Senin, 23 Maret 2009

[daarut-tauhiid] Abdullah Bin Saba'


Para ahli hadits dan para penulis kitab Al-Jarh wa At-Ta'dil, [1] para
penulis sejarah serta penulis kitab-kitab tentang aliran-aliran telah sepakat
tentang keberadaan tokoh keturunan Yahudi ini, dia ialah Abdullah bin Saba,
yang juga berjuluk Ibnu Sauda.

Peran yang ia mainkan telah menanamkan bibit kerusakan di kalangan
orang-orang munafiqin dan orang-orang sukuisme serta orang-orang yang di dalam
hatinya berakar hawa nafsu dan keinginan-keinginan buruk lainnya. Abdullah bin
Saba memperlihatkan keislamannya pada masa kekhilafahan Utsman. Dia juga
mempertontonkan pribadi yang shalih, kemudian berusaha menjalin kedekatan
dengan Ali.

SIAPAKAH ABDULLAH BIN SABA?

Jati diri Abdullah bin Saba diperselisihkan. Ada sebagian ulama tarikh yang
menisbatkannya ke suku Himyar. Sementara Al-Qummi memasukkannya ke dalam suku
Hamadan. Adapun Abdul Qahir al-Baghdadi menyebutnya berasal dari kabilah
Al-Hirah. Sedangkan Ibnu Katsir berpendapat, Ibnu Saba berasal dari Rumawi.
Tetapi Ath-Thabari dan Ibnu Asakir menyebutnya berasal dari negeri Yaman.

Syaikh Abdullah Al-Jumaili menyatakan bahwa dirinya condong kepada pendapat
yang terakhir. Dalihnya, pendapat ini mengakomodasi mayoritas pendapat tentang
negeri asal Ibnu Saba. Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat pertama
(ia berasal dari suku Al-Himyar), juga dengan pendapat kedua (ia berasal dari
suku Hamadan). Pasalnya, dua kabilah ini berasal dari Yaman. Sementara pendapat
Ibnu Katsir dan Al-Baghdadi tidak sejalan. [2]

Perbedaan pendapat ini muncul lantaran keberadaan dirinya yang sengaja ia
rahasiakan, sampai orang-orang yang sezaman dengannya pun tidak mengenalnya,
baik nama maupun negeri asalnya. Sengaja ia sembunyikan identitas dirinya,
karena ia memiliki rencana rahasia, yaitu ingin berbuat makar terhadap Islam.
Dia tidaklah memeluk Islam, kecuali untuk mengelabui, karena ia ingin
menggerogoti Islam dari dalam.

Salah satu bukti yang menunjukkan ia sengaja menutup diri, yaitu jawaban
yang diberikan kepada Abdullah bin Amir. Tatkala ia ditanya oleh Abdullah bin
Amir tentang asal usulnya, Abdullah bin Saba menjawab : "(Aku) adalah seorang
lelaki dari ahli kitab yang ingin memeluk Islam, dan ingin berada disampingmu".

MAKAR IBNU SABA

Abdullah bin Saba mengunjungi banyak negeri Islam. Dia berkeliling sambil
menghasut kaum muslimin, agar ketaatan mereka kepada para penguasa meredup. Ia
memulai dengan masuk negeri Hijaz, Bashrah, Kufah. Setelah itu menuju Damaskus.
Namun di kota terakhir ini, ia tidak berkutik. Penduduknya mengusirnya dengan
segera. Lantas Mesir menjadi tujuan selanjutnya dan ia menetap disana.

Langkah berikutnya, ia melakukan korespondensi dengan orang-orang munafiqin,
memprovokasi para pendengki yang membenci Khalifah kaum muslimin. Banyak yang
terperdaya, hingga kemudian mendukungnya. Dia hembuskan pemahaman yang ngawur
kepada para pendukungnya itu. Dia berhasil menancapkan semangat untuk
memberontak dan tidak taat di kalangan sebagian kaum muslimin. Sehingga mereka
bertekad membunuh Khalifah Utsman. Khalifah yang ketiga, menantu Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Para pengikut sang penghasut ini tidak
menghormati kemulian kota Madinah. Mereka tidak menghormati kemulian bulan yang
mulia. Juga tidak menghormati orang yang sedang membaca Al-Qur'an. Khalifah
Utsman mereka bunuh saat sedang membaca Al-Qur'an.

Sepak terjang Abdullah bin Saba sangat nyata terekam sejarah. Namun ada saja
yang mengingkari keberadaannya, dan menganggap Ibnu Sauda hanyalah tokoh
dongeng atau fiktif. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai Ammar bin Yasir.
Kalau pendapat itu keluar dari orang Syi'ah atau para orientalis, tentu hal
yang lumrah. Akan tetapi, anehnya, di antara yang menetapkan demikian ini
ternyata orang-orang yang mengaku beragama Islam.

CENDEKIAWAN MUSLIM YANG MENGINGKARI KEBERADAAN ABDULLAH BIN SABA

Ada beberapa pemikir muslim yang menganggap bahwa Abdullah bin Saba hanyalah
tokoh fiktif belaka, sehingga mereka mengingkari keberadaan Ibnu Saba. Di
antara pemikir-pemikir tersebut ialah Dr Thaha Husain. Dia sangat dikenal
sebagai corong orientalis. Pengingkarannya tentang keberadaan Ibnu Saba ini, ia
tuangkan ke dalam tulisannya yang berjudul : Ali wa Banuhu dan Al-Fitnah
Al-Kubra. Dalam tulisannya ini, ia benar-benar telah memenuhi otaknya dengan
pemikiran orientalis, sampai-sampai ia mengatakan : "Aku berfikir dengan kerangka
budaya Perancis dan menulisnya dengan bahasa Arab".

Tokoh ini telah dijadikan sebagai kendaraan yang dimanfaatkan oleh Yahudi di
Mesir untuk mengibarkan bendera Yahudi Internasional. Bersama para propagandis
sosialisme di Mesir, ia menerbitkan majalah Katib Mishri. Sejak awal dia juga
telah mengumumkan dukungannya terhadap pemikiran Yahudi Talmudiyyah ; yakni
salah satu gerakan Yahudi yang mendustakan keberadaan Nabi Ibrahim, Nabi
Ismail, Al-Qur'an dan Taurat. Sebuah gagasan yang bagi seorang orientalis kafir
tidak berani mengatakannya.

Tentang Ibnu Saba (Ibnu Sauda), Dr Thaha Husain menyatakan, bahwa ihwal
tentang Sabaiyyah dan perintisnya Ibnu Sauda, cerita tentang mereka hanyalah
sekedar dipaksakan, dibuat skenarionya tatkala terjadi perdebatan atara Syi'ah
dan golongan lainnya. Para seteru Syi'ah ingin memasukkan unsur Yahudi ke dalam
prinsip keagamaan Syi'ah, sebagai usaha untuk lebih mantap dalam mematahkan dan
mengganggu mereka …[3]

Selain Dr Thaha Husain, ada tokoh lain yang juga mengingkari adanya Abdullah
bin Saba. Yaitu Dr Hamid Hafni Dawud, Dekan Jurusan Bahasa Arab Universitas Ain
Syams. Dia seorang aktifis gerakan penyatuan Islam dengan Syi'ah. Sehingga
tidak mengherankan jika ia berkata : "Sesungguhnya, cerita tentang Ibnu Saba
(merupakan) salah satu dari kesalahan sejarah yang lolos dari penelitian para
pakar sejarah dan menjadi sentral pemikiran mereka. Mereka itu sebenarnya tidak
paham dan tidak mampu mencernanya. Ini adalah berita-berita buatan yang
dipalsukan atas nama Syi'ah, sehingga mereka melekatkan kisah Abdullah bin Saba
pada mereka (Syi'ah) dan menjadikannya sebagai cara untuk mendiskkreditkannya"
[4]

Sederat nama berikut, memiliki pandangan yang sama. Mereka ialah : Muhammad
bin Jawad Maghnia, Murtadha Al-Askari, Dr Ali Wardi, Dr Kamil Musthafa
Asy-Syibi, Dr Abdullah Fayyad, Thalib Ar-Raifa'i. mereka adalah pemikir-pemikir
yang mengingkari kebenaran adanya Ibnu Saba. Mereka menyatakan, Ibnu Saba
adalah tokoh dongeng yang hakikatnya tidak ada dalam dunia nyata.

Secara khusus Dr Fayyadh mengatakan : "Terlihat dengan jelas bahwa Ibnu Saba
tidak lebih hanya sekedar cerita tokoh fiktif belaka dalam dunia nyata. Sepak
terjangnya kalau benar ia mempunyai andil terlalu dilebih-lebihkan lantaran
berbagai motivasi agama dan politis. Dan bukti-bukti lemahnya cerita tentang
Ibnu Saba sangat banyak" [5]

Sesungguhnya keberadaan Ibnu Saba ini tidak hanya ditulis dalam kitab-kitab
ahli sunnah, bahkan juga direkam di dalam buku-buk Syi'ah.

Walaupun ada ulama Syi'ah sekarang ini mengingkarinya, lantaran telah
mengetahui kebobrokan aqidah Ibnu Saba yang sudah banyak menyelinap di berbagai
pecahan kelompok Syi'ah.

Diantara kitab-kitab karya ulama Syi'ah yang mengungkap keberadaan Abdullah
bin Saba ialah kitab Risalah Al-Irja (karya Al-Hasan bin Muhammad bin
Al-Hanafiyah), Al-Gharat (Abu Ishaq Ibrahim bin Muhamamd Sa'id Al-Asfahani),
Al-Maqalatu wal Firaq (Sa'ad bin Abdillah Al-Qummi), Firaqu Asy-Syi'ah
(Muhammad Al-Hasan bin Musa An-Nubakhti) Rijalu Al-Kisysyi (Abu Amr Muhammad
bin Umar Al-Kisysyi), Rijalu Ath-Thusi (Abu Ja'far Muhammad bin Al-Hasan
Ath-Thusi), Syarah Ibni Abil Hadid li Nahji Al-Balaghah (Izzudin Abu Hamid
Abdul Hamid bin Hibatullah yang lebih popular dengan sebutan Ibnu Abil Hadid
Al-Mu'tazili Asy-Syi'i, Ar-Rijal (Al-Hasan bin Yusuf Al-Hilli), Raudhatul
Jannat (Muhammad Baqir Khawansari), Tanqihul Maqal fi Ahwali ar-Rijal (Abdullah
Al-Mamqani), Qamusu Ar-Rijal (Muhammad Taqiyyi At-Tustari), Raudhatush Shafa,
sebuah buku sejarah tentang Syi'ah yang ditulis dengan bahasa Parsi. Ini
sebagian buku-buku Syi'ah yang meyinggungnya.

Demikian pandangan tokoh-tokoh yang menyatakan Abdullah bin Saba sekedar
tokoh fiktif. Seolah-olah mereka tidak melupakan kitab-kitab Ahli Sunnah yang
dipercaya. Demikian juga, seolah-olah mereka buta terhadap referensi-referensi
kitab Syi'ah yang menjadi rujukan, yang mengandung kisah tentang Ibnu Saba,
aqidah dan klaim-klaimnya yang didustakan oleh Ali, Ahlul Bait serta berlepas
diri dari mereka.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun IX/1426H/2005. Diterbitkan Yayasan
Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo
Solo 57183 Telp. 0271-761016]

 

Kunjungi : www.whitekingdom.co.cc

Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: