Rabu, 24 Maret 2010

[daarut-tauhiid] cinta harus bersemi dipelaminan

 

CINTA HARUS BERSEMI DI PELAMINAN

Serial Cinta

Oleh: Anis Matta

======

Lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan sampai ke pelaminan.
Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisika. Semua cinta dari jenis yang
ini yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan
penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nashr bin Hajjaj di masa
Umar bin Khattab.

Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Sholeh dan kalem. Secara
diam-diam gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar
mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang
dilantunkannya di malam hari.

Umar pun mencari Nashr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan,
ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya
Umar pun memutuskan untuk mengirimnya ke Basra.

Di sini, ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya,
Nashr justru jatuh cinta pada istri tuan rumah. Wanita itu juga
membalas cintanya.

Suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nashr menulis
sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh sang
istri. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga itu pun memanggil
sahabatnya utuk membaca tulisan itu.

Hasilnya: "Aku cinta padamu!" Nashr tentu saja malu karena ketahuan.
Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi cintanya
tak hilang. Dan ia menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan
badannya kurus kering.

Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati
Nashr. Betapa gembiranya Nashr ketika perempuan itu datang.

Tapi cinta tak mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan
dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nashr meninggal setelah itu.

Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah.

Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya
dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan
jadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan
sentuhan fisika.

Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung.
Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan
berkembang jadi penyakit.

Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua
ditata sesederhana mungkin.

Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga mahar dan pesta
pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang
ini untuk sampai ke pelaminan.

Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama
dengan kasus Nashr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau
tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah
hubungan jangka panjang yang kokoh.

Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta
yang ini harus diakhiri. Hanya di sana, cinta yang ini absah untuk
tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.

(Majalah Tarbawi edisi 121 Th. 7/Dzulqa'dah)

===========
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: