BismillaaHir Rohmaanir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu
Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allohu Ta'ala. kita memujiNya meminta
pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Alloh dari
kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita. Barangsiapa yang
Alloh beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan
barangsiapa yang Alloh sesatkan, maka tiada yang bisa menunjukkinya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allohu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan RasulNya.
Amma Ba'du
JENIS KELAMIN JANIN TERMASUK URUSAN GHOIB ?
Tanya : Bagaimana cara mendudukkan ilmu kedokteran sekarang dengan penemuan alat
canggih dapat melihat jenis kelamin janin yang dikandung oleh seorang ibu apakah
lelaki atau perempuan, dengan firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala : "Dan Dia
mengetahui apa yang ada di dalam rahim." ( Luqman: 34 )
Demikian pula keterangan yang ada dalam Tafsir Ibni Jarir dari Mujahid
bahwasanya ada seseorang bertanya kepada Nabi Shollalloohu 'alaihi wa Sallam
tentang apa yang akan dilahirkan oleh istrinya. lalu Alloh menurunkan ayat dalam
surah Luqman tersebut. Demikian pula penafsiran Qatadah. Apakah ada yang
mengkhususkan keumuman firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala : " Dan Dia mengetahui
apa yang ada di dalam rahim." ( Luqman: 34 )
Jawab: Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahulloh menjawab
:
" Sebelum kita berbicara tentang permasalahan ini, saya ingin menerangkan bahwa
tidak mungkin selama-lamanya ada pertentangan antara ayat-ayat Al Qur'an yang
sharih ( jelas ) dengan waqi' ( kenyataan ). namun jika secara zahir tampak ada
pertentangan antara keduanya maka bisa jadi kenyataan itu hanya pengakuan tanpa
hakikatnya, atau bisa jadi Al Qur'anul Karim tidak secara sharih menyelisihinya,
karena memang Al Qur'anul Karim yang sharih dan hakikat waqi' ( realitas )
adalah hal yang qath'i ( pasti ). Dan dua hal yang qath'i selamanya tidak
mungkin saling bertentangan. Jika hal ini telah jelas maka kita beralih kepada
permasalahan yang ditanyakan.
Dinyatakan bahwa mereka sekarang dapat menyingkap apa yang ada di dalam rahim
dan dapat mengetahui apakah yang di dalam rahim itu perempuan atau lelaki dengan
bantuan alat-alat canggih. Jika yang dinyatakan itu bathil/omong kosong maka tak
ada pembicaraan lagi ( masalahnya selesai ). Ayat tersebut menunjukkan satu dari
lima hal ghoib1 yang ada dalam ilmu Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Adapun urusan
ghoib yang berkaitan dengan janin adalah menyangkut kadar lamanya berada dalam
perut ibunya, kehidupannya, amalnya kelak, rezekinya, dan celaka atau
bahagianya.
Termasuk dalam hal ini, apakah janin laki-laki atau perempuan. Semua itu
tidaklah diketahui sebelum janin diberi bentuk.
Adapun setelah dibentuk, pengetahuan tentang janin itu, laki-laki atau perempuan
bukan lagi termasuk ilmu ghoib.. Dengan dibentuknya janin, pengetahuan
tentangnya menjadi ilmu syahadah2 ( nyata ) . Hanya saja, janin itu masih
tertutup dalam tiga kegelapan atau tiga penutup3. Seandainya penutup tersebut
bisa disingkap, niscaya akan jelas urusannya. Tidaklah mustahil di antara sinar
yang diciptakan Alloh Subhanahu wa ta'ala ada sinar kuat yang dapat menembus
kegelapan tersebut hingga tampaklah jenis kelamin janin yang dikandung, apakah
laki-laki atau perempuan. Ayat tersebut tidak secara terang-terangan menyebutkan
bahwa pengetahuan tentang jenis kelamin laki-laki dan perempuan ( sebagai ilmu
ghoib ). Demikian pula tidak ada dari As-Sunnah tentang hal tersebut.
Adapun penukilan penanya dari Ibni Jarir dari Mujahid tentang seseorang yang
bertanya kepada Nabi Shollalloohu 'alaihi wa Sallam tentang apa yang dikandung
oleh istrinya, lalu Alloh Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat ini, riwayat ini
munqathi' ( terputus sanadnya ) karena Mujahid dari kalangan tabi'in ( sehingga
tidak bertemu Nabi shollalloohu 'alaihi wa Sallam ).
Adapun tafsir Qotadah mungkin dibawa kepada pemahaman adanya pengkhususan ilmu
Alloh Subhanahu wa Ta'ala tentang hal tersebut4 disaat janin belum diberi
bentuk. Adapun setelah diberi bentuk, ilmu tentang hal tersebut diketahui juga
oleh selain Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Ibnu Katsir rahimahulloh berkata ketika
menafsirkan ayat surah Luqman ini." Demikianlah, tidak ada selain Alloh
Subhanahu wa Ta'ala yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim berupa apa yang
hendak Dia ciptakan. Akan tetapi, apabila Dia telah memerintahkan keberadaan
janin tersebut laki-laki atau perempuan, celaka atau bahagia, malaikat yang
ditugaskan mengurus janinpun mengetahuinya. Demikian pula siapa yang Dia
kehendaki dari kalangan makhlukNya."
Pertanyaan anda tentang yang mengkhususkan keumuman firman Alloh Subhanahu wa
Ta'ala :" Dan Dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim." (Luqman:34 ).
Kami menyatakan, jika ayat tersebut mencakup ilmu tentang jenis kelamin janin
setelah pembentukkannya ( sebagai ilmu ghoib ) maka yang mengkhususkannya (
mengeluarkannya dari bagian ilmu ghoib ) adalah perkara inderawi dan waqi' (
kenyataan )5. Ulama ushul menyebutkan bahwa yang mengkhususkan keumuman Al-Kitab
dan As-Sunnah bisa berupa nash ( dalil lain ), atau ijma', atau qiyas, atau hal
inderawi, atau akal. Ucapan Ulama ushul dalam hal ini sudah dikenal.
Akan tetapi, jika ayat tersebut tidak mencakup setelah pembentukan janin, namun
yang diinginkan hanyalah sebelum pembentukannya ( merupakan ilmu ghoib ) maka
tidak ada pertentangan dengan perkembangan ilmu kedokteran yang bisa mengetahui
janin itu lelaki atau perempuan.
Alhamdulillah, tidak didapatkan dan tidak akan pernah didapatkan dalam waqi' ini
ada sesuatu yang menyelisihi Al-Qur'anul Karim yang sharih. Hujatan musuh-musuh
kaum Muslimin terhadap Al-Qur'anul Karim tentang terjadinya beberapa peristiwa
yang secara zahir bertentangan dengan Al Qur'anul Karim, hanyalah karena
kedangkalan pemahaman mereka terhadap Kitabulloh, atau peremehan mereka karena
jeleknya niat mereka. Akan tetapi, ahli agama dan ahli ilmu memiliki pembahasan
yang bisa menyampaikan kepada hakikat sehingga dapat mematahkan shubhat mereka.
Hanya untuk Alloh Subhanahu wa Ta'ala lah segala pujian, dan hanya Dia yang
melimpahkan anugerah.
Manusia dalam masalah6 ini berada pada dua sisi yang bertentangan, dan ada
golongan ketiga yang bersikap pertengahan.
Sisi yang pertama, mereka yang berpegang dengan zahir Al Qur'anul Karim yang
tidak sharih dan mengingkari seluruh waqi' yang meyakinkan yang menyelisihinya.
Sikap ini membawa kepada celaan terhadap dirinya karena kedangkalan ilmunya atau
karena sikap taqshirnya, atau malah celaan diarahkan kepada Al Qur'anul Karim
karena menurutnya Al Qur'anul Karim menyelisihi waqi' yang meyakinkan.
Golongan yang satu lagi ( berada pada sisi yang berseberangan ). Mereka
berpaling dari apa yang ditunjukkan Al Qur'anul Karim dan hanya mengambil
hal-hal materi. Dengan demikian, mereka termasuk orang-orang yang menyimpang (
mulhid )
Adapun golongan yang pertengahan mengambil penunjukkan Al Qur'anul Karim dan
membenarkan waqi'. Mereka mengetahui, bahwa kduanya benar. Tidak mungkin
ayat-ayat Al Qur'an yang sharih bertentangan dengan hal yang diketahui dengan
pandangan mata. Mereka pun mengumpulkan pengamalan hal yang naqli ( berdasarkan
wahyu ) dan yang ma'qul ( rasional ). Dengan sikap seperti ini, selamtlah agama
dan akal mereka. Alloh Subhanahu wa ta'ala memberi hidayah kepada la-haq
terhadap orang-orang yang beriman terkait dengan hal yang mereka perselisihkan
dan Dia memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus.
Semoga Alloh Subhanahu wa ta'ala memberi taufiq kepada kita dan saudara-saudara
kita kepada hal tersebut dan menjadikan kita orang-orang yang memberikan
bimbingan lagi terbimbing, dan pemimpin terdepan yang mengajak kepada
kemslahatan. Tidak ada taufiq yang kuperoleh melainkan dengan pertolongan Alloh
Subhanahu wa Ta'ala. hanya kepadaNya aku bertawakkal dan hanya kepadaNya pula
aku kembali.
Wallaahu Ta'ala A'lam bish showab.
( fatwa no. 23 dari Majmu' Fatawa wa Rasail Fadhilatisy Syaikh Muhammad ibn
al-Utsaimin rahimahulloh, I/68 - 70 )
di nukil dari Majalah Asy Syariah No. 66/VI/1431 H/2010, hal. 94 -96
-------------------------------
1.Lima urusan ghoib yang disebutkan dalam ayat 34 surah Luqman adalah
pengetahuan tentang hari kiamat, turunnya hujan, apa yang ada di dalam rahim,
apa yang diusahakan seorang hamba, dan di mana seorang hamba diwafatkan-pent.
2. Lawan dari ilmu ghoib-pent
3. Sebagaimana disebutkan dalam surah Az Zumar ayat 6 : " Dia menjadikan kalian
dalam perut ibu kalian kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan."
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahulloh menerangkan dalam tafsirnya bahwa yang
dimaksud dengan tiga kegelapan adalah kegelapan rahim, kegelapan selaput yang
menutup anak di dalam rahim, dan kegelapan perut.(Tafsir Al-Qur'anil 'Azhim,
7/63 )-pent
4. Apakah janin itu laki-laki atau perempuan-pent
5. Maksudnya, pengetahuan tentang janin itu lelaki atau perempuan setelah
dibentuk di dalam rahim bukan lagi termasuk ilmu ghoib karena bisa ditunjukkan
oleh inderawi/pandangan mata dan kenyataan yang terjadi-pent
6. Antara Al Qur'anul Karim dan waqi'
Walhamdulillaahi Rabbil 'Alamiin
Wassalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar