Selasa, 14 Juni 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3412

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1.

Event Erlangga Family Fair di CITOS 7-10 Juli 2011

Posted by: "Erlangga Fair" erlanggafair@yahoo.com   erlanggafair

Mon Jun 13, 2011 3:16 am (PDT)



Sekedar sharing informasi menarik dan tolong disebarluaskan. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

Ingin lihat Diego si petualang, Po si Kungfu Panda, dan Thomas si kereta api? Penasaran, siapa yang menjadi Teacher of the Year dan juara Read € ¢Â a Story tahun ini? Gak ketinggalan, ada talkshow yang dihadiri selebriti, loh € ¢â' ¦ Siap-siap aja ke ERLANGGA FAMILY FAIR 2011 di CITOS tanggal 7-10 Juli 2011. Acara yang pas buat mengisi liburan putra-putri dan keluarga Anda. gabung di facebook kami Erlangga Fair dan follow twitternya Buku Erlangga untuk mengikuti kuis-kuis berhadiah menarik.

Catat agenda acara Erlangga Family Fair 2011 berikut ini :

Untuk keterangan lebih lanjut hubungi Hotline: 021 8383 1000
Untuk kerjasama keikutsertaan pameran dan media partner hubungi:Erlin (021) 8717006 Ext. 229

Penerbit Erlangga | Erlangga Family Fair 2011€ ¢Â Â 
2.

Artikel: Memuliakan Pelanggan â€" Case Aqua Danone

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Mon Jun 13, 2011 3:24 am (PDT)



Artikel: Memuliakan Pelanggan € ¢â' '³ Case Aqua Danone
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Biasanya Anda menggunakan terminologi € ¢â' '¸Melayani Pelanggan€ ¢â' '¹, bukan? Saya kira, konsep itu sudah sangat usang. Tidak cocok lagi untuk diterapkan dizaman sekarang. Menurut hemat saya; ini mah, eranya sudah bukan lagi melayani, melainkan memuliakan. Makanya, sharing saya kali ini bertema € ¢â' '¼Memuliakan Pelanggan€ ¢â' '½. Saya tidak akan berteori, karena bisa megundang perdebatan dan penyangkalan. Orang bisa mendebat hanya karena tidak sependapat. Dan orang juga bisa menyangkal hanya karena merasa kepentingannya terusik. Saya hanya ingin berbagi pandangan tentang apa yang saya lihat didalam dunia nyata. Tepatnya saya akan mengangkat hasil pengamatan saya terhadap Aqua Danone. Jika ada komentar dari rekan-rekan di Aqua Danone, tentu saya akan sangat terbuka untuk menerimanya.
€ ¢Â 
Pada tahun 2009 dan 2010 saya mendapatkan kesempatan untuk memfasilitasi beberapa program pelatihan untuk teman-teman di Aqua Danone; khususnya mereka yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Sekalipun demikian, sebenarnya bukan mereka yang belajar kepada saya. Melainkan sayalah yang belajar begitu banyak hal dari teman-teman di Aqua-Danone tentang bagaimana memuliakan pelanggannya. Dari mereka saya melihat nilai-nilai yang patut kita teladani. Andai saja perusahaan-perusahaan di Indonesia bersedia belajar kepada cara Aqua Danone memuliakan pelangganya, saya yakin bukan hanya kualitas pelayanan yang akan membaik sehingga penilaian pelanggan kepada mereka pun baik. Hal yang terlebih penting lagi adalah; terbentuknya iklim bisnis yang lebih baik di negeri tercinta ini. Bagi Anda yang tertarik untuk ikut bersama saya belajar kepada Aqua Danone cara memuliakan pelanggan, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut
ini:
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Menetapkan mindset untuk memuliakan. Mindset atau cara berpikir itu sungguh sangat penting loh... Orang-orang yang berpikir negatif terhadap pelanggan tidak mungkin bisa memuliakan pelanggannya. Ciri mindset yang buruk misalnya; menyikapi keluhan pelanggan dengan rasa kesal, mencari-cari alasan dan pembenaran, atau bahkan balik memaki dan menghina pelanggan yang sudah dengan jujur mengemukakan pendapatnya. Hanya jika Anda memiliki mindset memuliakan pelanggan, Anda akan bisa memperlakukan mereka dengan baik. Di Aqua Danone, saya melihat itu. Bagaimana saya bisa seyakin itu? Saya pernah melakukan perjalanan bersama mereka, bercanda bersama mereka, bersama-sama menemui pelanggan mereka, dan saya memperhatikan betul bagaimana mereka menjalaninya.
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Membentuk gugus tugas yang penuh dedikasi. Kesadaran untuk melayani pelanggan dengan baik itu sering sekali hanya sebatas konsep saja. Namun, ada jurang pemisah antara jargon pelayanan yang dipajang di dinding kantor dan website-website dengan kenyataan bagaimana sebenarnya mereka memperlakukan pelanggan. Di Aqua Danone, saya melihat; mereka bukan hanya membuat slogan dan jargon-jargon. Mereka membentuk gugus tugas khusus untuk memastikan pelanggannya benar-benar bahagia dalam bermitra. Mereka adalah orang-orang yang santun, rendah hati, menghormati, dan bersedia memuliakan pelanggannya. Bagaimana saya tahu soal ini? Saya pernah bersama mereka duduk di sebuah lapak pelanggannya dibawah lintasan kabel listrik bertegangan tinggi. Dari cara mereka menjalani tugasnya, saya tahu; merekalah orangnya.
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Memperdalam pemahaman terhadap karakter pelanggan. Kita merasa telah memahami pelanggan dengan sangat baik. Makanya kita sering sewot jika pelanggan yang € ¢â' '¸sudah kita pahami€ ¢â' '¹ itu menyampaikan keluhan. Di Aqua Danone, saya melihat nilai yang berbeda; mereka bertanya, bagaimana cara memahami karakter pelanggan yang jumlahnya sedemikian banyak itu? Menyimak antusiasme mereka dalam mengikuti proses pembelajaran itu, saya merasakan kehadiran ruh komitmen untuk memuliakan pelanggannya. Terlihat sekali jika Top Management di Aqua Danone benar-benar peduli untuk memastikan bahwa orang-orang yang bersentuhan langsung dengan pelanggan mampu membawa amanat perusahaan untuk memuliakan mereka.
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Membangun kesadaran bahwa memuliakan pelanggan adalah tugas semua karyawan. Di perusahaan Anda, ada berapa divisi? Banyak sekali, bukan? Deperteman apa yang bertugas untuk melayani pelanggan di perusahaan Anda? Petugas customer service. Tidak heran jika orang-orang di departemen lain tersinggung rasa cinta buta kepada almamaternya ketika pelanggan komplain. Atau acuh tak acuh saja dengan urusan pelanggan. Di Aqua Danone saya menyaksikan; dibangunnya kesadaran bahwa memuliakan pelanggan adalah tugas semua karyawan. Bukan hanya gugus tugas penjamin mutu pelayanan kepada pelanggan saja yang ikut belajar tentang prinsip-prinsip memuliakan pelanggan. Mereka yang bertanggungjawab dengan kualitas produk, penerima telepon, dan € ¢â' '¸fungsi lainnya€ ¢â' '¹ pun ikut didorong untuk mempelajarinya. Bagaimana saya tahu soal itu? Saya pernah berinteraksi dengan mereka.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Tidak sekedar mengharapkan € ¢â' '¸apa yang ingin Anda dengar€ ¢â' '¹. Banyak orang yang ingin pelanggan memuji-muji dan menceritakan kebaikan-kebaikan produk dan pelayanan yang mereka berikan. Mereka tersinggung jika pelanggan mengeluh. Mengapa? Karena mereka membuka saluran komunikasi dengan pelanggannya hanya untuk mendengar € ¢â' '¸apa yang ingin mereka dengar€ ¢â' '¹. Di Aqua Danone, mereka menerima komplain kasar tentang air kemasan yang keruh pun masih dengan senyum yang merekah indah menghias wajah. Apakah Anda bisa membayangkan orang yang setiap hari berada di lapak pengap dibawah terik matahari Jakarta? Kira-kira seperti apa sikap mereka disaat marah? Tapi sahabat-sahabat saya di Aqua Danone diajari dan berkomitmen untuk tidak balik marah, malah segera berterimakasih kepada pelanggan yang sedemikian tulus ikhlasnya memberi umpan balik; untuk menjadikan mereka setingkat lebih baik.
€ ¢Â 
Ketika di tahun 2009 dan 2010 saya berinteraksi cukup intensif dengan sahabat-sahabat di Aqua Danone, mereka baru saja belajar untuk memuliakan pelanggan. Dan di tahun 2011 ini saya melihat begitu banyak perkembangan dan perwujudan atas komitmen mereka. Sungguh sebuah teladan berharga yang patut kita contoh dalam memuliakan pelanggan. Saya yang orang luar Aqua Danone ini, hanya sedikit menyimak perjalanan dan perjuangan mereka. Namun saya melihat begitu banyak lompatan yang telah berhasil mereka buat.
€ ¢Â 
Meski demikian, saya yakin jika sahabat-sahabat saya di Aqua Danone menyadari benar bahwa kesempurnaan itu bukanlah titik akhir. Melainkan sebuah proses untuk menemukan tindakan-tindakan lain yang bisa memberi nilai lebih kepada pelanggannya. Sahabat-sahabat saya di Aqua Danone itu belum sempurna, dan tidak akan pernah menjadi sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah monopoli mereka yang cepat berpuas diri.
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman € ¢Â - 13 Juni 2011
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Melayani pelanggan itu bisa Anda lakukan dengan cara yang sangat baik, dan bisa juga dengan cara yang sangat buruk sekali. Tetapi, MEMULIAKAN PELANGGAN, hanya mengajak Anda untuk melakukan yang terbaik bersama para pelanggan.
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

3a.

Re: Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?

Posted by: "satriyo" satriyo.boedi@gmail.com   satriyo_as

Mon Jun 13, 2011 3:26 am (PDT)



Mas Nur,

Ini mas yang sempat saya temukan:

Untuk hadisnya, a.l., bisa lihat di http://www.defry.net/ustad
-menjawab/hukum-seorang-wanita-menambahkan-nama-suam
inya-di-belakang-namanya/

Atau ini: http://forum.vivanews.com/archive/index.php/t-117154.html

salam,
Satriyo

PS: alamat FB saya http://www.facebook.com/#!/satriyo1

2011/6/13 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>

>
>
> Terima kasih, Mas Satriyo. Jika berkenan, di-share juga ya alamat
> FB-nya,biar yang lain tahu:).
>
> salam,
>
> Nursalam AR
>
>
> On 6/10/11, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> wrote:
> > Mas Amrullah,
> > Sila lihat posting dan komen di wall facebook saya berisi tulisan mas
> > Nur yg sdh saya tambahkan refrensi hadisnya. Maaf dr BB saat ini susah
> > mengakses fb saya itu :-(
> >
> > Satriyo
> >
> > On 6/10/11, bintang_maha_putra@yahoo.co.id
> > <bintang_maha_putra@yahoo.co.id> wrote:
> >> Mas Nur,
> >> Klo boleh tahu, mohon bunyi haditsnya seperti apa? Siapa perawinya?
> >> Makasih
> >>
> >> Regards,
> >>
> >>
> >> Yozar F. Amrullah
> >>
> >> Dikirim dari Yozar.ReMixer RainbowBerry€  ® smartphone
> >>
> >> -----Original Message-----
> >> From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
> >> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> >> Date: Tue, 7 Jun 2011 17:17:51
> >> To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> >> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> >> Cc: Nursalam AR<nursalam.ar@gmail.com>
> >> Subject: [sekolah-kehidupan] Nama Suami di Belakang Nama Istri?
> Bolehkah?
> >>
> >> Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?
> >>
> >> Oleh Nursalam AR
> >>
> >>
> >> Iya, bolehkah?
> >>
> >> Demikian suatu pertanyaan yang mengemuka di sebuah milis lain.
> >> Menarik, karena yang punya argumentasi mengemukakan pendapatnya
> >> disertai hadis Nabi Muhammad SAW tentang dilarangnya menisbatkan nama
> >> suami di belakang nama istri seperti yang banyak dilakukan orang saat
> >> ini. Misalnya, istri mantan presiden AS,Bill Clinton, yang menisbatkan
> >> nama suaminya di belakang namanya menjadi Hillary Rodham Clinton.
> >>
> >> Di sebuah artikel lain yang pernah saya baca, praktik penisbatan nama
> >> suami seperti itu dianggap sebagai bentuk dominasi patriarki
> >> (kekuasaan lelaki) atas perempuan.
> >>
> >> Hemat saya, soal nama, khusus untuk kaum perempuan apalagi ibu-ibu
> >> memang unik. Di
> >> lingkungan sekitar rumah saya yang baru (yang baru ditempati 5 bulan
> >> ini), istri saya biasa
> >> dikenal dengan 3 nama: Umminya Alham (nama anak saya), Mamanya Alham
> >> dan Bu Nursalam. Nama aslinya sendiri (Yuni) tenggelam:D.
> >>
> >> Pernah ibu-ibu tetangga bilang ke istri saya,"Ih,ibu kok kemarin
> >> dipanggil ga nengok?"
> >>
> >> Karena istri saya keliatan bingung, ia menambahkan,"Itu, waktu saya
> >> panggil 'Bu Nur..Bu Nur'." Oalah, pantas saja istri saya tak nengok.
> >> Ia kira yang dipanggil orang lain.
> >>
> >> Yah, itulah budaya di masyarakat. Tapi secara pribadi saya setuju
> >> dengan hadis tersebut tentang penisbatan nama suami tersebut (emang
> >> kudu yah kalo Muslim mah. Terserah jika ummat agama lain):D. Saya
> >> sendiri membebaskan istri saya untuk menggunakan namanya sendiri, Yuni
> >> Meganingrum, baik di formulir formal atau akun jejaring sosial
> >> sekalipun. Dan bukan Yuni Salam atau Yuni Rahman.
> >>
> >> Sebab, lepas dari 'ancaman' hadis tersebut, salah satu hikmah
> >> pelarangan penisbatan nama suami tersebut adalah pembebasan atau
> >> pengakuan Islam atas hak identitas perempuan. Di masa jahiliyah,
> >> sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, perempuan biasa dianggap sebagai
> >> barang atau aset, yang bisa diwariskan ke anak atau diberikan kepada
> >> orang lain. Perempuan tak punya hak secuil pun termasuk hak identitas
> >> atas namanya sendiri.
> >>
> >> Hikmah lainnya, juga tentang keajegan. Jika dinisbatkan pada ayah kan
> >> jelas dan tak berubah. Karena tak ada bekas ayah atau bekas anak.
> >> Namun, yang ada bekas istri atau bekas suami. Kasus seperti ini pernah
> >> terjadi atas penyanyi Elya Khaddam yang terkenal dengan lagu 'Boneka
> >> India'.
> >>
> >> Konon di awal karirnya ia pakai nama Elya Agus, sesuai nama ayahnya.
> >> Namun karirnya biasa saja. Setelah menikah dan pakai nama Elya
> >> Khaddam, karirnya melejit dengan hits lagu 'Boneka India' tersebut.
> >> Beberapa tahun setelah tenar, ia bercerai dengan Khaddam.
> >> Memang tak ada persoalan soal penggunaan nama 'Khaddam' karena Elya
> >> pun masih menggunakannya hingga bertahun-bertahun setelah cerai.
> >> Belakangan ia kembali ke nama aslinya 'Elya Agus'.
> >>
> >> Kasus lain yang serupa juga terjadi pada artis sinetron Firdha Razak
> >> yang dulu ngetop dengan sinetron awal 90-an "Opera Tiga Jaman" di
> >> RCTI. Saat ngetop ia adalah istri Razak Satari, seorang produser di
> >> RCTI. Setelah bercerai, ia pun masih pakai nama itu karena sudah
> >> merupakan trademark atau label keartisan. Meski kemudian setelah
> >> menikah dengan seorang bule Jerman ia berganti nama menjadi Firdha
> >> Kussler.
> >>
> >>
> >>
> >> --
> >> www.nursalam.wordpress.com
> >>
> >>
> >
> > --
> > Sent from my mobile device
> >
>
> --
> www.nursalam.wordpress.com
>
>
3b.

Re: Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Mon Jun 13, 2011 3:38 am (PDT)



Terima kasih banyak, Mas Satrio.

salam,

Nursalam AR

On 6/13/11, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> wrote:
> Mas Nur,
>
> Ini mas yang sempat saya temukan:
>
> Untuk hadisnya, a.l., bisa lihat di http://www.defry.net/ustad
> -menjawab/hukum-seorang-wanita-menambahkan-nama-suam
> inya-di-belakang-namanya/
>
> Atau ini: http://forum.vivanews.com/archive/index.php/t-117154.html
>
> salam,
> Satriyo
>
> PS: alamat FB saya http://www.facebook.com/#!/satriyo1
>
> 2011/6/13 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
>
>>
>>
>> Terima kasih, Mas Satriyo. Jika berkenan, di-share juga ya alamat
>> FB-nya,biar yang lain tahu:).
>>
>> salam,
>>
>> Nursalam AR
>>
>>
>> On 6/10/11, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> wrote:
>> > Mas Amrullah,
>> > Sila lihat posting dan komen di wall facebook saya berisi tulisan mas
>> > Nur yg sdh saya tambahkan refrensi hadisnya. Maaf dr BB saat ini susah
>> > mengakses fb saya itu :-(
>> >
>> > Satriyo
>> >
>> > On 6/10/11, bintang_maha_putra@yahoo.co.id
>> > <bintang_maha_putra@yahoo.co.id> wrote:
>> >> Mas Nur,
>> >> Klo boleh tahu, mohon bunyi haditsnya seperti apa? Siapa perawinya?
>> >> Makasih
>> >>
>> >> Regards,
>> >>
>> >>
>> >> Yozar F. Amrullah
>> >>
>> >> Dikirim dari Yozar.ReMixer RainbowBerry€ ¦® smartphone
>> >>
>> >> -----Original Message-----
>> >> From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
>> >> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>> >> Date: Tue, 7 Jun 2011 17:17:51
>> >> To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
>> >> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>> >> Cc: Nursalam AR<nursalam.ar@gmail.com>
>> >> Subject: [sekolah-kehidupan] Nama Suami di Belakang Nama Istri?
>> Bolehkah?
>> >>
>> >> Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?
>> >>
>> >> Oleh Nursalam AR
>> >>
>> >>
>> >> Iya, bolehkah?
>> >>
>> >> Demikian suatu pertanyaan yang mengemuka di sebuah milis lain.
>> >> Menarik, karena yang punya argumentasi mengemukakan pendapatnya
>> >> disertai hadis Nabi Muhammad SAW tentang dilarangnya menisbatkan nama
>> >> suami di belakang nama istri seperti yang banyak dilakukan orang saat
>> >> ini. Misalnya, istri mantan presiden AS,Bill Clinton, yang menisbatkan
>> >> nama suaminya di belakang namanya menjadi Hillary Rodham Clinton.
>> >>
>> >> Di sebuah artikel lain yang pernah saya baca, praktik penisbatan nama
>> >> suami seperti itu dianggap sebagai bentuk dominasi patriarki
>> >> (kekuasaan lelaki) atas perempuan.
>> >>
>> >> Hemat saya, soal nama, khusus untuk kaum perempuan apalagi ibu-ibu
>> >> memang unik. Di
>> >> lingkungan sekitar rumah saya yang baru (yang baru ditempati 5 bulan
>> >> ini), istri saya biasa
>> >> dikenal dengan 3 nama: Umminya Alham (nama anak saya), Mamanya Alham
>> >> dan Bu Nursalam. Nama aslinya sendiri (Yuni) tenggelam:D.
>> >>
>> >> Pernah ibu-ibu tetangga bilang ke istri saya,"Ih,ibu kok kemarin
>> >> dipanggil ga nengok?"
>> >>
>> >> Karena istri saya keliatan bingung, ia menambahkan,"Itu, waktu saya
>> >> panggil 'Bu Nur..Bu Nur'." Oalah, pantas saja istri saya tak nengok.
>> >> Ia kira yang dipanggil orang lain.
>> >>
>> >> Yah, itulah budaya di masyarakat. Tapi secara pribadi saya setuju
>> >> dengan hadis tersebut tentang penisbatan nama suami tersebut (emang
>> >> kudu yah kalo Muslim mah. Terserah jika ummat agama lain):D. Saya
>> >> sendiri membebaskan istri saya untuk menggunakan namanya sendiri, Yuni
>> >> Meganingrum, baik di formulir formal atau akun jejaring sosial
>> >> sekalipun. Dan bukan Yuni Salam atau Yuni Rahman.
>> >>
>> >> Sebab, lepas dari 'ancaman' hadis tersebut, salah satu hikmah
>> >> pelarangan penisbatan nama suami tersebut adalah pembebasan atau
>> >> pengakuan Islam atas hak identitas perempuan. Di masa jahiliyah,
>> >> sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, perempuan biasa dianggap sebagai
>> >> barang atau aset, yang bisa diwariskan ke anak atau diberikan kepada
>> >> orang lain. Perempuan tak punya hak secuil pun termasuk hak identitas
>> >> atas namanya sendiri.
>> >>
>> >> Hikmah lainnya, juga tentang keajegan. Jika dinisbatkan pada ayah kan
>> >> jelas dan tak berubah. Karena tak ada bekas ayah atau bekas anak.
>> >> Namun, yang ada bekas istri atau bekas suami. Kasus seperti ini pernah
>> >> terjadi atas penyanyi Elya Khaddam yang terkenal dengan lagu 'Boneka
>> >> India'.
>> >>
>> >> Konon di awal karirnya ia pakai nama Elya Agus, sesuai nama ayahnya.
>> >> Namun karirnya biasa saja. Setelah menikah dan pakai nama Elya
>> >> Khaddam, karirnya melejit dengan hits lagu 'Boneka India' tersebut.
>> >> Beberapa tahun setelah tenar, ia bercerai dengan Khaddam.
>> >> Memang tak ada persoalan soal penggunaan nama 'Khaddam' karena Elya
>> >> pun masih menggunakannya hingga bertahun-bertahun setelah cerai.
>> >> Belakangan ia kembali ke nama aslinya 'Elya Agus'.
>> >>
>> >> Kasus lain yang serupa juga terjadi pada artis sinetron Firdha Razak
>> >> yang dulu ngetop dengan sinetron awal 90-an "Opera Tiga Jaman" di
>> >> RCTI. Saat ngetop ia adalah istri Razak Satari, seorang produser di
>> >> RCTI. Setelah bercerai, ia pun masih pakai nama itu karena sudah
>> >> merupakan trademark atau label keartisan. Meski kemudian setelah
>> >> menikah dengan seorang bule Jerman ia berganti nama menjadi Firdha
>> >> Kussler.
>> >>
>> >>
>> >>
>> >> --
>> >> www.nursalam.wordpress.com
>> >>
>> >>
>> >
>> > --
>> > Sent from my mobile device
>> >
>>
>> --
>> www.nursalam.wordpress.com
>>
>>
>

--
www.nursalam.wordpress.com

3c.

Re: Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?

Posted by: "bintang_maha_putra@yahoo.co.id" bintang_maha_putra@yahoo.co.id   bintang_maha_putra

Mon Jun 13, 2011 6:48 am (PDT)



Mas Satriyo,
Alamatnya sudah saya buka. Makasih infonya. Makasi jg buat mas Nur.

Regards,


Yozar F. Amrullah
Musisidigital.wordpress.com

Dikirim dari Yozar.ReMixer RainbowBerry€  ® smartphone

-----Original Message-----
From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 13 Jun 2011 17:38:35
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?

Terima kasih banyak, Mas Satrio.

salam,

Nursalam AR

On 6/13/11, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> wrote:
> Mas Nur,
>
> Ini mas yang sempat saya temukan:
>
> Untuk hadisnya, a.l., bisa lihat di http://www.defry.net/ustad
> -menjawab/hukum-seorang-wanita-menambahkan-nama-suam
> inya-di-belakang-namanya/
>
> Atau ini: http://forum.vivanews.com/archive/index.php/t-117154.html
>
> salam,
> Satriyo
>
> PS: alamat FB saya http://www.facebook.com/#!/satriyo1
>
> 2011/6/13 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
>
>>
>>
>> Terima kasih, Mas Satriyo. Jika berkenan, di-share juga ya alamat
>> FB-nya,biar yang lain tahu:).
>>
>> salam,
>>
>> Nursalam AR
>>
>>
>> On 6/10/11, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> wrote:
>> > Mas Amrullah,
>> > Sila lihat posting dan komen di wall facebook saya berisi tulisan mas
>> > Nur yg sdh saya tambahkan refrensi hadisnya. Maaf dr BB saat ini susah
>> > mengakses fb saya itu :-(
>> >
>> > Satriyo
>> >
>> > On 6/10/11, bintang_maha_putra@yahoo.co.id
>> > <bintang_maha_putra@yahoo.co.id> wrote:
>> >> Mas Nur,
>> >> Klo boleh tahu, mohon bunyi haditsnya seperti apa? Siapa perawinya?
>> >> Makasih
>> >>
>> >> Regards,
>> >>
>> >>
>> >> Yozar F. Amrullah
>> >>
>> >> Dikirim dari Yozar.ReMixer RainbowBerry€  ® smartphone
>> >>
>> >> -----Original Message-----
>> >> From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
>> >> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>> >> Date: Tue, 7 Jun 2011 17:17:51
>> >> To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
>> >> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>> >> Cc: Nursalam AR<nursalam.ar@gmail.com>
>> >> Subject: [sekolah-kehidupan] Nama Suami di Belakang Nama Istri?
>> Bolehkah?
>> >>
>> >> Nama Suami di Belakang Nama Istri? Bolehkah?
>> >>
>> >> Oleh Nursalam AR
>> >>
>> >>
>> >> Iya, bolehkah?
>> >>
>> >> Demikian suatu pertanyaan yang mengemuka di sebuah milis lain.
>> >> Menarik, karena yang punya argumentasi mengemukakan pendapatnya
>> >> disertai hadis Nabi Muhammad SAW tentang dilarangnya menisbatkan nama
>> >> suami di belakang nama istri seperti yang banyak dilakukan orang saat
>> >> ini. Misalnya, istri mantan presiden AS,Bill Clinton, yang menisbatkan
>> >> nama suaminya di belakang namanya menjadi Hillary Rodham Clinton.
>> >>
>> >> Di sebuah artikel lain yang pernah saya baca, praktik penisbatan nama
>> >> suami seperti itu dianggap sebagai bentuk dominasi patriarki
>> >> (kekuasaan lelaki) atas perempuan.
>> >>
>> >> Hemat saya, soal nama, khusus untuk kaum perempuan apalagi ibu-ibu
>> >> memang unik. Di
>> >> lingkungan sekitar rumah saya yang baru (yang baru ditempati 5 bulan
>> >> ini), istri saya biasa
>> >> dikenal dengan 3 nama: Umminya Alham (nama anak saya), Mamanya Alham
>> >> dan Bu Nursalam. Nama aslinya sendiri (Yuni) tenggelam:D.
>> >>
>> >> Pernah ibu-ibu tetangga bilang ke istri saya,"Ih,ibu kok kemarin
>> >> dipanggil ga nengok?"
>> >>
>> >> Karena istri saya keliatan bingung, ia menambahkan,"Itu, waktu saya
>> >> panggil 'Bu Nur..Bu Nur'." Oalah, pantas saja istri saya tak nengok.
>> >> Ia kira yang dipanggil orang lain.
>> >>
>> >> Yah, itulah budaya di masyarakat. Tapi secara pribadi saya setuju
>> >> dengan hadis tersebut tentang penisbatan nama suami tersebut (emang
>> >> kudu yah kalo Muslim mah. Terserah jika ummat agama lain):D. Saya
>> >> sendiri membebaskan istri saya untuk menggunakan namanya sendiri, Yuni
>> >> Meganingrum, baik di formulir formal atau akun jejaring sosial
>> >> sekalipun. Dan bukan Yuni Salam atau Yuni Rahman.
>> >>
>> >> Sebab, lepas dari 'ancaman' hadis tersebut, salah satu hikmah
>> >> pelarangan penisbatan nama suami tersebut adalah pembebasan atau
>> >> pengakuan Islam atas hak identitas perempuan. Di masa jahiliyah,
>> >> sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, perempuan biasa dianggap sebagai
>> >> barang atau aset, yang bisa diwariskan ke anak atau diberikan kepada
>> >> orang lain. Perempuan tak punya hak secuil pun termasuk hak identitas
>> >> atas namanya sendiri.
>> >>
>> >> Hikmah lainnya, juga tentang keajegan. Jika dinisbatkan pada ayah kan
>> >> jelas dan tak berubah. Karena tak ada bekas ayah atau bekas anak.
>> >> Namun, yang ada bekas istri atau bekas suami. Kasus seperti ini pernah
>> >> terjadi atas penyanyi Elya Khaddam yang terkenal dengan lagu 'Boneka
>> >> India'.
>> >>
>> >> Konon di awal karirnya ia pakai nama Elya Agus, sesuai nama ayahnya.
>> >> Namun karirnya biasa saja. Setelah menikah dan pakai nama Elya
>> >> Khaddam, karirnya melejit dengan hits lagu 'Boneka India' tersebut.
>> >> Beberapa tahun setelah tenar, ia bercerai dengan Khaddam.
>> >> Memang tak ada persoalan soal penggunaan nama 'Khaddam' karena Elya
>> >> pun masih menggunakannya hingga bertahun-bertahun setelah cerai.
>> >> Belakangan ia kembali ke nama aslinya 'Elya Agus'.
>> >>
>> >> Kasus lain yang serupa juga terjadi pada artis sinetron Firdha Razak
>> >> yang dulu ngetop dengan sinetron awal 90-an "Opera Tiga Jaman" di
>> >> RCTI. Saat ngetop ia adalah istri Razak Satari, seorang produser di
>> >> RCTI. Setelah bercerai, ia pun masih pakai nama itu karena sudah
>> >> merupakan trademark atau label keartisan. Meski kemudian setelah
>> >> menikah dengan seorang bule Jerman ia berganti nama menjadi Firdha
>> >> Kussler.
>> >>
>> >>
>> >>
>> >> --
>> >> www.nursalam.wordpress.com
>> >>
>> >>
>> >
>> > --
>> > Sent from my mobile device
>> >
>>
>> --
>> www.nursalam.wordpress.com
>>
>>
>


--
www.nursalam.wordpress.com

4.

[Fiksi] Saudara Seberang Pagar

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Mon Jun 13, 2011 3:31 am (PDT)



Dear all,

Sekadar berbagi dari arsip pribadi. Moga berkenan. Moga bermanfaat,
jika ada manfaat yang dapat dipetik.

Tabik,

Nursalam AR
=========================
Cerpen

Saudara di Seberang Pagar
Oleh Nursalam AR
€  '³Farah Chan jadi bendahara acara perpisahan sekolah kita?€  '´ ulang Icha,
tak percaya. Terbayang wajah gadis berjilbab dengan kacamata minus
tebal yang murah senyum namun kalem tersebut.
€  '³Kenapa emangnya, Cha?€  '´ Tanya Pandu. €  '³Kok kayak kebakaran jenggot Lu?€  '´
€  '³Enak aja, lu,€  '´sungut Icha. €  '³Gue cewek normal, Jack. Masak jenggotan!€  '´
€  '³Peribahasa, Cha, perumpamaan,€  '´ ujar Pandu, agak geli. Sejenak
wajahnya lebih serius. €  '³Cha, Farah itu O.K, dapat diandalkan. Pinter,
juara kelas, cantik lagi. Gue yakin dia bisa kerjasama dengan kita.€  '´
€  '³Oke, oke, dia cantik, Pinter, juara kelas. Trus kenapa jadi
bendahara? €  '±Kan masih ada anak-anak OSIS yang biasa pegang keuangan.
Nah, si Maya sendiri bokin lu mau dikemanain, Du? Dia malah bendahara
OSIS!€  '´ serang Icha. Pandu mendelik, agak memerah wajahnya sewaktu nama
kekasihnya disebut-sebut. Memang itu tujuan Icha biar Pandu tersulut
sentimennya!
€  '³Maya itu lain urusan deh. Please dong, dia tuh lagi cemburu berat
sama Farah. Jangan cari gara-gara deh,€  '´ Pandu mengiba. €  '³Kita fokus aja
sama Farah. Jelas lu lebih tau dong tentang si Farah. Kalian tetangga
kan ? Nah, apa pekerjaan bapaknya Farah, Cha?€  '´
€  '³Hm..pengusaha rumah makan.€  '´
€  '³Nah! Itu sumber dana, bo! Apalagi si Farah sering pegang pembukuan
di rumah makan bokapnya. Kita butuh orang yang profesional, Cha, nggak
sekedar yang cuma bisa dandan atau ngerumpi!€  '´
€  '³O, jadi Maya itu cuma bisa dandan dan ngerumpi ya, Du?€  '´ ledek Icha.
Pandu melotot. Kali ini lebih galak dari sebelumnya. Icha mengikik
menang.
€  '³Bagaimana, Wakil Ketua? Setuju nggak?€  '´
Kali ini Icha yang keki. Soalnya dalam pemilihan ketua panitia
perpisahan, ia kalah bersaing dengan Pandu. Kendati ia merasa lebih
berpengalaman dalam kepanitiaan acara perpisahan sekolah.
Mentang-mentang ketua OSIS, masak jabatan mau dirangkap semua sih!
€  '³Gimana, Cha?€  '´ Kali ini dengan nada yang lebih lembut. Gaya khasnya
Pandu bila menginginkan sesuatu.
Icha terdiam. Ia belum mau kalah. €  '³Du, kamu kan tau Farah itu orang
Padang€  '¥.,€  '´ Ucapannya menggantung. Aah, SARA sih!
€  '³Nah, justru itu yang kita cari. Denger, Cha, orang Padang itu
dikenal pintar dan hemat mengelola uang. Nah, kita butuh orang seperti
itu. Inget ga, tahun-tahun kemarin anggaran acara selalu defisit
karena bendaharanya kelewat baik, tidak bisa nolak kalau disuruh
mengeluarkan uang untuk have fun anak-anak panitia. Banyak dana
mubazir untuk makan-makan, jalan-jalan atau kaos panitialah. Nah,
budaya seperti itu harus diberantas tuh!€  '´ ujar Pandu bak orator di
depan demonstran. Icha cuma bisa manggut-manggut. Mesti ngomong
apalagi ya ? Pandu keukeuh betul dengan pilihannya. Icha
mendengus-dengus sambil kakinya menggosok-gosokkan ujung sepatu kets
ke lantai.
Pandu merasa ada celah yang sedikit terbuka. €  '³Icha, sebagai panitia,
kita akan diuntungkan dengan keberadaan Farah. Dia kan alim banget,
perwakilan Rohis di OSIS. Nah, citra panitia akan terangkat. Terbukti
dong kalo acara perpisahan didukung semua pihak. Jadi tidak terkesan
eksklusif.€  '´
Icha membenarkan ucapan Pandu, dalam hati. Tapi Farah jadi bendahara
dan satu tim dengannya? Oh, my God! Farah mau ikutan sebagai panitia
acara saja dia tak mengira sama sekali. Eeh, malah jadi bendahara. Itu
kan posisi strategis banget!
€  '³Memangnya apa sih keberatan lu sama Farah?€  '´
Well, ini pertanyaan susah. Icha sendiri sebenarnya bingung, kenapa
ia keberatan. Alasan SARA bahwa Farah orang Padang yang diidentikkan
irit bahkan pelit? Itu pun sebenarnya pendapat Mami. Ya, that€  '²s it!
Kayaknya keberatan Icha lebih karena solider dengan sikap Mami. Icha
ingat betul Mami, yang teramat sangat dihormati dan disayanginya pasca
kematian Papi, sering bilang,€  '´Anisa, pokoknya kamu nggak boleh kawin
sama orang Padang. Orang Padang itu pelit, medit. Contohnya tuh, Bu
Anwar Chan, tetangga kita. Mentang-mentang dia yang menang arisan.
Masak Mami pinjam sedikit aja buat nambahin koleksi anting Mami dia
nggak kasih. Padahal Jeng Nani kan jarang-jarang nawarin barang bagus
dengan harga murah di arisan!€  '´
Mata Mami yang besar nyaris meloncat keluar, ngeri Icha sebetulnya.
€  '³Kamu tau apa alasannya? Katanya €  '±kalo Mami pinjam untuk yang lebih
penting dia pasti pinjemin€  '². Perhiasan apa tidak penting?! Sudah pelit
sok ngajarin lagi! Nduk, kamu inget-inget ya pesan Mami tadi!€  '´
Banyak lagi kabar-kabar miring tentang keluarga Chaniago yang dibawa
Mami dari pengajian ibu-ibu maupun obrolan sesama ibu rumah tangga.
Tentang anak-anak Pak Anwar Chan yang dianggap tidak mau bergaul
dengan tetangga maupun rumah makan Padang mereka yang digosipkan pakai
jimat penglaris.
Di hadapan Mami, Icha cuma manggut-manggut. Tak berusaha mengkritisi
apalagi memperbaiki pandangan Mami. Sejak keluarga Farah pindah ke
rumah bertingkat dua di seberang pagar rumahnya semester kemarin,
mereka memang tidak akrab. Pagar pembatas hanya berupa jajaran besi
setinggi 130-an centi. Namun cukup membatasi kedekatan mereka. Sederet
daftar perbedaan membentang: beda kelas, beda aktivitas maupun beda
penampilan. Icha anak basket yang tomboy, setia dengan jeans dan musik
rock sementara Farah cenderung kalem dengan tampilan jilbab rapat dan
panjang serta penggemar nasyid. Bagai air dan minyak.
€  '³Eh, ditanya malah bengong!€  '´ cetus Pandu, keki. Icha manyun.
€  '³Nah! Gue tau sekarang. Lu cemburu sama Farah ya ? Karena Farah lebih
manis, lebih pinter dan lebih alim. Jadi lu takut Deni naksir dia kan?
Ngaku deh!€  '´
Icha tambah manyun. Deni, kapten tim basket sekolah, memang jago,
ganteng lagi. Dia sekelas dengan Farah di II-3. Tapi apa pedulinya
kalo Deni naksir Farah? Icha nggak pernah kepikiran untuk pacaran.
Baginya, kasih sayang Mami sudah sangat berlebih.
€  '³Eh, dia bengong lagi!€  '´ Pandu meledek. €  '³Ya udah deh, lu setuju apa
enggak, rapat kemarin sudah memutuskan Farah resmi sebagai bendahara.
Salah sendiri kamu tidak datang,€  '´ sergah Pandu dengan nada
tinggi.€  '´Cha, masalah Farah sudah beres. Tinggal lu aja yang harus
mengubah sikap sama dia. Gue nggak peduli apa masalah lu sama dia.
Tapi ingat, gue, elu dan Farah sekarang satu tim. So, please, Cha,
terima dia ya. O.K?€  '´ Pandu bergegas menuruni tangga sekolah. Entah
kemana.
Icha tertegun. Iya ya? Apa sebenarnya masalah dia dengan Farah,
terlepas dari omongan Mami yang tak jelas juntrungannya itu? Tapi
menerima Farah sebagai teman satu tim, apa pula kata Mami nanti?
Bisa-bisa aku disuruh mundur dari kepanitiaan. Padahal inilah dambaan
Icha sejak kelas satu, jadi panitia inti acara perpisahan sekolah!
Angin berhembus keras. Pelepah kelapa gading yang kering tumbang ke
bumi. Icha teringat sesuatu. Duh! Ia berlari mengejar Pandu yang
terlihat menuju kantin.
Tak dekat maka tak akrab. Diam-diam, Icha menuruti kata-kata Pandu.
Dari luar ia kelihatan cuek dengan Farah bahkan terkesan dingin namun
ia mengamati kinerja Farah dalam kepanitiaan. Pandu benar. Farah, di
balik sikap kalemnya, ternyata cukup luwes dan supel. Cekatan dan
rajin pula. Namun ada satu hal yang mengganjal. Kabar itu datang dari
Yayah, sekretaris panitia.
€  '³Cha, tau ngga kenapa Farah mau ikutan tim kita?€  '´
Icha menggeleng acuh. €  '³Kenapa emangnya?€  '´
Yayah menengok kiri kanan. Ia agak berbisik. Padahal di ruang OSIS
yang terletak di pojok lantai tiga itu hanya ada mereka berdua. €  '³Ini
kata si Jojo ya. Jojo juga dapat kabar dari Neneng. Lu tau kan, Neneng
sejak Farah bergabung ke tim kita, jadi lengket banget sama dia.
Mentang-mentang sama-sama pake jilbab!€  '´ Sejenak Yayah tertegun. €  '³Eh,
nggak, deng. Jilbab Farah panjang, lebar. Jilbabnya si Neneng imut,
mungil. Dadanya aja kemana-mana!€  '´
€  '³Trus, intinya apa nih? Gosip yang lain disimpan dulu deh. Dasar
biang gosip lu!€  '´ Icha tak sabar. Yayah cemberut. Pipi tembemnya makin
melembung.
€  '³Oke, aku dengerin,€  '´ Icha mengalah.
€  '³Nah, gitu dong. Ini gosip anyar soalnya. Tau ngga, si Farah itu
masuk kepanitiaan untuk mengadakan perubahan acara perpisahan.
Sekarang nih, dia lagi melobi teman-teman panitia supaya acara tunggal
panggung musik diganti dengan acara lain yang lebih berguna, katanya,€  '´
tutur Yayah heboh.
€  '³Sumpah lu?€  '´
€  '³Potong leher Jojo deh, kalo gue bo€  '²ong!€  '´
€  '³Iih, lu mau enaknya aja ya. Tapi bener nih informasinya seperti itu?
Itu subversif, makar, Yah!€  '´ Icha mulai terbakar. Rasa idealismenya
sebagai pendukung tradisi perpisahan terusik. Menurut catatan Pak Eko,
pembina OSIS, sudah sejak kelas satu, Icha adalah siswa SMU Gondilaga
yang paling rajin dan antusias dalam setiap acara perpisahan sekolah.
Apalagi untuk acara perpisahan kali ini, di mana Icha sebagai panitia
inti, yang sudah berjalan hampir sebulan. Saking bersemangatnya, Mang
Komar, penjaga sekolah yang berkumis tipis ala Rano Karno, sering
mengeluh, €  '³Mamang mah heran sama Icha. Awewe kok rajin amat ngurusin
acara perpisahan sekolah. Sampe malem-malem masih di sekolahan. Bikin
susah mamang aja, kudu ngawasin dia sampe berkurang deh jam tidur
mamang.€  '´ Mau tahu komentar Icha ? €  '³Habis gimana ya, Tradisi perpisahan
kan acara tunggal panggung musik, jadi harus dilestarikan. Mau gimana
lagi ?€  '´
Kini Farah, si pendatang baru itu, hendak mengubah tradisi musik
tersebut ? Icha mendengus kesal. Ia menatap tajam Yayah. Tangannya
mencekal erat pangkal lengan Yayah yang subur. €  '³Kamu nggak bohong
kan?€  '´
€  '³Ng€  '¥.gak€  '¥swear!€  '´ Aduh, cekalannya kayak cowok banget sih, batin
Yayah. Malang baginya cekalan Icha kian ketat. Ya Allah, aku nggak
kuat lagi deh!
€  '³Anisa Citra! Sakit bo!€  '´ jerit Yayah.
Icha tersentak. €  '³Kayak Mami aja lu!€  '´ sungutnya lantas nyengir.
Cekalannya melonggar. Yah, itulah nama asli Icha. Hanya satu orang
yang konsisten memanggilnya demikian: Mami. €  '³Kamu anak Mami semata
wayang. Wong setelah kamu lahir,dokter bilang Mami tidak mungkin lagi
punya anak karena kondisi rahim Mami. Makanya Mami pengen kamu, nduk,
jadi wanita yang berwibawa, punya citra adiluhung seperti namamu,
Anisa Citra. Jelek-jelek begini Mami masih turunan keluarga Keraton
Surakarta lho!€  '´ Namun tetap saja si Anisa Citra lebih suka dipanggil
Icha saja. Lebih funky sih!
€  '³Biar, kayak Mami lu kek, kayak nenek-nenek, terserah. Habis kamu
sadis banget sih!€  '´ Yayah memijit-mijit pangkal lengannya yang pegal,
memerah. Tubuh Yayah yang subur memang mirip Mami. Manis wajahnya
juga.
Icha tersentak. Mirip Mami ? Meski posturnya tidak mirip Mami,
perasaan dan pemikiran Icha kok mirip banget Mami ya ? Mudah termakan
gosip dan emosional. Icha merenung. Kenapa harus tidak suka pada Farah
tanpa alasan ? Lagipula, apa benar Farah bilang begitu? Kalau benar,
mengapa tidak boleh ? Itu kan hak dia sebagai siswa sekolah apalagi
sebagai panitia inti ? Bisa jadi Farah mewakili aspirasi sebagian
siswa sekolah ini yang tidak suka acara perpisahan cuma didominasi
pentas musik tok. Sisi rasional Icha bermain. Hobinya berolahraga
basket memang banyak membentuknya untuk bersikap sportif. Tapi
haruskah tradisi berubah sedemikian cepat ? Masak acara perpisahan
cuma diisi pengajian aja seperti acara Rohis ? Apa kata dunia ?
Bunyi kentongan tukang bakso keliling yang melintas di depan sekolah
mengejutkan Icha. Ternyata ia tinggal sendiri di ruang OSIS ini.
Yayah! Tega amat tuh anak!€  '´Aku kelamaan ngelamun kali ya ?€  '´ desisnya.
Bergegas ia merapikan berkas-berkasnya. Sepulang sekolah, ada rapat
pleno panitia perpisahan sekolah. Kali ini yang ketiga kalinya.
Di ruang aula SMU Gondilaga.
€  '³Maaf, Farah,€  '´ Pandu menepuk bahu Farah. Farah mengelak dengan halus,
sambil tersenyum. €  '³Tidak apa-apa, Du. Mungkin lain kali teman-teman
bisa menyetujuinya.€  '´
Pandu mendengus. €  '³Aku sebetulnya sangat-sangat setuju dengan
usulanmu, Far. Sungguh itu terobosan baru. Tapi nggak mungkin dong aku
bertindak tidak demokratis tanpa mendengarkan pendapat teman-teman.
Iya kan? Aku kan ketua panitia. Jadi harus adil kan? Yah, tapi itulah
kenyataannya, Far. Sabar ya€  '¥'´
€  '³Memangnya kamu benar-benar setuju, Du, kalo tradisi pentas musik
diubah ?€  '´ sela Neneng. Mata genitnya berkedip-kedip. Pandu melotot,
sewot. Namun ia lekas sadar situasi. Farah tampak serius memandangnya.
€  '³Of course, dong. Kalo sudah kesepakatan semua, mengapa tidak? Aku
sebagai ketua juga tidak berhak menghalangi. Tapi tau deh kalo Icha€  '¥'´
€  '³Kenapa dengan Icha ?€  '´
€  '³Hm€  '¥kamu lebih tau deh, Far,€  '´ ujar Pandu. €  '³Dia kan cewek tomboy yang
maniak musik. Kamu tau kenapa dia nggak dekat sama kamu? Padahal
kalian tetangga kan?€  '´
€  '³Iya.€  '´
€  '³Kamu dianggap terlalu fanatik, mengharamkan musik. Jelas berlawanan
dong. Itu rahasianya, Far!€  '´ Farah tercenung. Pandu tersenyum menang.
Neneng melotot. Icha sendiri sudah kabur sejak rapat selesai. Mau
nongkrong di warnet Blok-M, katanya, cari data untuk tugas Sejarah.
Selepas Isya, Icha kembali ke rumah dengan setumpuk print out data
mengenai Perang Dunia II. Tak lupa gambar Linkin€  '² Park dan Jamrud yang
di-download-nya dari internet. Ia leluasa pulang malam kali ini karena
Mami ada acara presentasi MLM kosmetik dan perlengkapan wanita di
arisan PKK kelurahan. Bik Icoh belum pulang dari Sukabumi sejak
Lebaran kemarin, silaturahmi sekaligus merawat bapaknya yang sakit
keras. Kangen juga sih sama masakannya. Habis Mami jarang masak sih,
sibuk dengan bisnis MLM dan arisannya. Seandainya Papi masih ada,
pasti beliau saat ini sedang santai di teras depan dengan koran atau
buku tebal di tangan. Beliau selalu menyapa, €  '³Hai, Jagoan!€  '´ itu saja.
Namun melambungkan Icha yang lebih merasa sebagai jagoan basket yang
macho kendati keturunan putri keraton Surakarta yang anggun. Papi yang
asli Solo memang mengidamkan anak laki-laki namun sayang Mami hanya
punya satu kali kesempatan melahirkan karena penyakit rahim yang
dideritanya.
Icha terbatuk. Tiap kali mengenang Papi, dadanya sesak. Papi yang
keras namun lembut hatinya. Papi yang mengajarinya basket dan catur,
olahraga kegemarannya yang juga menjadi favorit Icha. Papi yang selalu
menghukumnya push up dan scot jump kendati Mami selalu protes kepada
Mami. €  '³Masak putri Solo disuruh pekerjaan kasar seperti itu sih!€  '´
Seperti biasa, Papi cuma senyum dan mencubit pipi Mami mesra. Yah,
itulah Papi yang romantis dan penyayang meski bertampang keras.
Ingatan Icha mengembara semasa Papi masih bersama mereka.
€  '³Papi!€  '´ teriak Icha. Papi berdiri di ujung lorong putih. Pakaiannya
putih, dikelilingi cahaya putih. Papi tersenyum kecil, melambaikan
tangannya yang berbulu lebat. Icha serasa terbang menyambutnya.
Akhirnya mereka bergandengan setelah terpisah tiga tahun lamanya.
€  '³Papi, mau kemana ? Di sini aja ya? Temani Mami!€  '´ rajuk Icha, ketika
Papi mengajaknya melangkah. Papi memberi isyarat agar Icha diam sambil
meninju lengan Icha. Kebiasannya semasa hidup untuk menyemangati Icha
yang gundah atau patah semangat.
Mendadak mereka berada di tepi jalan raya sebuah kota. Kota yang
porak-poranda. Bangunan-bangunan yang ada berlubang-lubang bekas
peluru bahkan sebagian rata dengan tanah. Sunyi sekali. Melintas
seorang bocah berkafiyeh dengan wajah ceria. Di tangannya ada
sekantong makanan. Tiba-tiba berdesing peluru. Si bocah terkapar,
kepalanya berdarah.
Dari berbagai penjuru muncul belasan bocah cilik. Mereka beradu lari
menuju jenazah bocah malang. €  '³Mereka ingin menolongnya,€  '´ pikir Icha.
Ya Allah! Bocah-bocah cilik itu saling hantam, cakar dan tendang.
Berebut kantong makanan yang teronggok di tanah. Icha teringat pilu,
lemari es di rumahnya yang selalu disesaki Mami dengan snack, buah dan
soft drink. Inikah Palestina ?
Papi mengelus kepala Icha. Membimbingnya pergi. Kini mereka berada di
sebuah gedung megah bersama ratusan ABG yang berjingkrak dan berjoget
diiringi musik hingar bingar. Dua rapper beraksi di atas panggung
luas, mirip MC Hammer€  '·ini rapper 80-an idola Papa--dan Eminem. Ya,
Icha ingat betul inilah perpisahan SMU Gondilaga setahun yang lalu. Ia
juga melihat dirinya jingkrak-jingkrak di depan panggung. Apalagi dia
ngefans berat dengan salah satu boys band yang jadi bintang tamu di
acara akbar tersebut. Bukan Icha aja yang mengalami euphoria
sedemikian hebat. Ratusan rekan-rekannya histeris melempari para
personil band yang imut-imut dengan bunga. Nyaris sang vokalis
semaput. Maklum para fans melemparinya dengan sepenuh hati dan tenaga.
Yang lebih gila, seorang cewek kelas tiga nekat menaiki panggung yang
lumayan tinggi demi mencium pipi sang vokalis. Para petugas keamanan
dibuat repot menghalangi cewek-cewek lain yang ingin ikutan.
Untungnya anak-anak cowok tidak ikut-ikutan.
Di aula SMU Gondilaga.
Farah berdiri tegak, menebar senyum. Memulai dengan salam pembuka
yang santun. Selanjutnya berlanjut dengan tayangan slide foto-foto
korban bencana alam di Jogja, Sinjai, Pangandaran serta korban agresi
Israel di Palestina dan Lebanon. Foto-foto tersebut didapatnya dari
kakaknya, Rizal, dokter muda yang bertugas sebagai sukarelawan di
salah satu LSM sosial yang aktif terjun langsung di daerah bencana dan
konflik. Eksklusif. Bergidik kuduk cewek-cewek panitia melihat
tayangan foto di proyektor selebar tembok ruangan.
€  '³Teman-teman, mereka adalah saudara kita juga walau kita tak saling
mengenal,€  '´ ujar Farah tenang. Tuturannya tenang dan runut, menggugah
emosi kemanusiaan rekan-rekan panitia. €  '³Nah, langsung saja, kita perlu
perubahan dalam acara perpisahan sekolah tahun ini. Perlu ada acara
alternatif sebagai cermin kepedulian pada saudara-saudara kita
sebangsa setanah air sekaligus satu rumah dunia. Saya mengusulkan
acara bakti sosial dan pengumpulan sumbangan untuk para korban perang
dan korban bencana alam di tanah air dan di Palestina dan Lebanon.
Saya paham keinginan teman-teman semua. Tapi bagaimana seandainya kita
semua yang ada di sini yang mengalami musibah seperti mereka ?€  '´ tanya
Farah, pandangan matanya mengedari ruang.
€  '³Tak punya rumah, tergusur, kelaparan, tidak punya uang dan harta.
Semua hilang. Tapi kita menghambur-hamburkan uang berjuta-juta rupiah
hanya untuk berjoget-joget beberapa jam saja. Padahal dengan uang
sebesar itu ribuan nyawa dapat tertolong dan ribuan wajah duka dapat
tersenyum kembali. Pak ketua, hanya itu saja yang ingin saya
sampaikan. Sekian. Wassalammualaikum warrahmatullahi wabarokatuh.€  '´
Pandu garuk-garuk kepala tak gatal. Ia tersenyum di tengah gemuruh
suara para panitia. €  '³Tenang, teman-teman. Ini memang usulan yang luar
biasa, belum pernah ada sebelumnya. Tapi saya menghargai usulan
saudari Farah. Tapi, tentu saja, saya tidak ingin dianggap otoriter.
Ada yang setuju dengan usulan Farah ?€  '´
Pertanyaan yang sia-sia. Yang setuju pun nampak ragu-ragu seperti
Neneng dan beberapa teman yang lain. Yang ragu-ragu dan mulai berpikir
seperti Icha pun beku. Yang tidak setuju, jangan ditanya lagi.
Icha mendesah. Ia malu melihat dirinya. Semua berkelebat, terpampang
kembali, bak film yang diputar ulang. Ibarat kamera, Icha diajak
melihat dari angle atau sudut yang berbeda. Selain gambaran bocah
Palestina yang malang yang Icha ingat pernah dilihatnya di internet,
tertayang kembali foto-foto korban kekerasan di Palestina dan Lebanon.
Tak luput derai air mata dan amarah pilu korban penggusuran di
kota-kota besar serta teriak parau korban bencana alam longsor dan
tsunami di Sinjai dan berbagai pelosok tanah air. Semua berkelebat,
terpampang kembali, dengan sudut pandang yang beda. Icha sadar semua
pernah dilihatnya dari media massa atau sekedar cerita. Tapi mengapa
kali ini ia merasa dadanya nyeri, tertusuk-tusuk jarum haru , seperti
yang dirasakannya saat kehilangan Papi. Papi? Papi ?
Tak sadar pegangan Icha terlepas dari Papi. Papi melayang ke ujung
lorong putih. Wajahnya yang keras tampak bersinar, tersenyum puas.
Icha menjerit memanggil-manggil. Papi, seperti biasa, cuma tersenyum
kecil seraya mengepalkan tinjunya. Bibir berkumisnya lamat-lamat
berujar, €  '³Hai, Jagoan!€  '´ Icha tersenyum, ya, aku jagoan. Yes! Aku
jagoan, bisiknya, seraya mengepalkan tinju kanannya.
€  '³Aku ja..hff!€  '´ Icha tersedak. Kaget. Wajahnya terasa basah. Matanya
membelalak. Siapa sih yang iseng ? sungutnya. Matanya masih buram.
€  '³Apa? Aku jagoan ? Mau teriak lagi?€  '´ sebuah suara yang amat
dikenalnya, menyentak. €  '³Nduk, nduk, putri Solo kok mau jadi jagoan sih
?€  '´ Mami mengeluh. Bibirnya mencibir.
€  '³Mami, apaan sih ? Pake main guyur segala!€  '´ protes Icha.
€  '³Cuma segelas air kok. Abis kamu mengigau sih. Panggil-panggil papi
dan teriak-teriak €  '±aku jagoan€  '² segala. Siapa yang nggak jadi serem ?€  '´
€  '³Iya, Mi?€  '´
€  '³Betul, nduk.€  '´
Ternyata aku cuma mimpi, keluh Icha. Tapi tinju Papi masih terasa
sakit di lengan Icha. Sejenak Icha terdiam. Mami ketakutan, bingung.
€  '³Anisa, Nis, kamu kenapa ? Kamu nggak kerasukan kan?€  '´
€  '³YES, AKU JAGOAN!€  '´ teriaknya tiba-tiba. €  '³Papi, I love you!€  '´
Mami kontan semaput. Icha gantian yang bingung. Aduh, Mami, kok pake
acara pingsan segala sih ? Maafin Icha ya, Icha kan senang aja bisa
memutuskan apa yang harus dilakukan sekarang!
€  '³Kenapa, Far? Kamu nggak percaya sama aku?€  '´ tatap Icha, setengah tak percaya.
Farah menggeleng. €  '³Tidak, Cha. Meskipun kita tidak dekat, aku tidak
benci kamu kok. Cuma kaget aja kok mendadak kamu punya pikiran begitu.
Aneh aja,€  '´ tutur Farah. Pelan tapi mendalam jejaknya di hati Icha.
€  '³Aneh ? Hanya karena ide itu keluar dari aku yang tidak berjilbab
jadi itu berarti aneh ? Begitu maksudmu?€  '´
€  '³Bukan itu maksudku,€  '´ jawab Farah. Mengalirlah cerita Pandu mengenai
Icha dari lisan Farah. Icha sesak. Dadanya bergemuruh.
Farah tertegun. Ia beristighfar. €  '³Terima kasih, Cha. Tapi, benar,
Cha, kamu sungguh-sungguh mau bantu aku ?€  '´
€  '³Sungguh, Far!€  '´ Icha bersemangat. €  '³Mereka kan saudara kita juga meski
kita tak saling mengenal. Iya kan?"€  '´ Hati Farah makin ngilu mendengar
kata-katanya diulang Icha.
€  '³So, gimana, Farah? Deal ?€  '´
Farah mendesah. €  '³Maaf, Cha, aku tak bisa bantu. Aku sudah
mengundurkan diri dari kepanitiaan. Maaf ya, Cha.€  '´ Farah bergegas
pergi diiringi derai air mata. Tak kuat rasanya ia melanjutkan
ceritanya bahwa pengunduran dirinya karena baktinya pada sang ayah
yang kawan akrab Pak Wongso, ketua yayasan SMU Gondilaga dan sekaligus
investor utama rumah makan ayahnya. Salah seorang putri Pak Wongso
bernama Maya Hermanita.
Icha tercenung. Ia mendongak ke langit. €  '³Ya Allah, apa yang terjadi
?€  '´ batinnya. Dilihatnya Papi muncul seraya mengepalkan tinju dan
menyapa dengan sapaan khasnya. Lalu €  '³Never retreat ever onward,€  '´
ujarnya lantas sirna. Icha tersenyum lebar.*** Pengadegan, Mei-Agustus
2006











--
www.nursalam.wordpress.com

5.

Renungan Pagi (Mindset)

Posted by: "Udo Yamin Majdi" ibnu_majdi@yahoo.com   ibnu_majdi

Mon Jun 13, 2011 3:19 pm (PDT)



salam
renungan pagi
smoga bermanfaat
wassalam

===
Mindset itu ibarat lensa. Dalam hidup ini, terkadang kita membesar-besarkan atau sebaliknya meremehkan sesuatu, karena kita memakai lenca cekung dan cembung. Cobalah lihat persoalan itu dengan lensa datar. Syukur tanpa lensa, sehingga kita melihat sesuatu apa adanya. Melihat tanpa lensa adalah membaca sesuatu melibatkan hati, bukan hanya dengan otak saja.
===

========
Salam SMART & Tabik
Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Udo Yamin Majdi
# Mentor Sekolah Menulis SMART (Sistim Menulis Asik, Reguler dan Terpadu)
# Founder dan pengelola Milis wordsmartcenter@yahoogroups.com, www.wordsmartcenter.com dan www.wordsmartcenter.net
# Blog Pribadi: http://udoyamin.multiply.com/
# No HP:€ ¦  +6282124417561
# YM & FB: ibnu_majdi & udoyaminmajdi
6.

(OOT): TEACHER VACANCY

Posted by: "Udo Yamin Majdi" ibnu_majdi@yahoo.com   ibnu_majdi

Tue Jun 14, 2011 12:49 am (PDT)



TEACHER VACANCY

MASK (Masjid Agung Sunda Kelapa) Primary School is buit in academic year 2011-2012 and one of the national school which combine International Curriculum, International Primary Curriculum ( IPC ). The Class will conduct with medium of instruction English and all books recources are in English. MASK Primary intend to teach young and talented students in top quality academic services.
For the purpused aboved, we seeks qualified and have a great integrity applicants to join as a teacher in MASK Primary School.
TEACHER Qualification:
1.€ ¢Â Â Â  TAHFIDZ TEACHER ( Code TT )
Requirements:
-€ ¢Â Â Â  Minimum memorized Alqur€ ¢â' '¹an is 15 Juzzes
-€ ¢Â Â Â  Fasih and Makhrajul Huruf
-€ ¢Â Â Â  Knows Arabics
-€ ¢Â Â Â  Have teaching Experience
-€ ¢Â Â Â  Male
-€ ¢Â Â Â  Sarjana (S-1) graduation

2.€ ¢Â Â Â  CLASS TEACHER ( Code CT )
Requirements:
-€ ¢Â Â Â  Fluent English. able to teach in English
-€ ¢Â Â Â  Male
-€ ¢Â Â Â  Have teaching experience (fresh graduate is welcome
-€ ¢Â Â Â  Sarjana ( S-1 ) graduated in any disciplines of knowledge
-€ ¢Â Â Â  Have intelectual,spritual and moral on the Islamic World view anchored on Tawhid.
For those applicants,please send your full CV with recent photo direct mail to the school address or email to€ ¢Â  sd@sekolahmask.com with mention the code of application not later than 25th June 2011. Detail information regarding the school, you could see the web: www.sekolahmask.com

========
Salam SMART & Tabik
Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Udo Yamin Majdi
# Mentor Sekolah Menulis SMART (Sistim Menulis Asik, Reguler dan Terpadu)
# Founder dan pengelola Milis wordsmartcenter@yahoogroups.com, www.wordsmartcenter.com dan www.wordsmartcenter.net
# Blog Pribadi: http://udoyamin.multiply.com/
# No HP:€ ¢Â  +6282124417561
# YM & FB: ibnu_majdi & udoyaminmajdi
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Mental Health

Learn More

Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Groups blog

The place to go

to stay informed

on Groups news!

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.