Belajar Agribisnis di Pesantren Tarekat Sayuriah
Ahad, 12 Desember 2010 08:25
Ciwidey, *NU Online*
Banyak kabar tentang perkembangan Pesantren, tetapi kebanyakan kabar berita
itu muncul dari pesantren di Jawa Timur yang memang gudangnya pesantren,
atau pesantren di Jakarta karena kedekatannya dengan akses media massa.
Namun sekarang, sayup-sayup berita kegiatan pondok pesantren dari Jawa
Barat, tepatnya dari Pesantren Al-Ittifaq sering muncul menghiasi media
massa baik media cetak, online, maupun televisi.
Al-Ittifaq sebenarnya sudah lama dikenal sebagai pesantren teladan dalam
bidang agribisnis. Di bawah pimpinan KH Fuad Affandi, pesantren itu berkibar
dari pedalaman kaki Gunung Patuha Kabupaten Bandung dengan semangat
wirausaha desa yang dikelola secara khas.
Lebih dari sepuluh tahun pesantren ini memasok hasil pertanian ke
supermarket besar seperti Hero (Giant) dan swalayan lain, termasuk memasok
sayuran ke pasar-pasar menengah di kota Jakarta, Bandung dan sekitarnya.
Dengan melibatkan sekitar 700 santri beserta 5 kelompok tani di kecamatan
Rancabali dan kecamatan Ciwidey, koperasi Al-Ittifaq kini mewujud sebagai
lembaga keagamaan yang mandiri. Para santri yang belajar pun tidak perlu
membawa bekal untuk mengaji di pesantren itu.
Lama kelamaan banyak masyarakat yang menitipkan anaknya untuk dididik pintar
agama. Tetapi karena belajar agama saja tidak cukup, maka pilihan menitipkan
anak-anaknya ke Al-Ittifaq adalah terobosan baru.
"Saya jauh-jauh dari Ind ramayu menitipkan anak saya ke Bapak Kiai Fuad
supaya anak saya pintar ngaji, bersekolah dan bisa berwirausaha," ujar Acep
Kusnandar, seorang Petani yang anaknya tahun lalu lulus sekolah dasar.
Kepada pengasuh Pesantren Al-Ittifaq, anaknya dititipkan. Ia cukup membekali
uang makan sebesar Rp 200.000 pada saat anaknya berada di sana. Setelah itu
ia tidak lagi mengirim bekal karena anaknya di sana dicukupi oleh pengurus
pesantren.
Kiprah KH Fuad Affandi, yang pernah nyantri di pesantren Al Hidayah Lasem
itu memang unik. Berbekal kemampuannya bercocok tanam dan berdagang membuat
dirinya menjadi pakar pertanian mengalahkan para ilmuwan akademik. Berbagai
liputan media massa untuk kegiatan pertanian di Al-Ittifaq itu sekarang
terus bermunculan dan akibatnya banyak santri baru dari berbagai daerah yang
berdatangan.
"Tidak apa-apa nyantri di sini sekalipun tidak punya bekal. Mau lulus SD,
SMP, SMA, atau pensiunan juga boleh. Semoga dengan lahan yang kita kelola
ini bisa mencukup dan berkah," kata Mang Haji yang dikenal sebagai pendiri
tarekat Sayuriah ini.
Di buku biografinya yang best-seller berjudul Entrepreneur Organik (Rahasia
Sukses KH Fuad Affandi Bersama Pesantren dan Tarekat Sayuriahnya) itu Kiai
Fuad memang mengatakan sebagai pendiri tarekat Sayuriah. "Agama saya Islam
karena itu saya bertani, tarekat saya sayuriah," ujarnya terkekeh
berseloroh.
Satu hal baru sejak diluncurkannya buku tersebut mengundang para alumni
pesantren dari berbagai daerah yang nyantri berstatus magang di Al-Ittifaq.
Para alumni pesantren yang rata-rata berumur 23-27 tahun itu rata-rata sudah
banyak belajar agama. Tetapi karena ilmu bertaninya kurang lantas meneruskan
ke Al-Ittifaq. Dengan nyantri beberapa bulan, atau bahkan bertahan sampai
lewat satu tahun mereka mendapatkan bekal ilmu bertani dan berwirausaha
untuk kemudian dikembangkan ke rumahnya.
Bagaimana Belajar Agama dan Agribisnis di Al-Ittifaq?
Dari situs http://entrepreneurorganik.blogspot.com Fifin, ajudan KH Fuad
Affandi menjelaskan panjang lebar sebagai berikut:
Untuk sekedar nyantri (mengaji di pesantren Salafiah) dibebaskan biaya
selama mau bekerja di ladang bersama santri lain sesuai aturan kehidupan
pesantren Al-Ittifaq. Bebas biaya makan harian dan santri bisa mencari bekal
sendiri dengan banyak hal di lingkungan pesantren Al-Ittifaq.
Untuk siswa sekolah di madrasah memang ada biaya formal. Di pesantren
Al-Ittifaq terdapat dua sistem pengajaran secara umum, yakni murni nyantri,
belajar mengaji dan belajar beragribisnis serta sekolah umum di madrasah
Al-Alif.Sedangkan bagi yang ingin magang bertani (tanpa mengaji) Pesantren
Al-Ittifaq memberikan kebebasan waktu dan kemampuan para peserta individu.
Jika ingin magang beberapa hari saja juga bisa. Untuk tempat tinggal
disediakan di sekitar pesantren. Untuk instansi biasanya terdapat pilihan
paket magang. Ada yang 2 hari, 3 hari, ada pula yang memilih selama 7 hari.
Mengenai biaya Pesantren Al-Ittifaq sangat fleksibel. Dihitung jumlah
peserta, lama waktu.
Untuk lebih jelas bisa langsung datang ke Pesantren Al-Ittifaq di Dusun
Ciburial, Alamendah, Rancabali, Kabupaten Bandung. Hubungi Zaenal Arifin
(Fifin: 081220061504). ( ysf)
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar