Kamis, 29 September 2011

[daarut-tauhiid] Fenoma Abu Bakar Ba'asyir?

Fenoma Abu Bakar Ba'asyir?

Abu baka Ba'asyir menjadi fenomena yang sangat menyentak. Tokoh Islam yang
sudah lanjut ini, dan selalu tersenyum itu, terus-menerus menjadi sorotan.
Sekarang menjalani kehidupan dan sisa umurnya di penjara. Abu Bakar Ba'asyir
di vonis 15 tahun, karena keterlibatannya dalam kasus di Aceh.

Belum lama Abu Bakar Ba'asyir keluar dari penjara. Pengasuh Pondok Pesantren
Al-Mukmin, Ngruki, Solo, menjadi satu-satunya tokoh yang gigih menyuarakan
"nahi mungkar", melalui gaya bicaranya yang lugas. Tidak tedeng
aling-aling. Semuanya pandangan dan sikapnya itu, dilandasi
keyakinannya terhadap
Islam, dan nilai-nilai tauhid.

Abu Bakar Ba'asyir, sepertinya setitik cahaya di tengah kegelapan yang
pekat, di mana sudah tidak ada lagi, kelompok dan kekuatan yang berani
dengan terus-terang dan jujur menyatakan tentang al-haq. Abu Bakar Ba'asyir
memposisikan dirinya sebagai tokoh yang dengan sikapnya yang berani,
mengatakan terhadap segala bentuk penyimpangan, dan penyelewengan terhadap
Islam, sebagai bentuk kekafiran.

Tokoh dan pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Solo, sepertinya
melawan arus. Di mana kondisi sekarang telah membawa hanyut segala hal,
khususnya terkait dengan komitmen, loyalitas, dan sikap taat dikalangan
tokoh-tokoh dan kaum Muslimin terhadap al-Islam. Dalam sebuah wawancara
dengan sebuah media di ibukota, Abu Bakar Ba'asyir, ditanya tentang Presiden
SBY, tak ragu mengatakan, sebagai kafir. Sistem dan para pejabat yang ada
sekarang juga disebut sebagai kafir.

Padahal, sebagian besar tokoh Ormas Islam, Partai Islam, dan Gerakan Islam,
memberikan wala'nya (loyalitas) kepada Presiden SBY. Diantaranya, bahkan ada
yang mengatakan, "SBY imamuna hafidzahullah", dan sistem yang ada sekarang
adalah sistem Islam. Ada pula tokoh Islam, yang terang-terangan mengecam,
kepada siapa saja yang mengatakan sistem yang ada ini adalah sistem kafir.
Menurut tokoh ini, bahwa sistem yang ada di Indonesia sekarang ini, adalah
sistem Islam. Minimal 80 persen sistem di Indonesia sekarang ini adalah
sistem Islam, dan sisanya 20 persen itu, hanya terkait dengan hukum potong
tangan dan rajam, ujarnya.

Jika merujuk pandangan-pandangan yang sekarang ada dikalangan para tokoh
Ormas Islam, Partai Islam, dan Gerakan Islam, maka pandangan Abu Bakar
Ba'asyir bertolak belakang.

Abu Bakar Ba'asyir sudah menjadi sosok pribadi yang sudah menjadi perhatian
internasional. Karena, tokoh yang sekarang berada di tahanan Bareskrim Mabes
Polri itu, dikatakan oleh Sidney Jones sebagai tokoh Jamaah Islamiyah (JI).
Karena itu, sepulangnya dari Malaysia, Abu Bakar Ba'asyir menghadapi
berbagai tuduhan, yang akhirnya membawanya ke penjara.

Kemudian, di tengah-tengah krisis politik dan ekonomi yang berlangsung di
Indonesia, kembali kota Solo, yang menjadi kota kelahiran Abu Bakar Ba'asyir
di guncang bom bunuh diri, yang menjadi sasarannya gereja. Mabes Polri,
menegaskan, "bahwa pelaku bom bunuh diri, didoktrinasi langsung oleh Abu
Bakar Ba'syir", ujar Kepala Bidang Penerangan Masyarakat Mabes Polri,
Brigadir Jenderal Ketut Yoga Ana.

Posisi Abu Bakar Ba'asyir, yang sebenarnya hanya seorang ustad ini, sekarang
dilekatkan dengan aksi-aksi bom bunuh diri. Tokoh yang vokal dengan
pernyataannya yang menolak kemungkaran dan anti terhadap Barat ini, sekarang
ini dimasukkan ke dalam kotak, sebagai tokoh ulama "teroris".

Pemerintah sekarang memiliki sasaran yang jelas, sosok pribadi yang menjadi
"common enemy" (musuh bersama), karena dianggap sebagai inspirator bagi para
pelaku bom bunuh diri, yaitu Abu Bakar Ba'asyir. Seluruh aksi kekerasan
yang sekarang terjadi, selalu akan dikaitkan dengan Amir Jamaah 'Ansharut
Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir.

Benarkah Abu Bakar Ba'asyir sebagai tokoh dan inspirator pelaku bom bunuh
diri, dan gerakan kekerasan lainnya? Ini perlu dijernihkan dan
diklarifikasi. Karena, dampak dari aksi bom bunuh diri, bukan hanya semata
imbasnya terhadap Abu Bakar Ba'asysir, dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT),
tetapi sampai ke pengajian-pengajian yang tidak ada hubungannya, terkena
dampak.

Tetapi, setidaknya dengan adanya peristiwa bom bunuh diri di Solo,
terlupakan kasus-kasus yang menjadi perhatian masyarakat, seperti mega
korupsi yang melibatkan partai-partai dan pusat kekuasaan. Semuanya terfokus
kepada bom bunuh diri di Solo.

Benarkah Abu Bakar Ba'asyir berada di pusat pusaran dan terlibat peristiwa
kekerasan? Atau hanya menjadi korban konspirasi? Wallahu'alam.

http://www.eramuslim.com/editorial/fenoma-abu-bakar-ba-asyir.htm

NB:

Banyak manusia yang tidak paham apa itu :

~ dien / minhajul hayah

~ Islam

~ Rabb

~ kufur

~ syirik

~ pembatal – pembatal keIslaman

~ thaghut

Semoga mereka mau membuka hatinya terhadap hidayah-Nya


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: