Senin, 29 Maret 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3021

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (5 Messages)

Messages

1.

[Rampai} Biarkan Aku Menyampamu Lebih Dulu, Dik!

Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com

Sun Mar 28, 2010 6:11 am (PDT)



Biarkan Aku Menyampamu Lebih Dulu, Dik!

:Anty Thahir

Izinkan aku memberi uluk salam, Dik!

Disaat bulan mengambang di telaga hitam

Kutahu kau begitu resah dan gundah

Ketika ikrar sempat tak terbalas

Biarkan aku menyampamu lebih dulu, Dik!

Kutahu mata tak bias berbohong

Saat kau palingkan wajah ke cermin buram

Merajuk, menganggap aku bayangbayang kelam

Sempatkan aku bercerita, Dik!

Tembang cerita Majnun yang sedang sakit cinta

Merana, karena dibatasi tembok angkara

Kini tinggalah para pecinta sebagai pewaris kekalannya

Sudilah terima perkataan ini, Dik!

Esok, janganlah lupa kau kabari ke puanpuan

Nan ramai menumbuk padi di kampong halaman

Menanti kedatangan kau di pelaminan

Uljami—Jakarta, 25 Maret Kelam 2010

Kuhadiahkan puisi ini untuk kau…U'all the best…
2.

(Catcil) Hantu Film Kita

Posted by: "Aku Incognito" akuincognito@yahoo.co.id   akuincognito

Sun Mar 28, 2010 6:12 am (PDT)





Pagi
ini baca Kompas dan saya lihat tema film berada pada halaman muka.
Tumben, biasa berita entertainment selalu ada di bagian lain. Tapi
sepertinya seru nih soalnya mengangkat perfilman nasional.

Logika Hantu Film Kita

Itu
judul beritanya. Hantu adalah tema film yang mendominasi film nasional
di bioskop-bioskop nasional. Jika dilihat di lembar Klasika pada bagial
info tayangan film XXI atau 21, tema hantu sering berada pada urutan
teratas jika dibandingkan tema-tema yang lain. Saya berfikir ini
mungkin karena hantu di Indonesia ini banyak jenisnya sehingga ide
untuk membuat film hantu gak ada matinya. Mulai dari suster ngesot,
pocong, kuntilanak, gendoruwo. dll.

Setiap jenis hantu bersaing
di dunia hiburan agar mendapat tempat di hati para penonton mungkin
kedepan makhluk hidup akan tergesr di dunia hiburan diganti dengan
makhluk mati. Benar juga komentar dari salah seorang anggota LSF yang
kalimatnya seperti ini,"Ini cerminan betapa konyolnya budaya kita di
mana orang yang hidup sudah tidak bisa memberi hiburan sehingga tugas
memberi hiburan itu diserahkan kepada hantu-hantu.” (ketawa gue
bacanya).

Beberapa kali menonton film hantu dan hanya satu
pendapat saya mengnai film hantu nasional, gak ada serem-seremnya alian
gak menakutkan. Bukannya sok berani tapi ini memang kenyataan yang
saya rasa ketika melihat film hantu.

Mungkin bagi sebagian
penonton hantu itu menyeramkan tapi tidak bagi saya untuk hantu
Indonesia dalam tanyangan sebuah film. Malahan lebih terkesan lucu dan
mengada-ada bahkan tidak masuk akal. Apa karena temanya hantu jadi
tidak perlu menggunakan akal? Namanya juga dunia gaib.

Apa yang
menyebabkan film hantu Indonesia tidak begitu menyeramkan bagi saya?
Pertama model hantunya. Umumnya dalam fimla hantu kita sosok hantu
digambarkan oleh sosok seorang perempuan (sepertinya belum pernah
nonton film hantu yang hantunya cowok), berambut panjang, berpakaian
putih dan berwajah dengan make up putih juga. Klasik, tapi apa karena
seringnya hantu di kita seperti ini penampakannya? Hantu perempuan
mungkin dipilih karena ada unsur lain di belakangnya atau seperti ada
komoditas tertentu sebagai pendongkak sebuah film.

Kedua, tata
musik film hantu kurang greget. Beneran, bagi saya belum ada yang
benar-benar mencekam. Padahal tata musik mempunyai peranan besar bagi
hidupnya sebuah adegan dalam film. Sebagus apapun akting hantu yang
dimainkan dan seseram apapun sosk hantunya kalau tata musiknya biasa
saja percuma.

Ketiga, yang membuat filma hantu menjadi kurang
menyeramkan karena tergeser oleh unsur seks yang lebih ditonjolkan
untuk mengangkat film horor. Misal sebuah judul film Kain Kafan
Perawan. Penekanan film hantu ini bukan pada kain kafan yang identik
dengan mayat melainkan pada kata perawannnya. Suster Keramas, pasti
dalam benak penonton akan banyak adegan wanita mandi dalam film ini
karena hantunya doyan mandi dan keramas. Makanya yang menjadi sosok
hantu dipilih wanita karena unsur seksnya lebih kuat. Makanya tidak
heran yang menjadi sosok hantu seringnya itu-itu juga.

Pada
sebuah kesempatan saya sempat menonton sebuah film horor buatan negeri
barat. Kalau tidak salah judulnya Drag Me to Hell. Dari awal sampai
akhir sosok hantunya tidak ditayangkan namun film ini mampu membuat
suasana yang mencekam dan menakutkan. Sangat berbeda sekali. Yang satu
sosok hantunya selalu muncul tapi tidak menyeramkan dan yang satu lagi
tidak muncul tapi bisa membuat mencekam. Padahal tempat kita terkenal
dengan dunia klenik dan perhantuan lho...

Sebagai penikmat film
kiranya bolehlah menuntut perbaikan dalam beberapa sisi untuk menaikan
mutu film sehingga penonton pun tidak merasa rugi dengan harga tiket
yang dibelinya. Mencoba mengemas dengan ide cerita yang lebih kreatif
dan kualitas yang lebih ok lagi tidak hanya mengejar sisi komersial
dengan lebih menonjolkan sisi seksualitasnya ketimbang tema film itu
sendiri.

Tapi terlalu banyak film bertemakan hantu pun menjadi
hal yang kurang baik untuk edukasi. Seperti pencekokan isi kepala yang
membuat logika berfikir masyarakat menjadi menurun. Sebaiknya pula
film-film bertemakan hantu dibatasi atau diseleksi ketat tema mana yang
layak tayang. Tapi melanggar HAM gak ya?

__________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
3.

Jika Saja Aku Memaknainya Sebagai Tantangan

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Sun Mar 28, 2010 6:50 pm (PDT)



*Jika Saja Aku Memaknainya Sebagai Tantangan*

Dear Prens, apa kabar dikau? Pastinya dengan membaca ini, dikau adalah
manusia istimewa yang terus memompa semangat untuk mengejar impian dan
cita-cita. Semoga hari demi hari, dikau makin mendekat kepada keduanya.

Berikut ini adalah sebuah cerita metafora yang inspiratif, yang bisa dikau
jadikan sebagai penyemangat hari-harimu. Semoga bermanfaat.

Masyarakat Jepang, dikenal sangat menyukai ikan. Ikan segar tepatnya. Ikan
adalah menu makanan mereka sehari-hari. Dengan fenomena ini, maka para
pelautnya terus membuat kapal penangkap ikan yang makin besar dan makin
besar lagi, sehingga mereka bisa berlayar makin jauh dan makin jauh lagi
untuk menangkap ikan.

Semakin jauh para nelayan itu pergi, semakin lama pula perjalanan kembali
untuk membawa ikan pulang ke kampung halaman. Jika perjalanan itu melebihi
batas waktu yang normal, maka ikan-ikan yang mereka bawa pulang, akan sampai
ke konsumen dalam keadaan sudah tidak segar lagi.

Dengan pengalaman yang mungkin ribuan tahun, masyarakat Jepang sangat peka
dan pandai dalam membedakan mana ikan yang masih segar dan mana ikan yang
sudah layu. Dan sebagaimana kita pada umumnya, mereka juga tidak menyukai
ikan yang sudah tidak segar lagi.

Menghadapi masalah ini, para nelayan dan perusahaan perikanan memasang
freezer (mesin pembeku) di kapal-kapal mereka. Dengan kemajuan ini, mereka
bisa berlayar dan menangkap ikan di tempat-tempat yang lebih jauh lagi, dan
bisa membawa pulang ikan dalam keadaan tetap segar.

Namun ternyata, masyarakat Jepang memang benar-benar piawai dalam soal cita
rasa ikan. Tetap saja, mereka bisa membedakan mana ikan yang dibekukan dan
mana ikan yang benar-benar masih segar.

Apa yang dilakukan oleh nelayan dan perusahaan perikanan, menyikapi fenomena
yang berdampak pada turunnya harga ikan mereka ini?

Mereka kemudian memasang tangki-tangki penampung ikan di kapal-kapal mereka.
Mereka menangkap ikan dari tempat yang jauh, menyimpannya di dalam tangki,
dan kemudian membawanya pulang ke kampung halaman dalam keadaan tetap hidup.

Solusi menggembirakan ini ternyata tidak bertahan lama. Orang kampung
halaman ternyata masih bisa merasakan bahwa ikan-ikan yang mereka bawa
pulang tetap berbeda dan kurang segar dibandingkan dengan ikan-ikan yang
baru saja ditangkap. Bagaimana ini bisa terjadi?

Ikan-ikan yang mereka tangkap dan cemplungkan ke dalam tangki penampung,
ternyata menjadi lebih banyak *diam *tak berapa lama setelah berada di dalam
tangki. Dan ikan-ikan ini, bisa berhari-hari *pasif *tanpa gerakan
*lincah *sebagaimana
yang biasa mereka kerjakan di laut lepas. Ikan-ikan itu memang tetap hidup
sampai di kampung halaman, tapi entah mengapa masyarakat konsumen tetap bisa
membedakannya dari ikan yang benar-benar segar. *Diam dan lebih pasif* ini,
ternyata membuat ikan-ikan itu *kehilangan* kesegarannya.

Lantas, bagaimana lagi para nelayan dan perusahaan perikanan menyikapi
persoalan ini? Berbagai solusi profesional dan hi-tech yang ditawarkan,
ternyata berbiaya tinggi alias mahal. Dan ternyata, solusi terbaiknya muncul
dari *fenomena alam* sendiri.

Para nelayan dan perusahaan perikanan menceburkan seekor ikan hiu pemangsa
ke dalam setiap tangki hasil tangkapan mereka. Beberapa ikan akan
benar-benar menjadi mangsa sang hiu. Tapi ada lebih banyak ikan yang
berhasil bertahan hidup, dengan *struggle* dan *tetap bergerak* lincah!

Setelah menempuh perjalanan yang lama, ikan-ikan itu akhirnya sampai di
kampung halaman. Tapi kali ini, masyarakat di kampung halaman benar-benar
puas, karena ikan hasil tangkapan mereka benar-benar terasa segar, persis
seperti ikan yang baru saja diambil dari laut lepas.

Ya Prens, tantanganlah yang bisa memberi hasil paling baik. Hasil terbaik
akan bisa dikau capai, hanya jika dikau benar-benar *menyambut tantangan*.
Tantanganlah yang sesungguhnya membuat dikau tetap bergerak. Dan *tetap
bergerak* adalah tanda bahwa dikau benar-benar hidup. *Hukum alam* ciptaan
Tuhan telah menentukan, bahwa mereka yang hidup dan bergeraklah yang *pantas
* untuk hasil yang lebih baik. *Mereka yang hidup dan bergeraklah* yang akan
mendapatkan hasil yang *paling baik*.

Prens, jika dikau sedang dirundung masalah, terkendala atau terhambat oleh
situasi dan keadaan, sedang kekurangan atau menghadapi berbagai persoalan,
dihadapkan pada problem-problem pelik kehidupan, atau merasa tak kunjung jua
berhasil mencapai apa yang dikau inginkan; bisakah dikau, maukah dikau,
menyikapinya dan menyambutnya sebagai *tantangan*?

*Sumber: Tips for success.*

*Note:*
*Seminar "The Law Of Attraction"
Fisik Mengejar, Pikiran Menarik (Impian dan Cita-cita)*
*Murah meriah* plus *dinner*, hanya Rp 25.000,- !!!
Selasa, 30 Maret 2010
18.30 - 21.30 WIB (setelah Maghrib s.d. selesai)
Rumah Makan Puti Minang, Bintaro Sektor V, Bintaro Jaya
Info: http://bit.ly/dAbYPx

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305
4.

(Artikel) 7 Kebiasaan yang membuat hidup menjadi Kaya

Posted by: "arifin yoshodharmo" arifiny2567@yahoo.com   arifiny2567

Sun Mar 28, 2010 11:44 pm (PDT)



Selamat pagi, sahabatku semuanya. Tetaplah semangat dalam melakukan aktifitas kalian, kelak kesuksesan bisa dapat diraih asalkan ada tekad, kemauan yg kuat dan saya yakin kalian bisa berhasil.

1. Kebiasaan mengucap syukur

Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahwa agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yg baik, tapi juga dalam kesusahan & hari-hari yg buruk. Ada rahasia besar di balik ucapam syukur yg sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yg buta & tuli sejak usia dua tahun, telah menjadi orang yg terkenal & dikagumi di seluruh dunia. Salah satu ucapannya yg banyak memotivasi orang adalah, "Aku bersyukur atas cacat-cacat ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku." Memang sulit untuk bersyukur, namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri berkat, kesehatan, keluarga, sahabat, dan sebagainya. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan & situasi yg buruk.

2. Kebiasaan berpikir positif

Hidup kita dibentuk oleh apa yg paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yg positif. Ciri-ciri dari pikiran yg positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yg sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yg positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan & lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.

3. Kebiasaan berempati

Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yg dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. Orang yg empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya & menangkap motif di balik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan & dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yg empati. Misalnya, jadilah pendengar yg baik, belajarlah melakukan yg Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dan sebagainya.

4. Kebiasaan mendahulukan yang penting

Pikirkanlah apa saja yg paling pentin, dan dahulukanlah. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yg tidak penting sementara hal-hal yg penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yg penting & mana yg tidak penting, kebiasaan mendahulukan yg penting akan membuat Anda efektif dan produktif juga meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.

5. Kebiasaan bertindak

Bila Anda sudah mempunya pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yg hendak dicapai & sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yg harus dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk menghargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yg gagal dalam hidup karena hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.

6. Kebiasaan menabur benih

Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan pada waktunya Anda akan menuai yg Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih 'kebaikan'. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.

7. Kebiasaan hidup jujur

Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yg utuh, bahkan bisa merusak harga diri & masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.

"Ideas are only seeds, to pick the crops needs perspiration. Gagasan-gagasan hanyalah bibit, menuai hasilnya membutuhkan keringat."
Sent from BlackBerry® on 3
________________________________
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!

__________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
5.

Artikel:  Kapan Harus Membuka Dan Menutup Pintu Hati Kita?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Mar 28, 2010 11:48 pm (PDT)



Artikel: Kapan Harus Membuka Dan Menutup Pintu Hati Kita? 
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Tentu kita masih ingat tentang frase ’membuka pintu hati’. Pernyataan ini tidak hanya berlaku untuk urusan menerima atau menolak kehadiran seseorang dalam hidup kita. Melainkan untuk hal apapun yang melibatkan perasaan hati. Atau segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan. Hingga tindakan yang akan kita ambil sebagai respon terhadap suatu keadaan. Hati kitalah yang menentukan apakah kita mengalah, atau melawan. Hatilah yang menentukan apakah kita akan mendendam atau memaafkan. Lebih dari itu, hatilah yang menentukan apakah kebaikan yang kita lakukan itu bernilai pahala dimata Tuhan atau sekedar tebar pesona dihadapan sesama manusia.   
 
Ketika tiba di rumah sore itu, saya mendapati sebuah kejanggalan. Pintu kamar saya tidak berdiri tegak sebagaimana biasanya. Jadi, pasti ada sesuatu dengan pintu itu. Benar saja. Tiang kusen tempat lazimnya sang pintu menempel jebol. Bagaimana bisa begitu? Ternyata bagian dalam tiang kusen itu keropos digerogoti oleh rayap. Padahal bagian luarnya terlihat baik-baik saja. Sama sekali tidak menujukkan kalau tiang kusen itu sedang menderita ’luka dalam’ yang begitu serius. Gara-gara kejadian itu, pintu kamar kami tidak bisa ditutup sampai seorang tukang kayu tuntas memperbaikinya dua hari kemudian.
 
Selama pintu kamar itu tidak bisa ditutup, saya bertanya dalam hati; mengapa sih pintu harus ditutup? Tanpa kita sadari, keberadaan pintu merupakan wujud ekspresi bahwa pada dasarnya kita tidak ingin sembarangan orang memasuki rumah atau ruangan-ruangan khusus yang kita miliki. Pendek kata, pintu merupakan bagian dari proses pertahanan diri yang sangat kita andalkan. Ini berlaku dalam pengertian fisik, maupun mental. Bayangkan saja, seandainya kita tidak bisa menutup pintu rumah kita. Sembarangan orang bisa lalu lalang melintasinya. Padahal, tidak semua orang memiliki itikad yang baik ketika memasuki rumah orang lain. Dalam konteks abstrak, pintu hati memainkan peranan untuk mencegah agar segala sesuatu yang kurang berkenan bagi kita tidak bisa memasuki relung hati. Jika kita tidak pernah menutupnya, maka segala sesuatu bisa memasukinya tanpa kendali. Maka, jadilah kita orang yang terombang-ambing oleh sistem nilai apapun yang datang dari luar. Padahal,
belum tentu segala hal yang datang dari luar itu baik adanya bagi kita. Jika pengaruh dari luar itu malah menyakiti hati kita, mengapa kita mesti mengijinkannya masuk juga?
 
Bagaimana jika pintu rumah kita sama sekali tidak bisa dibuka? Tentu bukan kepatuhan semacam itu yang kita harapkan dari sang pintu. Sebab, meskipun pintu itu harus cukup tangguh untuk mencegah masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan; dia juga harus sigap untuk membuka saat orang-orang yang pantas masuk membutuhkan akses. Persis seperti jiwa kita. Meskipun kita tidak ingin sistem nilai sembarangan masuk kedalamnya, tetapi ada banyak hal lain yang justru harus masuk kedalam sanubari kita. Karena, ada banyak penyemangat hidup dari luar yang bisa membesarkan hati. Dan ada banyak sistem nilai yang patut kita adopsi. Jika pintu hati kita juga tetap tertutup untuk hal-hal positif semacam itu, maka kita tidak akan pernah bisa meningkatkan nilai hidup.
 
Pertanyaannya sekarang adalah; bagaimana seandainya pintu rumah kita hanya terbuka bagi orang-orang yang berniat buruk, dan tertutup bagi orang-orang yang berniat baik? Tentu rumah kita akan menjadi tempat pertemuan para penjahat. Tidak mustahil jika kemudian para penjahat itu malah bersarang didalam rumah. Sehingga, cepat atau lambat kita juga akan berubah ikut menjadi jahat. Jika kita tidak ingin terlibat menjadi jahat, kita harus segera minggat. Padahal, itu rumah kita lho. Pertanyaan selanjutnya adalah; bagaimana seandainya pintu hati hanya terbuka bagi sistem nilai yang buruk, dan tertutup bagi nilai-nilai yang baik? Bukankah lama kelamaan hati kita akan menjadi sarang bagi biang dari segala keburukan? Padahal, kita bisa minggat dari rumah kita; tapi tidak bisa lari dari hati kita.
 
Ya. Ini cuma sekedar teori. Tetapi, mari kita coba melihat realitasnya sehari-hari. Mulailah dengan menanyakan kepada diri sendiri; apakah kita dapat dengan mudah menerima nasihat-nasihat baik, dan sulit untuk menerima sentimen-sentimen atau hasutan negatif? Jika demikian, pasti pintu hati kita berfungsi dengan baik. Ketika hati kita dipenuhi oleh niat baik, perilaku kita juga akan semakin baik. Pertanyaan sebaliknya; apakah kita lebih mudah menerima energi negatif, dan sering mengabaikan  bunyi-bunyi kecil yang mengalunkan himbauan bisik suci? Jika demikian, pastilah pintu hati kita tidak berfungsi dengan baik. Ketika hati kita dipenuhi oleh niat buruk, sikap dan perilaku kita juga akan semakin buruk.
 
Pintu hati juga berperan dalam menyeleksi energi positif dan energi negatif. Contoh ekstrimnya begini. Jika ada orang yang menampar Anda. Setelah itu, dia memberi Anda uang satu juta rupiah. Mana yang akan anda ingat paling lama; tamparannya dipipi anda, atau uang satu juta rupiah yang diberikannya? Jika atasan anda memberikan pekerjaan yang sangat berat, serta menuntut anda dengan tugas menyebalkan ini-itu . Lalu, diakhir tahun anda mendapatkan kenaikan gaji double digit. Anda lebih mengingat ’perlakuan menyebalkan’ dari atasan anda atau kenaikan gaji Anda yang sudah susah payah diperjuangkannya kepada managament?
 
Jika kita dikecewakan oleh seseorang, kita sering terus mengingat kekecewaan itu sepanjang hidup kita. Tetapi, jika seseorang melakukan kebaikan pada kita, maka kita dapat melupakan kebaikan orang itu hanya dalam hitungan hari saja. Kita sering lupa bahwa seseorang telah berbuat baik pada kita. Kita lebih sering menerima sugesti berisi komplain kepada pekerjaan daripada berucap syukur sekalian mengatakan; ”Tuhan, terimakasih bulan ini Engkau telah kembali memberi kami rezeki yang halal lagi baik.” Kita lebih mudah mengingat peristiwa-peristwa yang mengecewakan di kantor daripada pelajaran-pelajaran penting yang kita peroleh dari ruang-ruang training.
 
Begitu banyak bukti yang menunjukkan bahwa kita sering keliru memerintahkan sang pintu hati untuk membuka dan menutup. Seharusnya, pintu hati kita tertutup untuk sifat dendam sehingga kita bisa menjadi manusia pemaaf. Kita boleh terus mengingat perilaku buruk orang lain kepada kita. Tujuannya, untuk menjaga diri agar jangan sampai orang itu dapat dengan mudah memperlakukan kita tanpa sopan santun dan kepantasan tindakan. Bukan untuk memelihara dendam. Sebab, ketika kita memeliharan dendam; seolah kita tidak percaya bahwa Tuhan akan memberikan balasan yang sepadan.
 
Seharusnya, pintu hati kita terbuka kepada nilai-nilai kebaikan sehingga semakin hari, kita bisa menjadi manusia yang semakin baik. Kita boleh mengambil sebanyak mungkin sistem nilai yang baik. Sehingga kita mempunyai begitu banyak referensi untuk menjadikan jiwa kita semakin baik. Tujuannya, untuk memberi diri kita berbagai alternatif sehingga semakin mudah untuk melakukan kebaikan. Jika kita tidak bisa melakukan kebaikan yang ini, masih ada refensi kebaikan lain yang itu. Jika kita tidak bisa membantu dengan materi, misalnya; maka kita bisa meringankan dengan kalimat-kalimat penghiburan.
 
Apakah ada orang yang menutup pintu hatinya untuk hal-hal positif? Banyak. Bahkan, bisa jadi kita juga demikian. Buktinya, betapa sering kita mencibir saat seseorang menyeru kita untuk menjauhi sifat curang? Betapa seringnya kita mengabaikan hibauan untuk menjalankan amanah yang kita emban dengan sebaik-baiknya, bukan malah mengkhianatinya. Dan betapa banyak pelajaran berharga yang disampaikan oleh seorang teman, namun kita meresponnya dengan mengatakan; ’apa urusan elu?’
 
Selama dua hari itu, kami tidak bisa leluasa melakukan aktivitas didalam kamar. Saat itu, seolah kami tengah disadarkan bahwa pintu merupakan sebuah komponen penting dalam hidup kita. Karena pintu bisa mencegah masuknya nilai-nilai buruk kedalam diri kita. Dan pintu harus mampu menjadi akses sesuatu yang baik untuk kebaikan hidup kita. Dengan kata lain, pintu hati kita harus bisa terbuka untuk memberi jalan masuknya kebaikan kedalam hati, sekaligus menjadi jalur pembuangan sifat-sifat buruk yang kita miliki. Lebih dari itu, pintu hati kita juga harus bisa kita tutup supaya tidak sembarangan sistem nilai buruk mempengaruhi diri kita. Sekaligus menjaga agar jangan sampai sifat-sifat baik yang kita miliki berceceran.
 
Apakah sifat baik kita bisa berceceran? Bisa. Karena, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Itulah sebabnya, sewaktu masih kecil; kita semua adalah manusia-manusia yang berhati tulus. Berpandangan positif. Berpikiran jernih. Berniat baik. Namun, setelah beranjak dewasa kita sering bertingkah sebaliknya. Seolah kita tidak pernah memiliki sifat-sifat baik itu dimasa lalu. Padahal, seperti yang pernah disampaikan oleh guru mengaji saya sewaktu kecil;”Tuhan telah mengilhamkan kepada setiap jiwa nilai-nilai kebaikan dan keburukan. Beruntunglah orang yang mensucikannya. Dan merugilah orang-orang yang mengotorinya.” Bersih dan kotornya jiwa seseorang sangat ditentukan oleh baik dan buruknya sesuatu yang keluar masuk kedalam hatinya. Sedangkan baik atau buruknya sesuatu yang masuk kedalam hati seseorang, sangat ditentukan oleh fungsi pintu hatinya.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Learning Facilitator  of “Fundamental Leadership Development” Program
http://www.dadangkadarusman.com/  
 
Catatan Kaki:
Membuka pintu hati agar hal-hal baik bisa masuk sama pentingnya dengan membukanya untuk membuat sifat-sifat buruk keluar darinya.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul ”Belajar Sukses Kepada Alam” versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: