Bismillaah
Assalamu'alaykum wa Rohmatulloohi wa Barokatuhu
Nasehat Untuk Remaja Muslim
Sabtu, 01-Januari-2011
Penulis: Redaksi Assalafy.org
________________________________
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia
selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata'ala
yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata'ala itu diraih dengan usaha yang
sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka
merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan
menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Ali 'Imran:
185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah
menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita
kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku." (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh
setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan
beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu
wata'ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap
orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa
kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk
pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti
saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya.
Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi
teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata'ala,
berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana
firman Allah subhanahu wata'ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ
تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata'ala. Mungkin
hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa,
berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di
tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian
dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih.
Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping
kita ketika menghadap Allah subhanahu wata'ala. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ, فَيَرْجِعُ
اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ, يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ.
"Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua
dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya),
keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan
mengiringinya)." (Muttafaqun 'Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata'ala. Sudah
siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah
cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal
kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih
ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu
wata'ala:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ
حَامِيَةٌ
"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al Qari'ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat
dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada
hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ
الصَّلاَةُ
"Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat
adalah shalat." (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad.
Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama'ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan
mengingat Allah subhanahu wata'ala. Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya ia
akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala. Betapa banyak dosa dan
kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan
bertaubat, Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi
pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu
wata'ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik." (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu
wata'ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى
يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا
أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ
فِيْمَا عَلِمَ.
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan
Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa
mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan
untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia
ketahui." (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa
muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah
subhanahu wata'ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat
yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan
lupa kepada Allah subhanahu wata'ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan
di hadapan Allah subhanahu wata'ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah
kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata'ala terhadap orang yang banyak
berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata'ala telah mengancam
pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا
وَلَا نَصِيرًا
"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah." (An Nisa': 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Oleh
karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan
dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata'ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak
lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata'ala. Mereka
melanggar larangan Allah subhanahu wata'ala karena mendekati sebuah pohon di Al
Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk
mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu
wata'ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di
neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala jelaskan dalam firman-Nya
(yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti
akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata'ala. Pasti engkau
akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah
subhanahu wata'ala berfirman (yang artinya):
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya." (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah
belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama
teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata'ala, itu
merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak,
justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling
engkau benci. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ
وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan
itu)." (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai
sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di
dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala semata, maka
sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata'ala hanya menerima amalan ibadah
yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan
menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata'ala, mengenal Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang
halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah),
serta mana yang sunnah dan mana yang bid'ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu
wata'ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah
subhanahu wata'ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata
amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata'ala, karena amalannya
tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di
majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur'an dan hadits serta nasehat dan
penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang
bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah
subhanahu wata'ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka
barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa
pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
"Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu
Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita
semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam
agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat
orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu
wata'ala firmankan dalam surat Al 'Ashr:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati
dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al 'Ashr:
1-3)
Wallahu ta'ala a'lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember
(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=418)
Nasehat Untuk Remaja Muslim
Sabtu, 01-Januari-2011
Penulis: Redaksi Assalafy.org
________________________________
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia
selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata'ala
yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata'ala itu diraih dengan usaha yang
sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka
merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan
menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Ali 'Imran:
185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah
menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita
kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku." (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh
setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan
beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu
wata'ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap
orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa
kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk
pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti
saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya.
Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi
teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata'ala,
berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana
firman Allah subhanahu wata'ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ
تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata'ala. Mungkin
hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa,
berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di
tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian
dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih.
Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping
kita ketika menghadap Allah subhanahu wata'ala. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ, فَيَرْجِعُ
اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ, يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ.
"Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua
dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya),
keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan
mengiringinya)." (Muttafaqun 'Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata'ala. Sudah
siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah
cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal
kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih
ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu
wata'ala:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ
حَامِيَةٌ
"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al Qari'ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat
dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada
hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ
الصَّلاَةُ
"Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat
adalah shalat." (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad.
Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama'ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan
mengingat Allah subhanahu wata'ala. Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya ia
akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala. Betapa banyak dosa dan
kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan
bertaubat, Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi
pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu
wata'ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik." (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu
wata'ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى
يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا
أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ
فِيْمَا عَلِمَ.
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan
Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa
mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan
untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia
ketahui." (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa
muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah
subhanahu wata'ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat
yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan
lupa kepada Allah subhanahu wata'ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan
di hadapan Allah subhanahu wata'ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah
kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata'ala terhadap orang yang banyak
berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata'ala telah mengancam
pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا
وَلَا نَصِيرًا
"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah." (An Nisa': 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Oleh
karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan
dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata'ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak
lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata'ala. Mereka
melanggar larangan Allah subhanahu wata'ala karena mendekati sebuah pohon di Al
Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk
mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu
wata'ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di
neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala jelaskan dalam firman-Nya
(yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti
akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata'ala. Pasti engkau
akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah
subhanahu wata'ala berfirman (yang artinya):
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya." (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah
belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama
teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata'ala, itu
merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak,
justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling
engkau benci. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ
وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan
itu)." (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai
sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di
dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala semata, maka
sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata'ala hanya menerima amalan ibadah
yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan
menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata'ala, mengenal Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang
halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah),
serta mana yang sunnah dan mana yang bid'ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu
wata'ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah
subhanahu wata'ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata
amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata'ala, karena amalannya
tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di
majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur'an dan hadits serta nasehat dan
penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang
bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah
subhanahu wata'ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka
barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa
pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
"Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu
Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita
semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam
agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat
orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu
wata'ala firmankan dalam surat Al 'Ashr:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati
dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al 'Ashr:
1-3)
Wallahu ta'ala a'lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember
(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=418)
Nasehat Untuk Remaja Muslim
Sabtu, 01-Januari-2011
Penulis: Redaksi Assalafy.org
________________________________
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia
selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata'ala
yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata'ala itu diraih dengan usaha yang
sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka
merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan
menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Ali 'Imran:
185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah
menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita
kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku." (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh
setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan
beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu
wata'ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap
orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa
kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk
pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti
saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya.
Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi
teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata'ala,
berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana
firman Allah subhanahu wata'ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ
تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata'ala. Mungkin
hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa,
berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di
tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian
dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih.
Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping
kita ketika menghadap Allah subhanahu wata'ala. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ, فَيَرْجِعُ
اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ, يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ.
"Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua
dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya),
keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan
mengiringinya)." (Muttafaqun 'Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata'ala. Sudah
siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah
cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal
kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih
ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu
wata'ala:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ
حَامِيَةٌ
"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al Qari'ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat
dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada
hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ
الصَّلاَةُ
"Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat
adalah shalat." (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad.
Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama'ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan
mengingat Allah subhanahu wata'ala. Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya ia
akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala. Betapa banyak dosa dan
kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan
bertaubat, Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi
pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu
wata'ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik." (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu
wata'ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى
يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا
أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ
فِيْمَا عَلِمَ.
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan
Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa
mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan
untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia
ketahui." (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa
muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah
subhanahu wata'ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat
yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan
lupa kepada Allah subhanahu wata'ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan
di hadapan Allah subhanahu wata'ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah
kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata'ala terhadap orang yang banyak
berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata'ala telah mengancam
pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا
وَلَا نَصِيرًا
"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah." (An Nisa': 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Oleh
karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan
dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata'ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak
lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata'ala. Mereka
melanggar larangan Allah subhanahu wata'ala karena mendekati sebuah pohon di Al
Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk
mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu
wata'ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di
neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala jelaskan dalam firman-Nya
(yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti
akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata'ala. Pasti engkau
akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah
subhanahu wata'ala berfirman (yang artinya):
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya." (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah
belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama
teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata'ala, itu
merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak,
justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling
engkau benci. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ
وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan
itu)." (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai
sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di
dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala semata, maka
sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata'ala hanya menerima amalan ibadah
yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan
menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata'ala, mengenal Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang
halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah),
serta mana yang sunnah dan mana yang bid'ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu
wata'ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah
subhanahu wata'ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata
amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata'ala, karena amalannya
tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di
majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur'an dan hadits serta nasehat dan
penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang
bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah
subhanahu wata'ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka
barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa
pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
"Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu
Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita
semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam
agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat
orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu
wata'ala firmankan dalam surat Al 'Ashr:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati
dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al 'Ashr:
1-3)
Wallahu ta'ala a'lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember
(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=418)
Nasehat Untuk Remaja Muslim
Sabtu, 01-Januari-2011
Penulis: Redaksi Assalafy.orgKami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara
kami terkhusus para pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat
membuka mata hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya
sebenarnya, apa kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim,
agar mereka merasa bahwa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan
perkara yang bisa melalaikan mereka dari mengingat Allah subhanahu wata'ala
sebagai penciptanya, agar mereka tidak terus-menerus bergelimang ke dalam
kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.
________________________________
Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia
selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata'ala
yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata'ala itu diraih dengan usaha yang
sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka
merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan
menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Ali 'Imran:
185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah
menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita
kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku." (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh
setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan
beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu
wata'ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap
orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa
kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk
pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti
saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya.
Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi
teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata'ala,
berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana
firman Allah subhanahu wata'ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ
تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata'ala. Mungkin
hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa,
berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di
tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian
dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih.
Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping
kita ketika menghadap Allah subhanahu wata'ala. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ, فَيَرْجِعُ
اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ, يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ.
"Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua
dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya),
keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan
mengiringinya)." (Muttafaqun 'Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata'ala. Sudah
siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah
cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal
kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih
ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu
wata'ala:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ
حَامِيَةٌ
"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al Qari'ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat
dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada
hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ
الصَّلاَةُ
"Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat
adalah shalat." (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad.
Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama'ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan
mengingat Allah subhanahu wata'ala. Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya ia
akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala. Betapa banyak dosa dan
kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan
bertaubat, Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi
pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu
wata'ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik." (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu
wata'ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى
يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا
أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ
فِيْمَا عَلِمَ.
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan
Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa
mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan
untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia
ketahui." (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa
muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah
subhanahu wata'ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat
yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan
lupa kepada Allah subhanahu wata'ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan
di hadapan Allah subhanahu wata'ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah
kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata'ala terhadap orang yang banyak
berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata'ala telah mengancam
pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا
وَلَا نَصِيرًا
"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah." (An Nisa': 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Oleh
karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan
dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata'ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak
lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata'ala. Mereka
melanggar larangan Allah subhanahu wata'ala karena mendekati sebuah pohon di Al
Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk
mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu
wata'ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di
neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala jelaskan dalam firman-Nya
(yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti
akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata'ala. Pasti engkau
akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah
subhanahu wata'ala berfirman (yang artinya):
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya." (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah
belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama
teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata'ala, itu
merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak,
justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling
engkau benci. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ
وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan
itu)." (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai
sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di
dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala semata, maka
sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata'ala hanya menerima amalan ibadah
yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan
menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata'ala, mengenal Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang
halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah),
serta mana yang sunnah dan mana yang bid'ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu
wata'ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah
subhanahu wata'ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata
amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata'ala, karena amalannya
tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di
majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur'an dan hadits serta nasehat dan
penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang
bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah
subhanahu wata'ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka
barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa
pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
"Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu
Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita
semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam
agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat
orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu
wata'ala firmankan dalam surat Al 'Ashr:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati
dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al 'Ashr:
1-3)
Wallahu ta'ala a'lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember
(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=418)
Nasehat Untuk Remaja Muslim
Sabtu, 01-Januari-2011
Penulis: Redaksi Assalafy.org
________________________________
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda
dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka
sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang
harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda
ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka
dari mengingat Allah subhanahu wata'ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak
terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan
negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia
selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata'ala
yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata'ala itu diraih dengan usaha yang
sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka
merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan
menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Ali 'Imran:
185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah
menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita
kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku." (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh
setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan
beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu
wata'ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap
orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa
kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk
pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti
saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya.
Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi
teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata'ala,
berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana
firman Allah subhanahu wata'ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ
تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata'ala. Mungkin
hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa,
berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di
tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian
dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih.
Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping
kita ketika menghadap Allah subhanahu wata'ala. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ, فَيَرْجِعُ
اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ, يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ.
"Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua
dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya),
keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan
mengiringinya)." (Muttafaqun 'Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata'ala. Sudah
siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah
cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal
kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih
ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu
wata'ala:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ
حَامِيَةٌ
"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al Qari'ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat
dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada
hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ
الصَّلاَةُ
"Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat
adalah shalat." (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad.
Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama'ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan
mengingat Allah subhanahu wata'ala. Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya ia
akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala. Betapa banyak dosa dan
kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan
bertaubat, Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi
pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu
wata'ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik." (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu
wata'ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى
يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا
أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ
فِيْمَا عَلِمَ.
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan
Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa
mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan
untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia
ketahui." (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa
muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah
subhanahu wata'ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat
yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan
lupa kepada Allah subhanahu wata'ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan
di hadapan Allah subhanahu wata'ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah
kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata'ala terhadap orang yang banyak
berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata'ala telah mengancam
pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا
وَلَا نَصِيرًا
"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah." (An Nisa': 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Oleh
karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan
dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata'ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak
lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata'ala. Mereka
melanggar larangan Allah subhanahu wata'ala karena mendekati sebuah pohon di Al
Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat
kepada Allah subhanahu wata'ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk
mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu
wata'ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di
neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala jelaskan dalam firman-Nya
(yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti
akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata'ala. Pasti engkau
akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah
subhanahu wata'ala berfirman (yang artinya):
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya." (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah
belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama
teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata'ala, itu
merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak,
justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling
engkau benci. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ
وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan
itu)." (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai
sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di
dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala semata, maka
sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata'ala hanya menerima amalan ibadah
yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan
menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata'ala, mengenal Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang
halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah),
serta mana yang sunnah dan mana yang bid'ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu
wata'ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah
subhanahu wata'ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata
amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata'ala, karena amalannya
tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di
majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur'an dan hadits serta nasehat dan
penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang
bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah
subhanahu wata'ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka
barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa
pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
"Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu
Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita
semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam
agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat
orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu
wata'ala firmankan dalam surat Al 'Ashr:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati
dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al 'Ashr:
1-3)
Wallahu ta'ala a'lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember
(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=418)
Walhamdulillaah
Wassalamu'alaykum wa Rohmatulloohi wa Barokatuhu
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar