Senin, 22 Maret 2010

[daarut-tauhiid] SKANDAL SEKS GEREJA KATOLIK ... bagaimana dengan di luar Eropah-Amerika?

---------- Forwarded message ----------
From: Koran Digital <korandigital@gmail.com>

2000, JUL, INGGRIS: Kardinal London Murphy-O'Connor mengakui berlaku salah
telah membiarkan seorang pendeta pedofilia (seseorang yang memiliki
ketertarikan atau hasrat seksual terhadap anak-anak yang belum memasuki masa
remaja) tetap berdakwah pada 1980-an. Pada 1997 pendeta itu akhirnya dihukum
setelah terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap sembilan laki-laki
selama 20 tahun. 2002, JUN, AMERIKA SERIKAT: Konferensi Uskup Katolik
Amerika Serikat memerintahkan penyelidikan terhadap seluruh kasus-kasus
pelecehan seksual.

2004, FEB, AMERIKA SERIKAT: Total ada 10.667 orang yang menuntut keadilan
terhadap 4.392 pendeta dari total 109.694 pendeta di Amerika Serikat. Lebih
dari 4.000 pendeta itu dituduh melakukan pelecehan seksual selama 1950-2002.
Tak semua kasus disidangkan karena sebagian besar pelakunya sudah wafat.
2004, JUL, AUSTRIA Muncul foto-foto sejumlah pendeta yang mencium dan
meraba-raba tubuh peserta seminari--sekolah pastor--di Diosis Santo Poelten.

2008, APRIL, AMERIKA SERIKAT: Paus Benediktus menemui korban-korban
pelecehan seksual oleh sejumlah penginjil saat melawat ke Amerika Serikat.
Serikat Gereja Amerika Serikat mengeluarkan biaya kompensasi sebesar US$
2miliar untuk para korban pelecehan sejak 1992.
2008, JUL, AUSTRALIA: Paus Benediktus meminta maaf atas pelecehan seksual
yang dilakukan sejumlah penginjil di sana. "Itu perbuatan setan," kata Paus
mengutuk pelecehan seks itu saat melawat ke Negeri Kanguru. "Pelakunya mesti
dihukum!" Alhasil, ada 107 pelaku yang dihukum terkait pelecehan seks di
sana.
2008, OKT, KANADA: Uskup Raymond Lahey didakwa memiliki dan membeli
pornografi anak. Padahal di awal tahun itu pula ia mengawasi penyaluran dana
kompensasi US$ 12 juta untuk korban-korban pelecehan seksual yang terjadi
pada 1950-an.

2009, MAR, MEKSIKO: Paus Benediktus memerintahkan pemeriksaan terhadap
pendeta-pendeta ordo atau serikat atau Kongregasi Legiun Kristen setelah
pendirinya Romo Marcial Maciel terbukti melakukan penganiayaan seksual pada
2006. Paus meminta Romo Maciel pensiun dan menghabiskan sisa hidupnya untuk
berdoa dan bertobat. Maciel wafat pada 2008.
2009, MEI, IRLANDIA: Komisi Gereja meminta agar digelar penyelidikan atas
pemukulan dan pemerkosaan anak oleh sejumlah pendeta selama beberapa
dasawarsa yang terjadi di dalam tubuh lembaga-lembaga Katolik di sana.
2009, DES, IRLANDIA: Setelah bertemu dengan dua pimpinan Gereja Katolik
Irlandia, Paus mengaku marah, malu, dan merasa dikhianati atas sejumlah
skandal di sana.

2010, FEB, JERMAN: Uskup Agung Robert Zollitsch, yang memimpin Konferensi
Keuskupan Jerman, meminta maaf atas pelecehan seksual yang dilakukan para
rohaniwan Katolik di sana, menyusul adanya lebih dari 100 laporan kasus
pelecehan seksual di Sekolah Asrama Jesuit di seluruh Negeri Bavaria itu.
2010, MAR, BELANDA: Lebih dari 300 korban pelecehan seksual melapor dalam
beberapa pekan ini setelah media melaporkan tiga pendeta dari Ordo Salesian
melakukan pelecehan seksual beberapa dasawarsa lalu di sebuah pondokan
Katolik di sana.
2010, FEB, IRLANDIA: Paus menggelar rapat darurat dengan 24 Uskup Irlandia
di Tahkta Suci Vatikan. Tak lama kemudian, Vatikan menyatakan pelecehan
seksual oleh para penginjil merupakan suatu kejahatan yang keji. Vatikan
meminta para uskup di sana untuk berkomitmen dan bekerja sama dengan pihak
berwajib guna pengusutan kasus-kasus pelecehan itu.
REUTERS | ANDREE PRIYANTO

http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2010/03/22/ArticleHtmls/22_03_2010_107_006.shtml?Mode=1

PAUS MEMINTA MAAF

*Beberapa korban pelecehan seksual merasa permintaan maaf belum cukup.*
Pernyataan yang dinanti-nanti itu akhirnya keluar juga. Pemimpin Takhta Suci
Vatikan Paus Benediktus, 82 tahun, kemarin menyampaikan permintaan maaf
kepada para korban pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah pastor di
Irlandia. Selain itu, Paus mengumumkan penyelidikan resmi Vatikan terhadap
Keuskupan Roma Katolik Irlandia dan seminari tempat pelecehan terhadap
anak-anak itu dilakukan selama lebih dari satu dasawarsa.

"Kalian sangat menderita dan saya benar-benar meminta maaf," kata Paus asal
Jerman tersebut.
"Kepercayaan kalian sudah dikhianati dan kehormatan kalian telah dilanggar.
Secara terbuka, saya menyatakan malu dan saya sungguh-sungguh menyesalkan
apa yang kita rasakan bersama." Lewat surat kepastoran yang ditujukan kepada
umat Katolik Irlandia Paus mengakui ada kesalahan berat di kalangan uskup
dalam menanggapi tuduhan pedofilia.

"Mereka yang bersalah mesti bertangung jawab di hadapan Tuhan dan diadili
sebagaimana mestinya atas dosa dan tindak pidana yang mereka lakukan!"
demikian dikatakan Paus dalam suratnya tersebut. Permintaan maaf ini
menyusul pembongkaran pedofilia di tubuh gereja Katolik Irlandia yang sangat
mengguncang lembaga itu.
Pelbagai skandal yang melibatkan para pastor Katolik juga terjadi di
negara-negara lain, termasuk di negeri asal Paus sendiri, Jerman.

Kendati begitu, pernyataan Paus tersebut tak serta-merta membuat para korban
puas. Direktur Eksekutif One in Four, lembaga tempat para korban Irlandia
bernaung, Naeve Lewis, mengaku kecewa atas pernyataan Paus tersebut. Menurut
dia, nada surat Paus itu seperti mengesampingkan tanggung jawab Vatikan
dalam krisis ini.
"Kami merasa surat itu tak menyinggung keprihatinan para korban," kata
Lewis, seperti dikutip Reuters. Hal senada diungkapkan John Kelly dari
kelompok Survivors of Child Abuse.

"Kami merasa tak sopan bila tak mengakui ada ketulusan di sini,"kata
Kelly."Tapi kami ingin uskup-uskup itu dan gereja membayar biaya kompensasi,
bukannya para pembayar pajak." Nada lebih keras datang dari Paddy Doyle,
penulis buku The God Squad."Surat Paus itu tidak cukup," katanya.
"Beliau tidak mengangkat tangan ke atas dan bilang salah. Beliau menyalahkan
orang lain. Lantaran itu, Lewis meminta pemerintah Irlandia mengedepankan
perlindungan untuk bocah-bocah di Irlandia.

Pada Rabu pekan lalu, dalam pidatonya di hadapan para peziarah dan wisatawan
di Bundaran Santo Petrus di Vatikan, Paus mengatakan ia berharap suratnya
itu a k a n membantu pertobatan, penye m b u h a n , dan pembersihan diri.
"Sebagai tanda keprihatinan yang dalam, saya telah menulis sepucuk surat
pastoral yang bakal dapat memulihkan situasi yang menyakitkan ini," katanya.
"Saya minta Anda semua membaca surat itu dengan hati yang lapang dan dengan
penuh keyakinan."

Surat kepada rakyat Irlandia, yang merupakan pertama kali dalam sejarah
kepausan, menitikberatkan pada kasus pedofilia, menyusul laporan-laporan
yang menyudutkan pemerintah Irlandia menyangkut pelecehan terhadap anak oleh
pendeta di Keuskupan Dublin. Laporan Hakim Yvonne Murphy, yang
dipublikasikan pada November tahun lalu, mengungkapkan, gereja di Irlandia
"secara jelas" mendiamkan kasus pelecehan anak di Keuskupan Dublin pada
1975-2004, dan menerapkan kebijakan "jangan bertanya, jangan mengatakan".

BBC | REUTERS | IRISHTIMES | ANDREE PRIYANTO

http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2010/03/22/ArticleHtmls/22_03_2010_107_007.shtml?Mode=1

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: