Kamis, 16 April 2009

[daarut-tauhiid] HILANG, TAPI MAKIN TERPENUHI



Saya begitu tertegun dengan perilaku pak Supardi yang beberapa bulan ini seakan mengalami titik balik. Perubahan perilaku dan sikapnya menggugah saya untuk menjadi lebih baik. Dia begitu tekun menunaikan shalat jamaah setiap waktu shalat tiba. Tak pernah saya melihat dia absent menunaikan shalat berjamaah. Dia terlihat begitu khusyuk. Hidupnya terlihat begitu ringan. Senyum tulus kerap terkulum dari bibirnya, kata-katanya memperlihatkan ketawadhu'an yang mendalam. Saya terus meneliti apa kiranya yang membuat bapak ini begitu khusyuk dan tekun menjalankan ibadah dan memantulkan perilaku hidup yang amat memesona? Meski saya pernah melihat Supardi menunaikan shalat, akan tetapi tidak setekun akhir-akhir ini. Dzikirnya begitu syahdu, dan merambatkan perasaan dekat pada Allah SWT.

Saya meyakini, pasti ada peristiwa yang memicu beliau begitu sukacita dalam beribadah pada Allah. Akan tetapi apa ya? Saya baru mengerti, bahwa Pak Supardi beberapa bulan lalu kehilangan bocah laki-lakinya yang amat disayangi. Anaknya meninggalkannya di saat masih begitu lucu, dan sering menunjukkan kebolehannya di hadapan pak Supardi. Lewat penyakit tipes yang akut nyawa anaknya direnggut. Dia sudah merawat ke dokter, akan tetapi kematian telah berada dalam kuasa dan genggaman Allah.

Mungkinkan kenyataan pahit itu telah mengilhami pak supardi untuk mengevaluasi tentang makna hidup yang sejati. Dia sudah bekerja siang dan malam sebatas untuk bisa membahagiakan anak tercinta. Akan tetapi anak yang menjadi curahan jiwa dan motivasi yang membuatnya bisa tahan bekerja keras telah meninggalkannya. Saat itu, dia berpikir bahwa anak yang amat dicintai telah meninggalkannya, apalagi sebatas dunia yang berada di genggaman ini, tentu pada saatnya bakal memudar pula, dan akan kembali pada Allah. Kesadaran itu perlahan-lahan menghiasi jagat batin pak Supardi. Karena dia menyadari hidup amanah dari Allah dan akan kembali pada Allah, pak Supardi bertekad untuk tidak sedikit pun menyia-nyiakan waktu untuk mempersiapkan diri kembali pada Allah SWT.

Meski dia telah dibetot musibah yang amat ganas, dia tidak memilih menjadi penderita yang terus dirundung kesedihan, kegelisahan, dan keresahan. Akan tetapi, ia menjadikan musibah tersebut sebagai lompatan untuk berubah lebih baik. Mengevaluasi kembali aktivitas ibadah yang dilakukan, mengoreksi kembali soal perilakunya pada tetangga dekat, dia makin bijaksana dalam menjalin keseimbangan dalam hidupnya. Dia baru menyadari bahwa hidup bukanlah sebatas untuk mengeruk kekayaan, akan tetapi berusaha menggoreskan makna yang menjelmakan kebahagiaan.

Walau kehilangan bocah penghibur jiwa, kini pak Supardi tengah bersanding dengan kedamaian, mengapa? Dia begitu rela kehilangan orang yang dicintai, akan tetapi di sisi lain dia telah memeroleh kebahagiaan yang meluap-luap. Kebahagiaan apa itu? Itulah kebahagiaan puncak yang diharapkan oleh manusia? Yakni memeroleh kebahagiaan karena dekat pada Allah Yang Maha Mulia. Saat suatu yang dicintai telah hilang, dan menyadari bahwa yang dicintai itu akan meninggalkan atau ditinggalkan, maka akan terbentuk kesadaran bahwa tak ada yang Maha Utama dalam hidup kecuali Allah. Di hadapan Allah, maka seluruh kehidupan ini kosong. Karena itu, manusia hanya pantas melekat dan bersandar kuat pada Allah SWT, bukan pada benda, manusia, atau pernak-pernik kehidupan lainnya yang menggiring kita makin jauh dari Allah SWT.

Sekarang, walau pak Supardi telah kehilangan puteranya, dia telah mendapatkan pemenuhan cahaya hidayah ke dalam hatinya. Kecintaan terhadap pernak-pernik duniawi telah habis, dan sekarang hanya meresapi energi hidup penuh bahagia. Bahagia lantaran merasa selalu bersama dengan Allah SWT. Ternyata untuk mencapai kebahagiaan orang harus berkorban, dan menerima setiap kejadian pahit yang menghantamnya dengan ridha. Saat bisa mengorbankan suatu yang besar dengan sikap ikhlas dan ridha, maka Allah akan memberikan suatu yang lebih besar. Dan bakal memenuhi jiwanya dengan kebahagiaan yang utuh.

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: