Jumat, 30 September 2011

[daarut-tauhiid] Layak tidak sih kita naik haji?

 

Alhamdulillah, saya termasuk salah seorang yang pernah mendapat
kesempatan berhaji. Terus terang saya masih tergolong amatiran tapi saya
ingin sekali dapat sesuatu dari perjalanan ibadah ini dengan segala
keterbatasan ilmu yang saya miliki. Semoga apa yang saya alami, sekecil
apapun itu, tetep membekas di sisa hidup saya, amin.

Tulisan di bawah ini hanya sekedar apa yang sempat terfikir oleh saya
dari pengalaman pribadi selama lagi ada di tanah suci. Maaf sekali kalau
tulisan ini tidak sesuai dengan pendapat orang lain yang juga kebetulan
pernah kesana dengan tujuan yang sama: umroh & haji.

Terus terang, setelah beberapa hari saya berada di Mekkah dan Madinah,
hadir di Masjid Haram dan Masjid Nabawi, saya membagi pengunjung
tempat-tempat suci itu jadi 3 kategori:

1. Ahli ibadah.
Di sini orang-orangnya bisa terlihat begitu larut dengan ke-khusyuannya
sendiri. Orang-orang ini sangat total, sepertinya mereka asyik menikmati
aktivitas yang sifatnya sangat pribadi dan personal sekali. Ada yang
sholat berkali-kali dan lama sekali, ada yang lidahnya dzikir melulu,
ada yang asyik mengaji berjuz-juz, ada juga yang nangis sujud bertobat
mengangkat tangan tinggi-tinggi. Ciri-ciri fisik lainnya macam-macam,
seperti keningnya hitam, ada juga yang mata kakinya menebal kapalan,
atau ada yang kemana-mana selalu bawa tasbih.

2. Orang yang lupa kalau seharusnya dia ibadah.
Orang-orang ini bisa dibagi 3 :
A) Orang yang tidak perduli sama orang yang lagi ibadah
(sangat menyebalkan! mendzhalimi, mengganggu dan merusak konsentrasi
orang lain, misalnya: ada yang bergerombol tidak perduli dorong-dorong
dan nabrak orang lain yang sedang thawaf, ada pimpinan gerombolan thawaf
yang ber-doa keras-keras sekali, ada yang tidak perduli tanpa perasaan
bersalah mondar-mandir didepan orang sholat, malah ada yang melangkahi
orang sujud).

B) Orang yang tidak perduli kalau dia ada di tempat ibadah
(sama-sama menyebalkan juga! Misalnya yang tidak perduli bawa
sendal-sepatu tidak diplastik ke dalam masjid trus digeletakin begitu
saja, atau yang buang gelas-gelas zamzam sembarangan, jorok dan tidak
menyiram "sampah" nya sendiri di wc-wc masjid).

C) Gabungan 2 golongan tadi, alias tidak peduli orang ibadah dan tidak
peduli lagi di tempat ibadah
(sudah tidak ada rasa hormat sama orang lain juga sama rumah Allah, yang
ini rata-rata orangnya emosian, nafsu, dan brutal untuk mendapatkan
tempat-tempat mustajab di masjid tidak perduli mendzhalimi, menyakiti
orang lain. Misalnya orang-orang yang kasar maksa mau cium Hajar Aswad,
rebutan, tarik-tarikan baju untuk menempel di dinding Multazam, Pintu
ka'bah, Hijir Ismail, kalau di Masjid Nabawi: lari-lari dan
dorong-dorongan di Raudhah, maksa menyelip sholat di depan Pintu Makam
dan Mihrab Rasulullah saw padahal sudah tidak mungkin lagi)

3. Orang yang ingin sekali bisa ibadah.
Orang golongan ini menyimpan rasa cemburu berat untuk bisa jadi kategori
ke-1.
Sepertinya yang ini saya banget!

Memang susah kalau termasuk di kategori ke-3, padahal kalau mau di
kategori ke-2 gampang sekali! Syaratnya hanya 1 saja: cuek bebek gak
peduli sama ibadah. Tapi buat yang ke-3, minta ampun ingin sekali ibadah
tapi kok susah!

Saya, sama seperti pendatang lain, ingin sekali bisa ikut-ikutan mencium
Hajar Aswad (Intermezzo: Syaidina Umar bin Khattab juga nyium Hajar
Aswad bukan karena kehendak dia kok, beliau hanya ikut-ikut Rasulullah
saw saja, padahal Hajar Aswad itu hanya kepingan batu-batu), ingin
sekali bisa menempel di Multazam, pintu Ka'bah, Sholat di Hijir Ismail
dan doa habis-habisan dalam keadaan khusyu total! Tapi gimana mungkin
kalau untuk kesananya saja kita harus mati-matian secara fisik, sudah
begitu ingin total secara hati??? Atau saya ingin sekali bisa sholat dan
berdoa di Raudhah (sepetak tempat di Masjid Nabawi yg dulunya diantara
mimbar dan kamar Rasulullah saw [sekarang makam beliau], kata hadits
shahih Bukhori sepetak bagian masjid itu dibilang "Taman dari
taman-taman surga"menurut Rasulullah saw) gimana saya bisa total khusyu
di sana, untuk mendapat tempat duduk di karpet Raudhah sendiri mesti
lari-lari tidak menghormati masjid. Walaupun sebenarnya semua
tempat-tempat di atas alhamdulillah sempat saya rasakan, tapi hari-hari
di sana saya sempat berfikir, merenung, bertanya ke diri sendiri
"Sebenernya layak tidak sih saya merasa itu semua??? berjuang
mati-matian ke tempat-tempat yang mustajab, tempat-tempat suci yang
terhormat padahal hati saya tidak ada di sana, fisik sih komplit ada
tapi hati saya tidak hadir... atau mungkin masih banyak orang lain yang
jauh lebih layak dari saya untuk merasa itu semua .. so better saya
mengalah???... Sedih sekali saat-saat itu. Hati tidak bisa dibohongi.
Rasanya malu kalau kita sudah ziarah makam Rasulullah saw, pakai baju
rapih-rapih, pakai parfum wangi-wangi, lalu memohon ke Allah supaya
nanti di hari kemudian saya dimohonkan syafa'at oleh Rasulullah saw,
tapi do'anya sendiri tidak ada hatinya... Rasanya membohongi Nabi saw,
kekasihnya Allah... Kalau mau jujur rasanya saya mending berada di luar
lingkaran yang mulia itu tapi Allah dan Rasulullah saw ridho sama saya.
Bodoh kedengarannya, tapi masih make sense! Ini memang contoh kasus
frustasinya orang yang masuk kategori ke-3 tadi.

Saat itu saya mulai cari-cari apa yang salah, sempat saya menyalahkan
kalau hati saya tidak hadir gara-gara orang-orang dari kategori ke-2
yang merusak konsentrasi, tapi aneh kalau dilihat-lihat disana, di
tempat yang sama, dengan tingkat gangguan yang sama, masih banyak
orang-orang dari kategori ke-1. "Sialan sekali deh!".sampai mungkin
akhirnya di titik yang cukup memalukan: Saya menyalahkan flu saya!!!..
gara-gara flu ini saya jadi tidak konsentrasi!! benarrr!!!
Hahahahaa...benar! semua gara-gara cuaca dingin tidak cocok sama badan
yang membuat saya flu jadi membuat saya tidak konsentrasi! Hmmm... Lagi
asyik-asyiknya saya menyalahi flu lho kok saya teringat kata Pak Ustad
hari-hari sebelumnya bahwa salah seorang sahabat Rasulullah yang dulu
ikut perang, meminta dicabut anak panah yang menancap dalam-dalam di
lengannya hanya pada saat DIA LAGI SHOLAT!!! Karena pada saat itu dia
bisa melupakan keduniawian dan melupakan sakitnya otot lengan
di-urek-urek untuk mencabut mata panah yang sudah tertanam. Naif sekali
deh saya dan flu-nya!

Mungkin berat sekali bagi kita-kita untuk bisa masuk ke kategori ke-1.
Minimal banyak unsur-unsur duniawi kita yang mesti dikorbanin, atau
kalau mau benar-benar total mungkin seperti hidup di pesantren. Tidak
semuanya mau begitu kan?. Termasuk saya mungkin yang belum siap. Di sana
saya pernah mengaji 1 halaman terbata-bata terus tiba-tiba di sebelah
saya datang seorang anak 7thn-an ke gurunya dan mengaji dengan sangat
lancar dan kecepatan berkali-kali lebih cepat dari saya, komplit dengan
langgam dan tajwid, semua dalam 1 paket! Dan menyebalkannya si anak ini
mengaji mungkin 2 halaman lebih dengan tutup buku!!! Itu satu momen juga
yang bikin saya ciut (ciri lain kategori ke-3). Tidak hanya orang tua
berjang-gut lebat, bergamis dan bertasbih saja, ternyata anak kecil pun
sudah berlomba-lomba ingin masuk surga!!!

Akhirnya semua frustasi saya, semua pertanyaan2 dalam diri saya sampai
ke ujung pertanyaan dari semua rangkaian ibadah yang lagi saya kerjakan:
"Layak tidak sih saya ini naik haji????" Sedih sekali pertanyaan itu kok
bisa keluar dari pikiran saya selagi saya lagi ada di tanah suci ..!!!

Atau kalau mau lebih ekstrim lagi, terutama setelah melihat
beliau-beliau dari kategori ke-1, saya akan bertanya: "Layak tidak sih
saya masuk surga??????????????????" "Pantas tidak sih saya mengharapkan
surga???" "Mana yang lebih baik: saya maksa masuk surga tapi Allah tidak
ridho, atau justru lebih baik kalau saya masuk neraka tapi Allah
ridho??????"

Aneh sekali pertanyaan-pertanyaan bodoh itu kok menghantui saya justru
di saat saya "diundang" Allah ke rumah-rumahnya, di saat saya "dijamu"
oleh Nabiyallah saw di kotanya.

Mungkin waktu itu saya sudah putus asa, jadi selain saya minta obat ke
dokter buat masalah jasmani, saya juga minta obat buat masalah rohani,
untuk yang ini saya datang ke Bapak-bapak Ustad. Alhamdulillah dari Pak
Ustad saya dapat beberapa pencerahan. Dia bilang jangan "ngambek" tidak
ke tempat-tempat itu lagi, karena beliau juga merasa tingkat
kesulitannya memang tinggi, dan jangan pernah putus asa kalau belum bisa
khusyu total dalam sholat misalnya, karena Rasulullah saw dulu pernah
menguji satu-satunya sahabat dekatnya yang berani bilang kalau dia mampu
khusyu total bersholat, dan ternyata setelah diuji dengan iming-iming
hadiah, sahabat itu buyar juga konsentrasinya justru pada salam terakhir
karena sempat terfikir akan dapat hadiah apa nanti. Cerita yang menarik!
Lumayan buat meningkatkan rasa optimis.

Akhirnya dengan bekal pencerahan itu setiap ada kesempatan saya selalu
mencoba dan mencoba lagi ke tempat-tempat itu. Biar deh kalau nantinya
ternyata tidak khusyu total, yang penting semuanya harus di-USAHAKAN
sesempurnanya dan dikerjain dengan tau diri, kasi kesempatan orang lain
jangan egois dan jangan sampai menyakiti orang lain. Saya yakin masih
banyak orang yang nasibnya sama seperti saya, dan saya yakin semua orang
dari kategori ke-3 minimal punya keinginan mulia walau sekecil apapun
itu. Mungkin kita bisa berharap mudah-mudahan Allah memberi nilai yang
tinggi buat siapa saja yang beribadah walau baru berupa niat agar
ibadahnya sempurna.

Balik lagi ke pertanyaan "Layak tidak sih saya ini naik haji??" Pak
Ustad bilang kalau itu balik lagi ke Rukun Islam yang 5. Kalau misalnya
pondasi 2 kalimah syahadat sudah ditanam, tiang-tiang sholat 5 waktu
sudah dipasang, dinding-dinding puasa sudah membentengi, jendela
ventilasi zakat sudah dibuat, siapapun yang memang punya kemampuan
(harta yang halal dan tidak jadi jatuh melarat sepulang haji baik
dirinya maupun keluarganya yang jatuhnya malah jadi menganiaya) wajib
hukumnya menuntaskan pembangunan dengan bikin atap haji. Namanya bikin
rumah, siapapun pasti ingin punya rumah idaman, pastinya yang komplit
sampai ke atap-atapnya. Mungkin analoginya jadi begini: kalau kita
sering dengar orang bilang "Saya belum siap naik haji" ini sayang sekali
lho! siapapun ingin punya rumah idaman secepatnya kan? Kalau perlu saat
kita masih muda, jangan sampai kalau kita sudah tua sekali baru bikin
rumah idaman, selain capek mengangkat-ngangkat genteng dan kayu kaso
(maklum sudah rapuh tulang kita) lalu menikmatinya juga hanya sejenak
kalau dibanding dengan yang selagi muda sudah punya rumah idaman.

Tambahan dari Pak Ustad juga, sempat disinggung kalau kerjakan yang 5
sebelum yang 5: sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum
miskin, luang sebelum sibuk, hidup sebelum mati. Yang sayang sekali
kalau misalnya kita sudah menuhin syarat-syarat itu tapi kita selalu
takut kalau kita belum siap berhaji, masalahnya sampai kapan kita bisa
hidup dengan "rasa takut" itu. Atau justru mengerikannya semakin sering
kita pelihara rasa takut, jatuhnya kita malah jadi ngehindar apa yang
diwajibkan atas diri kita, masya Allah mudah-mudahan kita tidak termasuk
yang ini...karena saya pernah denger hadits (lupa siapa yg
me-riwayatkan) kalau Rasulullah pernah bersabda "Siapa yang mampu
berhaji tapi tidak melaksanakannya silakan pilih mati sebagai nasrani
atau sebagai yahudi" (..mungkin ada yang bertanya "kok bawa-bawa umat
lain" sejujurnya saya tidak ambil pusing, tapi di Al-Quran sendiri
banyak sekali ayat yang menggambarkan betapa bencinya Allah thd kaum
itu, terutama yahudi salah satunya karena kaum tersebut punya segudang
kasus munafik terhadap nabi-nabinya).

Dari pengalaman saya (yang baru pertama kali ini juga) rasanya kalau
melihat jumlah jama'ah haji, yang paling banyak adalah dari Indonesia,
dan kata teman jama'ah, mereka justru paling banyak datang dari
pelosok-pelosok daerah. Boleh dibayangkan sendiri kira-kira apa sih
usaha sehari-harinya mereka, kok mereka bisa berhaji yang minimal
pengeluarannya di atas 20 juta, bahkan tidak hanya sendiri, banyak juga
yang pasangan suami-istri. Artinya lebih dari 40 juta berdua!! Tidak
murah!! Mereka kaya-kaya? Saya tidak yakin sama itu. Tapi saya yakin
satu hal, kalau mereka punya passion, mereka berusaha keras untuk bisa
menutupi rumahnya dengan atap, mereka bercita-cita punya rumah idaman,
mereka punya cita-cita jadi haji sebelum mereka mati. Terlepas dari
tujuannya berhaji buat ibadah atau buat kebanggaan semata wallahualam,
nafsi-nafsi, tidak saya pikirkan.

Mungkin balik lagi ke "kesiapan" berhaji seperti pertanyaan yang sempat
terfikir sama saya sebelumnya tentang layak apa tidaknya berhaji,
rasanya semua yang mengaku umat muslim layak berhaji. Baik itu orang
yang susah khusyu yang paling penting pertama ada niat dan usaha
sesempurna-sempurnanya, baik itu punya dosa segunung, se-dunia, atau
se-alam semesta selama masih menganggap Allah swt jauh lebih luas, lebih
besar, lebih agung dari alam semesta dan ada niat untuk tobat dan
memperbaiki diri.

Setelah melalui semua proses rangkaian ibadah di tanah suci, antara
lain: ibadah sehari-hari, ziarah, I'tikaf, dengar ceramah-ceramah,
umroh, dan haji, dan berdasarkan masukan-masukkan Pak Ustad dan
teman-teman jama'ah lain, sepertinya saya menarik kesimpulan:

1. haji itu terjadi kalau kita usaha ke arah sana yang diawali dari
keikhlasan niat dan cara yang halal.

2. haji itu menuntaskan pembangunan rumah idaman kita (kita memenuhi
janji kita ke Allah sebelum kita dilahirkan ke dunia bahwa salah satu
rukun yang akan kita kerjakan di dunia adalah berhaji, makna talbiyah
"Labbaik Allohumma labbaik..dst (salah satunya itu)

3. haji itu mengumpulnya umat islam dari penjuru dunia. Di sana kita
bisa melihat dan mengukur diri kita sendiri dibanding yang lain (jadi
sama sekali tidak salah kalau kita cemburu sama kategori ke-1, malah itu
cemburu yang bagus dan harus terus dipupuk selama di sana dan
dipertahankan sepulang dari sana, dari sana kita bisa ngeliat seberapa
kerdil dan culunnya kita dibanding yang lain, moga-moga jadi ada
motivasi untuk berbenah diri sepulang dari berhaji karena ada juga yang
bilang kalau haji mabrur itu justru terlihat sepulangnya dari tanah
suci, kualitasnya makin baik)

Jadi haji adalah (bismillahirrahmaanirrahiim): JIHAD + RUKUN + PERUBAHAN

Biaya berhaji memang tidaklah murah, tapi insya Allah berhaji itu sangat
nikmat sekali, apalagi mulai haji tahun ini fasilitas-fasilitas
diperbaiki, resiko kecelakaan diperkecil, misalnya di tempat lempar
jumroh yang diperluas, pelataran thawaf dibuat lebih lega, atau jadwal
berziarah ke Raudhah buat kaum wanita yang dibagi-bagi perbangsa biar
bangsa asia yg mungil-mungil tidak bentrok dengan afrika yang
besar-besar, dsb.

Begitu kira-kira yang bisa saya ceritakan di sini, moga-moga ada gunanya
buat teman-teman atau siapa saja. Kalau misalnya memang ada gunanya,
alhamdulillah sekali, tolong teruskan juga ke teman / kerabat lain,
jadinya kita bisa saling membagi ilmu buat kebaikan bersama, dan semoga
kita semua dimudahkan berhaji dan bisa menjawab panggilan ke tanah suci,
amin. (khusus untuk yang satu ini, saya pikir suka ada salah kaprah,
karena sering saya dengar orang belum mau berhaji beralasan "belum dapat
panggilan nih!!", kenyataannya kita semua sudah pernah berjanji untuk
berhaji sewaktu di alam ruh, lalu setelah kita dilahirkan ke dunia
panggilan itu sudah berlaku dan selalu ada sampai kontrak hidup kita
abis, tinggal kita mampu dan mau apa tidaknya menjawab panggilan itu)

Selebihnya saya minta maaf kalau misalnya dalam tulisan di atas ada
kesalahan-kesalahan atau penyampaiannya yang tidak enak, sama sekali
tidak ada niat menggurui. Pasti yang benar-benar itu dari Allah, dan
kalau ada yang salah-salah pastinya karena kebodohan saya sendiri. Dan
buat saya, semoga dari sini saya pribadi bisa introspeksi diri, amin.

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
:: avissena

Info tambahan:
Teman, kalau kita pernah menonton acara tv FEAR FACTOR yang beberapa
kontestan adu nyali, adu tenaga, sampai ada yang nekat makan makanan
yang menjijikkan buat memperebutkan US$ 50.000, nah perlu diketahui
kalau itu semua hanya bisa dinikmati di dunia sementara saja..hehehehe,
tapi kalau ke tanah suci dan beribadah di sana (ziarah, ibadah
sehari-hari, umrah, haji dll) diantaranya ini yang bisa kita dapatin
(Dan tenang dari jutaan kontestan, semuanya bisa saja kebagian, tidak
hanya 1 orang saja!!! Karena Allah Maha Kaya):

1. Haji Mabrur: Surga.

2. Wukuf di Arafah: Diampuni dosanya (kira-kira berbunyi: "Berdosa orang
yang sudah menjalankan wukuf di Arafah apabila masih merasa punya dosa"-
berdasarkan hadits qudsi [hadits qudsi = firman Allah yang disampaikan
oleh Rasulullah saw tapi bukan Al-Qur'an] kebayang tidak kalau mau tidak
mau kita yang pulang wukuf di Arafah mesti merasa tak berdosa lagi..
nikmat sekali kan!!!, saya saja mendengarnya merinding dan bikin salah
tingkah, riwayat lain kira-kira berbunyi: "Tidak ada hari yang paling
banyak Allah membebaskan hambanya dari neraka kecuali hari Arafah".

3. Sholat di Masjidil Haram Mekkah: nilainya sama dengan 100.000 x
sholat di masjid lain (bayangkan kalau sholat berjama'ah! Bayangkan
kalau kita saja jarang ke masjid!)

4. Sholat di Masjid Nabawi Madinah: nilainya sama dengan 1000 x sholat
di masjid lain (bayangkan juga kalau sholat berjama'ah) bahkan ada yang
bilang juga 200.000 x sholat di masjid lain karena Rasulullah pernah
berdoa agar sholat di masjid nabawi 2 x lipat dari Masjidil Haram, dan
kita semua tau beliau adalah kekasih Allah di alam semesta, kalau sang
kekasih yang minta bukannya tidak mungkin akan dikabulkan kan?
Wallahualam.

5. Thawaf di sekeliling ka'bah: dapat 60 rahmat.

6. Sholat di Masjidil haram: juga dapat 40 rahmat.

7. Memandang ka'bah saja: dapat 20 rahmat.

8. Bisa berdoa di tempat-tempat mustajab: tempat Thawaf, Multazam, di
bawah Pancuran Emas, Bukit Safa, Bukit Marwah, tempat Sa'i, belakang
Maqam Ibrahim, Hijir Ismail, Padang Arafah, Raudhah, Muzdalifah, Mina,
Jumratul Aqabah, Jumratul Wusta, Jumratul Ula.

9. Arba'in (Sholat 5 waktu berjama'ah tanpa ketinggalan takbir pertama
dalam 8 hari berturut-turut di Masjid Nabawi Madinah): terlepas dari
siksa neraka, lepas dari azab, dan bersih dari kemunafikan (HR. Ahmad).

10. Ziarah ke Masjid Quba (masjid pertama dalam sejarah Islam): Kalau
dalam keadaan berwudhu dari tempat tinggal (hotel/asrama) ke Masjid Quba
untuk sholat, sama nilainya dengan 1 x berumroh.

11. Antara umroh satu dan yg berikutnya tidak ada dosa diantaranya.

12. Setelah memenuhi umroh buat diri sendiri, berumroh buat orang lain
nilainya 7 x umroh biasa

13. Minum zam-zam sepuasnya, dipercaya penuh berkah karena dulu
Rasulullah saw senang mencelupkan tangannya yang penuh berkah ke sumur
zam-zam, air yang dipakai Malaikat Jibril untuk mencuci kalbu Rasulullah
saw, obat penyakit jiwa atau jasmani.

Pastinya masih banyak point rewards yang insya Allah bisa kita dapatkan
selagi di tanah suci. Tapi pada akhirnya kita tidak perlu sampai
hitung-hitungan kalau ibadah di sana, bagaimana pun kita tidak layak
berhtung-hitung, Allah saja kan tidak pelit bagi-bagi rizki, pokoknya
yang penting sih jalankan saja sebaik-baiknya...nikmati lezatnya
beribadah di tanah suci.

Bacaan menarik:
Kalau akhirnya ada kesempatan ibadah ke tanah suci, selain buku-buku
dari Departemen Agama, mungkin buku-buku ini bisa sangat membantu:

- "CARA MABRUR NAIK HAJI & UMROH" A. Luqman & Cahyo Baskoro (buku ini
menarik sekali buat kita-kita yang masih amatir.., bentuknya komik, plus
ceritanya lucu-lucu)

- "BUKU PINTAR HAJI & UMRAH" H.M. Iwan Gayo (warna item, isinya banyak
sekali pengetahuan-pengetahuan dan bagus banget seperti ensiklopedi
begitulah)

- "DO'A" Dr. Miftah Faridl (buku saku berisi do'a, ada juga do'a umrah +
haji, praktis sekali, masuk saku, dan buat yg sulit membaca huruf arab
di sini ada latinnya)
[border-top-width: 0px;border-right-width: 0px;border-bottom-width:
0px;border-left-width: 0px;border-style: initial;border-color: initial;]
[border-top-width: 0px;border-right-width: 0px;border-bottom-width:
0px;border-left-width: 0px;border-style: initial;border-color: initial;]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: