7d.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol From: interaktif
7e.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol From: hariyanty thahir
7f.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol--> Pak Teha From: novi_ningsih
7g.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol From: novi_ningsih
7h.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol-- From: novi_ningsih
7i.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol From: patisayang
7j.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol From: novi_ningsih
7k.
Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol From: Ain Nisa Oktarinda
8a.
Re: Foto-Foto Acara di LAPAS From: aris El Durra
9a.
Re: [Catcil] reportase baksos SK di lapas anak tangerang oleh azzura From: Sisca Lahur
9b.
Re: [Catcil] reportase baksos SK di lapas anak tangerang oleh azzura From: sismanto
10.
Fwd:  [Org] FLP PEDULI GINTUNG From: ahmad ade
11.
Fwd:  Lomba Karya Tulis Pemuda Tingkat Nasional From: ahmad ade
12.
[Bahasa] Dharmika's Choice From: Lia Octavia

Messages

1a.

The plight and the Plea of Menteng: an epitome of  Jakarta's

Posted by: "anastasia savitri" bubsy_79@yahoo.com   bubsy_79

Mon Mar 30, 2009 3:00 am (PDT)

Menteng is no longer a conservation area. This is not a
statement from legal point of view, of
course, but from the reality in the field. What has happened in Menteng? Why does conservation
area become business establishments? What is the requirements you want to change a certain area into a conservation one?

This statement is written by marcao kusumawijaya, entitled :
The plight and the Plea of Menteng: an epitome of Jakarta's
Future in webblog Institute Ecosoc.

Please visit our blog to see the full story in http://ecosocrights.blogspot.com/

Savitri

1b.

The plight and the Plea of Menteng: an epitome of  Jakarta's

Posted by: "anastasia savitri" bubsy_79@yahoo.com   bubsy_79

Mon Mar 30, 2009 3:14 am (PDT)

Menteng is no longer a conservation area. This is not a
statement from legal point of view, of
course, but from the reality in the field. What has happened in Menteng? Why does conservation
area become business establishments? What is the requirements you want to change a certain area into a conservation one?

This statement is written by Marco Kusumawijaya, entitled :
The plight and the Plea of Menteng: an epitome of Jakarta's
Future in webblog Institute Ecosoc.

Please visit our blog to see the full story in http://ecosocrights.blogspot.com/

Savitri

2a.

Re: (catatan kecil) DIMUAT DI MEDIA ONLINE, KOK BANGGA SIH? mas Fiya

Posted by: "april_reto" april_reto@yahoo.com   april_reto

Mon Mar 30, 2009 3:13 am (PDT)

Mungkin lebih tepatnya bukan "bangga" melainkan "puas". Puas, semoga tulisan itu bermanfaat dan membawa kebaikan untuk orang lain. Amiin.

Sukses mas Fy.

salam,
April

3.

Fwd:  MENGUBAH KEPRIBADIAN MELALUI TULISAN TANGAN

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Mon Mar 30, 2009 3:28 am (PDT)


--- In Forum_LingkarPena@yahoogroups.com, teni tresnawati
<teni.tresnawati@...> wrote:

MENGUBAH KEPRIBADIAN MELALUI TULISAN TANGAN

Menggali Karakter Tersembunyi dalam Diri Untuk Meningkatkan Potensi

Host:
Dr. Achsinfina H (Sinta) Soemantoro (Arshanda Consultant)
Type:
Education - Study Group
Network:

Date:
Thursday, April 2, 2009
Time:
9:00am - 11:00am
Location:
MP Book Point
Street:
Puri Mutiara Raya 72 Jeruk Purut Kemang
Phone:
02175910212
Email:
mp.bookpoint@...

Description

Tulisan tangan seseorang menggambarkan kepribadiannya. Saat kita
sedang jatuh cinta, sakit keras atau pindah kerja otomatis tulisan
tanganpun akan berubah. Fakta itu tanpa kita sadari mengacu pada bukti
baru, kepribadian seseorang ternyata bisa disesuaikan melalui tulisan
tangannya. Menarik bukan? Jika kita dengan sengaja mengubah tulisan
tangan kita, itu sama saja mengeksplorasi karakter2 lain dalam diri
kita.
Vimala Rodgers mewujudkan ide tersebut dalam bentuk aksi nyata.
Pengajar penulisan profesional ini mengungkap kunci mewujudkan mimpi
hanya dengan menuliskan sesuatu di atas kertas. Dilengkapi tes
perkiraan yang akan menunjukkan kepribadian mana yang memerlukan lebih
banyak perhatian, diantaranya :
- Bertahan pada model diet dengan mengubah huruf T
- Menghindari bersikap berlebihan guna mendapat promosi dengan
mengubah dengan mengubah huruf G
- Mengurangi stres dengan mengubah huruf S
- Mengatasi rasa malu dan takut dengan mengubah huruf A.

HTM : Rp. 35..000,- (Incl Book, Snck & Drink)
Hub : Ria di 087881391351 / 021 759 10 212
Tempat Terbatas.

--- End forwarded message ---

4a.

Re: Untuk Situ Gintung dan renungan kita semua...

Posted by: "aryadni nataya" aryadni_nataya@yahoo.com   aryadni_nataya

Mon Mar 30, 2009 3:29 am (PDT)

Hmmm...Mohon maaf beribu maaf, saya setuju memang Tuhan Maha Kuasa, namun biar bagaimanapun, manusia diberi anugerah untuk berpikir dan mengantisipasi. Bendungan tersebut sudah mulai bocor sejak tahun 2007, lho. Sudah ada warga yang melaporkan ke pihak yang berwenang seperti diwartakan oleh koran The Jakarta Post terbitan Sabtu 28 Maret '09. Namun, tidak ada tanggapan. Kita ini sering terlalu mudah mengelompokkan segala-galanya ke dalam takdir, ke dalam 'memang sudah jalan-Nya'. Memang manusia berusaha dan Tuhan yang menentukan, namun ketika banyak sekali jalur bagi manusia untuk berusaha memperbaiki keadaan, jalur itu malah lebih sering tidak ditempuh dan dijalani oleh  si manusia ini. Misalnya mengabaikan peringatan, tidak berpikir panjang, malas merawat dan lebih mementingkan kepentingannya sendiri, apapun lah yang tidak merepotkan dan tidak harus bikin lembur atau kerja lebih keras lagi. Karena apa? Karena yaaa kalau ada bencana-bencana yang
sebetulnya bisa dihindarkan macam ini, macam banjir, macam longsor, jawabannya hanya dengan mudah dikembalikan lagi kepada Tuhan tanpa ada keinginan yang benar-benar dalam untuk introspeksi dan merevisi perilaku kita.

We really, really, really really really should stop taking God for granted. Marilah, mumpung kita masih diberi waktu. (meng-quote puisi Bapak Imam) 

Nataya. 

--- On Sat, 3/28/09, Imam Suyudi <pekalian@yahoo.com> wrote:

From: Imam Suyudi <pekalian@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Untuk Situ Gintung dan renungan kita semua...
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, setia_perempuan@yahoo.co.id
Date: Saturday, March 28, 2009, 4:58 PM

Untuk Situ Gintung, hanya ini yang secara pribadi saya bisa berikan dan juga untuk mengingatkan kita semua betapa MAHA KUASANYA DIA...

5.

[rampai] Pada Suatu Ketika

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Mar 30, 2009 5:59 am (PDT)

Ketika semua harus dimulai

Ketika tak lagi boleh lama untuk berdiam

Ketika kepala yang berat bukan lagi alasan

Ketika angka 0 harus bergulir menjadi 1

ketika 1 kemudian harus menjadi 2...

ketika resah tak boleh mendominasi hati

ketika gelisah... tak hanya butuh obat

Ketika mata tak ingin terpejam

ketika mimpi buruk menghantui

ketika bangkit hadirkan mimpi baru...

ketika...tak ada lagi waktu untuk termangu

ketika harus memutuskan

ketika harus meninggalkan

ketika harus memilih...

ketika waktu terus berjalan... dan aku pun harus melangkah...

novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/

6a.

[catcil] Isya Yang Terlewatkan

Posted by: "incognito.cool" incognito.cool@yahoo.co.id   incognito.cool

Mon Mar 30, 2009 8:19 am (PDT)

Malam tadi karena terlalu nyenyak tidur saya tertinggal shalat Isya. Jika saya pulang ke rumah lewat jam sepuluh malam biasanya saya lebih memilih tidur dahulu kemudian bangun disepertiga malam untuk malakukan shalat isya. Namun tadi malam nyenyak benar-benar meninabobokan saya sehingga menghalangi untuk melaksanakan kewajiban itu.

Sebenarnya saya sempat terbangun dua kali, pukul setengah tiga dan setengah empat dini hari. Bahkan sempat teringat bahwa saya belum melaksanakan shalat isya. Tapi memang setan berhasil membuat ramuan nyenyak yang mujarab sehingga badan ini sulit untuk terbangun menuju tempat wudhu.

Walhasil bablas, blas......sampe adzan subuh dan saya masih belum bergeming dari tempat tidur. Selepas adzan subuh barulah saya mulai menggeliatkan badan. Memaksa anggota badan ini untuk terjaga dan segera bengun dari lelap. Tetapi memang selimut yang dibelitkan setan di atas badan saya ini cukup tebal karena saya ,asih belum juga bangun dari tempat tidur.

Seperti sebuah pertempuran antara golongan hitam yang mendukung untuk melanjutkan tidur dengan golongan putih yang mendukung untuk bangun kemudian shalat subuh berjamaah. Dengan segala daya dan upaya, didukung pula dengan strategi perang yang jitu (meski agak terlambat) saya pun akhirnya mengangkat badan ini untuk tegap berdiri. Menggeliat sejenak ditemani mata yang masih sepet saya menuju tempat wudhu.

Saya duduk di bangku kecil sembari menghadap kran air yang biasa dipakai untuk berwudhu. Ada aktivitas yang sering saya lakukan sebelum berwudhu, yaitu memegang kedua pipi dengan pikiran yang mengawang-ngawang alis mengkhayal. Menatap atap yang terbuat dari fiber plastik yang masih terlihat baru karena baru saja diganti menjadi keasyikan tersendiri. Aktivitas inilah yang membuat waktu untuk berwudhu menjadi lama karena melamunnya lebih lama ketimbang wudhu itu sendiri. Saya baru mulai berwudhu begitu iqamat membuyarkan pikiran yang sedang berkhayal.

Sepertri biasa saya pergi ke masjid untuk shalat subuh berjamaah. Namun suasana hati sudah tidak enak karena saya telah melewatkan salah satu kewajiban shalat. Jalan pun terasa kurang bersemangat bahkan sesekali menggurutu sambil membodoh-bodohkan diri. Apabila suasana hati sudah seperti ini shalat subuh pun dilakukan dengan kurang bersemangat.

Suasana hati yang kusut rupanya tidak lekas pergi meski saya telah melaksanakan shalat subuh. Rasa malas menjadi moster berikutnya yang menyelimuti hati saya. Akibatnya saya melewatkan membaca al quran yang biasa saya lakukan selepas shalat subuh. Begitu sampai di rumah saya malah melanjutkan tidur kembali.

Saya sangat gelisah ketika ada salah satu waktu shalat yang terlewatkan. Bukan apa-apa, saya berfikir di usia seperti saya tidak ada istilah terlewatkan untuk kewajiban yang satu ini. Apapun kondisi dan dimana pun berada tidak ada alasan untuk meninggalkannya.
Saya merasa seperti orang bodoh dengan kejadian ini. Saya tidak mampu menjaga apa yang menjadi kewajiban saya. Padahal sudah seharusnya untuk urusan shalat terencana dengan baik. Untuk urusan pekerjaan saja sudah ada SOPnya bahkan jika ada permasalahan yang muncul segera dibuat tindakan untuk mencegah permasalahan ini muncul kembali.
Yang membuat saya kesal adalah saya terlalu menggampangkan bahkan menyepelekan perkara yang satu ini. Cukup dengan kata gampang semuanya menjadi terlihat kecil. Sehingga di tahun ini sudah beberapa kali shalat isya saya lewatkan. Jika saya pulang diatas jam sepuluh malam maka secara refleks ada yang berbisik,"Sudah...tidur saja dulu, nanti juga bisa bangun di sepertiga malam. Nah...pada waktu itu baru shalat isya. Badan juga perlu diistirahatkan agar pas shalat isya terasa lebih segar dan bisa khusyuk."

Kata-kata itu saya aminkan sehingga seringnya saya rebahan begitu sampai rumah. Padahal rebahan adalah alat pancing untuk mata agar terpejam dan ujung-ujungnya tertidur. Jika sudah terkena pancingan jangan harap akan mudah terlepas dari jerat kail yang disiapkan.
Sampai saat ini pun rasa sesal itu masih terus bercokol di hati saya. Sesal bercampur kesal bereaksi menjadi beraneka rasa yang jika dijadikan suatu senyawa akan bernama energi negatif. Ketika energi negatif ini bergejolak dan terus mendesak untuk keluar bak letupan-letupan magma dari perut bumi, maka akan menyebar ke lingkungan sekitar. Walhasil orang lain yang tidak tahu menahu pun terkena getahnya. Kadang dengan omelan, dumelan, atau sajian ekspresi wajah yang jutek dan nada bicara yang ketus.

Fiyuh....entah untuk malam ini apakah akan terlewatkan lagi atau tidak. Yang jelas jika sampai terlewatkan lagi maka berbahagialah keledai karena ada yang melebihi kedunguan dirimu.

6b.

Re: [catcil] Isya Yang Terlewatkan

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Mon Mar 30, 2009 4:42 pm (PDT)

semoga menjadi pelajaran bagi njenengan untuk tiak melupakan sholat isya lagi. saya juga pernah mengalami kepayahan yang sama, tapi saya usahakan sebelum tidur sholat dulu.

Semoga saya, njenengan, dan yang lainnya bisa mengambil ibrah dari Njenngan. terimakasih pelajarannya hari ini..

ditunggu tulisan berikutnya yach ibu/Bapak...

Sis

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "incognito.cool" <incognito.cool@...> wrote:
>
> Malam tadi karena terlalu nyenyak tidur saya tertinggal shalat Isya. Jika saya pulang ke rumah lewat jam sepuluh malam biasanya saya lebih memilih tidur dahulu kemudian bangun disepertiga malam untuk malakukan shalat isya. Namun tadi malam nyenyak benar-benar meninabobokan saya sehingga menghalangi untuk melaksanakan kewajiban

7a.

[catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Mar 30, 2009 9:52 am (PDT)



Fuuuh….

Jantungku berdetak kencang…
kekhawatiran dan keparanoidan itu masih hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.

Alhamdulillah, naskah yang akan aku
kerjakan ada back-upnya di komputer…

 

***

 

 

21 Maret 2009

Seperti biasa pagi itu diawali
dengan mengisi mentoring dua sesi di SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah
kenapa, sepulang dari sana,
kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak mengajar
TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumah… weleh-weleh,
dijemput lagi :D.

 

Beberapa kali SMS-an dengan teman
pengajar, aku pun menghampiri anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya
kakak menjemput. Aku memutuskan untuk menikmati weekend di rumah kakak di Pondok Gede sambil membawa pekerjaanku
yang deadline-nya hari senin.

 

Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak
seperti dikejar-kejar temannya yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin
mobil habis, sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede. Rencananya,
aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak fit, tapi akhirnya
terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah dan pekerjaan yang harus
dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.

 

Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan
apa-apa. Kami tak berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat tersebut dan
tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya, kalau belanja ya tak
pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di masjid, kedua kakakku masih bolak
balik ke mobil. Keadaan mobil masih seperti sedia kala, hingga akhirnya...

 

Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih
dahulu menaruh barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil
sudah tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang yang
hilang... sampai aku bilang: "tas gue"

 

Astaghfirullah... benar saja apa yang aku
takutkan... ketika sampai di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas
ranselku sudah tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil,
tak juga menemukan...

 

Tas ransel itu berisi laptop beserta
kelengkapannya, agenda berisi KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan,
flashdisk 2 GB berisi data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah
dan juz amma kecil... dan entah apa lagi...

 

Ya... Allah, astaghfirullah...

Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa
ngomong apa-apa... bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa.
Berkali-kali aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana,
justru hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat yang tak
umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah... kenapa justru di tempat umum
kami lengah...

 

Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan security mall tersebut (Hypermart Pondok
Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak ipar yang lebih banyak bicara perihal
kehilangan itu. Setelah itu, kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk
mengurus kehilangan. Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih
berusaha dan berdoa...

 

 

22 Maret 2009

Aku terbangun
dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam begitu cepat. SMS-SMS dan
telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya. Aku memang sempat mengabarkan ke
beberapa teman soal itu, adik dari seorang sahabat pun sempat datang ke TKP.  

 

Makasi ya
semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku butuhkan saat itu adalah
dukungan dan doa, bukan masalah salah atau lalai. Cukup kehilangan ini menjadi
pengingat kami... kami tak butuh lagi disalah-salahkan... Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman adalah
perhatian, tapi men-judge bukanlah
perhatian...

 

Hari itu juga
kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar gembok dan kuncinya,
karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...

 

 

 

Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan
polisi sudah diurus untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah
diselesaikan walau minta perpanjangan waktu.

 

Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan,
mengawali semuanya...

Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan
aku sempat keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku
masih merasa "hilang". Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah. Jujur
saja, aku sempat limbung dan bingung.

 

Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku
merasakan itu ketika aku memulai aktivitas
satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku ingin mengurus buku-buku,
mengambil data, memindahkan foto atau apapun. Astaghfirullah....

 

Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di
rumah, aku harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di
komputer... Fuuuh.... Alhamdulillah.. ternyata masih ada back-up-nya...

 

Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok
Gede, ibu memilih menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi,
hari ini juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang membuatku tak boleh hanya
diam, meratapi ketika memang harus "bergerak".

 

Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu
bisa kembali ke tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan
pekerjaan (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
itu semua...

 Memulai Lagi dari Nol

Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari
mulai kunci rumah dan gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah
sakit yang baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)

 

 Mohon doanya teman-teman :)

 

 

novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.wordpress.com/

7b.

[catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Mar 30, 2009 9:55 am (PDT)



Fuuuh….

Jantungku berdetak kencang…
kekhawatiran dan keparanoidan itu masih hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.

Alhamdulillah, naskah yang akan aku
kerjakan ada back-upnya di komputer…

 

***

 

 

21 Maret 2009

Seperti biasa pagi itu diawali
dengan mengisi mentoring dua sesi di SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah
kenapa, sepulang dari sana,
kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak mengajar
TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumah… weleh-weleh,
dijemput lagi :D.

 

Beberapa kali SMS-an dengan teman
pengajar, aku pun menghampiri anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya
kakak menjemput. Aku memutuskan untuk menikmati weekend di rumah kakak di Pondok Gede sambil membawa pekerjaanku
yang deadline-nya hari senin.

 

Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak
seperti dikejar-kejar temannya yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin
mobil habis, sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede. Rencananya,
aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak fit, tapi akhirnya
terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah dan pekerjaan yang harus
dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.

 

Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan
apa-apa. Kami tak berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat tersebut dan
tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya, kalau belanja ya tak
pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di masjid, kedua kakakku masih bolak
balik ke mobil. Keadaan mobil masih seperti sedia kala, hingga akhirnya...

 

Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih
dahulu menaruh barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil
sudah tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang yang
hilang... sampai aku bilang: "tas gue"

 

Astaghfirullah... benar saja apa yang aku
takutkan... ketika sampai di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas
ranselku sudah tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil,
tak juga menemukan...

 

Tas ransel itu berisi laptop beserta
kelengkapannya, agenda berisi KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan,
flashdisk 2 GB berisi data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah
dan juz amma kecil... dan entah apa lagi...

 

Ya... Allah, astaghfirullah...

Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa
ngomong apa-apa... bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa.
Berkali-kali aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana,
justru hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat yang tak
umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah... kenapa justru di tempat umum
kami lengah...

 

Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan security mall tersebut (Hypermart Pondok
Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak ipar yang lebih banyak bicara perihal
kehilangan itu. Setelah itu, kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk
mengurus kehilangan. Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih
berusaha dan berdoa...

 

 

22 Maret 2009

Aku terbangun
dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam begitu cepat. SMS-SMS dan
telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya. Aku memang sempat mengabarkan ke
beberapa teman soal itu, adik dari seorang sahabat pun sempat datang ke TKP.  

 

Makasi ya
semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku butuhkan saat itu adalah
dukungan dan doa, bukan masalah salah atau lalai. Cukup kehilangan ini menjadi
pengingat kami... kami tak butuh lagi disalah-salahkan... Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman adalah
perhatian, tapi men-judge bukanlah
perhatian...

 

Hari itu juga
kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar gembok dan kuncinya,
karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...

 

 

 

Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan
polisi sudah diurus untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah
diselesaikan walau minta perpanjangan waktu.

 

Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan,
mengawali semuanya...

Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan
aku sempat keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku
masih merasa "hilang". Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah. Jujur
saja, aku sempat limbung dan bingung.

 

Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku
merasakan itu ketika aku memulai aktivitas
satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku ingin mengurus buku-buku,
mengambil data, memindahkan foto atau apapun. Astaghfirullah....

 

Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di
rumah, aku harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di
komputer... Fuuuh.... Alhamdulillah.. ternyata masih ada back-up-nya...

 

Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok
Gede, ibu memilih menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi,
hari ini juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang membuatku tak boleh hanya
diam, meratapi ketika memang harus "bergerak".

 

Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu
bisa kembali ke tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan
pekerjaan (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
itu semua...

 Memulai Lagi dari Nol

Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari
mulai kunci rumah dan gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah
sakit yang baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)

 

 Mohon doanya teman-teman :)

 

 

novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.wordpress.com/

7c.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "teha" teha.sugiyo@toserbayogya.com

Mon Mar 30, 2009 6:28 pm (PDT)

saya dapat merasakan betapa kondisi kembali ke titik nol (bahkan minus)
tidak semudah yang novi sangka. saya juga dapat merasakan betapa kondisi
ini sungguh sangat membuat tidak nyaman. mari kumpulkan sisa-sisa harap
untuk tegak tegar membangun kembali semangat juang guna meraih hidup
yang lebih cerah... saya yakin novi bisa! tetap semangat Vi! saya ikut
berdoa!

novi khansa' wrote:
>
> Fuuuh….
>
> Jantungku berdetak kencang… kekhawatiran dan keparanoidan itu masih
> hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.
>
> Alhamdulillah, naskah yang akan aku kerjakan ada /back-up/nya di
> komputer…
>
>
>
> ***
>
>
>
>
>
> *21 Maret 2009 *
>
> Seperti biasa pagi itu diawali dengan mengisi mentoring dua sesi di
> SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah kenapa, sepulang dari sana ,
> kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak
> mengajar TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumah…
> weleh-weleh, dijemput lagi :D.
>
>
>
> Beberapa kali SMS-an dengan teman pengajar, aku pun menghampiri
> anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya kakak menjemput. Aku
> memutuskan untuk menikmati /weekend/ di rumah kakak di Pondok Gede
> sambil membawa pekerjaanku yang /deadline/-nya hari senin.
>
>
>
> Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak seperti dikejar-kejar temannya
> yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin mobil habis,
> sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede.
> Rencananya, aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak
> fit, tapi akhirnya terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah
> dan pekerjaan yang harus dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.
>
>
>
> Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan apa-apa. Kami tak
> berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat
> tersebut dan tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya,
> kalau belanja ya tak pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di
> masjid, kedua kakakku masih bolak balik ke mobil. Keadaan mobil masih
> seperti sedia kala, hingga akhirnya...
>
>
>
> Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih dahulu menaruh
> barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil sudah
> tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
> suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang
> yang hilang... sampai aku bilang: "tas gue"
>
>
>
> Astaghfirullah. .. benar saja apa yang aku takutkan... ketika sampai
> di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas ranselku sudah
> tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil, tak
> juga menemukan...
>
>
>
> Tas ransel itu berisi laptop beserta kelengkapannya, agenda berisi
> KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan, flashdisk 2 GB berisi
> data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah dan juz amma
> kecil... dan entah apa lagi...
>
>
>
> Ya... Allah, astaghfirullah. ..
>
> Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa ngomong apa-apa...
> bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa. Berkali-kali
> aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana, justru
> hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
> menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat
> yang tak umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah. .. kenapa
> justru di tempat umum kami lengah...
>
>
>
> Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan /security mall/
> tersebut (Hypermart Pondok Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak
> ipar yang lebih banyak bicara perihal kehilangan itu. Setelah itu,
> kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk mengurus kehilangan.
> Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih berusaha dan
> berdoa...
>
>
>
>
>
> *22 Maret 2009 *
>
> Aku terbangun dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam
> begitu cepat. SMS-SMS dan telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya.
> Aku memang sempat mengabarkan ke beberapa teman soal itu, adik dari
> seorang sahabat pun sempat datang ke TKP.
>
>
>
> Makasi ya semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku
> butuhkan saat itu adalah dukungan dan doa, bukan masalah salah atau
> lalai. Cukup kehilangan ini menjadi pengingat kami... kami tak butuh
> lagi disalah-salahkan. .. Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman
> adalah perhatian, tapi men-/judge/ bukanlah perhatian...
>
>
>
> Hari itu juga kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar
> gembok dan kuncinya, karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...
>
>
>
>
>
>
>
> Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan polisi sudah diurus
> untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah diselesaikan
> walau minta perpanjangan waktu.
>
>
>
> Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan, mengawali semuanya...
>
> Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan aku sempat
> keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku masih
> merasa "hilang". Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah.
> Jujur saja, aku sempat limbung dan bingung.
>
>
>
> Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku merasakan itu ketika aku
> memulai aktivitas satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku
> ingin mengurus buku-buku, mengambil data, memindahkan foto atau
> apapun. Astaghfirullah. ...
>
>
>
> Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di rumah, aku
> harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di komputer...
> Fuuuh.... Alhamdulillah. . ternyata masih ada back-up-nya...
>
>
>
> Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok Gede, ibu memilih
> menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi, hari ini
> juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang
> membuatku tak boleh hanya diam, meratapi ketika memang harus "bergerak".
>
>
>
> Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu bisa kembali ke
> tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan pekerjaan
> (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
> itu semua...
>
>
>
> Memulai Lagi dari Nol
>
> Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari mulai kunci rumah dan
> gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah sakit yang
> baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)
>
>
>
> Mohon doanya teman-teman :)
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> novi_khansa' kreatif
> ~Graphic Design 4 Publishing~
> YM : novi_ningsih
> http://akunovi. multiply. com
> http://novikhansa. wordpress. com/
>
>
>

7d.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "interaktif" diifaa_03@yahoo.com   diifaa_03

Mon Mar 30, 2009 9:58 pm (PDT)

membaca catcil kamu q jadi turut sedih. tapi yakin deh Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baikayo mbak novi tetap zemangat, kamu pasti bisa melalui semuanya
salamwiwik H.
--- On Mon, 30/3/09, novi khansa' <novi_ningsih@yahoo.com> wrote:
From: novi khansa' <novi_ningsih@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Memulai Lagi dari Nol
To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Date: Monday, 30 March, 2009, 11:50 PM

Fuuuh….

Jantungku berdetak kencang…
kekhawatiran dan keparanoidan itu masih hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.

Alhamdulillah, naskah yang akan aku
kerjakan ada back-upnya di komputer…

 

***

 

 

21 Maret 2009

Seperti biasa pagi itu diawali
dengan mengisi mentoring dua sesi di SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah
kenapa, sepulang dari sana ,
kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak mengajar
TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumah… weleh-weleh,
dijemput lagi :D.

 

Beberapa kali SMS-an dengan teman
pengajar, aku pun menghampiri anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya
kakak menjemput. Aku memutuskan untuk menikmati weekend di rumah kakak di Pondok Gede sambil membawa pekerjaanku
yang deadline-nya hari senin.

 

Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak
seperti dikejar-kejar temannya yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin
mobil habis, sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede. Rencananya,
aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak fit, tapi akhirnya
terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah dan pekerjaan yang harus
dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.

 

Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan
apa-apa. Kami tak berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat tersebut dan
tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya, kalau belanja ya tak
pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di masjid, kedua kakakku masih bolak
balik ke mobil. Keadaan mobil masih seperti sedia kala, hingga akhirnya...

 

Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih
dahulu menaruh barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil
sudah tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang yang
hilang... sampai aku bilang: "tas gue"

 

Astaghfirullah. .. benar saja apa yang aku
takutkan... ketika sampai di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas
ranselku sudah tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil,
tak juga menemukan...

 

Tas ransel itu berisi laptop beserta
kelengkapannya, agenda berisi KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan,
flashdisk 2 GB berisi data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah
dan juz amma kecil... dan entah apa lagi...

 

Ya... Allah, astaghfirullah. ..

Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa
ngomong apa-apa... bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa.
Berkali-kali aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana,
justru hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat yang tak
umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah. .. kenapa justru di tempat umum
kami lengah...

 

Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan security mall tersebut (Hypermart Pondok
Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak ipar yang lebih banyak bicara perihal
kehilangan itu. Setelah itu, kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk
mengurus kehilangan. Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih
berusaha dan berdoa...

 

 

22 Maret 2009

Aku terbangun
dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam begitu cepat. SMS-SMS dan
telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya. Aku memang sempat mengabarkan ke
beberapa teman soal itu, adik dari seorang sahabat pun sempat datang ke TKP.  

 

Makasi ya
semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku butuhkan saat itu adalah
dukungan dan doa, bukan masalah salah atau lalai. Cukup kehilangan ini menjadi
pengingat kami... kami tak butuh lagi disalah-salahkan. .. Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman adalah
perhatian, tapi men-judge bukanlah
perhatian...

 

Hari itu juga
kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar gembok dan kuncinya,
karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...

 

 

 

Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan
polisi sudah diurus untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah
diselesaikan walau minta perpanjangan waktu.

 

Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan,
mengawali semuanya...

Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan
aku sempat keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku
masih merasa "hilang". Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah. Jujur
saja, aku sempat limbung dan bingung.

 

Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku
merasakan itu ketika aku memulai aktivitas
satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku ingin mengurus buku-buku,
mengambil data, memindahkan foto atau apapun. Astaghfirullah. ...

 

Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di
rumah, aku harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di
komputer... Fuuuh.... Alhamdulillah. . ternyata masih ada back-up-nya...

 

Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok
Gede, ibu memilih menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi,
hari ini juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang membuatku tak boleh hanya
diam, meratapi ketika memang harus "bergerak".

 

Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu
bisa kembali ke tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan
pekerjaan (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
itu semua...

 Memulai Lagi dari Nol


Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari
mulai kunci rumah dan gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah
sakit yang baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)

 

 Mohon doanya teman-teman :)

 

 

novi_khansa' kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi. multiply. com
http://novikhansa. wordpress. com/















Get your new Email address!
Grab the Email name you&#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
7e.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Mon Mar 30, 2009 10:15 pm (PDT)

Turut prihatin ya mbak
smoga hikmah segera terlihat dengan jelas
dan hati akan segera terobati ^_^

Keep spirit sist ^_^

Pelajaran no 1 :
Waspadalah, betapapun pintu mobil terkunci, jangan tinggalkan barang berharga tanpa penjagaan

Pelajaran no 2 :
Kehilangan itu tidak enak teman, so ... jaga smua dengan baik, termasuk persahabatan (lho malah melebar, hehehe)

Pelajaran no 3 : ----------- silakan di tambahkan, ada yang mau berpartisipasi ???

Salam

anty

7f.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol--> Pak Teha

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Tue Mar 31, 2009 12:10 am (PDT)

Iya, Pak, makasi banyak...
Terkadang masih suka kagetan dan bingung aja, tapi kemudian, berpikir kalau harus terus "bergerak"
Iya, sekarang sedang mengumpulkan keping-keping yang tersisa, memulai membangun lagi..
Memang masih tertatih-tatih, tapi Alhamdulillah, keluarga dan teman banyak memberi dukungan...

Waah, jadi kangen Pak Teha dan teman-teman SK Bandung...
udah lama ya kita ga bersua :)

salam

Novi

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
> saya dapat merasakan betapa kondisi kembali ke titik nol (bahkan minus)
> tidak semudah yang novi sangka. saya juga dapat merasakan betapa kondisi
> ini sungguh sangat membuat tidak nyaman. mari kumpulkan sisa-sisa harap
> untuk tegak tegar membangun kembali semangat juang guna meraih hidup
> yang lebih cerah... saya yakin novi bisa! tetap semangat Vi! saya ikut
> berdoa!
>
> novi khansa' wrote:
> >
> > FuuuhĂ¢€¦.
> >
> > Jantungku berdetak kencangĂ¢€¦ kekhawatiran dan keparanoidan itu masih
> > hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.
> >
> > Alhamdulillah, naskah yang akan aku kerjakan ada /back-up/nya di
> > komputerĂ¢€¦
> >
> >
> >
> > ***
> >
> >
> >
> >
> >
> > *21 Maret 2009 *
> >
> > Seperti biasa pagi itu diawali dengan mengisi mentoring dua sesi di
> > SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah kenapa, sepulang dari sana ,
> > kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak
> > mengajar TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumahĂ¢€¦
> > weleh-weleh, dijemput lagi :D.
> >
> >
> >
> > Beberapa kali SMS-an dengan teman pengajar, aku pun menghampiri
> > anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya kakak menjemput. Aku
> > memutuskan untuk menikmati /weekend/ di rumah kakak di Pondok Gede
> > sambil membawa pekerjaanku yang /deadline/-nya hari senin.
> >
> >
> >
> > Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak seperti dikejar-kejar temannya
> > yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin mobil habis,
> > sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede.
> > Rencananya, aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak
> > fit, tapi akhirnya terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah
> > dan pekerjaan yang harus dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.
> >
> >
> >
> > Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan apa-apa. Kami tak
> > berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat
> > tersebut dan tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya,
> > kalau belanja ya tak pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di
> > masjid, kedua kakakku masih bolak balik ke mobil. Keadaan mobil masih
> > seperti sedia kala, hingga akhirnya...
> >
> >
> >
> > Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih dahulu menaruh
> > barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil sudah
> > tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
> > suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang
> > yang hilang... sampai aku bilang: Ă¢€tas gueĂ¢€
> >
> >
> >
> > Astaghfirullah. .. benar saja apa yang aku takutkan... ketika sampai
> > di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas ranselku sudah
> > tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil, tak
> > juga menemukan...
> >
> >
> >
> > Tas ransel itu berisi laptop beserta kelengkapannya, agenda berisi
> > KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan, flashdisk 2 GB berisi
> > data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah dan juz amma
> > kecil... dan entah apa lagi...
> >
> >
> >
> > Ya... Allah, astaghfirullah. ..
> >
> > Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa ngomong apa-apa...
> > bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa. Berkali-kali
> > aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana, justru
> > hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
> > menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat
> > yang tak umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah. .. kenapa
> > justru di tempat umum kami lengah...
> >
> >
> >
> > Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan /security mall/
> > tersebut (Hypermart Pondok Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak
> > ipar yang lebih banyak bicara perihal kehilangan itu. Setelah itu,
> > kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk mengurus kehilangan.
> > Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih berusaha dan
> > berdoa...
> >
> >
> >
> >
> >
> > *22 Maret 2009 *
> >
> > Aku terbangun dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam
> > begitu cepat. SMS-SMS dan telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya.
> > Aku memang sempat mengabarkan ke beberapa teman soal itu, adik dari
> > seorang sahabat pun sempat datang ke TKP.
> >
> >
> >
> > Makasi ya semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku
> > butuhkan saat itu adalah dukungan dan doa, bukan masalah salah atau
> > lalai. Cukup kehilangan ini menjadi pengingat kami... kami tak butuh
> > lagi disalah-salahkan. .. Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman
> > adalah perhatian, tapi men-/judge/ bukanlah perhatian...
> >
> >
> >
> > Hari itu juga kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar
> > gembok dan kuncinya, karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan polisi sudah diurus
> > untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah diselesaikan
> > walau minta perpanjangan waktu.
> >
> >
> >
> > Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan, mengawali semuanya...
> >
> > Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan aku sempat
> > keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku masih
> > merasa Ă¢€hilangĂ¢€. Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah.
> > Jujur saja, aku sempat limbung dan bingung.
> >
> >
> >
> > Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku merasakan itu ketika aku
> > memulai aktivitas satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku
> > ingin mengurus buku-buku, mengambil data, memindahkan foto atau
> > apapun. Astaghfirullah. ...
> >
> >
> >
> > Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di rumah, aku
> > harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di komputer...
> > Fuuuh.... Alhamdulillah. . ternyata masih ada back-up-nya...
> >
> >
> >
> > Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok Gede, ibu memilih
> > menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi, hari ini
> > juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang
> > membuatku tak boleh hanya diam, meratapi ketika memang harus Ă¢€bergerakĂ¢€.
> >
> >
> >
> > Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu bisa kembali ke
> > tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan pekerjaan
> > (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
> > itu semua...
> >
> >
> >
> > Memulai Lagi dari Nol
> >
> > Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari mulai kunci rumah dan
> > gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah sakit yang
> > baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)
> >
> >
> >
> > Mohon doanya teman-teman :)
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > novi_khansa' kreatif
> > ~Graphic Design 4 Publishing~
> > YM : novi_ningsih
> > http://akunovi. multiply. com
> > http://novikhansa. wordpress. com/
> >
> >
> >
>

7g.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Tue Mar 31, 2009 12:16 am (PDT)

Makasi, mbak Wiwik :)
Insya Allah, pasti ada hikmahnya dari Allah :)

Heeh, yang penting kudu semangat, kalau bengong mulu malah jadi kepikiran, hehe...

salam kenal Mbak Wiwik :)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, interaktif <diifaa_03@...> wrote:
>
> membaca catcil kamu q jadi turut sedih. tapi yakin deh Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baikayo mbak novi tetap zemangat, kamu pasti bisa melalui semuanya
> salamwiwik H.
> --- On Mon, 30/3/09, novi khansa' <novi_ningsih@...> wrote:
> From: novi khansa' <novi_ningsih@...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Memulai Lagi dari Nol
> To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Date: Monday, 30 March, 2009, 11:50 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> FuuuhĂ¢€¦.
>
>
> Jantungku berdetak kencangĂ¢€¦
> kekhawatiran dan keparanoidan itu masih hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.
>
>
> Alhamdulillah, naskah yang akan aku
> kerjakan ada back-upnya di komputerĂ¢€¦
>
>
> Ă‚
>
>
> ***
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
> 21 Maret 2009
>
>
> Seperti biasa pagi itu diawali
> dengan mengisi mentoring dua sesi di SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah
> kenapa, sepulang dari sana ,
> kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak mengajar
> TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumahĂ¢€¦ weleh-weleh,
> dijemput lagi :D.
>
>
> Ă‚
>
>
> Beberapa kali SMS-an dengan teman
> pengajar, aku pun menghampiri anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya
> kakak menjemput. Aku memutuskan untuk menikmati weekend di rumah kakak di Pondok Gede sambil membawa pekerjaanku
> yang deadline-nya hari senin.
>
>
> Ă‚
>
>
> Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak
> seperti dikejar-kejar temannya yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin
> mobil habis, sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede. Rencananya,
> aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak fit, tapi akhirnya
> terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah dan pekerjaan yang harus
> dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.
>
>
> Ă‚
>
>
> Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan
> apa-apa. Kami tak berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat tersebut dan
> tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya, kalau belanja ya tak
> pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di masjid, kedua kakakku masih bolak
> balik ke mobil. Keadaan mobil masih seperti sedia kala, hingga akhirnya...
>
>
> Ă‚
>
>
> Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih
> dahulu menaruh barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil
> sudah tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
> suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang yang
> hilang... sampai aku bilang: Ă¢€tas gueĂ¢€
>
>
> Ă‚
>
>
> Astaghfirullah. .. benar saja apa yang aku
> takutkan... ketika sampai di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas
> ranselku sudah tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil,
> tak juga menemukan...
>
>
> Ă‚
>
>
> Tas ransel itu berisi laptop beserta
> kelengkapannya, agenda berisi KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan,
> flashdisk 2 GB berisi data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah
> dan juz amma kecil... dan entah apa lagi...
>
>
> Ă‚
>
>
> Ya... Allah, astaghfirullah. ..
>
>
> Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa
> ngomong apa-apa... bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa.
> Berkali-kali aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana,
> justru hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
> menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat yang tak
> umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah. .. kenapa justru di tempat umum
> kami lengah...
>
>
> Ă‚
>
>
> Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan security mall tersebut (Hypermart Pondok
> Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak ipar yang lebih banyak bicara perihal
> kehilangan itu. Setelah itu, kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk
> mengurus kehilangan. Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih
> berusaha dan berdoa...
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
> 22 Maret 2009
>
>
>
>
> Aku terbangun
> dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam begitu cepat. SMS-SMS dan
> telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya. Aku memang sempat mengabarkan ke
> beberapa teman soal itu, adik dari seorang sahabat pun sempat datang ke TKP. Ă‚
>
> Ă‚
>
> Makasi ya
> semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku butuhkan saat itu adalah
> dukungan dan doa, bukan masalah salah atau lalai. Cukup kehilangan ini menjadi
> pengingat kami... kami tak butuh lagi disalah-salahkan. .. Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman adalah
> perhatian, tapi men-judge bukanlah
> perhatian...
>
> Ă‚
>
> Hari itu juga
> kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar gembok dan kuncinya,
> karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...
>
> Ă‚
>
>
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
> Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan
> polisi sudah diurus untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah
> diselesaikan walau minta perpanjangan waktu.
>
>
> Ă‚
>
>
> Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan,
> mengawali semuanya...
>
>
> Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan
> aku sempat keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku
> masih merasa Ă¢€hilangĂ¢€. Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah. Jujur
> saja, aku sempat limbung dan bingung.
>
>
> Ă‚
>
>
> Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku
> merasakan itu ketika aku memulai aktivitas
> satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku ingin mengurus buku-buku,
> mengambil data, memindahkan foto atau apapun. Astaghfirullah. ...
>
>
> Ă‚
>
>
> Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di
> rumah, aku harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di
> komputer... Fuuuh.... Alhamdulillah. . ternyata masih ada back-up-nya...
>
>
> Ă‚
>
>
> Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok
> Gede, ibu memilih menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi,
> hari ini juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang membuatku tak boleh hanya
> diam, meratapi ketika memang harus Ă¢€bergerakĂ¢€.
>
>
> Ă‚
>
>
> Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu
> bisa kembali ke tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan
> pekerjaan (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
> itu semua...
>
>
> Ă‚ Memulai Lagi dari Nol
>
>
>
> Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari
> mulai kunci rumah dan gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah
> sakit yang baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚ Mohon doanya teman-teman :)
>
>
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
>
>
>
>
>
>
> novi_khansa' kreatif
> ~Graphic Design 4 Publishing~
> YM : novi_ningsih
> http://akunovi. multiply. com
> http://novikhansa. wordpress. com/
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Get your new Email address!
> Grab the Email name you&#39;ve always wanted before someone else does!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
>

7h.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol--

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Tue Mar 31, 2009 12:21 am (PDT)

Iya, mbak
banyak pelajaran berharga yang bisa diambil :)

aamiin...

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "hariyanty thahir" <anty_th@...> wrote:
>
> Turut prihatin ya mbak
> smoga hikmah segera terlihat dengan jelas
> dan hati akan segera terobati ^_^
>
> Keep spirit sist ^_^
>
> Pelajaran no 1 :
> Waspadalah, betapapun pintu mobil terkunci, jangan tinggalkan barang berharga tanpa penjagaan
>
> Pelajaran no 2 :
> Kehilangan itu tidak enak teman, so ... jaga smua dengan baik, termasuk persahabatan (lho malah melebar, hehehe)
>
> Pelajaran no 3 : ----------- silakan di tambahkan, ada yang mau berpartisipasi ???
>
> Salam
>
> anty
>

7i.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Mar 31, 2009 12:31 am (PDT)

Novi, satu kata untukmu: SEMANGAAAT!!!

salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
> saya dapat merasakan betapa kondisi kembali ke titik nol (bahkan minus)
> tidak semudah yang novi sangka. saya juga dapat merasakan betapa kondisi
> ini sungguh sangat membuat tidak nyaman. mari kumpulkan sisa-sisa harap
> untuk tegak tegar membangun kembali semangat juang guna meraih hidup
> yang lebih cerah... saya yakin novi bisa! tetap semangat Vi! saya ikut
> berdoa!
>
> novi khansa' wrote:
> >
> > FuuuhĂ¢€¦.
> >
> > Jantungku berdetak kencangĂ¢€¦ kekhawatiran dan keparanoidan itu masih
> > hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.
> >
> > Alhamdulillah, naskah yang akan aku kerjakan ada /back-up/nya di
> > komputerĂ¢€¦
> >
> >
> >
> > ***
> >
> >
> >
> >
> >
> > *21 Maret 2009 *
> >
> > Seperti biasa pagi itu diawali dengan mengisi mentoring dua sesi di
> > SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah kenapa, sepulang dari sana ,
> > kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak
> > mengajar TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumahĂ¢€¦
> > weleh-weleh, dijemput lagi :D.
> >
> >
> >
> > Beberapa kali SMS-an dengan teman pengajar, aku pun menghampiri
> > anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya kakak menjemput. Aku
> > memutuskan untuk menikmati /weekend/ di rumah kakak di Pondok Gede
> > sambil membawa pekerjaanku yang /deadline/-nya hari senin.
> >
> >
> >
> > Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak seperti dikejar-kejar temannya
> > yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin mobil habis,
> > sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede.
> > Rencananya, aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak
> > fit, tapi akhirnya terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah
> > dan pekerjaan yang harus dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.
> >
> >
> >
> > Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan apa-apa. Kami tak
> > berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat
> > tersebut dan tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya,
> > kalau belanja ya tak pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di
> > masjid, kedua kakakku masih bolak balik ke mobil. Keadaan mobil masih
> > seperti sedia kala, hingga akhirnya...
> >
> >
> >
> > Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih dahulu menaruh
> > barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil sudah
> > tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
> > suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang
> > yang hilang... sampai aku bilang: Ă¢€tas gueĂ¢€
> >
> >
> >
> > Astaghfirullah. .. benar saja apa yang aku takutkan... ketika sampai
> > di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas ranselku sudah
> > tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil, tak
> > juga menemukan...
> >
> >
> >
> > Tas ransel itu berisi laptop beserta kelengkapannya, agenda berisi
> > KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan, flashdisk 2 GB berisi
> > data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah dan juz amma
> > kecil... dan entah apa lagi...
> >
> >
> >
> > Ya... Allah, astaghfirullah. ..
> >
> > Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa ngomong apa-apa...
> > bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa. Berkali-kali
> > aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana, justru
> > hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
> > menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat
> > yang tak umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah. .. kenapa
> > justru di tempat umum kami lengah...
> >
> >
> >
> > Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan /security mall/
> > tersebut (Hypermart Pondok Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak
> > ipar yang lebih banyak bicara perihal kehilangan itu. Setelah itu,
> > kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk mengurus kehilangan.
> > Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih berusaha dan
> > berdoa...
> >
> >
> >
> >
> >
> > *22 Maret 2009 *
> >
> > Aku terbangun dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam
> > begitu cepat. SMS-SMS dan telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya.
> > Aku memang sempat mengabarkan ke beberapa teman soal itu, adik dari
> > seorang sahabat pun sempat datang ke TKP.
> >
> >
> >
> > Makasi ya semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku
> > butuhkan saat itu adalah dukungan dan doa, bukan masalah salah atau
> > lalai. Cukup kehilangan ini menjadi pengingat kami... kami tak butuh
> > lagi disalah-salahkan. .. Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman
> > adalah perhatian, tapi men-/judge/ bukanlah perhatian...
> >
> >
> >
> > Hari itu juga kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar
> > gembok dan kuncinya, karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan polisi sudah diurus
> > untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah diselesaikan
> > walau minta perpanjangan waktu.
> >
> >
> >
> > Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan, mengawali semuanya...
> >
> > Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan aku sempat
> > keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku masih
> > merasa Ă¢€hilangĂ¢€. Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah.
> > Jujur saja, aku sempat limbung dan bingung.
> >
> >
> >
> > Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku merasakan itu ketika aku
> > memulai aktivitas satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku
> > ingin mengurus buku-buku, mengambil data, memindahkan foto atau
> > apapun. Astaghfirullah. ...
> >
> >
> >
> > Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di rumah, aku
> > harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di komputer...
> > Fuuuh.... Alhamdulillah. . ternyata masih ada back-up-nya...
> >
> >
> >
> > Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok Gede, ibu memilih
> > menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi, hari ini
> > juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang
> > membuatku tak boleh hanya diam, meratapi ketika memang harus Ă¢€bergerakĂ¢€.
> >
> >
> >
> > Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu bisa kembali ke
> > tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan pekerjaan
> > (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
> > itu semua...
> >
> >
> >
> > Memulai Lagi dari Nol
> >
> > Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari mulai kunci rumah dan
> > gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah sakit yang
> > baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)
> >
> >
> >
> > Mohon doanya teman-teman :)
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > novi_khansa' kreatif
> > ~Graphic Design 4 Publishing~
> > YM : novi_ningsih
> > http://akunovi. multiply. com
> > http://novikhansa. wordpress. com/
> >
> >
> >
>

7j.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Tue Mar 31, 2009 12:37 am (PDT)

hehehe, mbak Indar :)

SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAAAT

ngomongnya sambil lirak-lirik naskah segambreng di atas meja, nih... :)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "patisayang" <patisayang@...> wrote:
>
> Novi, satu kata untukmu: SEMANGAAAT!!!
>
>
> salam,
> Indar
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@> wrote:
> >
> > saya dapat merasakan betapa kondisi kembali ke titik nol (bahkan minus)
> > tidak semudah yang novi sangka. saya juga dapat merasakan betapa kondisi
> > ini sungguh sangat membuat tidak nyaman. mari kumpulkan sisa-sisa harap
> > untuk tegak tegar membangun kembali semangat juang guna meraih hidup
> > yang lebih cerah... saya yakin novi bisa! tetap semangat Vi! saya ikut
> > berdoa!
> >
> > novi khansa' wrote:
> > >
> > > FuuuhĂ¢€¦.
> > >
> > > Jantungku berdetak kencangĂ¢€¦ kekhawatiran dan keparanoidan itu masih
> > > hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.
> > >
> > > Alhamdulillah, naskah yang akan aku kerjakan ada /back-up/nya di
> > > komputerĂ¢€¦
> > >
> > >
> > >
> > > ***
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > *21 Maret 2009 *
> > >
> > > Seperti biasa pagi itu diawali dengan mengisi mentoring dua sesi di
> > > SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah kenapa, sepulang dari sana ,
> > > kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak
> > > mengajar TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumahĂ¢€¦
> > > weleh-weleh, dijemput lagi :D.
> > >
> > >
> > >
> > > Beberapa kali SMS-an dengan teman pengajar, aku pun menghampiri
> > > anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya kakak menjemput. Aku
> > > memutuskan untuk menikmati /weekend/ di rumah kakak di Pondok Gede
> > > sambil membawa pekerjaanku yang /deadline/-nya hari senin.
> > >
> > >
> > >
> > > Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak seperti dikejar-kejar temannya
> > > yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin mobil habis,
> > > sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede.
> > > Rencananya, aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak
> > > fit, tapi akhirnya terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah
> > > dan pekerjaan yang harus dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.
> > >
> > >
> > >
> > > Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan apa-apa. Kami tak
> > > berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat
> > > tersebut dan tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya,
> > > kalau belanja ya tak pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di
> > > masjid, kedua kakakku masih bolak balik ke mobil. Keadaan mobil masih
> > > seperti sedia kala, hingga akhirnya...
> > >
> > >
> > >
> > > Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih dahulu menaruh
> > > barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil sudah
> > > tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
> > > suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang
> > > yang hilang... sampai aku bilang: Ă¢€tas gueĂ¢€
> > >
> > >
> > >
> > > Astaghfirullah. .. benar saja apa yang aku takutkan... ketika sampai
> > > di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas ranselku sudah
> > > tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil, tak
> > > juga menemukan...
> > >
> > >
> > >
> > > Tas ransel itu berisi laptop beserta kelengkapannya, agenda berisi
> > > KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan, flashdisk 2 GB berisi
> > > data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah dan juz amma
> > > kecil... dan entah apa lagi...
> > >
> > >
> > >
> > > Ya... Allah, astaghfirullah. ..
> > >
> > > Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa ngomong apa-apa...
> > > bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa. Berkali-kali
> > > aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana, justru
> > > hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
> > > menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat
> > > yang tak umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah. .. kenapa
> > > justru di tempat umum kami lengah...
> > >
> > >
> > >
> > > Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan /security mall/
> > > tersebut (Hypermart Pondok Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak
> > > ipar yang lebih banyak bicara perihal kehilangan itu. Setelah itu,
> > > kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk mengurus kehilangan.
> > > Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih berusaha dan
> > > berdoa...
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > *22 Maret 2009 *
> > >
> > > Aku terbangun dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam
> > > begitu cepat. SMS-SMS dan telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya.
> > > Aku memang sempat mengabarkan ke beberapa teman soal itu, adik dari
> > > seorang sahabat pun sempat datang ke TKP.
> > >
> > >
> > >
> > > Makasi ya semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku
> > > butuhkan saat itu adalah dukungan dan doa, bukan masalah salah atau
> > > lalai. Cukup kehilangan ini menjadi pengingat kami... kami tak butuh
> > > lagi disalah-salahkan. .. Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman
> > > adalah perhatian, tapi men-/judge/ bukanlah perhatian...
> > >
> > >
> > >
> > > Hari itu juga kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar
> > > gembok dan kuncinya, karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan polisi sudah diurus
> > > untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah diselesaikan
> > > walau minta perpanjangan waktu.
> > >
> > >
> > >
> > > Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan, mengawali semuanya...
> > >
> > > Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan aku sempat
> > > keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku masih
> > > merasa Ă¢€hilangĂ¢€. Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah.
> > > Jujur saja, aku sempat limbung dan bingung.
> > >
> > >
> > >
> > > Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku merasakan itu ketika aku
> > > memulai aktivitas satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku
> > > ingin mengurus buku-buku, mengambil data, memindahkan foto atau
> > > apapun. Astaghfirullah. ...
> > >
> > >
> > >
> > > Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di rumah, aku
> > > harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di komputer...
> > > Fuuuh.... Alhamdulillah. . ternyata masih ada back-up-nya...
> > >
> > >
> > >
> > > Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok Gede, ibu memilih
> > > menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi, hari ini
> > > juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang
> > > membuatku tak boleh hanya diam, meratapi ketika memang harus Ă¢€bergerakĂ¢€.
> > >
> > >
> > >
> > > Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu bisa kembali ke
> > > tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan pekerjaan
> > > (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
> > > itu semua...
> > >
> > >
> > >
> > > Memulai Lagi dari Nol
> > >
> > > Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari mulai kunci rumah dan
> > > gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah sakit yang
> > > baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)
> > >
> > >
> > >
> > > Mohon doanya teman-teman :)
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > novi_khansa' kreatif
> > > ~Graphic Design 4 Publishing~
> > > YM : novi_ningsih
> > > http://akunovi. multiply. com
> > > http://novikhansa. wordpress. com/
> > >
> > >
> > >
> >
>

7k.

Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Posted by: "Ain Nisa Oktarinda" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Tue Mar 31, 2009 12:53 am (PDT)

ikut prihatin atas musibahnya ya nov
semoga sabar, dan tawakkal
mudah2an diganti yang lebih baik oleh Allah SWT

(emoticon pelukan hangat)

________________________________
From: novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, March 31, 2009 2:16:51 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [catcil] Memulai Lagi dari Nol

Makasi, mbak Wiwik :)
Insya Allah, pasti ada hikmahnya dari Allah :)

Heeh, yang penting kudu semangat, kalau bengong mulu malah jadi kepikiran, hehe...

salam kenal Mbak Wiwik :)

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, interaktif <diifaa_03@. ..> wrote:
>
> membaca catcil kamu q jadi turut sedih. tapi yakin deh Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baikayo mbak novi tetap zemangat, kamu pasti bisa melalui semuanya
> salamwiwik H.
> --- On Mon, 30/3/09, novi khansa' <novi_ningsih@ ...> wrote:
> From: novi khansa' <novi_ningsih@ ...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Memulai Lagi dari Nol
> To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com>
> Date: Monday, 30 March, 2009, 11:50 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> FuuuhĂ¢€¦.
>
>
> Jantungku berdetak kencangĂ¢€¦
> kekhawatiran dan keparanoidan itu masih hadir, menyisakan kecemasan berlebihan.
>
>
> Alhamdulillah, naskah yang akan aku
> kerjakan ada back-upnya di komputerĂ¢€¦
>
>
> Ă‚
>
>
> ***
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
> 21 Maret 2009
>
>
> Seperti biasa pagi itu diawali
> dengan mengisi mentoring dua sesi di SMU tempat aku pernah bersekolah. Entah
> kenapa, sepulang dari sana ,
> kepala begitu berat, pusing, mual, dan lemah. Aku memutuskan untuk tak mengajar
> TPA sore itu karena sakit, tapi dua anak TPA datang ke rumahĂ¢€¦ weleh-weleh,
> dijemput lagi :D.
>
>
> Ă‚
>
>
> Beberapa kali SMS-an dengan teman
> pengajar, aku pun menghampiri anak-anak TPA sebentar dan pulang ketika akhirnya
> kakak menjemput. Aku memutuskan untuk menikmati weekend di rumah kakak di Pondok Gede sambil membawa pekerjaanku
> yang deadline-nya hari senin.
>
>
> Ă‚
>
>
> Perjalanan cukup aneh sore itu. Kakak
> seperti dikejar-kejar temannya yang sudah janjian dan tiba-tiba mogok karena bensin
> mobil habis, sampai akhirnya kami sampai di pusat perbelanjaan di Pondok Gede. Rencananya,
> aku tidak ingin ikut, mengingat kondisi tubuh yang tidak fit, tapi akhirnya
> terpikir ikut karena ada beberapa kebutuhan rumah dan pekerjaan yang harus
> dibeli. Yup, belanja kali ini di luar rencana.
>
>
> Ă‚
>
>
> Kami bertiga meninggalkan mobil tanpa perasaan
> apa-apa. Kami tak berpikir macam-macam saat itu. Kami sudah biasa belanja di tempat tersebut dan
> tak ada kejadian aneh atau apapun. Dan memang biasanya, kalau belanja ya tak
> pernah bawa tas ransel itu. Usai sholat di masjid, kedua kakakku masih bolak
> balik ke mobil. Keadaan mobil masih seperti sedia kala, hingga akhirnya...
>
>
> Ă‚
>
>
> Ponselku berdering, kakak ipar yang terlebih
> dahulu menaruh barang-barang belanjaan mengabarkan ke kakak kalau pintu mobil
> sudah tidak dalam keadaan terkunci, kakakku panik dan langsung menghampiri
> suaminya. Tak lama kakak balik lagi, mengatakan kalau tak ada barang yang
> hilang... sampai aku bilang: Ă¢€�tas gueĂ¢€�
>
>
> Ă‚
>
>
> Astaghfirullah. .. benar saja apa yang aku
> takutkan... ketika sampai di mobil aku langsung mencari tas ransel itu dan tas
> ranselku sudah tak ada lagi di tempatnya... Aku mencari ke seluruh isi mobil,
> tak juga menemukan...
>
>
> Ă‚
>
>
> Tas ransel itu berisi laptop beserta
> kelengkapannya, agenda berisi KTP, kartu-kartu rumah sakit, uang titipan,
> flashdisk 2 GB berisi data-data dan pekerjaan, kunci rumah, al Quran terjemah
> dan juz amma kecil... dan entah apa lagi...
>
>
> Ă‚
>
>
> Ya... Allah, astaghfirullah. ..
>
>
> Aku benar-benar syok saat itu hingga ga bisa
> ngomong apa-apa... bingung dan sedih. Kejadian ini benar-benar tak biasa.
> Berkali-kali aku pergi dengan angkot, bus, ojek, membawanya ke mana-mana,
> justru hilang di mobil kakak sendiri. Ketika aku meninggalkan rumah pun, aku
> menaruh laptop tidak sembarang tempat. Aku letakkan di suatu tempat yang tak
> umum. Uang-uang juga begitu... astaghfirullah. .. kenapa justru di tempat umum
> kami lengah...
>
>
> Ă‚
>
>
> Saat itu juga, kami mengurus kehilangan dengan security mall tersebut (Hypermart Pondok
> Gede). Aku lebih banyak diam, dan kakak ipar yang lebih banyak bicara perihal
> kehilangan itu. Setelah itu, kami pun menuju Polsek daerah tersebut untuk
> mengurus kehilangan. Hingga pukul setengah 12 malam kami ada di sana. Masih
> berusaha dan berdoa...
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
> 22 Maret 2009
>
>
>
>
> Aku terbangun
> dari tidur, merasa telah bermimpi. Kejadian semalam begitu cepat. SMS-SMS dan
> telepon yang masuk tak aku ingat sepenuhnya. Aku memang sempat mengabarkan ke
> beberapa teman soal itu, adik dari seorang sahabat pun sempat datang ke TKP. Ă‚
>
> Ă‚
>
> Makasi ya
> semuanya atas dukungan dan doanya... Jujur, yang aku butuhkan saat itu adalah
> dukungan dan doa, bukan masalah salah atau lalai. Cukup kehilangan ini menjadi
> pengingat kami... kami tak butuh lagi disalah-salahkan. .. Aku sadar, mungkin maksud beberapa teman adalah
> perhatian, tapi men-judge bukanlah
> perhatian...
>
> Ă‚
>
> Hari itu juga
> kakak dan kakak ipar mengurus rumah ibu, rumah dibongkar gembok dan kuncinya,
> karena kunci rumah ada di dalam ransel itu juga...
>
> Ă‚
>
>
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
> Hari-hari berlalu seperti biasa. Surat keterangan
> polisi sudah diurus untuk pembuatan KTP. Pekerjaan yang tertunda juga sudah
> diselesaikan walau minta perpanjangan waktu.
>
>
> Ă‚
>
>
> Seharusnya aku mampu untuk tegak lagi berjalan,
> mengawali semuanya...
>
>
> Tapi, hari ini setelah sepekan sudah kulewati. Bahkan
> aku sempat keluar kota karena sudah direncanakan satu bulan sebelumnya, aku
> masih merasa Ă¢€�hilangĂ¢€�. Aku bagai manusia tanpa identitas dan kejelasan arah. Jujur
> saja, aku sempat limbung dan bingung.
>
>
> Ă‚
>
>
> Aku merasa sebagian diriku hilang, dan aku
> merasakan itu ketika aku memulai aktivitas
> satu ke aktivitas lainnya. Seperti halnya ketika aku ingin mengurus buku-buku,
> mengambil data, memindahkan foto atau apapun. Astaghfirullah. ...
>
>
> Ă‚
>
>
> Seperti hari ini, ketika aku membuka komputer di
> rumah, aku harap-harap cemas, kalau-kalau naskah itu tak tersimpan di
> komputer... Fuuuh.... Alhamdulillah. . ternyata masih ada back-up-nya. ..
>
>
> Ă‚
>
>
> Hari ini ibu tidak jadi ke rumah kakak di Pondok
> Gede, ibu memilih menemaniku yang uring-uringan mengurus ini dan itu. Apalagi,
> hari ini juga setumpuk naskah dari klien harus aku kerjakan. Banyak hal yang membuatku tak boleh hanya
> diam, meratapi ketika memang harus Ă¢€�bergerakĂ¢€�.
>
>
> Ă‚
>
>
> Aku hanya berharap, kalau memang barang-barang itu
> bisa kembali ke tanganku, tapi kalau tidak, semoga saja segala data dan
> pekerjaan (master-master naskah) tidak disalahgunakan dan semoga Allah menjaga
> itu semua...
>
>
> Ă‚ Memulai Lagi dari Nol
>
>
>
> Kini, aku harus memulai kembali dari nol. Dari
> mulai kunci rumah dan gembok yang baru, mengurus KTP baru, kartu-kartu rumah
> sakit yang baru, agenda baru dan tentunya semangat baru :)
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚ Mohon doanya teman-teman :)
>
>
>
>
> Ă‚
>
>
> Ă‚
>
>
>
>
>
>
>
>
> novi_khansa' kreatif
> ~Graphic Design 4 Publishing~
> YM : novi_ningsih
> http://akunovi. multiply. com
> http://novikhansa. wordpress. com/
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Get your new Email address!
> Grab the Email name you&#39;ve always wanted before someone else does!
> http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
>

8a.

Re: Foto-Foto Acara di LAPAS

Posted by: "aris El Durra" apri_eldurra@yahoo.com   aris_eldurra

Mon Mar 30, 2009 9:55 am (PDT)

saya secara pribadi sebagai salah satu sahabat eska yang jauh di seberang dan tidak bisa ikut dalam acara eska di LAPAS kemarin betul-betul mengucapkan beribu-ribu ucapan terima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat langsung maupun tidak langsung dalam acara kemarin (termasuk yang woro-woro mengucapkan ucapan terima kasih, mbak Lia & mbak novie)

Ada rasa kagum yang luar biasa, yang saya rasakan terhadap jerih payah dan usaha sahabat-sahabat eska dalam acara itu.
Ada perasaan bahagia, karena saya mendapatkan keluarga baru dalam kehidupan ini. Sebuah keluarga yang ingin selalu peduli tuk sesamanya. Berbagi bersama dalam kehidupan. Mau tuk belajar bersama. Meski mungkin saya belum pernah berjumpa secara fisik dengan sebagian besar sahabat eska(baru 2 orang yang pernah aku temui langsung-mas adi & mbak novie beberapa hari yang lalu). Saya katakan saya sangat bangga dengan keluarga ini. Keluarga yang saya rasakan kehangatannya sejak awal bergabung dengan milis ini (belum ada 8 bulan).

Jauh-jauh sebelum acara ini di gelar, betul-betul saya rasakan sebuah semangat yang luar biasa dari teman-teman eska. Rasanya tidak salah dan merupakan sebuah karunia saya bisa bergabung dalam keluarga ini.
semoga saya bisa seperti bintang-bintang kelas itu...Bintang yang selalu memberikan insipirasi dan menerangi sahabat-sahabat di sekitarnya..

Jujur... aku ingin seperti engkau sahabat.....
Tolong bimbing dan ajari aku....Aku sahabatmu yang selalu butuh nasehat dan bimbinganmu. Maaf... aku belum bisa membantu secara maksimal sahabat...

sekali lagi terima kasih buat sahabat eska... Kegiatan ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagiku. bagi kehidupanku... meski aku sendiri tak ada disana secara fisik..

Semoga Allah senantiasa melindungi keluarga kita tercinta ini...
amiin...

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> Waalaikumsalam wrwb
>
>
> Terima kasih banyak, Mbak Novi dan Mbak Sisca. ^_^
>
> Foto-foto yang lain sudah diupload di *
> http://sekolahkehidupan.multiply.com/photos/album/12*
>
> Saya mewakili panitia baksos dan pengurus SK menghaturkan banyak terima
> kasih kepada seluruh keluarga besar dan pengurus SK, Pak Sinang Bulawan,
> panitia yang diketuai oleh Wiwiek Sulistyowati, para donatur, sponsor acara
> (Daai TV, Annida, LPPH, Pustaka Lebah, Garudafood, Indosiar,
> Praktisimaya.com), Pak Haru Tamtomo (Kepala Lapas), Pak Bagus (Pembina
> Lapas), Pak Pujo (Pembina Lapas), Punk Muslim, Arul Khan, RW Dodo, Amelia
> Naim, beserta seluruh andikpas (anak didik lapas), dan berbagai pihak yang
> tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
>
> Semoga Allah membalas semua kebaikannya dengan rahmat dan kebaikan yang
> berlimpah. Amin...

aris el-Durra (salah satu sahabat cilik di eska)

>
> Salam
> Lia
>
> 2009/3/30 novi_ningsih <novi_ningsih@...>
>
> > Assalamu'alaykum
> >
> > Walau jauh di Yogya pas hari H, tapi tetep ga ketinggalan info acara LAPAS,
> > malah dapat titipan untuk upload foto-foto acara LAPAS dari sang fotografer,
> > mbak Sisca Lahur ;)
> >
> > Silakan dilihat :)
> >
> > Kayaknya seru, nih...
> > sedih ga bisa ikutan, tapi semoga bermanfaat dan bisa ngadain acara serupa,
> > aamiin...
> >
> >
> > http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/photos/album/1374134061/pic/list
> >
> > Silakan...
> >
> > Wassalam
> >
> > Novi
> > (salah satu) moderator
> > milis ESKA
> >
> >
> >
>

9a.

Re: [Catcil] reportase baksos SK di lapas anak tangerang oleh azzura

Posted by: "Sisca Lahur" sapijinak2000@yahoo.com   sapijinak2000

Mon Mar 30, 2009 2:50 pm (PDT)

Wah, jangan nangis, mbak.
 
Kenapa nggak bisa ikut ? Alasan :
a. Ada acara lain
b. Bukan tinggal di Jakarta dan sekitarnya
c. Dilarang papa dan mama
d. Lain-lain, sebutkan ...
 
Semoga kapan-kapan bisa ikut.
 
sapijinak
( yg moto acara di lapas )

--- On Mon, 3/30/09, hariyanty thahir <anty_th@yahoo.com> wrote:

From: hariyanty thahir <anty_th@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Catcil] reportase baksos SK di lapas anak tangerang oleh azzura dayana
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, March 30, 2009, 4:10 PM

Selamat buat teman2 panitia yg dah sukses menggelar acara dengan RUAR BIASA ^_^

Kapan yah diriku bisa ikutan acara SK ....
Hiks hiks

salam
anty

9b.

Re: [Catcil] reportase baksos SK di lapas anak tangerang oleh azzura

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Mon Mar 30, 2009 4:36 pm (PDT)

Selmat ya buat sahabat2 panitia yang mensukseskan acara.
Membaca reportasenya seakan mengingatkan saya ketika mengadakan acara yang sama di lapas beberapa tahun silam.

tetap semangat & merdekaa...!!!

sis


--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> Teman-teman, berikut reportase kegiatan baksos di lapas Sabtu lalu yg
> ditulis oleh Mbak Azzura Dayana.

10.

Fwd:  [Org] FLP PEDULI GINTUNG

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Mon Mar 30, 2009 11:10 pm (PDT)


--- In Forum_LingkarPena@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...>
wrote:

Assalamu'alaikum wr.wb

Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'un...

Telah terjadi musibah di Situ Gintung, yang terletak di belakang kampus
II
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Salah satu tempat rekreasi satu-satunya
yang ada di daerah Ciputat. Tepatnya, pada hari Jum'at 27 Maret 2009 jam
05.00 pagi hari telah terjadi "tsunami kecil" yang mengakibatkan puluhan
warga yang berada di bawah tanggul Situ Gintung menjadi korban. Yang
hingga
saat ini mencapai 93 meninggal dan 102 lainnya masih dalam pencarian
(informasi terakhir).

Untuk itu, kami dari FLP Ciputat mengajak civitas FLP lainnya untuk
"mengulurkan tangan" kepada saudara-saudara kita yang ada di sana. Saat
ini,
kami menerima bantuan berupa:

1. Pakaian layak pakai
2. Alat sekolah untuk anak
3. Uang
4. Sembako
5. Obat-obatan
6. dll.

Bantuan (berupa uang) dapat disalurkan melalui:
no. rek. 0016936757 BNI Cab. UIN Jakarta a.n. Rochmad Widodo (R.W. Dodo)

Adapun bantuan berupa yang lainnya bisa dikirimkan ke sekretariat FLP
Ciputat, dengan alamat: Jl. Pesanggrahan No. 36 A Gedung Baitun Najwa
Cempaka Putih, Ciputat Jakarta Selatan 15419.
CP: 081585857114 (RW Dodo)
08567930160 (Lina M)
085710072464 (Aji el-Azmi)

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan
partisipasinya kami ucapkan ribuan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

(Lina M)

[Non-text portions of this message have been removed]

--- End forwarded message ---

11.

Fwd:  Lomba Karya Tulis Pemuda Tingkat Nasional

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Mon Mar 30, 2009 11:11 pm (PDT)


--- In Forum_LingkarPena@yahoogroups.com, Yukabid Muthi'ah <yukabid@...>
wrote:

Semoga informasi ini bermanfaat:

LOMBA KARYA TULIS PEMUDA TINGKAT NASIONAL

dan PENGHARGAAN UNTUK PENULIS ARTIKEL KEPEMUDAAN

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI bekerja sama dengan Forum
Lingkar Pena menyelenggarakan Lomba Karya Tulis dan Penghargaan untuk
Penulis Artikel Kepemudaan.

Persyaratan Lomba Karya Tulis:
1. Naskah berbentuk "esai" dengan tema "Kepemimpinan Pemuda".
Peserta dapat memilih salah satu dari sub-sub tema berikut):

a. Pemuda di Kursi Kepresidenan Indonesia
b. Pemimpin Muda Idaman.
c. Menjadi Pemimpin di Era Krisis Global.
d. Mencari Wadah Pencetak Pemimpin Bangsa.
e. Menjadi Pemimpin Lokal Berpikiran Global.
f. Jika Perempuan Menjadi Pemimpin Indonesia.
g. Budaya Baca Calon Pemimpin Bangsa.

2. Lomba dibagi dalam 3 kategori: pelajar, mahasiswa, dan umum.
3. Lomba terbuka untuk semua WNI berusia 15-35 tahun.
4. Esai tidak bertentangan dengan SARA dan tidak mengandung unsur
pornografi.
5. Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan, atau saduran.
6. Naskah belum pernah dipublikasikan di media massa cetak/elektronik
dan tidak sedang diikutkan dalam lomba sejenis.
7. Naskah ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baik, diketik di kertas
A4, font Times New Roman, 6-12 halaman, spasi ganda.
8. Mencantumkan kategori di sudut kiri amplop pengiriman naskah.
9. Nama penulis harus diletakkan pada halaman terpisah dengan lembar
naskah
10. Naskah dikirim rangkap 3 (tiga).

Persyaratan Penghargaan Penulis:
1. Artikel telah dimuat di media massa cetak antara bulan Oktober 2008-
April 2009 yang bertema Kepemudaan.
2. Melampirkan artikel (atau fotokopinya) yang telah dimuat sebanyak
tiga rangkap.
3. Lomba terbuka untuk umum (tanpa batasan usia)
4. Artikel tidak bertentangan dengan SARA dan tidak mengandung unsur
pornografi.
5. Mencantumkan "Penghargaan Penulis" di sudut kiri amplop.

Persyaratan Teknis :
1. Pengiriman naskah disertai dengan fotokopi identitas diri
(KTP/SIM/Kartu Pelajar/Paspor dan biodata singkat: nama, alamat lengkap,
nomor telepon/handphone, e-mail). Untuk pengiriman email,
identitas diri dapat discan (dengan resolusi secukupnya).
2. Pengiriman naskah lomba esai atau penghargaan penulis dikirim ke:

Panitia Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional dan Penghargaan Penulis
Jl. Rasamala Raya No 20 Depok Timur 16418
Naskah lomba juga dapat dikirim melalui email: lomba.menpora@ gmail.com
<http://gmail.com/>
(identitas diri dapat discan).

3. Naskah ditunggu selambat-lambatnya tanggal 5 Mei 2009

HADIAH setiap kategori dan Penghargaan Penulis:
Juara I: Rp2.500.000, -
Juara II: Rp2.000.000, -
Juara III: Rp1.500.000,
3 pemenang hiburan @ Rp500.000,-

* Pengumuman pemenang dapat dilihat di http://www.forumlin /gkarpena.
net
dan http://forumlingkar /pena.multiply. com pada 1 Juni 2009.

Acara ini diselenggarakan oleh :
Deputi Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Kementerian Pemuda dan
Olahraga bekerja sama dengan Forum Lingkar Pena

Didukung oleh: ANNIDA & Lingkar Pena Publishing House

Keterangan lebih lanjut hubungi
Maryati (021) 573 8158, HP: 085813144822
Koko 0813 67675459
Denny 0899 9910037

sumber
http://anakkata. multiply. com/calendar/ item/10027/ LOMBA_KARYA_
TULIS_PEMUDA_ TINGKAT_NASIONAL

--- End forwarded message ---

12.

[Bahasa] Dharmika's Choice

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Mar 30, 2009 11:50 pm (PDT)

*Dharmika�s Choice*

By Lia Octavia

Dharmika sat down in a big beringin tree. He took off a pikulan
from his aching shoulder. Life seemed so hard and weary. He was only sixteen
but he felt like a hundred years old. He looked wearily at the people who
were passing by in front of him. How did they live their life? What was
their job? What was their dream? Dream. He never had a dream in his life.
Dream was always laughing at him from a distance. Dream was never visiting
his empty heart. Or maybe dream had its own choice about who�s going to be
visited and who�s not.

He was an orphan since he was a child. His mother died when she
gave birth of him and his father named him Dharmika, just like his
grandfather. Being a single parent, his father could not bear to see his
face everyday. He just looked like his lovely mother. It was not his fault,
of course. But it was enough to make his father suffer of missing his mother
very much. His father was a descent farmer, back in the village of his
childhood. His family had enough land and properties to support all the
member of the family.

But after the die of his mother, everything had changed. His father always
sat in the porch, starring something with his absent-minded eyes, and never
took care of his only son. Only the kindness of Madame Nellie, his neighbor,
who usually came at least once a day, just to look after the child, and
cooked for them. Then one day, his father�s land was destroyed by flood.
Everything was gone. There was nothing left. And so was his father. Little
Dharmika never saw his father again as he sat for hours in their crushed
land, cried, and refused to go home. Some of the neighbors said he died of
starvation but some said he went away. Dharmika did not know which one was
true as he could not remember it at all.

Madame Nellie brought little Dharmika to her house. She adopted and raised
him with her own other seven children. Madam Nellie�s husband was also a
farmer. Dharmika had used to work in farm since he was seven or eight years
old, helping his foster parents from dawn till dark.

It was nice living with Madame Nellie�s family. She was such a warm and kind
mother. She loved Dharmika very much just like her own child. Madame
Nellie�s husband was a kind man. He said that he did not mind to work harder
in their farm just to have enough food and clothes for all the family.
Julian, the eldest son, was about eight years older than Dharmika. Then
there were Adrian, Steven, Damian, Raphael, and little Nicky who was only
nine months old when Dharmika came in to the family.

They all were best of friends. The mighty eight, Julian always said.
Unfortunately, the mighty eight did not last long. Julian was fifteen years
old when he had to marry a local farmer girl, named Nana. Nana was a whore,
people said. Dharmika did not know what it meant at that time. Madame Nellie
did not agree of his son�s choice. She said if Julian still wanted to marry
Nana, then he had to leave the house. Dharmika could not forget that night.
Madame Nellie was having a fight with Julian. She was standing in the
kitchen, yelling in front of his son�s face. Julian yelled back at her and
then Madame Nellie slapped his face. Julian got angry and he slapped back to
his mother�s face. In a minute, everything was out of control. Julian took a
knife off the table and he stabbed Madame Nellie several times. Blood was
all over the kitchen. Dharmika and his brothers were shaking uncontrollable
and hiding inside the closet. Adrian who was thirteen years old at that
time, ran as fast as he could to the farm to get his father. Damian who
liked reading horror books said that Julian was possessed by the devil.
Nicky, the youngest, asked what was the devil when Madame Nellie�s husband
broke the room. But I was too late. Dharmika would never eat her cooking
again or saw the blue sky in her eyes. He was only eight years old back
then.

After the death of Madame Nellie, the family was in ruin. The police took
Julian away and he never saw him again. Madame Nellie�s husband decided to
move to other village, brought his six children with him, and he left
Dharmika alone. His reason was simply and straight. Because Dharmika
reminded him very much of Madame Nellie and he could die of missing and
frustration just like Dharmika�s father. It was not Dharmika�s fault, of
course. But life had chosen his own path.

Dharmika followed where the wind blew and the stream flowed. He did not
have much choice to stay in his village. Someone brought him to the city.
With no one he knew, he lived in a shelter house with other street children.
He really wanted to go to school, like other kids, but he knew it was out of
his reach. He did everything to make ends meet. He worked as a worker in a
market, bus station, train station, singing in the bus. He felt like being
cut with a knife sometimes when he saw kids were walking with their mother.
Laughing. Cheering. He did not have time to wonder why life had to take his
mothers away. First his own mother, then Madame Nellie. He had no choice but
lived on it. He had never had a choice.

He was wandering throughout the city for almost eight years until one day,
he could not handle it anymore. He was standing desperately by the train�s
tracks and he felt like jumping into the moving train. *It must feel good,
driving away from this world that is so cruel to me, *he thought as he saw
the moving train coming towards him. When suddenly, someone grabbed his
hands and pulled him away.

�Hey! Are you going to die?� asked the young man harshly. He was about early
twenties and he was handsome. �Don�t you think you can throw away your life
just like that? You still have hope. Future. Choice!�

Dharmika did not even say a word. Choice? What choice? He did not even know
how to read. His life was wandering on the streets. What kind of choice he
had?

The young man smiled. His eyes sparkled just like thousands of stars dancing
in the blue sky. �Come, I�ll take you to my house.� He took Dharmika to his
house, feed him, give him descent clothes and gave him some money to start
his own business.

�You can sell meatballs. I�ll teach you how to make meatballs, then you have
your own choice.� That was how Dharmika ended in a market, selling meatballs
from dawn till dark. Sometimes it was sold out. Sometimes none of it was
sold. Still it was a tough life. He did not have a choice but to live in it.

Dharmika sat down in a big beringin tree. He took off a pikulan from his
aching shoulder. If he had a choice, he would come back to his village where
he belonged, worked as a farmer in the landlord�s farm, just like his
parents. If he had a choice, he would rather to keep all the sweet memories
of his childhood alive. If he had a choice, he would not feel like a hundred
years old. And from a distance, a young man, who was about twenty, smiled at
him. He knew something that Dharmika did not. That he was right. Dharmika
did have a choice. Dharmika could keep all his sweet memories alive. As
Adrian and the other Madame Nellie�s sons were always near, watching him
live his choice and seeing the blue sky of Madame Nellie�s eyes in their
souls.

Jakarta, 22 May 2008 at 9.50 p.m.

Some souvenirs from World Book Day Indonesia in 2008

http://mutiaracinta.multiply.com

******
Recent Activity
Visit Your Group
Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

All-Bran

Day 10 Club

on Yahoo! Groups

Feel better with fiber.

Dog Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about dogs.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: