Minggu, 28 Maret 2010

[daarut-tauhiid] Hakikat Mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

----- Original Message -----
From: "Mailinglist Al-Sofwah" <ustadz@alsofwah.or.id>

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh


Hakikat Mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
Kamis, 25 Maret 10

Dari Anas radiyallaahu 'anhu, dari Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam,
bahwasanya beliau shallallaahu ;alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah
(sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih
dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan segenap umat manusia."
(Muttafaq Alaih)


Saat ini, di tengah-tengah masyarakat sedang marak berbagai aktivitas
yang mengatasnamakan cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam.
Kecintaan kepada Rasulullah shallallaahu ;alaihi wasallam adalah
perintah agama. Tetapi untuk mengekspresikan cinta kepada Rasulullah
shallallaahu ;alaihi wasallam tidak boleh kita lakukan menurut selera
dan hawa nafsu kita sendiri. Sebab jika cinta Rasul shallallaahu
;alaihi wasallam itu kita ekspresikan secara serampangan tanpa
mengindahkan syari'at agama, maka bukannya pahala yang kita terima,
tetapi malahan menuai dosa.


Dengan mengacu pada hadits shahih di atas, mari kita membahas
poin-poin berikut ini: Kewajiban cinta kepada Rasul shallallaahu
;alaihi wasallam, kenapa harus cinta Rasul shallallaahu ;alaihi
wasallam ?, apa tanda-tanda cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam
?, bagaimana agar mencintai Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam?

1. Kewajiban Cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam


Hadits shahih di atas adalah dalil tentang wajibnya mencintai Nabi
shallallaahu ;alaihi wasallam dengan kualitas cinta tertinggi. Yakni
kecintaan yang benar-benar melekat di hati yang mengalahkan kecintaan
kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun
terhadap orang-orang yang paling dekat dengan kita, seperti anak-anak
dan ibu bapak kita. Bahkan cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam
itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap diri kita sendiri.
Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab radhiallahu
anhu berkata kepada Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam, "Sesungguhnya
engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada
segala sesuatu selain diriku sendiri." Rasul shallallaahu ;alaihi
wasallam bersabda, "Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya,
sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri". Maka Umar
radiyallaahu 'anhu berkata kepada beliau, "Sekarang ini engkau lebih
aku cintai daripada diriku sendiri." Maka Nabi shallallaahu ;alaihi
wasallam bersabda, "Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu)
padaku) wahai Umar."


Karena itu, barangsiapa yang kecintaannya kepada Nabi shallallaahu
;alaihi wasallam belum sampai pada tingkat ini, maka belumlah sempurna
imannya, dan ia belum bisa merasakan manisnya iman hakiki, sebagaimana
yang disabdakan Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam, "Ada tiga perkara
yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman,
Yaitu, kecintaannya pada Allah dan RasulNya lebih dari cintanya kepada
selain keduanya..." (HR. al-Bukhari & Muslim)

2. Kenapa Cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam ?


Tidak akan mencapai derajat kecintaan kepada Rasul shallallaahu
;alaihi wasallam secara sempurna kecuali orang yang mengagungkan
urusan din (agama)nya, yang keinginan utamanya adalah merealisasikan
tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah Subhanahu waTa'ala. Dan
selalu mengutamakan akhirat daripada dunia dan perhiasannya.


Cinta Rasul shallallaahu 'alaihi wasallam inilah dengan izin Allah
menjadi sebab bagi kita mendapatkan hidayah (petunjuk) kepada agama
yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah menyelamatkan kita dari
Neraka, serta dengan mengikuti beliau shallallaahu ;alaihi wasallam
kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.


Adapun cinta keluarga, isteri dan anak-anak, maka ini adalah jenis
cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih
sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat
datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari dari
saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan
urusannya sendiri. Dan barangsiapa lebih mengagungkan cinta dan hawa
nafsunya kepada isteri, anak-anak dan harta benda duniawi, maka
cintanya ini akan bisa mengalahkan kecintaannya kepada para ahli
agama, utamanya Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam .

3. Tanda-tanda Cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam


Cinta Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam tidaklah berupa kecenderungan
sentimentil dan romantisme pada saat-saat khusus, misalnya dengan
peringatan-peri-ngatan tertentu. Cinta itu haruslah benar-benar murni
dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di hati. Sebab
dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih dan
menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.


Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasul shallallaahu ;alaihi
wasallam adalah:

a. Mentaati beliau shallallaahu ;alaihi wasallam dengan menjalankan
perintahnya dan menjauhi larangannya. Pecinta sejati Rasul
shallallaahu ;alaihi wasallam manakala mendengar beliau shallallaahu
;alaihi wasallam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia
tak akan meninggalkannya, meskipun itu bertentangan dengan keinginan
dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada
isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada
Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam lebih dari segala-galanya. Dan
memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.


Adapun orang yang dengan mudahnya menyalahi dan meninggalkan
perintah-perintah Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam serta menerjang
berbagai kemungkaran, maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai
dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia
meninggalkan shalat lima waktu, padahal Rasul shallallaahu ;alaihi
wasallam sangat mengagungkan perkara shalat, hingga ia diwasiatkan
pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan
dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya.
Na'udzubillah min dzalik.

b. Menolong dan mengagungkan beliau shallallaahu ;alaihi wasallam .
Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat sesudah beliau wafat. Yakni
dengan mensosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan
sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun
tantangan dan resiko yang dihadapinya.

c. Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui
beliau shallallaahu ;alaihi wasallam, rela dengan apa yang beliau
tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari
sunnahnya . Adapun selain beliau, hingga para ulama dan shalihin, maka
mereka adalah pengikut Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam .Tidak
seorang pun dari mereka boleh diterima perintah atau larangannya
kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallaahu ;alaihi
wasallam.

d. Mengikuti beliau shallallaahu ;alaihi wasallam dalam segala halnya.
Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur dan sebagainya. Juga berakhlak
dengan akhlak beliau shallallaahu ;alaihi wasallam dalam kasih
sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya
dsb.

e. Memperbanyak mengingat dan shalawat atas beliau shallallaahu
;alaihi wasallam . Mengharapkan bisa mimpi melihat beliau, betapapun
harga yang harus dibayar. Dalam hal shalawat Rasul shallallaahu
;alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa bershalawat atasku sekali,
niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali." (HR. Muslim).


Adapun bentuk shalawat atas Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam adalah
sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya
tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab, "Ucapkanlah",


اللهم صل على محمد وعلى آل محمد


("Ya Allah, bershalawatlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad").(HR.
al-Bukhari & Muslim).

f. Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi shallallaahu ;alaihi
wasallam. Seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, Ali radiyallaahu 'anhum dan
segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau shallallaahu
;alaihi wasallam mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang
dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau shallallaahu
;alaihi wasallam . Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala
sesuatu yang dicintai Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu
lainnya.


4. Bagaimana Agar Mencintai Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam ?

a. Hendaknya kita ingat bahwa Rasulullah shallallaahu ;alaihi wasallam
adalah orang yang paling baik dan paling berjasa kepada kita, bahkan
hingga dari orang tua kita sendiri. Beliau lah yang mengeluarkan kita
dari kegelapan kepada cahaya, yang menyampaikan agama dan kebaikan
kepada kita, yang memperingatkan kita dari kemungkaran. Dan kalau
bukan karena rahmat Allah Subhanahu waTa'ala yang mengutus beliau
shallallaahu ;alaihi wasallam, tentu kita telah tenggelam dalam
kesesatan.

b. Renungkanlah perjalanan hidup Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam,
jihad dan kesabarannya serta apa yang beliau korbankan demi tegaknya
agama ini, dalam menyebarkan tauhid serta memadamkan syirik, sungguh
suatu upaya yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun.

c. Renungkanlah keagungan akhlak Rasulullah shallallaahu ;alaihi
wasallam, sifat dan sikapnya yang sempurna, rendah hati kepada kaum
mukminin dan keras terhadap orang-orang munafik dan musyrikin,
pemberani, dermawan dan penyayang. Cukuplah sanjungan Allah Subhanahu
waTa'ala atas beliau shallallaahu ;alaihi wasallam, artinya, "Dan
sungguh engkau memiliki akhlak yang agung." (QS.

d. Mengetahui kedudukan beliau shallallaahu ;alaihi wasallam di sisi
Allah Ta'ala. Beliau shallallaahu ;alaihi wasallam adalah orang yang
paling mulia di antara segenap umat manusia, penutup para Nabi, yang
diistimewakan pada hari Kiamat atas segenap Nabi untuk memberikan
syafa'at uzhma (agung), yang memiliki maqam mahmud (kedudukan
terpuji), orang yang pertama kali membuka pintu Surga serta berbagai
keutamaan beliau lainnya. (Redaksi al-Sofwa)

HADITS NABAWI

*"Janganlah kamu mengkultuskanku sebagaimana orang-orang nashrani
mengkultuskan putra maryam, sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba
Allah, maka katakanlah (kepadaku), 'Hamba Allah dan RasulNya'." (HR.
al-Bukhari).

* "Kalau boleh aku menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, niscaya
aku menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya". (HR. Ibnu Majah,
dan dishahihkan oleh al-Albani).

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
---------------------------------------------------------------------


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: