Rabu, 25 Maret 2009

[daarut-tauhiid] Konsep Trinitas Tak Masuk Akal, Kathryn Memilih Islam

Konsep Trinitas Tak Masuk Akal, Kathryn Memilih Islam

<http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/send/konsep-trinitas-tak
-masuk-akal-kathryn-memilih-islam>

Kathryn Bouchard dibesarkan dalam lingkungan keluarga Katolik yang
moderat. Kedua orangtuanya adalah guru sekolah Katolik. Hubungan antar
keluarg mereka terbilang akrab satu sama lain. Kathryn yang asal Kanada
menghabiskan masa remajanya di London dan Ontario. Seperti penganut
Katolik lainnya, ia pergi ke gereja setiap hari minggu, sekolah di
sekolah Katolik hingga ke jenjang universitas. Kathyrn kuliah di Brescia
University College, sebuah perguruan tinggi Kristen khusus perempuan
yang berafiliasi dengan Universitas Western Ontario.

"Meski saya dibesarkan dalam lingkungan Katolik, orangtua mendorong saya
untuk berteman dengan beragam orang dari berbagai latar belakang dan
boleh menanyakan apa saja berkaitan dengan kehidupan dan agama," kata
Kathryn.

Konsep Trinitas Yang Tak Masuk Akal

Ia mulai mempelajari agama-agama dalam usia yang relatif masih mudah
ketika ia berusia 16 atau 17 tahun dan masih duduk di sekolah menengah.
Kathryn mengatakan, ia tidak mau menjadi bagian dari sebuah agama hanya
karena ia sudah menganut agama itu sejak ia dilahirkan. Itulah sebabnya,
Kathryn tidak sungkan mempelajari beragam agama mulai dari Hindu, Budha
sampai Yudaisme. Ketika itu, ia hanya sedikt saja mengeksplorasi agama
Islam.

Alasan Kathryn mempelajari beragam agama, salah satunya karena banyak
hal dalam ajaran Katolik yang tidak dipahami Kathryn. "Kami sering
kedatangan pendeta di sekolah dan kami melakukan pengakuan dosa. Saya
pernah bertanya pada seorang pendeta,'Saya betul-betul tidak paham
dengan konsep Trinitas. Bisakah Anda menjelaskannya?' Tapi pendeta itu
menjawab 'Yakini saja'. Mereka tidak memberikan jawabannya," tutur
Kathryn.

Ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang konsep Trinitas
dalam agama Kristen, hingga ia di bangku kuliah dan mempelajari berbagai
ilmu di seminari dan mempelajari teologi agama Katolik.

"Jika saya menanyakan tentang Trinitas, mereka akan menjawab 'ayah dan
ibumu saling mencintai, ketika mereka memiliki anak, itu seperti tiga
dalam satu dengan identitas berbeda'. Jadi, banyak sekali analogi yang
diberikan untuk menjelaskan bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan dan
menjadi anak Tuhan dan menjadi dirinya sendiri. Saya pikir banyak
penganut Kristen yang menerima konsep ini tanpa memahaminya, " ujar
Kathryn.

Ia lalu menanyakan konsep Trinitas ke beberapa temannya dan ia mendapat
jawaban bahwa konsep Trinitas ada dan ditetapkan sebagai dasar
kepercayaan dalam agama Kristen setelah Yesus wafat. Sebuah jawaban yang
mengejutkan Kathryn, karena itu artinya semua dasar dalam ajaran Kristen
adalah ciptaan manusia. Yesus semasa hidupnya tidak pernah bilang
dirinya adalah anak Tuhan dan tidak pernah mengatakan bahwa dirinya
Tuhan.

"Saya membaca Gospel Mathias pertama dan dalam Gospel itu Yesus tidak
direferensikan sebagai anak Tuhan, tapi anak seorang manusia. Tapi dalam
Gospel yang ditulis setelah Yesus wafat, banyak sekali disebutkan bahwa
Yesus adalah anak Tuhan. Dan disebutkan pula bahwa ada alasan politis
dibalik argumen konsep Trinitas," papar Kathryn.

Ia melanjutkan,"Saya juga menemukan bahwa Yesus berdoa dan memohon
pertolongan pada Tuhan. Jika Yesus minta pertolongan pada Tuhan, lalu
bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan. Ini tidak masuk akal buat saya."

Mengenal Islam

Setelah menyelesaikan studinya di Ontario, Kathryn pindah ke Montreal
dan di kota ini ia bertemu dengan banyak Muslim dari berbagai latar
belakang mulai dari Eropa, Afrika dan Karibia. Keberagaman ini membuka
mata Kathryn bahwa pemeluk Islam ternyata berasal dari berbagai latar
belakang kebangsaaan. Fakta ini mendorongnya untuk lebih banyak belajar
tentang Muslim dan latar belakang mereka.

Kathryn mulai membaca banyak referensi tentang Islam. Tapi ia menemukan
bahwa contoh-contoh ekstrim tentang Islam di internet sehingga ia sempat
berkomentar "Saya tidak mau menjadi bagian dari agama ini (Islam)." Oleh
sang ayah, Kathryn disuruh terus membaca karena menurut sang ayah, dalam
banyak hal sering terjadi salah penafsiran.

Kathryn pun melanjutkan pencariannya tentang Islam. Ia bergabung dengan
situs "Muslimahs", sebuah situs internasional yang beranggotakan para
Muslimah maupun para mualaf dari berbagai negara. Dari situs inilah ia
banyak belajar dan bertanya tentang Islam.

Kathryn mengatakan banyak hal yang ingin ia ketahui tentang ajaran
Islam. Misalnya, apa saja persamaan dan perbedaan ajaran Islam dan
Kristen, bagaimana posisi Yesus dalam Islam, siapa Nabi Muhammad,
masalah poligami dan berbagai isu Islam yang muncul pasca serangan 11
September 2001 di AS.

Selama kuliah di Montreal, Kathryn belajar banyak hal tentang Islam.
Ketika ia pulang ke London, orangtuanya mengira bahwa Kathryn hanya
rindu kembali ke rumah dan bukan untuk memperdalam minatnya pada Islam.
Kathryn lalu membeli al-Quran dan buku-buku hadist. Pada ayahnya, ia
bilang bahwa al-Quran bukan buatan manusia, ketika membaca al-Quran
sepertinya Tuhan sedang bicara pada kita.

"Anda merasa bahwa ada juga kebenaran yang ditulis dalam alkitab, tapi
Anda tidak akan merasa bahwa itu semua tidak ditulis langsung oleh
Tuhan. Sedangkan al-Quran, Anda akan merasakan kebenaran yang
sesungguhnya," ujar Kathryn.

"Saya juga menemukan banyak ilmu pengetahuan yang sudah lebih dulu
diungkap oleh al-Quran dan baru muncul kemudian dalam kehidupan manusia.
Saya pikir, al-Quran diturunkan pada manusia dengan tingkat emosional
dan logis. Islam mendorong umatnya untuk berpikir dan mencari ilmu,"
sambung Kathryn.

Kathryn pun mulai belajar salat, datang ke ceramah-ceramah agama dan
mengontak masjid terdekat untuk mencari informasi apakah masjid itu
punya program untuk orang-orang sepertinya dirinya, yang berminat pada
agama Islam.

"Pertama kali saya masuk ke masjid, saya menangis. Saya merasakan ada
energi yang begitu besar yang tidak saya rasakan ketika saya ke
gerejat," kisah Kathryn yang kemudian belajar membaca al-Quran di masjid
itu. Ia terus belajar dan bergaul dengan para warga Muslim. Sedikit demi
sedikit, Kathryn bisa mengubah gaya hidupnya.

Ditanya apakah orangtuanya keberatan dengan perubahan dirinya. Kathryn
mengaku butuh waktu cukup panjang untuk meyakinkan orangtuanya bahwa ia
tidak menjauh dari keluarganya jika memeluk Islam.

Mengucap Dua Kalimat Syahadat

Kathryn mengungkapkan bahwa ia sendiri tidak pernah menyangka akhirnya
memutuskan masuk Islam dan itu semua terjadi begitu saja. Saat itu, di
bulan Juni tahun 2008, seperti biasanya ia datang ke pengajian mingguan
di sebuah Islamic Center. Ia sama sekali berniat mengucapkan dua kalimat
syahadat hari itu. Tapi ketika ia tiba di gedung Islamic Center, banyak
sekali orang-orang yang telah ia kenal hadir.

Hari itu, tema pengajian adalah umrah. Banyak anak-anak muda Muslim yang
datang dan menceritakan pengalaman mereka ikut umrah serta bagaimana
hidup mereka berubah setelah umrah. Pengajian dibimbing oleh Dr Munir
El-Kassem. Saat Dr El-Kassem bertanya apakah ada diantara para hadirin
yang ingin mengajukan pertanyaan, Kathryn dengan spontan mengangkat
tangan dan berkata,"Bisakah saya mengucapkan syahadat?" Kathryn sempat
kaget sendiri dengan pertanyaan itu karena ia merasa tidak
merencanakannya. Semua terjadi begitu saja, spontan.

"Seketika ruangan menjadi sunyi dan saya pikir Dr El-Kassem juga
terkejut. Saya memang mengenakan kerudung setiap kali datang pengajian
sebagai bentuk penghormatan saya pada Islam. Dr El-Kassem lalu meminta
saya maju ke depan dan menceritakan di depan hadirin bagaimana saya bisa
sampai pada Islam," tutur Kathryn.

Kathryn mengaku gemetar ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. "Tapi
saya merasa hati saya begitu lapang, penuh dengan cahaya ibarat sebuah
pintu hati yang terbuka. Saya mereka sudah mengambil jalan yang benar,"
ungkap Kathryn.

Itulah hari bersejarah bagi Kathryn, hari dimana ia memulai kehidupan
sebagai seorang Muslimah. Tahun pertama menjalankan puasa di bulan
Ramadhan, diakui Kathryn sangat berat. Namun ia merasa bahagia setelah
menjadi seorang Muslim. Kathryn mengaku hidupnyan lebih teratur,
disiplin dan sehat karena ia tidak lagi makan daging babi dan minum
minuman beralkohol. Kathryn juga mengatakan bahwa ia kini tahu apa
sebenarnya tujuan dan mau kemana arah hidupnya. (ln/iol/readislam)

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: