Selasa, 23 Maret 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3014

Messages In This Digest (10 Messages)

Messages

1.

salam kenal dari MAPTB

Posted by: "Masyarakat Anti Program Televisi Buruk" dukung.maptb@yahoo.co.id   dukung.maptb

Mon Mar 22, 2010 6:49 pm (PDT)



Salam untuk teman-teman di milis,

Kami adalah Masyarakat Anti Program Televisi Buruk (deskripsi singkat mengenai kami bisa dilihat di maptb.wordpress.com).

Kami
melihat bahwa aktivitas kami cukup sejalan dengan apa yang dilakukan di milis ini.. Ke
depannya, selain ingin membangun jaringan, kami memohon ijin untuk
secara berkala mengirimkan kabar/artikel mengenai kami dan televisi.
Semoga hal ini tidak mengganggu aktivitas milis ini. Jikalau menganggu,
harap kiranya memberitahu kami.

Selain itu, kami ingin mengajak teman-teman untuk bergabung di milis kami. Caranya, cukup kirim email kosong ke maptb-subscribe@yahoogroups.com (maptb-subscribe[at]yahoo.com). Di milis ini kita akan sama-sama mendiskusikan dan memerangi tayangan buruk televisi.

Terima kasih.

Salam hangat,
Masyarakat Anti Program Televisi Buruk
http://maptb.wordpress.com

Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
2a.

[Mohon Doanya] Jangan Cabut Nyawa Ibuku!

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Mon Mar 22, 2010 6:49 pm (PDT)





Jangan Cabut Nyawa Ibuku!Fiyan Arjun

Empat hari sudah Nyak—biasa kupanggil dirinya terbaring di atas
pembaringan. Tak berdaya. Kesakitan. Menahan sakitnya yang makin ia rasakan.
Hingga membuat ia tak kuasa untuk menahan sakit yang ia derita. "Aduh…aduh…,"
begitu ia menceracau menahan sakitnya.

Empat hari sudah ia begitu. Tak berdaya. Kesakitan. Dan tak jarang makan
pun tak mau. Lama makin lama pun tubuhnya ikut menyusut—dengan ditambah
tubuhnya yang kecil. Seakan penyakit yang diderita menggeroti dirinya. Dan
begitu ia rasakan! Lalu aku bisa apa?

Ya, aku bisa apa? Itulah jawaban
dalam diriku!

Seperti tulisan yang aku tulis saat ini ibuku masih dalam pembaringan.
Masih menahan sakitnya. Aku sebagai anak lelakinya melihat keadaan seperti itu
sungguh aku tak kuasa. Terlebih ketika ia seringkali bergumam," aduh..aduh…!"
Sungguh aku tak berdaya. Tak kuasa untuk melihatnya lebih lanjut. Benar-benar
memilukan adegan yang kutangkap di mata minusku ini. Ibu satu-satunya. Orang
yang aku kasihi sekaligus tempat berbagai gundah kini tak berdaya. Melihatku
pun ia semakin kabur. Yang ada hanya sebuah rasa sakit yang terbias di kelopak
mata tuanya….Tuhan jangan cabut nyawa
ibuku!

"Kalau Nyak nggak ada  Nyak jaga
diri lu ya baik-baik. Nyari kerja yang benar. Soal kuliah biarlah, kalau bisa
lu lanjutin kalau tidak bisa  ya lu nyari
kerja aja yang benar. Jangan berselisih melulu sama adik lu." Ucap saat aku ada
dihadapannya. Ia memberikan sesuatu untukku. Entah itu wasiat atau nasehat
lagi-lagi aku tak bisa menalarnya. Antara kesedihan dan rasa takut ditinggalnya
telah menyatu dalam diriku. Dan aku tak bisa berbuat apa-apa.

Aku dengar baik-baik perkataannya walau rasa hatiku ngilu. Miris. Tak
dapat aku katakan lagi. Tuhan apa nyawa
ibuku sampai disini!

Aku terus bergumam. Dalam hati aku terus berdoa agar ibuku cepat diangkat
sakitnya. Dan kalau bisa aku rela penyakitnya digantikan olehku. Apalah aku
sampai saat ini aku belum bisa membahagiakannya. Kerja belum dapat yang
sebenarnya. Kuliah butuh biaya yang besar lagi. Di tambah separuh dien-Nya pun
belum aku tunaikan. Itulah yang masih bergelayut di pundakku. Tanggung jawabku
sebagai seorang lelaki—serta calon suami nantinya. Jadi sebelum aku mendapatkan
itu semua biarlah aku saja yang menderita, Tuhan! Itulah hati kecilku berkata.
Karena aku tak ingin ditinggalkan oleh ibuku!

***

"Nyak udah minum obat belum? Jangan lupa di minum obat dari klinik. Biar
Nyak cepat sembuh!"

Begitulah setiap kali kakak perempuanku memperingatinya saat ia melihat
ibuku di pembaringan. Tak berdaya. Kesakitan. Yang ada hanya airmata yang bisa
ia hadiahkan untuk kami; anak-anaknya.

Pun begitu dengan aku.

Aku pun tak bosan-bosannya memberikan semangat untuknya. Untuk semangat
bangkit dari penyakitnya. Agar aku bisa melihatnya kembali pulih seperti
sediakala. Dan aku tak ingin ia bersedih sekaligus merintih karena sakitnya.
Aku tak ingin!

Ya, aku tahu firman-firman-Mu yang tersirat itu. Jika memang demikian,
jika penyakit yang diderita ibuku agar dosa-dosanya terhapuskan aku rela. Rela.
Dan rela. Pun kalau bisa aku rela mengantikannya…Karena aku sayang ia, ya
Tuhan. Sayang! Sayang sekali. Sebab Ia-lah orang yang paling mengerti diriku
sekaligus memahami siapa diriku. Dan karena itu aku hanya meminta kepada-Mu ya
Tuhan. Hanya satu. Ya, hanya satu. Tolong jangan cabut nyawa ibuku itu! Kalau
kau ingin mencabutnya, cabut saja nyawaku![]

 

Ulujami—Jakarta,
22 Maret 2010

Dalam kenestapaan dan kedukaan!FB:bujangkumbang@yahoo.co.id

 

Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
3.

[Karyaku] Masih Mau Menunggu?

Posted by: "deesiey" deesiey@gmail.com   deesiey

Mon Mar 22, 2010 6:50 pm (PDT)



Hari ini, eh tidak hanya hari ini. Sudah dari beberapa hari lalu aku
mendapatkan undangan untuk ikutan *Earth Hour* pada tanggal 27 Maret 2010
nanti.
Tahu nggak *Earth Hour* itu apa?
Ituu lhoo, sebuah hari dimana bersama-sama serentak di seluruh dunia
mematikan lampunya selama 1 jam di hari itu. Kebetulan waktu yang disepakati
adalah pukul 21.30 - 22.30
Aku pun dengan semangat mengirimkannya ke beberapa teman-temanku.
Waah ini gerakan yang sangat positif, dalam benakku.

Cuma seperti ada yang nyentil, ada yang nyeletuk kepadaku.
*"Peduli sama bumi, kok cuma tanggal 27 saja sih?"*
GUBRAKS! Seakan disambar petir, aku merasa sangat malu.

Bener juga ya...
Kenapa harus menunggu hari tertentu?
Kenapa harus menanti waktu tertentu?
Seharusnya dengan ada event *Earth Hour* itu menjadi pencetus.
Bukan hanya event semata. Yang begitu selesai sudah...terlupakan...

Bukankah kerusakan terus berjalan tanpa menunggu?
Bukankah bumi terus menanti kapanpun kita bisa lebih peduli?
Air akan tetap tercemari mau itu hari senin, selasa, rabu ataupun kamis.
Es akan terus mencair mau itu tanggal merah atau hari kerja.

Tik tok tik tok!
Ibarat waktu yang tak akan pernah mau terhenti, biarpun baterai jam sudah
habis.
Begitu pula dengan yang terjadi pada bumi.
Tik tok tik tok!
Semakin tua, semakin renta.
Semakin melemah, semakin harus dijaga dan disayang.

Jadi..masih mau menunggu?

Kenapa nggak mulai dari hari ini? Jam ini? Menit ini? Atau mungkin...detik
ini?

Masa...pedulinya nunggu tanggal 27 sih?
Dan sesudah itu? Bagaimana doong?

23 Maret 2010
Menjelang *Earth Hour* yang tidak bersalah :D

--
http://sampiran.blogspot.com/
4.

(Inspirasi) Tiba-Tiba Tersadar : Terlalu Terlambat !

Posted by: "~ Made Teddy Artiana ~" made.t.artiana@gmail.com

Mon Mar 22, 2010 6:50 pm (PDT)



*Tiba-Tiba Tersadar : Terlalu Terlambat !
*oleh Made Teddy Artiana, S. Kom
(company profile developer)

*�Nobody can go back and start a new beginning, but anyone can start today
and make a new ending.� ~Maria Robinson
*
Kakekku pernah mengatakan ini padaku.
�Selama kita masih diberi umur dan kesehatan oleh TUHAN, bekerjalah sekeras
mungkin, menabung sebanyak mungkin dan berbuat sebaik-baiknya untuk diri
sendiri dan orang lain. Karena waktu bukan sesuatu yang tidak terbatas�.

Dan kini, dalam perjalanan meeting ke rumah client kami, aku bertemu
perwujudan nyata dari hal-hal tersebut.

Peristiwa pertama yang kutemui adalah seorang tua, dengan topi dan kemeja
lusuh -yang sudah sangat pantas dijadikan lap kotor- bersandal jepit kumal
keriting, berdiri dipersimpangan jalan. Mengatur lalu lintas dan berharap
belas kasihan uang receh sebagai imbalannya. Polisi gopek.

Kemudian, seorang tua renta �kali ini jauh lebih tua dari yang pertama tadi-
dengan mata kiri yang cacat, berpakaian tukang parkir berjalan mendekat
kearah mobil ku. Sebenarnya, sedari tadi orang ini sudah menarik
perhatianku. Betapa tidak, dalam usia seperti itu bekerja sebagai tukang
parkir. Setiap hari berkeliaran dipinggir jalan aspal, dibawah terik
matahari membakar, berselimut debu dan asap dari mulut knalpot seantero
kendaraan di Jakarta. Mungkin karena sudah terbiasa, ia tidak terlalu peduli
dengan keadaannya itu. Tetapi bagi ku pribadi ini adalah pemandangan keadaan
dibawah standard kemanusiawian. Orang tua seperti dirinya seharusnya sudah
beristirahat dirumah bersama anak cucu tercinta. �Ya ampun, biar Pak, nggak
usah��, kataku sambil bergegas setengah berlari kearahnya. Orang tua itu
menggenggam handle pintu mobil, dan berniat membukakannya bagiku. Aku
menyentuh tangan-tangan keriput berdebu dengan hiasan urat-urat kasar
disekelilingnya.

�Pak, anak atau cucu bapak dimana ?�, tanyaku tak sabar lagi.

Ia tersenyum ramah lalu menunduk. Sesaat terdiam, sementara aku tetap
menunggu jawabannya tak mau beranjak. Akhirnya wajah itu terangkat, kini
matanya diselimuti air, sementara pundak-pundak tua itu tampak bergetar. Ia
menangis. �Ada..�, jawabnya lirih. Sekarang rasa haru menyelimuti dadaku.
Mungkin pertanyaan penasaran dariku membuka kembali luka dan menjadi terlalu
berat untuk dicarikan jawabannya.

�Ya sudah Pak..tak perlu diceritakan�, ujarku selembut mungkin, tak ingin
menyiksanya terlalu lama. Setelah membayar parkir, aku segera berlalu sambil
membisikkan sebuah doa baginya, TUHAN menyertaimu.

Kini setibaku di rumah client kami, pemandangan kontraspun terhampar didepan
mata.

Seorang bapak -pemilik sebuah perusahaan minyak ternama, dengan lima orang
anak, dirumah mereka yang elegan, tak lupa seorang sopir, pengawal dan mobil
mewah yang siap mengantar kemanapun ia akan pergi-tengah membagi-bagikan
uang lima puluh ribuan kepada cucu-cucunya, berjumlah tujuh orang dan
beberapa lembar seratusribuan kepada beberapa orang keponakan beliau. Ada
dua cucu beliau, mungkin karena masih kecil untuk mengerti angka limapuluh
ribu, tidak terlalu menggubris pemberian eyang mereka, meletakkan dengan
sembarang uang itu, lalu asyik berkejar-kejaran dengan cucu yang lain.

�Biasa Mas Made, mereka belum ngerti uang, biasanya sih saya memberikan
hadiah kecil buat mereka. Tapi tadi saya lupa, biar bapak ibunya aja yang
beliin buat dia�, ujar beliau sambil tersenyum.

Jelas laki-laki ini begitu terhormat dan berada dalam status sosial dan
kualitas hidup beratus-ratus tingkat diatas kedua lelaki yang kuceritakan
sebelumnya diatas.

Apakah hidup melakukan sebuah kekeliruan ? Apakah TUHAN yang salah
menempatkan sebuah kemuliaan ? Ataukah kita �para manusia ini- yang tidak
tahu menghormati betapa mulianya diri kita, dan betapa berharganya hidup ini
?

Kesaksian orang-orang mulia, bijak dan kaya menunjukkan tidak adanya
kesalahan dalam hal-hal tersebut. Bahwa hidup sudah diprogram sedemikian
rupa untuk hanya memberikan kemuliaan hanya kepada mereka yang hidup
didalamnya. Bahwa hidup hanya akan merekam lalu mengembalikan apa saja yang
kita berikan kepadanya. Bahwa TUHAN dengan segala keagungan dan keadilannya
selalu saja mengganjari setiap orang menurut kesucian tangan dan hidup
mereka. Dan bahwa manusia itu sedari awal adalah berharga dan mulia
dimata-NYA. Kita terlalu dicintai-NYA.

Hanya saja banyak diantara kita dulu merasa terlalu perlu menghormati diri
dan hidup ini, mungkin karena merasa terlalu muda, terlalu tampan, terlalu
sexy, terlalu exist, terlalu asyik dengan hal-hal yang tidak memuliakan diri
kita, lalu kemudian tiba-tiba tersadar disuatu pagi, dan menemukan segalanya
sudah terlambat. Terlalu terikat kebiasaan buruk, terlalu berpenyakit untuk
menikmati hidup, terlalu miskin untuk memberi, terlalu banyak masalah untuk
sekedar bernafas, terlalu tua, terlalu lemah, terlalu terlambat.

*Sungguh setiap orang jika diletakkan dalam jajaran waktu adalah merugi.*

Memang benar ada peribahasa : manusia berencana, TUHAN menentukan. Namun ada
benarnya juga jika kita sadar, bahwa rencana-rencana mulia TUHAN tidak akan
terwujud pada hidup kita, jika kita menolak menjalankan rencana-rencana-NYA.
Karena TUHAN bukan lah diktator, yang kemudian merebut paksa �kebebasan
bersikap� yang IA berikan pada kita.

Seandainya saja kita menuruti-NYA. Ya, seandainya saja kita menurut.

--

*what a wonderfull journey !!!*
*MTA*
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com/
5a.

(Catcil) Dahsyatnya Penulis Hebat

Posted by: "Yons Achmad" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Mon Mar 22, 2010 7:21 pm (PDT)



*Dahsyatnya Penulis Hebat*

*:yons achmad**

* *

*Bagaimana caranya menjadi penulis?*

*Berhentilah bertanya, dan mulailah menulis*

(Anonim)

BOMBASTIS. Mungkin kedengarannya begitu. Tapi tunggu dulu. Yang bombastis
kan tak selamanya buruk. Yang bombastis memang kerap membuat hati membara,
membakar bahkan membuat gemas saja. Namun, untuk sesuatu yang baik rasanya *
kok* malah bermanfaat. Seperti, pada akhir pekan saya bersyukur (Puji
Tuhan), berkesempatan merampungkan buku menarik berjudul �Cara Dahsyat
Menjadi Penulis Hebat� Karya Jonru, pendiri situs penulis lepas dan pemilik
Sekolah Menulis Online (SMO).

Kalau boleh tak bohong, buku ini berhasil membuat hati saya membara,
terbakar. Lalu saya merasa begitu bersalah. Selama ini, saya memang
*sok*bergaya menyebut diri sebagai penulis tapi belum ada capaian yang
membanggakan. Masih terlampau malas menelorkan kata. Lebih banyak membual
dan ceracau tak jelas dari pada tenang dan serius membuat karya. Penulis
KETERLALUAN. Memang. Maka, saya berjanji menebus �dosa�.

Saya percaya buku ini karena sang penulis punya �Otoritas Ilmiah� membahas
seluk beluk dunia kepenulisan. Jonru, saya kira memang termasuk orang yang
fokus dalam menekuni suatu bidang. Dia, sebenarnya trampil dalam desain
grafis, web disain atau fotografi. Tapi, dia benar-benar fokus pada* passion
*-nya, dia telah menemukan bahwa �Lentera Jiwa�-nya di dunia kepenulisan.
Hasilnya, kini dia begitu sibuk melayani kegiatan belajar menulis online di
SMO, laris manis diundang ke berbagai daerah mengisi pelatihan kepenulisan
dan produktif menulis buku. Salut.

Tentang buku ini, saya menduga buku ini membahas soal kiat dan teknik
menulis (*hard skill*). Tapi saya keliru duga. Buku ini, lebih banyak
berbicara dalam ranah *soft skill* alias sikap seorang penulis. Berbicara
tentang motivasi, semangat, optimisme dalan rasa percaya diri dalam
kepenulisan.

Ada tiga hal yang membuat saya tertarik setelah membaca buku ini:

*Pertama*, soal penulis hebat vs penulis sukses. Ada perbedaan yang mendasar
antara keduanya. Penulis hebat merujuk pada hal-hal yang bersifat *soft
skill*, seperti rasa percaya diri, motivasi yang tinggi, semangat tak pernah
padam, pantang menyerah walau banyak kendala yang dihadapi. Sementara
penulis sukses merujuk pada hal-hal yang bersifat *output* (hasil) seperti
menulis ratusan buku dalam setahun, membuat buku *best seller*, menang lomba
dsb. Penulis sukses adalah *AKIBAT* dari penulis hebat. Penulis sukses pasti
berawal dari penulis hebat.

*Kedua,* saya tertarik soal *Law of Artraction* (LoA) dalam dunia
kepenulisan. LoA ini merupakan sebuah sistem di bumi ini yang diciptakan
oleh Tuhan untuk mengabulkan apapun keinginan kita. Dengan kata lain, kita
bisa mencapai apapun yang kita inginkan. *APAPUN*. Awalnya, saya tak
percaya. Masak *sich *bisa begitu. Enak bener. (bisa dibaca di halaman
175).

* *

*Ketiga*, mulai dari blog. Ya. Ini sebuah strategi, dengan menuliskan kisah,
artikel atau kolom singkat diblog orang jadi mengerti tentang kita. Termasuk
keahlian pribadi. Banyak penerbit yang tertarik dengan blog orang dan
kemudian menerbitkannya menjadi buku. Blog juga bisa jadi semacam etalase
untuk mempromosikan keahlihan kita masing-masing.

Itulah beberapa hal yang menarik perhatian saya. Tentu, tiap orang
berbeda-beda dalam menangkap isi sebuah buku. Saya tunggu pengalaman yang
lain. Nah, persis setelah membaca buku itu, saya ditelpon oleh seorang
�tokoh� untuk menulis buku soal �Terorisme�. Waduh berat pikir saya. Tapi
seperti rumus LoA, saya iyakan saja. *SAYA BISA*. Padahal dia bilang �Mas 3
hari bisa?� Buset buku yang kudu setebal 120 halaman *coy*. Dengan
gemetaran saya bilang �Ya...ya bisa�.

Saya menggandeng satu teman sebagai tim data, mulailah saya �kesurupan�.
Hanya berhenti untuk makan dan sholat. Jujur mandi sering lupa ^_^ . Dan
akhirnya berhasil. Plong. Legaaaaa banget rasanya. []

*Penulis, tinggal di Jakarta. Owner Komunikata.net

--
==========
Yons Achmad
Penulis | Publisis| Konsultan Media
Web : http://komunikata.net
Blog : http://penakayu.blogspot.com
5b.

Re: (Catcil) Dahsyatnya Penulis Hebat

Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com   j0nru

Tue Mar 23, 2010 12:41 am (PDT)



Wah, resensi yang sangat DAHSYAT!

Terima kasih Bung Yons, dan selamat atas prestasinya setelah membaca buku
ini.

Salam Sukses!

Jonru
Penulis Buku "Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat"
http://www.penulishebat.com

2010/3/23 Yons Achmad <kolumnis@gmail.com>

>
>
> *Dahsyatnya Penulis Hebat*
>
> *:yons achmad**
>
> * *
>
> *Bagaimana caranya menjadi penulis?*
>
> *Berhentilah bertanya, dan mulailah menulis*
>
> (Anonim)
>
>
>
> BOMBASTIS. Mungkin kedengarannya begitu. Tapi tunggu dulu. Yang bombastis
> kan tak selamanya buruk. Yang bombastis memang kerap membuat hati membara,
> membakar bahkan membuat gemas saja. Namun, untuk sesuatu yang baik rasanya
> *kok* malah bermanfaat. Seperti, pada akhir pekan saya bersyukur (Puji
> Tuhan), berkesempatan merampungkan buku menarik berjudul �Cara Dahsyat
> Menjadi Penulis Hebat� Karya Jonru, pendiri situs penulis lepas dan pemilik
> Sekolah Menulis Online (SMO).
>
>
>
> Kalau boleh tak bohong, buku ini berhasil membuat hati saya membara,
> terbakar. Lalu saya merasa begitu bersalah. Selama ini, saya memang *sok*bergaya menyebut diri sebagai penulis tapi belum ada capaian yang
> membanggakan. Masih terlampau malas menelorkan kata. Lebih banyak membual
> dan ceracau tak jelas dari pada tenang dan serius membuat karya. Penulis
> KETERLALUAN. Memang. Maka, saya berjanji menebus �dosa�.
>
>
>
> Saya percaya buku ini karena sang penulis punya �Otoritas Ilmiah� membahas
> seluk beluk dunia kepenulisan. Jonru, saya kira memang termasuk orang yang
> fokus dalam menekuni suatu bidang. Dia, sebenarnya trampil dalam desain
> grafis, web disain atau fotografi. Tapi, dia benar-benar fokus pada*passion
> *-nya, dia telah menemukan bahwa �Lentera Jiwa�-nya di dunia kepenulisan.
> Hasilnya, kini dia begitu sibuk melayani kegiatan belajar menulis online di
> SMO, laris manis diundang ke berbagai daerah mengisi pelatihan kepenulisan
> dan produktif menulis buku. Salut.
>
>
>
> Tentang buku ini, saya menduga buku ini membahas soal kiat dan teknik
> menulis (*hard skill*). Tapi saya keliru duga. Buku ini, lebih banyak
> berbicara dalam ranah *soft skill* alias sikap seorang penulis. Berbicara
> tentang motivasi, semangat, optimisme dalan rasa percaya diri dalam
> kepenulisan.
>
>
>
> Ada tiga hal yang membuat saya tertarik setelah membaca buku ini:
>
>
>
> *Pertama*, soal penulis hebat vs penulis sukses. Ada perbedaan yang
> mendasar antara keduanya. Penulis hebat merujuk pada hal-hal yang bersifat
> *soft skill*, seperti rasa percaya diri, motivasi yang tinggi, semangat
> tak pernah padam, pantang menyerah walau banyak kendala yang dihadapi.
> Sementara penulis sukses merujuk pada hal-hal yang bersifat *output*(hasil) seperti menulis ratusan buku dalam setahun, membuat buku
> *best seller*, menang lomba dsb. Penulis sukses adalah *AKIBAT* dari
> penulis hebat. Penulis sukses pasti berawal dari penulis hebat.
>
>
>
> *Kedua,* saya tertarik soal *Law of Artraction* (LoA) dalam dunia
> kepenulisan. LoA ini merupakan sebuah sistem di bumi ini yang diciptakan
> oleh Tuhan untuk mengabulkan apapun keinginan kita. Dengan kata lain, kita
> bisa mencapai apapun yang kita inginkan. *APAPUN*. Awalnya, saya tak
> percaya. Masak *sich *bisa begitu. Enak bener. (bisa dibaca di halaman
> 175).
>
> * *
>
> *Ketiga*, mulai dari blog. Ya. Ini sebuah strategi, dengan menuliskan kisah,
> artikel atau kolom singkat diblog orang jadi mengerti tentang kita. Termasuk
> keahlian pribadi. Banyak penerbit yang tertarik dengan blog orang dan
> kemudian menerbitkannya menjadi buku. Blog juga bisa jadi semacam etalase
> untuk mempromosikan keahlihan kita masing-masing.
>
>
>
> Itulah beberapa hal yang menarik perhatian saya. Tentu, tiap orang
> berbeda-beda dalam menangkap isi sebuah buku. Saya tunggu pengalaman yang
> lain. Nah, persis setelah membaca buku itu, saya ditelpon oleh seorang
> �tokoh� untuk menulis buku soal �Terorisme�. Waduh berat pikir saya. Tapi
> seperti rumus LoA, saya iyakan saja. *SAYA BISA*. Padahal dia bilang �Mas
> 3 hari bisa?� Buset buku yang kudu setebal 120 halaman *coy*. Dengan
> gemetaran saya bilang �Ya...ya bisa�.
>
>
>
> Saya menggandeng satu teman sebagai tim data, mulailah saya �kesurupan�.
> Hanya berhenti untuk makan dan sholat. Jujur mandi sering lupa ^_^ . Dan
> akhirnya berhasil. Plong. Legaaaaa banget rasanya. []
>
>
>
>
>
> *Penulis, tinggal di Jakarta. Owner Komunikata.net
>
>
> --
> ==========
> Yons Achmad
> Penulis | Publisis| Konsultan Media
> Web : http://komunikata.net
> Blog : http://penakayu.blogspot.com
>
>
>
6.

Rizky dan Tumor Pembuluh Darah

Posted by: "wahyu dwinoto" wahyuaktual@yahoo.com   wahyuaktual

Mon Mar 22, 2010 8:42 pm (PDT)



Rizky dan Tumor Pembuluh Darah Ada energi yang besar yang membuat saya bertahan lama menunggu di
RSCM (RS Cipto Mangunkusumo), setelah sepekan ini mendapat kabar
tentang seorang bayi yang baru lahir namun kaki kanannya bengkak.

Kasabach Merrit Syndrom begitu para dokter yang merawat bayi
tersebut menyebutnya. "Searching di internet, kasabch Merrit itu tumor
pembuluh darah" ungkap orangtua bayi itu. Saya tertegun sekaligus haru.

Bayi itu diberinama Rizky Nabil Maulana oleh orangtuanya. Senin sore
itu saya seharusnya bergegas pulang karena langit begitu pekat, namun
energi untuk bertemu dengan Rizky lebih kuat dari keinginan pulang
menemui kedua anak saya dirumah. Sampai akhirnya jam besuk itu tiba,
17:00 teng!. Saya bergegas keruang Perinatologi ditemani Ibunda Rizky.
Saya hanya bisa melihatnya di balik kaca, sementara Rizky di dalam
incubator ukuran 60 x 90 cm. Wajahnya sejuk, tubuhnya hanya diselimuti
pembalut agar tidak ngompol, kaki kanannya di balut tebal begitu tebal,
4 kali tebal kaki kirinya. Kaki kanan Rizky lah yang divonis terkena
tumor pembuluh darah.

Luruh dalam haru menyelimuti saya ketika Ibunda Rizky masuk ke ruang
Isolasi tersebut menemui anaknya, membelai-belainya. Rizky tampak
menyemburat senang dan seperti ingin mengatakan "Mamah kok baru
datang?, Rizky kangen Mamah…sakit Mah..haus Mah..hauuuss" Wajahnya
mencoba menggapai jari jemari lentik ibundanya.
Selengkapnya bisa di klik dihttp://matadunia.com/rubrik/ragam/2010/3/18/600/Rizky_dan_Tumor_Pembuluh_Darah.htmatauhttp://rinduakhirat.multiply.com/journal/item/37/Rizky_dan_Tumor_Pembuluh_Darah
Facebook "Gerakan Seribu Rupiah Untuk Rizky" dihttp://www.facebook.com/group.php?v=wall&gid=414049279096
Semoga bisa menghangatkan jiwa2 kita...

Wahyu Dwinoto0853.100.88.616

7.

[info] Kongres Guru Indonesia: Preparing Educators for a Changing Wo

Posted by: "Sfti Sfti" sfti@ymail.com   sfti@ymail.com

Tue Mar 23, 2010 12:39 am (PDT)





DOWNLOAD
Formulir
Pendaftaran KGI 2010
Informasi
KGI 2010



Bergabunglah bersama kami melalui facebook
klik disini

8.

[Mohon Doa Kesembuhannya] Jangan Cabut Nyawa Ibuku!

Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com

Tue Mar 23, 2010 12:42 am (PDT)



Empat hari sudah Nyak�biasa kupanggil dirinya terbaring di atas pembaringan.
Tak berdaya. Kesakitan. Menahan sakitnya yang makin ia rasakan. Hingga
membuat ia tak kuasa untuk menahan sakit yang ia derita. �Aduh�aduh�,�
begitu ia menceracau menahan sakitnya.

Empat hari sudah ia begitu. Tak berdaya. Kesakitan. Dan tak jarang makan pun
tak mau. Lama makin lama pun tubuhnya ikut menyusut�dengan ditambah tubuhnya
yang kecil. Seakan penyakit yang diderita menggeroti dirinya. Dan begitu ia
rasakan! Lalu aku bisa apa?

Ya, aku bisa apa? Itulah jawaban dalam diriku!

Seperti tulisan yang aku tulis saat ini ibuku masih dalam pembaringan. Masih
menahan sakitnya. Aku sebagai anak lelakinya melihat keadaan seperti itu
sungguh aku tak kuasa. Terlebih ketika ia seringkali bergumam,�
aduh..aduh�!� Sungguh aku tak berdaya. Tak kuasa untuk melihatnya lebih
lanjut. Benar-benar memilukan adegan yang kutangkap di mata minusku ini. Ibu
satu-satunya. Orang yang aku kasihi sekaligus tempat berbagai gundah kini
tak berdaya. Melihatku pun ia semakin kabur. Yang ada hanya sebuah rasa
sakit yang terbias di kelopak mata tuanya�.Tuhan jangan cabut nyawa ibuku!

�Kalau Nyak nggak ada Nyak jaga diri lu ya baik-baik. Nyari kerja yang
benar. Soal kuliah biarlah, kalau bisa lu lanjutin kalau tidak bisa ya lu
nyari kerja aja yang benar. Jangan berselisih melulu sama adik lu.� Ucap
saat aku ada dihadapannya. Ia memberikan sesuatu untukku. Entah itu wasiat
atau nasehat lagi-lagi aku tak bisa menalarnya. Antara kesedihan dan rasa
takut ditinggalnya telah menyatu dalam diriku. Dan aku tak bisa berbuat
apa-apa.

Aku dengar baik-baik perkataannya walau rasa hatiku ngilu. Miris. Tak dapat
aku katakan lagi. Tuhan apa nyawa ibuku sampai disini!

Aku terus bergumam. Dalam hati aku terus berdoa agar ibuku cepat diangkat
sakitnya. Dan kalau bisa aku rela penyakitnya digantikan olehku. Apalah aku
sampai saat ini aku belum bisa membahagiakannya. Kerja belum dapat yang
sebenarnya. Kuliah butuh biaya yang besar lagi. Di tambah separuh dien-Nya
pun belum aku tunaikan. Itulah yang masih bergelayut di pundakku. Tanggung
jawabku sebagai seorang lelaki�serta calon suami nantinya. Jadi sebelum aku
mendapatkan itu semua biarlah aku saja yang menderita, Tuhan! Itulah hati
kecilku berkata. Karena aku tak ingin ditinggalkan oleh ibuku!

***

�Nyak udah minum obat belum? Jangan lupa di minum obat dari klinik. Biar
Nyak cepat sembuh!�
Begitulah setiap kali kakak perempuanku memperingatinya saat ia melihat
ibuku di pembaringan. Tak berdaya. Kesakitan. Yang ada hanya airmata yang
bisa ia hadiahkan untuk kami; anak-anaknya.

Pun begitu dengan aku.

Aku pun tak bosan-bosannya memberikan semangat untuknya. Untuk semangat
bangkit dari penyakitnya. Agar aku bisa melihatnya kembali pulih seperti
sediakala. Dan aku tak ingin ia bersedih sekaligus merintih karena sakitnya.
Aku tak ingin!

Ya, aku tahu firman-firman-Mu yang tersirat itu. Jika memang demikian, jika
penyakit yang diderita ibuku agar dosa-dosanya terhapuskan aku rela. Rela.
Dan rela. Pun kalau bisa aku rela mengantikannya�Karena aku sayang ia, ya
Tuhan. Sayang! Sayang sekali. Sebab Ia-lah orang yang paling mengerti diriku
sekaligus memahami siapa diriku. Dan karena itu aku hanya meminta kepada-Mu
ya Tuhan. Hanya satu. Ya, hanya satu. Tolong jangan cabut nyawa ibuku itu!
Kalau kau ingin mencabutnya, cabut saja nyawaku![]

Ulujami�Jakarta, 22 Maret 2010
Dalam kenestapaan dan kedukaan!
Fb:bujangkumbang@yahoo.co.id <Fb%3Abujangkumbang@yahoo.co.id>
9.

[catcil] Setahun Kemarin

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Tue Mar 23, 2010 1:28 am (PDT)





Setiap orang punya rencana dalam kehidupan, termasuk bagi orang yang
katanya, hidupnya itu mengalir bagai air.  Menurut saya, setiap kita
punya rencana karena otak memprogram segala sesuatu yang akan dikerjakan
oleh anggota badan kita. Rasanya aneh, menjalani hidup tanpa 'mengajak'
otak berpikir yang kemudian 'memerintah' anggota tubuh bergerak.

Niat,
tekad dan kemauan menjadi bagian dari rencana. Banyak hal dari A sampai
Z  ada di dalam segudang rencana kita. Setelah dievaluasi begitu banyak
yang gagal dan muncul banyak hal juga yang tidak sesuai rencana. Itu
biasa katanya... toh manusia hanya bisa berencana...

Manusia
menjalani apa yang bisa dijalani, berusaha dan berdoa meminta
kepada-Nya. Suatu sore di sebuah masjid kampus, teman sekelasku
menasehati sahabatku. "Tulis dengan pensil rencana-rencana itu dan kasih
penghapusnya kepada Allah" Mungkin kita sudah pernah mendengar kalimat
itu dengan berbagai redaksi dan pilihan kata.

Itulah yang sedang saya pikirkan
sekarang. Saya coba mengevaluasi belakangan ini. Aaah, tidak usah
jauh-jauh, dari dekat saja, yaitu setahun belakangan ini. Banyak yang
tiba-tiba dan spontan saya jalani karena saya tidak mau hidup saya
statis... Saya ingin bergerak, tapi ternyata tak bisa selalu berlari

Masa
setahun kemarin begitu penuh warna... Banyak hal yang terjadi yang
tidak saya duga. Kalau bisa mengingat-ingat, apalagi banyak benda-benda
yang menjadi saksi atau jejak-jejak peninggalan dari  sesuatu yang
hilang... Kalau dipikir-pikir seru juga, sih, walau mungkin saat itu
saya sempat berpikir apa bisa melaluinya.

Alhamdulillah, akhirnya
bisa terlewati. Akhirnya, bikin KTP juga setelah raib sebelumnya.
Tabungan yang nangkring di bank kudu keluar untuk menebus Happy
menggantikan Toshi yang raib diambil maling. Salah satu pengalaman yang
tak terlupakan berbarengan dengan ujian-ujian lain.

Sesuatu yang
hilang yang meninggalkan banyak jejak menjadi sumber pelajaran dan
hikmah. Dari hal itu saya diajak untuk jadi mengenal diri saya,
lingkungan di sekitar saya, sahabat, keluarga dan tentu lebih
mengenal-Nya.

Yah sekali lagi, banyak yang terjadi yang memberi
sejuta hikmah dan pelajaran. Memikirkannya lagi kalau sudah setahun dan
saya kembali ingin melangkah lebih jauh... ingin berlari dengan berbagai
pertimbangan rencana untuk satu dua tahun ini.

Saya lelah kalau
harus stag memikirkan hal-hal kemarin yang tak saya dapatkan. Saya juga
lelah kalau harus terlalu lama menyesali hal yang hilang dan pergi. Saya
juga lelah marah-marah dan merasa bersalah dengan hal yang tak ingin
saya ingat lagi. Berharap semoga saya bisa dimaafkan dan memaafkan.

Saya
harus bergerak, harus terus berjalan, tidak boleh meratap. Tidak boleh
diam. Tidak terlalu sering menengok kaca spion di belakang. Saya ingin
mengambil banyak pelajaran dari semua itu agar lebih berhati-hati dalam
melangkah... Bismillah...

SEJENAK*
novi khansa

aku akan berhenti
sejenak
melihat
pelangi di sana...
lukisan yang dulu pernah kubuat

akankah... kuganti
dengan yang lebih baik
atau aku
biarkan...

aku akan sejenak
duduk
mengingat
satu-satu masa
ketika
aku berlari
menangis,
terluka...

agar tak terulang
lagi
masa-masa itu

agar tak perlu
kurisaukan lagi
kisah-kisah
yang menyayat dinding hatiku...

aku akan diam sebentar
mensyukuri nikmat-Nya...

mendapati
skenario terindah dari-Nya...

subhanallah...
Engkau jadikan sakitku yang dulu
untuk obatku di masa kini

Alhamdulillah
Engkau tunjukkan
kisah yang lalu
untuk
syukurku malam ini

Allahu
Akbar
Engkau berikan
ujian itu
untuk
jadikanku lebih tegar....

berjuta
yang
membahagiakan
kenapa
tertutup dengan yang menyakitkan...

Ya Allah ajarkanku bersyukur
Ya Allah
ajarkanku berikhtiar
Ya Allah ajarkanku memeluk cita, mimpi dan asaku
hingga... tiba
masanya nanti

*selamat pagi
semangat pagi
5.20 AM...

*puisi
lama yang tepat saat ini kayaknya ^^
nemu di arsip Google waktu
ngirimin puisi ini ke salah satu milis :D

***

"Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"
(Syekh Muhammad Al Ghazali)

***

novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.wordpress.com/

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Schizophrenia groups

Find support

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: